Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PERCOBAAN II
MIKROBIA TANAH

OLEH

NAMA : ASADDUL IZZAN


STAMBUK : F1D118009
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : NURUL WAHYUNI AGUSTINA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah sebagai bagian terluar kerak bumi yang tersusun dari komponen air,

mineral, udara, bahan organik dan juga makhluk hidup. Makhluk hidup yang

banyak mendiami tanah sallah satunya adalah mikroorganisme.

Mikroorganisme mendiami hampir seluruh kehidupan di tanah baik

permukaan, daerah tengah bahkan sampai bagian terdalam. Bahan-bahan

organik yang terdapat dalam tanah dapat menjadi sember makanan bagi

mikroorganisme untuk proses metabolisme. Komponen bahan organik pada

tanah dapat berasal dari sisa manusia dan hewan, serta jaringan tumbuhan yang

dibuang atau dikubur yang kemudian dimanfaatkan oleh mikroorganisme

tanah, dimana hal ini juga menyebabkan tingginya keanekaragaman

mikroorganisme di dalam tanah.

Kelompok bakteri merupakan salah satu mikroorganisme tanah dengan

keanekaragaman yang sangat tinggi. Jumlah dan keanekaragaman yang sangat

besar dari bakteri, diperkirakan dalam 1 gram tanah terdapat 60.000 spesies

yang tidak hanya bervariasi, namun juga memiliki jumlah yang sangat besar

hingga milyaran sel bakteri. Banyaknya jumlah tersebut sangat bergantung

tidak hanya pada kondisi geografis dari tanah, tetapi juga pH, suhu,

ketersediaan bahan organik, kultivasi, aerasi serta kelembaban tanah.

Kelompok bakteri tanah yang sering dijumpai berbentuk basil, kokus dan

spiral. Keberadaan bakteri di dalam tanah tentu saja akan sangat bermanfaat

bagi lingkungan tanah.


Bakteri pada tanah memegang peranan yang sangat penting karena dapat

menghasilkan nutrisi dan senyawa lain yang sangat bermanfaat untuk makhluk

hidup lain terutama tanaman. Bakteri pada tanah juga berperan untuk

dekomposisi bahan organik, memperbaiki kembali struktur tanah dan berperan

dalam siklus daur nutrisi. bersimbiosis dengan tanaman yang dapat berperan

dalam memfiksasi nitrogen, bakteri litotrof serta kemoautotrof didalam tanah.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktikum Mikrobia Tanah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengisolasi mikrobia dari tanah?

2. Bagaimana mengetahui jumlah mikrobia dari tanah?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara mengisolasi mikrobia dari tanah.

2. Untuk mengetahui jumlah mikrobia dari tanah.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara mengisolasi mikrobia dari tanah.

2. Dapat mengetahui jumlah mikrobia dari tanah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah

Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem tiga fase yang terdiri atas

padatan, cairan, dan gas. Pada kebanyakan tanah, fase padat terdiri atas partikel

mineral yang membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik

terabsorpsi. Ruangan pori terdapat di antara partikel-partikel fase padat itu.

Ruangan pori itu secara bersama-sama diisi oleh cairan dan gas. Fase cairan

kebanyakan adalah air dari permukaan yang terdapat sebagai lapisan yang

mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang lebih kecil.

Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfer

(Arifin, 2018).

B. Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme tanah berfungsi mengubah senyawa kimia di dalam

tanah, terutama pengubahan senyawa organik yang mengandung karbon,

nitrogen, sulfur dan fosfor menjadi senyawa anorganik. Mikroba tanah dapat

menguntungkan bila kehadirannya berperan dalam siklus mineral, fiksasi

nitrogen, perombakan residu pestisida, proses humifikasi, proses penyuburan

tanah, perombakan limbah berbahaya, biodegradasi, bioremediasi, mineralisasi,

dekomposisi, dan lain-lain. Mikroba tanah dapat juga merugikan bila


kehadirannya berperan dalam proses denitrifikasi, sebagai jasad penyebab

penyakit, dan sebagai jasad pengurai pupuk yang tidak diharapkan (Andrian,

2018).

Populasi mikroorganisme di dalam tanah terbagi menjadi tiga golongan

besar yaitu : 1. Golongan Autotonus : golongan mikroorganisme yang selalu

tetap didapatkan di dalam tanah dan tidak tergantung pengaruh-pengaruh

lingkungan luar seperti iklim, suhu, dan kelembaban. 2. Golongan Zimogenik :

golongan mikroorganisme yang kehadirannya di dalam tanah diakibatkan oleh

adanya pengaruh-pengaruh baru dari luar. Misalnya karena adanya

penambahan senyawa organik. 3. Golongan Transien : golongan

mikroorganisme kehadirannya bersamaan dengan adanya penambahan

mikroorganisme secara disengaja, misalnya dalam bentuk inokulum atau

sediaan mikroorganisme hidup berupa Rhizobium atau Azetobacter ke dalam

tanah (Sari, 2014).

Ekosistem mikroba dalam tanah mencakup jumlah total mikroba,

komposisi tanah, dan sifat fisika tanah. Ini berarti bahwa ekosistem mikroba

tanah mencakup komponen biotik abiotik. Di dalam ekosistem tersebut terjadi

interaksi antara mikoba. Interaksi tersebut dapat bersifat netral, positif

(mutualisme dan komensalisme), dan negatif (antagonisme, kompetisi,

parasitisme dan predasi) (Ni putu et al., 2008, 72). Bakteri bersel tunggal dan

mempunyai jumlah dan macam melebihi semua organisme tanah yang lain.

Satu gram tanah lapisan atas yang subur mengandung lebih dari 1 milyar

bakteri. Bakteri tanah yang paling umum berbentuk batang, berdiameter satu
micron (1/25.000 inci) atau kurang, dan panjangnya sampai beberapa micron

(Yunus, 2017).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mikrobia Tanah

Tingginya populasi mikroorganisme dan beragamnya mikroorganisme

hanya mungkin ditemukan pada tanah yang memiliki sifat yang

memungkinkan mikroorganisme tanah tersebut untuk berkembang dan aktif.

Tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan drainase

yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan organik) yang cukup

adalah beberapa faktor yang harus dipenuhi agar mikroorganisme tanah dapat

tumbuh dan berkembang. Pembentukan biomassa juga dipengaruhi sejumlah

faktor yang lainnya, yaitu suhu, kelembaban Liat. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kuantitas dan kualitas bahan organik tanah seperti iklim,

tanaman, dan praktik pengelolaan tanah seperti rotasi tanaman, penggunaan

pupuk, pengelolaan limbah tanaman dan pengolahan tanah juga ikut

mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme (Susilawati, 2013).

D. Metode Isolasi Mikroba Tanah

Isolasi mikroba tanah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan

pengambilan sampel tanah. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara random

di beberapa area kecil. Permukaan tanah dibersihkan kemudian dilakukan

pengukuran pH dan kelembaban tanah menggunakan soil tester. Sampel tanah

diambil pada bagian tanah rizosfir dengan kedalaman 5 cm menggunakan bor

tanah. Sampel tanah dimasukkan ke dalam wadah pastik steril, diaduk


menggunakan spatula dan disimpan dalam kotak es. Isolasi bakteri tanah dapat

dilakukan dengan metode enrichment dan spread plate. Sebanyak 10 g sampel

tanah dimasukkan ke dalam 90 ml medium NB, kemudian diinkubasi 1-2 hari

pada suhu 37°C, dilanjutkan dengan

pengenceran menggunakan NaCl fisiologis 0,8% hingga 10-12. Masing-masing

pengenceran 10-8-10-12 diambil 0,1 ml untuk disurface spread plate pada

medium

NA dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1-2 hari (Lambui dan Jannah, 2017).

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Koloni


No. Nama sampel Nama media Pengenceran Pengamatan
1 2 3 4 5

Sampel tanah
1. NA 10-5
terbuka

Sampel tanah
2. NA 10-6
terbuka

Sampel tanah
3. NA 10-7
terbuka

Sampel tanah
4. NA 10-5
ternaungi

Tabel 4.1 Lanjutan


1 2 3 4 5
5. Sampel tanah NA 10-6
ternaungi
Sampel tanah
6. NA 10-7
ternaungi

Sampel tanah
7. NA 10-5
rizosfer

Sampel tanah
8. NA 10-7
rizosfer

9. Kontrol NA

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni


Nama Jumlah SPC (CFU/g
No. Pengencer TPC
sampel Koloni tanah)
1 2 3 4 5 6
Sampel
1. tanah 10-5 45 4,5 x 106
terbuka 4,5 x 106
Sampel
2. 10-6 7
tanah 7 x 106
terbuka
Sampel
2 x 107
3. tanah 10-7 2
terbuka
Sampel
4. tanah 10-5 40 4,0 x 106
ternaungi
Sampel
5. tanah 10-6 2 2 x 106 4,0 x 106
ternaungi
Sampel
6. tanah 10-7 1 1 x 107
ternaungi
Sampel
7. tanah 10-5 38 3,8 x 106
rizosfer
3,8 x 106
Sampel
8. tanah 10-7 0 0
rizosfer

B. Analisis Data

Analisis data pada perhitungan jumlah koloni mikrobia tanah adalah sebagai

berikut.

1. Jumlah Koloni

Perhitungan jumlah koloni bakteri dihitung menggunakan rumus TPC

Pengencer = 10-5

Jumlah koloni = 45

TPC = jumlah koloni x 1/fp

= 45 x 1/10-5

= 45 x 105

= 4,5 x 106

2. Standar Plate Count (SPC)

Perhitungan SPC dilakukan pada cawan petri yang mengandung 30-300

koloni bakteri. Untuk sampel tanah terbuka bakteri yang memenuhi standar hitung
SPC adalah pada pengenceran 10-5 dengan jumlah koloni 45, sehingga SPC untuk

sampel tanah terbuka adalah :

SPC = jumlah koloni x 1/fp

= 45 x 1/10-5

= 45 x 105

= 4,5 x 106 CFU/gr tanah

Analisis di atas juga belaku untuk sampel tanah ternaungi dan tanah rizosfer.

B. Pembahasan

Jumlah mikroba pada tanah sangat dipengaruhi oleh sifat geologis tanah,

sehingga sedikit banyaknya mikroba pada tanah dapat menjadi indikator terhadap

tingkat kesuburan tanah. Hal ini sebagaimana diungkapkan Susilawati (2013)

bahwa mikrobia memiliki penting dalam memelihara kesuburan tanah dan dalam

siklus karbon, nitrogen, fosfor dan sulfur. Tipe geologis dari sampel tanah yang

diperoleh terdiri dari 3 tipe yaitu tanah terbuka, tanah ternaungi dan tanah

rhizosfer dimana dari ketiga tipe tanah tersebut menunjukkan jumlah koloni

bakteri yang berbeda.

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan jumlah koloni bakteri

terbanyak adalah pada tanah terbuka dengan jumlah koloni bakteri adalah 43 dan

dari hasil penghitungan SPC diperoleh pada sampel tanah terbuka yaitu 4,5.10^-6,

sampel tanah ternaungi dengan jumlah koloni bakteri adalah 40 dan hasil

penghitungan SPC diperoleh yaitu 4,0×10^-6 kemudian pada sampel tanah

rhizosfer diperoleh jumlah koloni bakteri adalah 38 dan nilai SPC diperoleh

3,8×10^-6. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa tanah terbuka memiliki


tingkat kesuburan yang lebih baik untuk bakteri dibandingkan dengan tanah

ternaungi dan tanah rhizosfer.

Sampel tanah terbuka yang diambil merupakan tanah yang ditumbuhi

dengan rerumputan dengan kerapatan akar yang cukup rapat sehingga akan

banyak serasah tumbuhan rumput yang dapat terdekomposisi sehingga tanah akan

lebih subur dan mengakibatkan jumlah bakteri akan sangat melimpah. Hal ini

sebagaimana diungkapkan Susilawati (2013) bahwa padang rumput memiliki

jumlah populasi bakteri yang sangat tinggi dikarenakan tingginya kerapatan akar

dan ketersediaan bahan organik dari dekomposisi akar dan serasah lebih banyak di

daerah padang rumput.

Tingginya populasi bakteri dan beragamnya populasi bakteri pada suatu

tanah hanya mungkin ditemukan pada tanah dengan sifat yang memungkinkan

bakteri di tanah tersebut untuk berkembang dan aktif. Menurut Susilawati (2013)

tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan drainase

yang baik, air yang cukup dan sumber energi (bahan organik) yang cukup adalah

beberapa faktor yang harus dipenuhi agar mikroorganisme tanah khususnya

bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini berbanding terbalik

dengan hasil yang diperoleh pada tanah di rhizosfer yang dengan kelimpahan

bahan organik tinggi justru menunjukkan jumlah bakteri yang paling sedikit.

Menurut Sari dan Irawan (2018) Populasi mikroorganisme di rizosfer

biasanya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah bukan rizosfer yang

tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh kelimpahan bahan organik dan juga

faktor-faktor lingkungan yang mendukung. Hal ini dapat disebabkan karena

terjadi kesalahan pada saat dilakukan inkubasi, yang mana inkubasi dilakukan
pada suhu 37 C, sedangkan Sari (2015) mengatakan bahwa suhu optimum untuk

pertumbuhan bakteri di rhizosfer adalah 30 C, sehingga hal ini menyebabkan

pertumbuhan bakteri pada sampel tanah rhizosfer menjadi terhambat.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Isolasi mikrobia tanah dapat dilakukan dengan melarutkan 10 gr tanah

menggunakan aquades 90 mL, kemudian dilakukan pengenceran lalu

diinokulasikan pada media biakan.

2. Jumlah koloni bakteri yang diperoleh pada tanah terbuka yaitu sebanyak

43 koloni, pada tanah ternaungi sebanyak 40 koloni dan pada tanah

rhizosfer sebanyak 38 koloni.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Laboratorium, agar dapat menyediakan buku penuntun praktikum.

2. Untuk asisten pembimbing, agar selalu meningkatkan kualitas

bimbingannya.

3. Untuk praktikan, agar lebih memperhatikan arahan dari asisten

pembimbing dan tidak berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan ketika

praktikum tengah berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Andriani, L.F., Rahadian, R. dan Hadi, M., 2012, Jurnal Sains dan Matematika,
20(1): 12

Arifin, M., Putri, N.D., Sandrawati, A. dan Harryanto, R., 2018, Pengaruh Posisi
Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di
Jatinangor, Soilrens, 16(2): 37

Lambui, O. dan Jannah, M., 2017, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Tanah di Hutan
Sekitar Danau Kalimpa’a, Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi
Tengah, Online Journal of Natural Science, 6(1): 75

Sari, D.R., 2015, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI TANAH YANG


TERDAPAT DI SEKITAR PERAKARAN TANAMAN, Bio-site, 1(1): 24

Sari, W. dan Irawan, I., 218, KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN BAKTERI


RIZOSFER TANAMAN PISANG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM, Agroscience, 8(1): 2583

Susilawati, Mustoyo, Budhisurya, E., Anggono, R.C.W. dan Simanjuntak, B.H.,


2013, Analisis Kesuburan Tanah dengan Indikator Mikroorganisme Tanah
pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Plateau Dieng, Agric, 25(1):
66

Sari, N.I., 2014, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Tanah di Kecamatan


Pattallassang Kabupaten Gowa, Skripsi, Universitas Islam Negeri
Alauddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai