PERCOBAAN III
KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA
OLEH
A. Latar Belakang
cepat dengan waktu yang cepat pula. Mikroorganisme dapat tumbuh dibawah
pengaruh fisik, kimia dan kondisi nutrient. Nutrient yang cocok akan sangat
kondisi lingkungan seperti suhu dan pH yang tepat akan segera berkembang
pertumbuhan yaitu : a). kecepatan pertumbuhan spesifik, b). growth yield, c).
metabolic quotient, d). afinitas substrat dan e). jumlah maksimum biomasa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktikum
pembentukan produk oleh mikroorganisme. Tidak hanya sel yang aktif tetapi
juga sel yang istirahat bahkan sel yang mati, karena banyak produk-produk
dan tak terstruktur. Model tak terstruktur adalah model yang sangat sederhana;
kelakukan dinamik internal, yang mana laju reaksi hanya bergantung pada fase
liquid dalam reaktor. Jika keadaan bagian dalam sel harus juga diperhitungkan
Fase lag atau fase awal adalah fase sejak inokulasi sel pada medium
dan merupakan suatu periode adaptasi. Mikroorganisme pada fase ini sebagian
belum mengadakan perbanyakan sel, bahkan sebagian selnya mati, hanya sel
yang kuat saja yang bertahan hidup.Dan sintesis enzim sudah terjadi. Selama
fase ini massa sel dapat berubah tanpa adanya suatu perubahan jumlah sel.
Dapat juga terjadi fase awal yang palsu bilamana inokulum yang diberikan
terlalu sedikit atau mempunyai viabilitas yang rendah. Suatu saat bila
daripada fasa ini adalah Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel
mikroba sangat cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Dalam kondisi
logaritmik dicirikan oleh suatu garis lurus pada plot semilog antara In x
melawan waktu. Periode ini adalah keadaan pertumbuhan yang seimbang atau
diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat dan keadaan
Jumlah sel baru sebagai hasil reproduksi, seimbang dengan jumlah sel yang
Reproduksi sel masih terjadi selama fasa ini menggunakan cadangan makanan
yang ada dalam protoplast sebagai building blocks pembangun sel yang baru.
berbeda dengan sel yang tumbuh pada fasa logaritmik. Mikroorganisme pada
fasa ini lebih tahan terhadap keadaan ekstrim, seperti panas, dingin, radiasi,
dan bahan kimia, sehingga muncul modifikasi struktur biokimiawi sel
(Wijanarka, 2013).
Fasa Kematian (Death Pahse) adalah fase dimana jumlah sel yang
metabolisme yang toksik terhadap sel (metabolit sekunder). Pada fase ini
nutrisi dalam medium sudah habis, energi cadangan dalam sel habis. Sel
jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel
adalah nutrisi yang meliputi unsur karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,
fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan yaitu
menurun dan pertumbuhan diperlambat. Apabila suhu naik atau turun secara
drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data hasil pengamatan
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
6. Membuat laporan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
WAKTU (Jam) BIOMASSA (g/l) PATI SAGU (g/l) PHB (g/L) LAJU WAKTU JUMLAH RENDEMAN RENDEMAN
PERTUMBUHAN GENERASI GENERASI BIOMASSA PRODUK
SPESIFIK () (g) (n) (Yx/s) (Yp/s)
μ
μ
μ
μ
g
g
g
3. Jumlah Generasi
n= μ×t
n= 0,025×42= 0,6
Yx/s
Yx/s
Yx/s
5. Rendeman Produk
Yp/s
Yp/s
Yp/s
6. Waktu terbaik untuk menghasilkan biomassa adalah pada waktu ke-6 yaitu
0,277 g/l.
7. Waktu terbaik untuk menghasilkan produk adalah pada waktu ke-42 yaitu
0,095 g/l.
B. Pembahasan
menunjukkan bahwa pada waktu ke-0, dengan jumlah substrat adalah 18,86
g/l belum terjadi pertumbuhan, karenas pada fase ini mikroba masih dalam
tahap adaptasi dengan lingkungan yang baru atau masih dalam fase lag. Hal
ke-6, mikroba telah memasuki fase logaritmik yang dicirikan dengan adanya
Setyati (2015) bahwa Fase eksponensial atau logaritmik adalah fase dimana
Fase logaritmik ini dapat terlihat jelas dari data yang diperoleh dimana laju
pertumbuhan tertinggi dimulai pada waktu ke-6 yaitu 0,058, dimana tingginya
waktu ke-6 yaitu 0, 277 Yx/s. Hal ini dikarenakan pada waktu ke-6, substrat
sebagai sumber nutrisi bagi mikroba masih tersedia dalam jumlah yang
melimpah yaitu 17,74 g/l dan sel bakteri juga telah dapat menyesuaikan
ke-12, dimana hal ini dapat terlihat dari laju pertumbuhan yang mulai
sel pada fase stasioner menjadi lebih kecil-kecil karena sel tetap membelah
meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Pada fase ini laju pertumbuhan akhirnya
seperti vitamin dan unsur mineral. Hal ini dapat teihat dari data yang diperoleh
bahwa laju pertumbuhan terus menurun hingga pada waktu ke-48, dimana
tersedia, semakin sedikit jumlah substrat maka semakin menurun pula laju
besar jumlah substrat maka semakin besar pula laju pertumbuhan spesifik.
produk justru semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari data dimana pada
waktu ke-42 dengan jumlah substrat 3,76 dihasilkan rendeman produk PHB
tersebut menjadi produk sebagai hasil metabolisme dari mikroba. Produk ini
produk. Hal ini sebagaimana diungkapkan Tiwari (2015) bahwa mikroba akan
menghasilkan enzim pada fase eksponensial, sedangkan beberapa lainnya pada
enzim itu bervariasi. Ketika memasuki waktu ke-48 terlihat bahwa jumlah
produk mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pada fase ini merupakan
ini dimungkinkan karena adanya berbagai enzim yang telah terbentuk selama
bakteri.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Aini, Q., 2015, Pengaruh Suhu dan Waktu Pemanasan terhadap Viabilitas dan
Profil Protein Isolat Staphylococcus aureus sebagai Bahan Vaksin, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang
Febrina Sarlinda, F., Sarto dan Muslikhin, H., 2018, Kinerja dan Kinetika
Produksi Biohidrogen secara Batch dari Sampah Buah Melon dalam
Reaktor Tangki Berpengaduk, Jurnal Rekayasa Proses, 12(1): 38
Manfaati, R., 2010, Kinetika dan Variabel Optimum Fermentasi Asam Laktat
dengan Media Campuran Tepung Tapioka dan Limbah Cair Tahu oleh
Rhizopus oryzae, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang
Setyati1, W.A., Erni, M., Triyanto, Subagiyo dan Muhammad, Z., 2015, Kinetika
Pertumbuhan dan Aktivitas Protease Isolat 36k dari Sedimen Ekosistem
Mangrove, Karimunjawa, Jepara, Ilmu Kelautan, 20(3): 166
Tiwari, S.P., Srivastava1, R., Singh, C.S., Shukla, K., Singh, R.K., Singh, P.,
Singh, R., Singh, N.L. and Sharma, R., 2015, Amylase: an Overviuw
With Special Reference to Alpha Amylase, Journal of Global
Biosciences, 4(1): 1889
Wijanarka, Endang, S.S., Kumala, D. dan Ari, I., 2013, Kinetika Pertumbuhan dan
Produksi Inulinase Fusan F7, BIOMA, 15(2): 55