Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Selasa, 2 Maret 2021

Biologi Tanah Dosen : Ir. Fahrizal Hazra, M.Sc

Asisten :

1. Angelin Septitania Sirait (A14170005)


2. Hetty Novita Agus (A14170010)
3. Shidiq Juliansyah (A14170056)

PENETAPAN POPULASI TOTAL MIKROB TANAH


DAN TOTAL FUNGI TANAH

Nama : Annastasya Ekasari

NIM : A14190004

Kelompok : 3

DIVISI BIOTEKNOLOGI TANAH


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fauna tanah dapat berupa makroorganisme, mesoorganisme, dan


mikroorganisme tanah yang memiliki keanekaragaman khusus seperti bakteri,
fungi, algae, protozoa dan lain sebagainya. Jumlah populasi fauna tanah menjadi
salah satu indikator tingkat kesuburan suatu tanah yang memiliki sekitar 1-5%
kandungan total bahan organik dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata secara langsung. Mikroorganisme tanah berupa mikrob
dan fungi tanah dapat hidup dengan berkoloni yaitu cara hidup bergerombol atau
membuat suatu kelompok dengan jumlah ribuan hingga beberapa juta per gram
tanah. Fungi tanah termasuk dalam mikroorganisme yang dikelompokkan menjadi
tiga bagian diantaranya fungi dekomposer, fungi mutualis, dan fungi patogen atau
parasit.
Metode penetapan populasi total mikrob tanah dan fungi tanah dibagi
menjadi dua, yaitu cawan hitung dan Most Probable Number (MPN). Penetapan
populasi dalam praktikum menggunakan metode cawan hitung, karena dapat
memperkirakan jumlah mikroorganisme (baik mikrob maupun fungi) yang ada di
dalam tanah. Prinsipnya jika sel mikrob atau fungi masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka sel akan berkembang biak membentuk koloni sehingga dapat
dilihat dan dihitung langsung dengan mata tanpa harus menggunakan mikroskop.
Metode cawan hitung dipengaruhi oleh jumlah pengenceran yang diberikan.
Semakin banyak pengenceran yang diberikan, semakin mudah untuk menghitung
jumlah mikrob dan fungi tanah. Perhitungan dalam penetapan populasi mikrob
tanah dan fungi tanah menjadi salah satu dasar dalam mempelajari keanekaragaman
organisme tanah, sehingga harus dilakukan secara teliti dengan pengenceran sesuai
penuntun agar mendapatkan hasil yang akurat.

Tujuan

Praktikum bertujuan mengetahui dan melakukan penetapan populasi mikrob


tanah dan fungi tanah dengan metode cawan hitung.
TINJAUAN PUSTAKA

Penetapan populasi mikrob tanah dan fungi tanah dapat dilakukan


sebagai indikasi kesuburan tanah karena populasi mikrob yang tinggi menunjukan
bahan organik yang cukup, suhu yang sesuai, ketersediaan air dan kondisi ekologis
tanah yang baik (Fitrah et al. 2017). Mikrob tanah memiliki fungsi sebagai penyedia
unsur hara, perombak bahan organik dan mineralisasi organik, memacu
pertumbuhan tanaman serta agen hayati pengendali hama dan penyakit tanaman.
Jenis mikrob tanah dapat berupa bakteri, aktomisetes, dan fungi (Puspadewi et al.
2020). Dampak positif adanya mikrob tanah dapat digunakan dalam berbagai
bidang, salah satunya pertanian. Mikrob tanah dapat dimanfaatkan sebagai upaya
pengendalian hama dan penyakit serta dapat membantu pertumbuhan tanaman,
seperti jenis mikrob Azotobacteraceae yang berperan dalam proses fiksasi N2
(Purwati dan Nugrahini 2020).

Penetapan total mikrob dan fungi tanah perlu dilakukan penambahan


media berupa Nutrient Agar/NA untuk total mikrob tanah dan total fungi tanah
dengan Margin Agar/MA (Ed-har et al. 2017). Media Nutrient Agar (NA) termasuk
media buatan yang dibuat dari bahan agar, peptone, NaCL 0.85%, yeast extract,
dan beef extract yang telah disterilkan. Menurut Arisma (2017), medium Nutrient
Agar berwarna kuning keemasan dan cenderung jernih, berguna untuk
menumbuhkan dan memudahkan perhitungan berbagai jenis bakteri dengan
pengenceran. Penetapan total fungi tanah menggunakan media Margin Agar (Rose-
Bengal Streptomycin Agar) yang terbuat dari K2HPO4, MgSO4.7H2O, pepton,
dextrose, agar, dan aquadest. Margin Agar termasuk larutan yang bersifat
semipermiabel dengan menggunakan Rose-Bengal Streptomycin Agar berwarna
merah yang digunakan sebagai antibiotik dalam sel eukariot sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri (Sarrou et al. 2017). Prinsip penetapan jumlah fungi sama
dengan total mikrob tanah yang berbeda hanya pada media biakan.

Pengamatan mikroorganisme tanah dapat dilakukan dengan perhitungan


langsung maupun tidak langsung dengan berbagai metode. Perhitungan
mikroorganisme tanah dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan
metode cawan hitung dan metode Most Probable Number (MPN) dengan asumsi
setiap mikrob yang hidup dalam suspensi berkembang membentuk koloni. Metode
cawan hitung digunakan dalam penetapan total mikrob dan fungi tanah yang
ditunjukkan oleh pertumbuhan berkoloni pada cawan petri di medium padat.
Penetapan jumlah mikrob dan total fungi tanah ditunjukkan dengan satuan CFU
(jumlah sel) per gram tanah (Wulandari et al. 2020).
METODOLOGI

Alat dan Bahan

 Alat
- Autoklaf
- Corong buchner
- Labu erlenmeyer
- Timbangan
- Kapas
- Cawan petri
- Pipet
- Bunsen
- Tabung reaksi
- Label
- Shaker
- Laminar Air Flow (LAF)

 Bahan
1. Media pertumbuhan total mikrob tanah

o Agar Ekstrak Tanah (per liter media)


- Agar 20 gram
- K2HPO4 0.5 gram
- Dextrose 0.1 gram
- Ekstrak tanah 1 liter

o Agar Nutrient (Nutrient Agar/NA)


- Agar 15 gram
- Peptone 2 gram
- NaCL 5 gram
- Yeast Extract 2 gram
- Beef Extract 1 gram
2. Total mikrob tanah
- Tanah 10 gram
- Media biakan NA 28 g/liter
- Larutan fisiologi (NaCL 0.85%) 8.5 g/liter

3. Total fungi tanah


- K2HPO4 1 gram
- MgSO4.7H2O 0.05 gram
- Peptone 5 gram
- Dextrose 10 gram
- Agar 20 gram
- Aquadest 1000 mL

Langkah Kerja

I. Total Mikrob Tanah


II. Total Fungi Tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Jumlah total mikrob tanah


Hari ke- Rata-rata CFU/
Jenis Jumlah sel
FP Ulangan BKM 3 5 7 sel jumlah BKM
Tanah (CFU)
sel (CFU) (spk/g)

10 -5 1 11 23 30 30 x 10 5
36,5 x 10 5
Tanah 2 18 32 43 43 x 10 5 6.84 x 105
Kebun 1 1 3 20 20 x 10 6
10 -6 12 x 106 2.25 x 105
2 3 4 4 4 x 10 6

10 -5 1 2 6 13 13 x 10 5
12.5 x 105 2.34 x 105
Tanah 2 1 6 12 12 x 10 5
Rumput 1 5,34 2 8 10 10 x 10 6
10 -6 11.5 x 106 2.15 x 105
2 5 13 13 13 x 10 6

10 -5 1 1 7 15 15 x 10 5
17 x 105 3.18 x 105
Tanah 2 8 12 19 19 x 10 5
Sampah 1 7 15 20 20 x 10 6
10 -6 14.5 x 106 2.72 x 105
2 2 5 9 9 x 10 6
Tabel 2. Jumlah total fungi tanah
Hari ke- Rata-rata CFU/
Jenis Jumlah sel
FP Ulangan BKM 3 5 7 sel jumlah BKM
Tanah (CFU)
sel (CFU) (spk/g)

10 -4 1 0 0 2 2 x 10 4
Tanah 2 0 5 31 31 x 10 4 16,5 x 10 4 3.09 x 104
Kebun 1 0 7 16 16 x 10 5
10 -5 9 x 105 1.69 x 105
2 0 2 2 2 x 10 5

10 -4 1 3 15 26 26 x 10 4
21 x 104 3.93 x 104
Tanah 2 4 11 16 16 x 10 4
Rumput 1 5,34 2 8 9 9 x 10 5
10 -5 11 x105 2.06 x 105
2 2 8 13 13 x 10 5

10 -4 1 6 31 46 46 x 10 4
49 x 104 9.18 x 104
Tanah 2 12 31 52 52 x 10 4
Sampah 1 4 13 18 18 x 10 5
10 -5 20.5 x 105 3.84 x 105
2 7 16 23 23 x 10 5

Pembahasan

Tanah yang digunakan dalam praktikum diambil dari tiga jenis penggunaan
lahan, diantaranya tanah rumput, tanah kebun, dan tanah sampah. Mikrob tanah
terdiri dari bakteri, fungi, dan ganggang tanah termasuk mikoriza yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Beberapa jenis fungi
tanah bersifat patogen terhadap tanaman dan hewan, Mirob tanah biasanya
menempati kurang 1% dari volume tanah. Populasi mikrob tanah akan berkurang
dengan cepat dengan semakin bertambahnya kedalaman tanah. Menurut Sofatin et
al. (2016), CFU (Colony Forming Units) digunakan sebagai satuan pembentukan
koloni sel dalam cawan. Rata-rata jumlah sel (CFU) dapat dihitung dengan
menjumlahkan jumlah CFU pada percobaan pertama dan percobaan kedua.
Populasi mikrob tanah dan fungi tanah dapat diperoleh dengan perbandingan
jumlah sel (CFU) per gram tanah atau SPK per gram tanah. Perhitungan total
mikrob tanah dan fungi tanah dengan metode cawan hitung. Metode cawan hitung
memiliki prinsip jumlah mikrob yang masih hidup ditumbuhkan pada cawan
dengan media agar. Penetapan total mikrob tanah menggunakan faktor pengenceran
10-5 dan 10-6 dan 10-4 dan 10-5 untuk penetapan total fungi tanah. Pengenceran
bertingkat bertujuan memperkecil jumlah mikrob (bakteri dan jamur) yang
tersuspensi di dalamnya dan melihat perbedaan mikrob serta fungi yang tumbuh.
Media yang digunakan untuk bakteri adalah Nutrient Agar (NA) dan fungi berupa
Martin Agar (MA).
Nutrient Agar (NA) dibuat dari agar, peptone, NaCL 0.85%, yeast extract,
dan beef ekstrak. NaCL 0.85% berupa padatan yang digunakan dalam pengenceran
dan termasuk larutan fisiologis bersifat isotonis, berarti kondisi larutan di dalam sel
sama dengan di luar sel. Media Nutrient Agar (NA) yang telah dipersiapkan
kemudia disterilkan dengan autoklaf. Hasil penetapan total mikrob tanah paling
banyak pada pengenceran 10-5 serta fungi yang paling banyak pada pengenceran
10-5. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pengenceran maka semakin sedikit
jumlah mikrob dan fungi yang tumbuh dalam media (Pine dan Andriani 2018).
Jumlah koloni pada cawan petri mikrob tanah terbanyak pada tanah kebun dengan
faktor pengenceran 10-5 sebesar 36.5 x 105 sehingga didapatkan populasi mikrob
sebesar 6.84 x 105. Hal ini dikarenakan tanah kebun memiliki bahan organik cukup
tinggi dan bakteri lebih banyak dengan kemasaman sedang dan bahan organik
tinggi (Ramandha et al. 2021). Jumlah koloni fungi terbanyak pada tanah sampah
dengan faktor pengenceran 10-5 sebesar 20.5 x 10-4 dengan populasi 3.84 x
105. Koloni jamur berwarna putih menunjukkan jamur yang memiliki hifa.
Menurut Arisandi et al. (2017) suatu koloni bakteri dan fungi tanah tidak semua sel
dapat bertahan hidup karena jumlah koloni dipengaruhi oleh faktor kondisi
lingkungan pertumbuhan dan metabolisme.
Total mikrob tanah dengan pengenceran 10-6 didapatkan rata-rata jumlah
sel (CFU) sebesar 17 x 105 dengan jumlah total mikrob 3.18 x 105 spk/g.
Pengenceran 10-5 dengan dua kali percobaan dihasilkan rata-rata jumlah sel sebesar
14.5 x 106 . Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 1, bahwa jumlah mikrob
tanah sampah pada pengenceran 10-5 didapatkan hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan pengenceran 10-6. Populasi total mikrob tanah sampah pada
pengenceran 10-5 lebih besar daripada tanah rumput dan lebih kecil dari tanah
kebun, sedangkan pada pengenceran 10-6 populasi total mikrob tanah sampah lebih
besar dibandingkan dengan tanah kebun dan tanah rumput. Pengenceran 10-5
didapatkan populasi jumlah fungi tanah yang lebih banyak daripada pengenceran
10-4 pada tanah sampah. Total fungi tanah sampah pada pengenceran 10-4 diperoleh
sebanyak 49 x 104 dengan populasi total fungi 9.18 x 104 spk/g. Populasi total fungi
sebanyak 3.84 x 105 dengan jumlah sel 20.5 x 105 terdapat pada tanah sampah
dengan faktor pengenceran 10-5. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan faktor
pengenceran yang diberikan. Menurut Werayoga et al. (2016), jumlah mikrob tanah
dan fungi tanah dipengaruhi oleh adanya sifat kimia, fisika, dan biologi dalam
tanah. Aktivitas fauna tanah menjadi faktor utama dalam penentuan jumlah mikrob
dan fungi tanah. Tanah sampah memiliki jumlah mikroorganisme yang tidak sedikit
di dalam tanah karena digunakan sebagai pendekomposisi sampah organik,
sehingga memiliki jumlah mikrob tanah dengan pengenceran 10-6 dan fungi tanah
pada pengenceran 105. Hasil perhitungan yang diperoleh sesuai dengan literatur dari
Seniati et al. (2019) bahwa pengenceran yang tinggi akan menghasilkan lempengan
agar dengan jumlah koloni yang relatif rendah.
PENUTUP

Kesimpulan

Penetapan total mikrob tanah dan fungi tanah dapat dihitung


menggunakan metode cawan hitung. Prinsip kerja metode cawan hitung berupa
pertumbuhan mikrob atau fungi tanah membentuk koloni. Faktor pengenceran
menyebabkan perbedaan jumlah koloni mikrob tanah dan fungi tanah , semakin
tinggi pengenceran yang diberikan maka jumlah mikrob tanah dan fungi tanah
semakin rendah. Tanah sampah memiliki populasi total fungi tanah dan mikrob
tanah yang lebih tinggi pada pengenceran 10-5 pada total fungi dan populasi total
mikrob pada pengenceran 10-6.

Saran

Praktikan diharapkan bisa lebih teliti dalam melakukan pembuatan


media dan perhitungan populasi total mikrob tanah dan fungi tanah agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Pemahaman mengenai perhitungan harus
lebih dikuasai oleh praktikan dengan melengkapi pengetahuan dari sumber
terpercaya lainnya, meskipun secara daring.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi A, Tamam B, Yuliandri R. 2017. Jumlah koloni pada media kultur bakteri
yang berasal dari Thallus dan perairan sentra budidaya
Kappaphycusalvarezii di Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
9(1): 57-60.
Arisma. 2017. Aktivitas larutan akar sirih hutan (Piper aduncum L.) sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri. Biolearning Journal . 4(1): 17-22.

Ed-har AA, Widyastuti R, Djajakirana G. 2017. Isolasi dan identifikasi mikroba


tanah pendegradasi selulosa dan pektin dari rhizosper Aquilaria malaccensis.
Buletin Tanah dan Lahan. 1(1): 58-64.

Fitrah R, Irfan M, Saragih R. 2017. Analisis bakteri tanah di Hutan Larangan Adat
Rumbio. Jurnal Agroteknologi. 8(1): 17-22.

Pine ATD, Andriani A. 2018. Penentuan angka lempeng total bakteri pada sediaan
salep ekstrak etanol kulit buah pisang Ambon lumut (Musa acuminate
Colla). Jurnal Kesehatan Yamasi. 2(2): 1-5.

Purwati, Nugrahini T. 2020. Identifikasi mikroba rhizosper pada tanaman lada


malonan 1 (Piper nigrum L.) di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai
Kartanegara. Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan. 19(2): 223-230.

Puspadewi R, Anugrah R, Abdulbasith A, Yunita I. 2020. Isolasi mikroba tanah


yang berpotensi menghasilkan antimikroba. Jurnal Ilmiah Manuntung. 6(1):
49-56.

Ramandha MR, Wiharso D, Supriatin, Salam AK. 2021. Karakteristik morfologi


dan beberapa sifat kimia tanah pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot
esculenta Crantz) dan kebun campuran di Desa Adipuro Kecamatan
Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Agrotek Tropika. 9(1): 91-
102.

Sarrou S, Skoulakis C, Hajiioannou J, Petinaki E, Bizakis I. 2017. Balkan Medical


Journal. 34(1): 78-80.
Seniati, Marbiah, Irham A. 2019. Pengukuran kepadatan bakteri Vibrio harveyi
secara cepat dengan menggunakan spectrofotometer. Jurnal Agrokompleks.
19(2): 12-19.

Sofatin S, Fitriatin BN, Machfud Y. 2016. Pengaruh kombinasi pupuk NPK dan
pupuk hayati terhadap populasi total mikroba tanah dan hasil jagung manis
(Zea mays L. saccharata) pada inceptisols Jatinangor. Jurnal Ilmiah
Lingkungan Tanah Pertanian. 14(2): 1-10.

Werayoga IM, Atmaja IWD, Suwastika AANG. 2016. Analisis kualitas kompos
limbah upacara agama Hindu di Denpasar dengan EM4 sebagai decomposer.
Jurnal Agroteknologi Tropika. 5(2): 160-170.

Wulandari ISA, Safitri RE, Susanti REE. 2020. Pemanfaatan pewarna brazilin dari
ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan Linn) untuk pembuatan hand body.
Jurnal Crystal. 2(2): 41-53.
LAMPIRAN

Contoh perhitungan

Jenis : Tanah Sampah

1
∑ 𝑠𝑒𝑙 (𝐶𝐹𝑈) = × 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖
𝐹𝑃

𝐶𝐹𝑈 1 + 𝐶𝐹𝑈 2
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝐹𝑈 =
2

𝐶𝐹𝑈
𝐶𝐹𝑈/𝐵𝐾𝑀 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ =
𝐵𝐾𝑀

1. Pada Tabel 1. Mikrob tanah, diketahui :


a. FP = 10-5 ; CFU 1 = 15 x 105 ; CFU 2 = 19 x 105 ; BKM = 5.34
Ditanya : Jumlah sel (CFU), rata-rata CFU dan CFU/BKM tanah.
Jawab :

1
𝐶𝐹𝑈 1 = × 15 = 15 × 105
10−5

1
𝐶𝐹𝑈 2 = −5
× 19 = 19 × 105
10

(15 × 105 ) + (19 × 105 )


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝐹𝑈 = = 17 × 105
2

𝐶𝐹𝑈 17 ×105
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = = 3.18 x 105
𝐵𝐾𝑀 5.34

b. Fp = 10-6 ; CFU 1 =20 x 10 6 ; CFU 2 = 9 x 10 6; BKM = 5.34


Ditanya : Jumlah sel (CFU), rata-rata CFU dan CFU/BKM tanah.
Jawab :

1
𝐶𝐹𝑈 1 = × 20 = 20 × 106
10−6
1
𝐶𝐹𝑈 2 = × 9 = 9 × 106
10−6
(20 × 106 ) + (9 × 106 )
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝐹𝑈 = = 14.5 × 106
2
𝐶𝐹𝑈 14.5 × 106
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = = 2.72 x105
𝐵𝐾𝑀 5.34

2. Pada Tabel 2. Fungi tanah, diketahui :


a. FP = 10-4 ; CFU 1 = 46 x 104 ; CFU 2 = 52 x 104 ; BKM = 5.34
Ditanya : Jumlah sel (CFU), rata-rata CFU dan CFU/BKM tanah.
Jawab :

1
𝐶𝐹𝑈 1 = −4
× 46 = 46 × 104
10

1
𝐶𝐹𝑈 2 = × 52 = 52 × 104
10−4

(46 × 104 ) + (52 × 104 )


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝐹𝑈 = = 49 x 104
2
𝐶𝐹𝑈 49 ×104
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = = 9.18 x 104
𝐵𝐾𝑀 5.34

b. Fp = 10-5 ; CFU 1 =18 x 105 ; CFU 2 = 23 x 105; BKM = 5.34


Ditanya : Jumlah sel (CFU), rata-rata CFU dan CFU/BKM tanah.
Jawab :
1
𝐶𝐹𝑈 1 = −5
× 18 = 18 × 105
10
1
𝐶𝐹𝑈 2 = × 23 = 23 × 105
10−5
(18 × 105 ) + (23 × 105 )
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶𝐹𝑈 = = 20.5 × 105
2
𝐶𝐹𝑈 20.5 × 105
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = = 3.84 x 105
𝐵𝐾𝑀 5.34
Mikrob tanah Mikrob tanah

Gambar 1. Mikrob tanah

Mikrob tanah

Gambar 2. Mikrob tanah

Fungi tanah

Gambar 3. Fungi tanah

Anda mungkin juga menyukai