PERCOBAAN II
MIKROBIA TANAH
OLEH
A. Latar Belakang
Tanah sebagai bagian terluar kerak bumi yang tersusun dari komponen air,
mineral, udara, bahan organik dan juga makhluk hidup. Makhluk hidup yang
organik yang terdapat dalam tanah dapat menjadi sember makanan bagi
tanah dapat berasal dari sisa manusia dan hewan, serta jaringan tumbuhan yang
besar dari bakteri, diperkirakan dalam 1 gram tanah terdapat 60.000 spesies
yang tidak hanya bervariasi, namun juga memiliki jumlah yang sangat besar
tidak hanya pada kondisi geografis dari tanah, tetapi juga pH, suhu,
Kelompok bakteri tanah yang sering dijumpai berbentuk basil, kokus dan
spiral. Keberadaan bakteri di dalam tanah tentu saja akan sangat bermanfaat
menghasilkan nutrisi dan senyawa lain yang sangat bermanfaat untuk makhluk
hidup lain terutama tanaman. Bakteri pada tanah juga berperan untuk
dalam siklus daur nutrisi. bersimbiosis dengan tanaman yang dapat berperan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Praktikum
A. Tanah
Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem tiga fase yang terdiri atas
padatan, cairan, dan gas. Pada kebanyakan tanah, fase padat terdiri atas partikel
mineral yang membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik
Ruangan pori itu secara bersama-sama diisi oleh cairan dan gas. Fase cairan
kebanyakan adalah air dari permukaan yang terdapat sebagai lapisan yang
mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang lebih kecil.
Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfer
(Arifin, 2018).
B. Mikroorganisme Tanah
nitrogen, sulfur dan fosfor menjadi senyawa anorganik. Mikroba tanah dapat
penyakit, dan sebagai jasad pengurai pupuk yang tidak diharapkan (Andrian,
2018).
komposisi tanah, dan sifat fisika tanah. Ini berarti bahwa ekosistem mikroba
parasitisme dan predasi) (Ni putu et al., 2008, 72). Bakteri bersel tunggal dan
mempunyai jumlah dan macam melebihi semua organisme tanah yang lain.
Satu gram tanah lapisan atas yang subur mengandung lebih dari 1 milyar
bakteri. Bakteri tanah yang paling umum berbentuk batang, berdiameter satu
micron (1/25.000 inci) atau kurang, dan panjangnya sampai beberapa micron
(Yunus, 2017).
Tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan drainase
yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan organik) yang cukup
adalah beberapa faktor yang harus dipenuhi agar mikroorganisme tanah dapat
medium
NA dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1-2 hari (Lambui dan Jannah, 2017).
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 4.1 dan 4.2.
Sampel tanah
1. NA 10-5
terbuka
Sampel tanah
2. NA 10-6
terbuka
Sampel tanah
3. NA 10-7
terbuka
Sampel tanah
4. NA 10-5
ternaungi
Sampel tanah
7. NA 10-5
rizosfer
Sampel tanah
8. NA 10-7
rizosfer
9. Kontrol NA
B. Analisis Data
Analisis data pada perhitungan jumlah koloni mikrobia tanah adalah sebagai
berikut.
1. Jumlah Koloni
Pengencer = 10-5
Jumlah koloni = 45
= 45 x 1/10-5
= 45 x 105
= 4,5 x 106
koloni bakteri. Untuk sampel tanah terbuka bakteri yang memenuhi standar hitung
SPC adalah pada pengenceran 10-5 dengan jumlah koloni 45, sehingga SPC untuk
= 45 x 1/10-5
= 45 x 105
Analisis di atas juga belaku untuk sampel tanah ternaungi dan tanah rizosfer.
B. Pembahasan
Jumlah mikroba pada tanah sangat dipengaruhi oleh sifat geologis tanah,
sehingga sedikit banyaknya mikroba pada tanah dapat menjadi indikator terhadap
bahwa mikrobia memiliki penting dalam memelihara kesuburan tanah dan dalam
siklus karbon, nitrogen, fosfor dan sulfur. Tipe geologis dari sampel tanah yang
diperoleh terdiri dari 3 tipe yaitu tanah terbuka, tanah ternaungi dan tanah
rhizosfer dimana dari ketiga tipe tanah tersebut menunjukkan jumlah koloni
terbanyak adalah pada tanah terbuka dengan jumlah koloni bakteri adalah 43 dan
dari hasil penghitungan SPC diperoleh pada sampel tanah terbuka yaitu 4,5.10^-6,
sampel tanah ternaungi dengan jumlah koloni bakteri adalah 40 dan hasil
rhizosfer diperoleh jumlah koloni bakteri adalah 38 dan nilai SPC diperoleh
dengan rerumputan dengan kerapatan akar yang cukup rapat sehingga akan
banyak serasah tumbuhan rumput yang dapat terdekomposisi sehingga tanah akan
lebih subur dan mengakibatkan jumlah bakteri akan sangat melimpah. Hal ini
jumlah populasi bakteri yang sangat tinggi dikarenakan tingginya kerapatan akar
dan ketersediaan bahan organik dari dekomposisi akar dan serasah lebih banyak di
tanah hanya mungkin ditemukan pada tanah dengan sifat yang memungkinkan
bakteri di tanah tersebut untuk berkembang dan aktif. Menurut Susilawati (2013)
tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan drainase
yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan organik) yang cukup adalah
bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini berbanding terbalik
dengan hasil yang diperoleh pada tanah di rhizosfer yang dengan kelimpahan
bahan organik tinggi justru menunjukkan jumlah bakteri yang paling sedikit.
biasanya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah bukan rizosfer yang
tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh kelimpahan bahan organik dan juga
terjadi kesalahan pada saat dilakukan inkubasi, yang mana inkubasi dilakukan
pada suhu 37 C, sedangkan Sari (2015) mengatakan bahwa suhu optimum untuk
A. Simpulan
2. Jumlah koloni bakteri yang diperoleh pada tanah terbuka yaitu sebanyak
B. Saran
bimbingannya.
Andriani, L.F., Rahadian, R. dan Hadi, M., 2012, Jurnal Sains dan Matematika,
20(1): 12
Arifin, M., Putri, N.D., Sandrawati, A. dan Harryanto, R., 2018, Pengaruh Posisi
Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di
Jatinangor, Soilrens, 16(2): 37
Lambui, O. dan Jannah, M., 2017, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Tanah di Hutan
Sekitar Danau Kalimpa’a, Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi
Tengah, Online Journal of Natural Science, 6(1): 75