Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PERCOBAAN IV
PENGUJIAN KUALITAS AIR

OLEH

NAMA : ASADDUL IZZAN


STAMBUK : F1D118009
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : NURUL WAHYUNI AGUSTINA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat

penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga perlu dilakukan pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air agar kualitas air tetap alamiah

dan sesuai dengan baku mutu air. Air bersih merupakan air yang dibutuhkan

oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak Menurut ketentuan WHO

(World Health Organization)dan APHA (American Public Health Association),

kualitas mikrobiologi air ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya bakteri

Escherichia coli di dalam air dan jumlah bakteri tersebut didalamnya.

Metode Most Probable Number (MPN) merupakan salah satu metode yang

umum digunakan ntuk mengetahui bakteri yang terkandung di dalam air.

Metode ini memperkirakan jumlah bakteri Coliform dalam 100 ml sampel air

yang positif terhadap uji perkiraan (presumtive test), uji penegas (confirmative

test), dan uji pelengkap (complete test). Metode MPN cukup mudah dilakukan,

memiliki sensitivitas cenderung lebih baik sehingga cocok untuk sampel

dengan konsentrasi mikroorganisme rendah khususnya dari jenis sampel air,

susu, dan makanan.

Parameter kualitas air sungai dapat dinilai melalui tiga aspek yakni aspek

fisik, aspek kimia, dan aspek biologis. Aspek biologi merupakan salah satu

aspek yang sering diperhatikan saat menentukan kualitas air dari suatu
perairan. Prinsipnya adalah dengan menghitung jumlah mikroba berklorofil

dan juga jumlah mikroba yang tidak berklorofil. Hasil perhitungan kemudian

dilihat persennya dengan menggunakan persamaan indeks pencemaran biologi.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktikum Uji Kualitas Air.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana metode untuk analisis kualitas air secara mikrobiologi?

2. Bagaimana tingkat pencemaran air secara mikrobiologi?

3. Bagaimana indeks pencemaran biologi (IPB)?

4. Berapa jumlah bakteri coliform?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode analisis kualitas air secara mikrobiologi.

2. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air secara mikrobiologi.

3. Untuk mengetahui indeks pencemaran biologi (IPB).

4. Untuk mengetahui Berapa jumlah bakteri coliform.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui metode analisis kualitas air secara mikrobiologi.

2. Dapat mengetahui tingkat pencemaran air secara mikrobiologi.

3. Dapat mengetahui indeks pencemaran biologi (IPB).

4. Dapat mengetahui Berapa jumlah bakteri coliform.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Air adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini

bergantung pada ketersediaan air. Air digunakan manusia untuk air minum,

kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air manusia dan

makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup dan juga air merupakan kebutuhan

yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Pengadaan air bersih di Indonesia

khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan

dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun

demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat

dikatakan relatif kecil yakni 16,08 %. Untuk daerah yang belum mendapatkan

pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah

(sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya (Hanafi, Dkk,

2011).

B. Pencemaran Air

Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori,

yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap

kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air contohnya

Coliform merupakan bakteri yang memiki habitat normal di usus manusia dan

juga hewan. Bakteri coliform merupakan indikator kontaminasi lingkungan

atau sanitasi yang kurang baik. Bakteri ini dapat diidentifikasi melalui metode

MPN (Suriaman, 2017).


Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula

risiko kehadiran bakteri bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan

terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas

ialah bakteri Escherichia coli, yaitu mikroba penyebab gejala diare, demam,

kram perut, dan muntah-muntah. Escherichia coli sebagai indikator

kontaminasi tinja dari manusia dan hewan berdarah panas. Penentuan Coliform

fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti

berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi

Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri

patogenik lain (Novalino, 2016).

C. Metode MPN (Most Porobable Number).

MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan

data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam

seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan

jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga

dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan

volume atau massa sampel (Umaya, 2017).

D. Sumber Pencemaran Air

Pencemaran air dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sumber tetap atau berasal

dari lokasi yang dapat diidentifikasi (point source) adalah semua limbah yang

berasal dari sumber yang dapat diidentifikasi dan mudah dikontrol. Bahan
pencemar yang termasuk ke dalam sumber tetap diantaranya: a) yang berasal

dari tempat treatment limbah, b) Runoff (limpasan) dari saluran-saluran

sanitasi dari daerah urban (perkotaan), c) industri, d) tempat-tempat

penyembelihan ternak. Sumber tidak tetap (non point source), Sumber tidak

tetap meliputi limbah yang berasal dari runoff di daratan, dari atmosfer dan

sumber yang sukar diidentifikasi dan sukar dikontrol. Bahan-bahan

pencemaran ini meliputi: a) Runoff sedimen di daratan baikakibat ulah manusia

maupun secara alami, b) Runoff bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida

dari daerah (Merliyana, 2017).


B. Pembahasan

Pada air mengandung berbagai macam faktor biotik atau mikroba, antara

ain bakteri, fungi, mikroalgae, protozoa dan virus. Dalam menguji kualitas air

diperlukan suatu bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah

bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau

makanan tersebut telah tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator

sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus

manusia yang disebut sebagai bakteri coliform. Novalino (2016) mengatakan

bakteri coliform pada air menunjukkan bahwa air tersebut telah mengalami

kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia.

Pencemaran suatu perairan dapat diketahui dengan menggunakan metode

MPN, dimana dalam metode ini terdapat beberapa indikator yang telah

ditetapkan. Indikator tersebut berupa adanya perubahan warna pada media

Lactosa brot (LB) yang ditambahkan indikator pH berupa Brom thymol blue

(BTB) yaitu dari warna hijau menjadi berwarna kuning. Perubahan warna ini

dapat terjadi karena adanya proses metabolisme laktosa oleh bakteri coliform

sehingga menghasilkan asam-asam organik yang menyebabkan terjadinya

penurunan pH. Hal ini sebagaimana diungkapkan Putri (2018) bahwa

fermentasi gula (laktosa) dalam media LB (Lactose Broth) karena adanya

bakteri coliform fekal (Escherichia coli) akan menghasilkan asam piruvat dan

asam asetat. Diperkuat dengan pernyataan Zusfahair (2019) bahwa larutan

BTB menunjukkan warna kuning dalam larutan asam, warna hijau dalam

larutan yang netral dan berubah menjadi biru pada peningkatan pH.
Indikator lain yang harus diperhatikan dalam uji MPN adalah ada tidaknya

gelembung gas yang terbentuk pada tabung durham. Putri (2018) mengatakan

bahwa gelembung gas yang terbentuk berasal dari produk fermentasi laktosa

yaitu CO2 yang berada dalam media. Tabung reaksi yang tertutup dengan

rapat akan menyebabkan gas karbon mendorong ruang pada tabung durham.

Inkubasi dalam waktu 24 jam akan membentuk banyak ruang gas pada tabung

durham bila reaksinya adalah positif dan tidak membentuk gelembung gas pada

reaksi negatif.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, terlihat semua sampel

menunjukkan perubahan warna dari hijau menjadi kuning namun tidak

menunjukkan adanya gelembung gas yang terbentuk pada tabung durham. Hal

ini menunjukkan bahwa sampel air sungai, air sumur maupun air rawa tidak

tercemar dengan bakteri coliform. Sebagaimana menurut Sukawaty (2016)

bakteri coliform akan memfermentasi laktosa menjadi asam laktat dan

menghasilkan gas yang akan terperangkap pada tabung durham, sehingga

perubahan warna hijau menjadi kuning namun tidak membentuk gas

dinyatakan negatif mengandung bakteri coliform. Hal ini kemudian diperkuat

dengan pernyataan Supomo (2016) bahwa tabung dinyatakan positif coliform

jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung

durham.

Komposisi Lactosa Brot (LB) terdiri dari beef extract, lactose, pepton dan

aquadest. Kandungan beef estract merupakan sumber karbon sederhana berupa

glukosa dibandikan laktosa yang merupakan disakarida sehingga hanya bakteri


coliform yang dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon. Hal ini lah

yang menyebabkan terjadinya perubahan warna dari hijau kekuning namun

tidak membentuk gas, karena asam-asam organik yang menyebabkan

penurunan pH merupakan produk fermentasi glukosa dari beef estract oleh

bakteri yang bukan coliform sehingga hanya membentuk asam laktat dan tidak

membentuk CO2.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap indeks pencemaran biologi (IPB)

diperoleh Sampel air sumur dan air rawa telah tercemar berat sedangkan air

sungai tercemar ringan. IPB diperoleh dari hasil perhitungan antara jumlah

mikroba berklorofil dan jumlah mikroba tidak berklorofil. Tingginya jumlah

mikrobia berklorofil mengindikasikan tingginya kadar oksigen terlarut (DO) di

dalam suatu perairan sebagai hasil dari proses fotosintesis. Hal ini tentu saja

akan sangat baik bagi lingkungan perairan selama populasi mikroba berklorofil

tersebut tidak melewati batas yang seharusnya. Hal ini sebagaimana

diungkapakan Paena (2018) bahwa oksigen terlarut sangat penting untuk

membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami, karena

dengan oksigen ini maka akan menentukan aktivitas biologis oleh organisme

aerobik atau anaerobik. Menurut Sugianti (2018) bahwa dalam kondisi aerobik,

peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik

dengan hasil akhirnya adalah nutrien, sedangakan alam kondisi anaerobik,

oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi

lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Analisis kualitas air dapat dilakukan dengan menggunakan uji MPN untuk

menduga apakah suatu perairan telah terkontaminasi bakteri Coliform atau

tidak serta dapat juga dilakukan dengan uji indeks pencemaran biologi

dengan menghitung jumlah mikroba yang berklorofil dan yang tidak.

2. Air yang diuji semua masuk ke dalam kategori tidak layak pakai karena

nilai MPN yang tinggi melebihi baku mutu.

3. Indeks pencemaran biologi pada 3 sampel air menunjukkan air telah

tercemar dan tidak layak digunakan.

4. Jumlah bakteri coliform yang diperoleh dalam air sumur yaitu 150, air

sungai yaitu 93 dan air rawa yaitu 4.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Laboratorium, agar dapat menyediakan buku penuntun praktikum.

2. Untuk asisten pembimbing, agar .dapatselalu meningkatkan kualitas

bimbingannya.

3. Untuk praktikan, agar lebih memperhatikan arahan dari asisten

pembimbing dan tidak berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan ketika

praktikum tengah berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, 2011, Analisis Sifat Fisik dan Kimia Air”. Laporan Hasil Penelitian.
Kupang: Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang,
Merliyana, 2017, Analisis Status Pencemaran Air Sungai dengan Makrobentos
sebagai Bioindikator di Aliran Sungai Sumur Putri Teluk Betung, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Ovalino, R., Suharti, N. dan Amir, A., Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan Lubuk
Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Berdasarkan Indeks Most
Probable Number (MPN), Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3): 563

Suriaman, E. dan Apriliasari, W.P., 2017, Uji MPN Coliform dan Identifikasi
Fungi Patogen Pada Air Kolam Renang di Kota Malang, Jurnal SainHealth,
1(1): 16

Umaya, A.F., 2017, Uji Kualitas Air pada Mata Air di Desa Belabori Kecamatan
Parangloe Kabupaten Gowa, Skripsi, Uin Alauddin Makassar.

Paena, M. Suhaimi, R.A. dan Muhammad Chaidir Undu, M.C., 2015, ANALISIS
KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT (DO), pH, SALINITAS DAN
SUHU PADA MUSIM HUJAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS
AIR PERAIRAN TELUK PUNDUH KABUPATEN PESAWARAN
PROVINSI LAMPUNG, Seminar Nasional Kelautan X Fakultas Teknik dan
Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 21 Mei 2015

YAYUK SUGIANTI DAN LISMINING PUJIYANI ASTUTI, 2018, Respon


Oksigen Terlarut Terhadap Pencemaran dan Pengaruhnya Terhadap
Keberadaan Sumber Daya Ikan di Sungai Citarum, Jurnal Teknologi
Lingkungan, 19(2): 203

Anda mungkin juga menyukai