Anda di halaman 1dari 8

BioScience | Volume 1 No.

2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Halofilik Ikan Talang (Chorinemus sp.)


dari Aia Bangih Pasaman Barat

Mades Fifendy1, Faradilla Rattriana2 and Irdawati2


1
Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang
2
Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang
3
Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang

email: madesfifendy@yahoo.co.id

ABSTRACT
Halophilic bacteria is microorganism that live in high salinity environments up to 30%. The
bacteria can be found in foods preserved by salting like salted fish. Salted fish is
preserved foods are processed by salting and drying. The bacteria that live and ruin salted
fish are halophilic bacteria and heterotoleran bacteria like halobacterium, micrococcus,
bacillus, pediococcus, peseudomonas and vibrio. This observation aims to determine type
of halophilic bacteria found in talang fish. This is descriptif observation held january up to
february 2015 is microbiology laboratory FMIPA UNP and balai veteriner laboratory
Bukittinggi. Research methods is cup statterplot methods. Sample is talang fis from Aia
Bangih, west pasaman. Based on observation found isolate halophilic bacteria. Its belong
to gram positve like coccus. From both, the isolates not capable produce endosopra.
Talang fish from Aia Bangih, west pasaman contain two isolate halophilic bacteria consist
of a genus and two species.
Keywords : talang salted fish, halphilic bacteria, biochemical test

I. PENDAHULUAN kerusakan secara cepat setelah


penangkapan, proses kerusakan atau
Indonesia yang merupakan negara
kebusukan ini akan terjadi dalam 12 jam
kepulauan hampir dua per tiga wilayah
setelah proses penangkapan
berupa lautan mempunyai potensi besar
(Puspitasari, 2012).
untuk dikembangkan. Kekayaan laut
yang besar, diantaranya adalah berbagai Ikan cepat mengalami proses
jenis ikan, udang-udangan, kerang- pembusukan, oleh sebab itu perlu
kerangan, dan alga uniseluler maupun dilakukan pengawetan pada ikan yang
multiseluler, dapat dimanfaatkan sebagai bertujuan untuk mencegah terjadinya
sumber pangan dan energi yang kontaminasi dari mikroorganisme.
berlimpah. Laut adalah kumpulan air asin Pengawetan pada ikan banyak dilakukan
yang sangat banyak dan luas di oleh semua lapisan masyarakat hampir
permukaan bumi yang memisahkan atau diseluruh daerah pesisir pantai. Ada
menghubungkan suatu benua dengan bermacam-macam cara pengawetan
benua lainnya dan satu pulau dengan ikan, antara lain dengan cara
pulau lainnya. penggaraman, pengeringan, pemindang-
an, perasapan, peragian, dan
Ikan merupakan bahan makanan dan
pendinginan ikan (Esti, 2000). Salah satu
salah satu sumber protein hewani yang
daerah pesisir yang melakukan
banyak dikonsumsi masyarakat, selain
pengawetan pada ikan ialah Aia Bangih
sebagai komoditi ekspor ikan juga
Kabupaten Pasaman Barat.
mudah didapat dan harganya murah
Aia Bangih Kabupaten Pasaman Barat
(Esti, 2000). Ikan segar dapat mengalami
merupakan desa kecil yang dikelilingi

21
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

oleh pantai dan pulau-pulau., para bersifat halofilik diantaranya adalah


nelayan disini banyak melakukan Halobacterium, Sarcina, Micrococcus,
pengawetan pada ikan dengan cara Pseudomonas, Vibrio, Pediococcus, dan
penggaraman dan pengeringan. Proses Alcaligenes (Fardiaz, 1992).
pengawetan dengan penggaraman dan Penelitian mengenai bakteri halofilik,
pengeringan membutuhkan waktu yang khususnya dari produk ikan dan daging
berbeda-beda setiap jenis ikannya, salah masih jarang dilakukan. Kemampuan
satunya seperti pada ikan talang. bakteri halofilik untuk beradaptasi
Ikan talang (Chorinemus sp.) merupakan terhadap interval salinitas yang luas (2%-
salah satu makanan yang diawetkan 30%) belum banyak diteliti oleh para
dengan penggaraman dan pengeringan. ilmuwan (Ventosa, 1998). Jenis-jenis
Ikan ini banyak digemari oleh maupun karakteristik bakteri halofilik,
masyarakat dan memiliki nilai jual yang khususnya dalam makanan yang
tinggi. Pertama, ikan talang dibersihkan diawetkan dengan penggaraman belum
dari kotoran serta di buang isi perut dan banyak diketahui (Vilhelmsson, 1996).
selanjutnya ikan di cuci sampai bersih.
Berdasarkan hasil penelitian pada ikan
Setelah itu, dilakukan proses
asin pasar tradisional dan ikan asin
perendaman dengan air garam selama
supermarket Surakarta dari 14 jenis
12 jam. Setelah proses perendaman
sampel ikan asin, mendapatkan 28 isolat
selesai, ikan di jemur di bawah paparan
bakteri halofilik dengan 8 genus
cahaya matahari sampai ikan benar-
(Andriyani, 2005). Penelitian Salosa
benar kering ( 24 jam). Ikan yang sudah
(2013) pada ikan asin tenggiri di
kering dapat dijual dan dikonsumsi oleh
Kabupaten Sarmi Provinsi Papua,
masyarakat, ikan ini dinamakan ikan
berhasil menemukan bakteri yang
asin.
tergolong halotoleran dan halofilik.
Ikan asin adalah makanan awetan yang
diolah dengan cara penggaraman dan Berdasarkan uraian diatas belum diteliti
pengeringan (Esti 2000). Dua kelompok atau ditemukan bakteri halofilik pada
bakteri yang mampu hidup dan merusak ikan talang (Chorinemus sp.) dari Aia
produk ikan asin yaitu kelompok bakteri Bangih, Pasaman Barat, maka peneliti
halofilik seperti Halobacterium, Sarcina, telah melakukan penelitian tentang
Micrococcus, Pseudomonas, Vibrio, “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Halofilik
Pediococcus, Alcaligenes dan bakteri Ikan Talang (Chorinemus sp.) dari Aia
heterotoleran seperti Streptococcus, Bangih, Pasaman Barat”.
Clostridium, Bacillus, dan
Corynobacterium (Salosa, 2013).
II. METODE PENELITIAN
Bakteri Halofilik ditemukan pada tiga
domain kehidupan: bakteri, archaea dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
eukariot (Madigan, 2010). Bakteri deskriptif, yaitu dengan mengisolasi dan
halofilik merupakan kelompok mengidentifikasi jenis bakteri halofilik
mikroorganisme yang dapat hidup di yang terdapat pada ikan talang
lingkungan berkadar garam tinggi hingga (Chorinemus sp.) dari Aia Bangih,
30% (Andriyani, 2005). Pasaman Barat.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Adapun pengelompokan bakteri halofilik Januari sampai bulan Februari 2015 di
dibagi menjadi tiga golongan yaitu Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
bakteri halofilik ringan, sedang dan Biologi FMIPA UNP dan Laboratorium
ekstrim. Bakteri halofilik ringan tumbuh Mikrobiologi Balai Veteriner Bukit Tinggi.
pada konsentrasi garam 2-5%, Sampel ikan di ambil di Aia Bangih
sedangkan bakteri halofilik sedang Pasaman Barat.
tumbuh pada konsentrasi 5-20%, dan
bakteri halofilik ekstrem tumbuh pada Alat dan bahan yang digunakan dalam
konsentrasi 20-30%. Bakteri yang penelitian ini adalah inkubator, autoklaf,

22
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

timbangan analitik, cawan petri, gelas Setiap isolat bakteri halofilik diberi kode
objek dan kaca penutup, lampu spritus, untuk penamaan awal.
gelas ukur 100 ml, tabung reaksi, rak
Biakan bakteri halofilik dari biakan padat
tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes,
diinokulasikan pada kaca objek steril
Jarum ose, mikroskop, erlenmeyer, drill
yang telah diberi setetes akuades steril.
glass, alu dan lumpang, gunting, Shaker,
Biakan tersebut diratakan sehingga
pisau, kompor listrik, spatula, blender,
terbentuk lapisan tipis. Kemudian
coloni counter, kamera digital sebagai
lapisan bakteri tersebut difiksasi dengan
alat dokumentasi, sampel ikan asin (ikan
melewatkan kaca objek di atas nyala
asin talang), medium Sea Water (SW),
bunsen beberapa kali dan dibiarkan
NaCl, alkohol 70%, tisu, korek api,
dingin. Selanjutnya, larutan dari
plastik, kertas koran, medium phenol red
pewarnaan diteteskan pada kaca objek
broth, kertas filter, aluminium foil, kertas
untuk semua larutan dan terakhir
label, glukosa, laktosa, H2O2, medium
diamati dibawah mikroskop. Bakteri
indol, manitol, kertas Pb asetat, plastik
Gram positif akan berwarna ungu
wrapping dan akuades.
sedangkan bakteri Gram negatif akan
Sampel ikan yang digunakan sebagai
berwarna merah (Hadioetomo,1993).
sumber isolat diperoleh dari pedagang
ikan asin di Aia Bangih, Pasaman Barat. Uji ini digunakan untuk mengetahui spora
Ikan langsung diambil dari penjualnya. pada bakteri halofilik. Metode yang
Ikan asin tersebut dihaluskan dengan digunakan adalah metode Schaeffer-
blender sehingga berbentuk bubuk atau Fulton yaitu olesan bakteri dari biakan
serpihan halus. murni difiksasi pada kaca obyektif steril,
digenangi dengan malachite green 5%
Media yang digunakan ialah media SW
dan dipanas uapkan selama 5 menit
(Sea Water), media diperkaya dengan
(sampai uap terlihat). Setelah 5 menit,
menambahkan NaCl ( konsentrasi 15%)
kaca objek didinginkan kemudian
dan yeast extract.
dibersihkan dengan air mengalir. Olesan
Hasil inkubasi dari kultur diperkaya bakteri digenangi dengan safranin
ditumbuhkan di medium SW-15 dengan selama 1 menit dan dicuci dengan air
penambahan yeast extract dan agar. mengalir. Kaca objek dikeringkan tanpa
Penumbuhan bakteri menggunakan pemasan, kemudian diamati di bawah
metode cawan sebar (spread plate) mikroskop. Warna spora adalah hijau
dengan pengenceran bertingkat 10-4 dan atau tampak refraktil (Hadioetomo,
10-6, hal ini bertujuan untuk mendapatkan 1993).
koloni bakteri yang terpisah ketika
Identifikasi Isolat Bakteri Halofilik
ditumbuhkan di medium. Suspensi
bakteri yang telah ditumbuhkan di Koloni bakteri yang tumbuh setelah masa
medium, diinkubasi selama 4 hari pada inkubasi dan sudah menjadi kultur murni
suhu 27oC hingga koloni bakteri halofilik diidentifikasi. Proses identifikasi
tumbuh. Koloni bakteri yang tumbuh dilakukan dengan mengetahui karakter
dengan warna berbeda, diambil satu ose bakteri yang tumbuh. Karakter tersebut
dan ditanam kembali di cawan untuk meliputi karakter morfologi koloni sel,
dimurnikan menggunakan metode streak dan karakter fisiologis (Hans, 1988).
kuadran dengan teknik douplo. Pengamatan morfologi meliputi bentuk,
tepian, elevasi, dan warna koloni bakteri
Koloni bakteri yang tumbuh terpisah
dan uji katalase. Pengamatan secara
pada medium cawan diamati kemudian
mikroskopis dengan pengamatan hasil
diambil dengan ose steril dan
pewarnaan Gram, pewarnaan
ditumbuhkan di medium agar miring
endospora, dan uji biokimia.
dalam tabung reaksi untuk disimpan
sebagai stok kultur. Satu kultur murni Data hasil pengamatan dianalisis secara
merupakan satu isolat bakteri halofilik. deskriptif dengan mengamati morfologi
koloni bakteri (bentuk makroskopis),

23
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

pewarnaan Gram, endospora (bentuk Bakteri Gram positif ketebalan dinding


mikroskopis), uji biokimia dan identifikasi selnya terdiri atas beberapa lapis
sampai tingkat genus pada bakteri peptidoglikan dan senyawa non
halofilik Ikan Talang (Chorinemus sp.) peptidoglikan yang dapat menyusun
dari Aia Bangih, Pasaman Barat. sampai 50% dari berat kering dinding sel.
Senyawa peptidoglikan tersebut adalah
III. Hasil dan Pembahasan asam teikoat, asam teukuronat
Hasil isolasi bakteri halofilik ikan talang polisakarida, asam lipotekoat, glikolipid,
dan asam mikolat. Bakteri Gram positif
dari Aia Bangih didapatkan dua isolat membran terluarnya disusun oleh
bakteri halofilik. Semua isolat bakteri peptidoglikan, hasil pewarnaan Gram
halofilik menunjukkan karakteristik menghasilkan warna biru keunguan
morfologi yang sama . Menurut Hidayat (Purwoko, 2009).
(2006) ada tiga bentuk dasar bakteri,
yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk
batang atau silindris, bentuk lengkung
atau vibri dan menurut Hadioetomo
(1993) hasil isolasi koloni bakteri dapat
dibedakan dari bentuk koloni, tepian,
elevasi, dan warna koloni bakteri. Hasil Gambar 1. Isolat bakteri halofilik
(Gram positif)
isolasi dan karakterisasi bakteri halofilik Sumber : Koleksi Pribadi (2015)
ikan talang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik morfologi isolat Tabel 2. Pewarnaan isolat bakteri
bakteri halofilik halofilik

No Isolat Perwarnaan Pewarnaan


No Isolat Bentuk Tepian Elevasi Warna
Gram Endospora
koloni koloni koloni koloni
1 IT.A1 (+) Tidak ada
1 IT.A1 Bundar Tak Timbul Putih
beraturan 2 IT.B2 (+) Tidak ada
2 IT.B2 Bundar Tak Timbul Putih
beraturan Keterangan :
Keterangan : IT.A1 = sampel ikan (isolat 1)
IT = sampel ikan talang IT.B2 = sampel ikan (isolat 2)
IT.A1 = sampel ikan (isolat 1) (+) = Gram positif
IT.B2 = sampel ikan (isolat 2) (-) = Gram negatif

Hasil isolasi dari ikan talang didapatkan Berdasarkan hasil uji dari pewarnaan
dua isolat bakteri halofilik. Isolat tersebut endospora, isolat bakteri halofilik ikan
tergolong ke dalam bakteri Gram positif talang dari Aia Bangih, Pasaman Barat
dengan bentuk sel vegetatif coccus tidak menghasilkan endospora. Bakteri
(gambar 5). Penelitian Andriyani (2005), yang termasuk genus ini yang berbentuk
di pasar tradisional dan supermarket kokus dengan ukuran 0,7 – 0,9 µm,
Surakarta memperoleh 28 isolat bakteri bersifat gram positif, tidak membentuk
halofilik yang tergolong bakteri Gram spora, non motil, bersifat aerobik
positif dan Gram negatif. Beberapa maupun anaerobik fakultatif dan
diantaranya memiliki bentuk sel vegetatif homofermentatif (Frazier dan Westhoff,
bacil, coccus dan Coccobacillus. Salosa 1988; Wibowo dan Ristanto, 1988).
(2013), juga menyata kan bahwa bakteri Endospora dapat ditemukan pada bagian
yang terisolasi dari sampel ikan asin ujung sel vegetatif (terminal), Sentral,
tenggiri ialah jenis bakteri halofilik atau subterminal, dan swollen sporangium
halototeran. (Willey, 2008).
Beberapa spora ada juga yang sudah
lepas dari sel vegetatifnya. Hal ini bisa

24
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

saja terjadi karena kesalahan dalam positif dan isolat IT.B2 menunjukkan hasil
melakukan pewarnaan. Endospora negatif. Dari hasil tersebut dapat
hanya ada pada beberapa selnya saja ditentukan bahwa kedua isolat bakteri
dan endospora terdapat pada bakteri halofilik merupakan golongan bakteri
yang tubuhnya berdinding tebal, sangat yang terdiri dari satu genus tetapi
refraktif, dan sangat resisten, dihasilkan berbeda spesies. Jika diperhatikan isolat
oleh semua spesies Bacillus, murni bakteri halofilik juga memilki
Clostridium, dan Sporosarcina (Pelczar, bentuk, tepian, elevasi dan warna koloni
2005). yang sama.
Uji biokimia merupakan tahapan lanjutan Hasil uji biokimia yang telah dilakukan
yang diperlukan untuk mengidentifikasi dari 2 isolat bakteri halofilik didapatkan
suatu bakteri. Uji biokimia yang dilakukan genus Micrococcus yang terdiri dari 2
ialah uji Blood agar, Warna koloni, Gram, spesies. Bakteri yang didapatkan ialah
Aerob/anaerob, Gas, H2S (hidrogen Micrococcus sp1 dan Micrococcus sp2.
sulfida), katalase, Oksidasi, Mortilitas, Isolat bakteri halofilik IT.A1 ialah bakteri
Indol, Urea, Citrat, Laktosa, Glukosa, Micrococcus sp1 dan isolat IT.B2 ialah
Sukrosa, Mannitol, MR, VP, OF, Nitrat, bakteri Micrococcus sp2.
Gelatin dan Morfologi. Lihat Tabel 3.
Bakteri Micrococus merupakan salah
Tabel 3. Identifikasi dan Uji Biokimia satu bakteri yang dapat tumbuh pada
Isolat Bakteri halofilik ikan asin, hal ini dapat disebabkan oleh
No Karakter IT.A1 IT.B2 beberapa faktor, salah satunya adalah
faktor lingkungan. Ikan asin akan mudah
1 Warna koloni putih putih
terkontaminasi oleh bakteri
2 Gram + + pengkontaminan lainnya saat proses
pengeringan, karena dalam proses
3 Gas H2S - -
pengeringan ikan dijemur degan
4 Katalase + +
memanfaatkan cahaya matahari di
5 Mortilitas - - ruangan terbuka sehingga tidak menutup
6 Indol - - kemungkinan untuk terkontaminasi oleh
7 Sitrat - - bakteri dan lainnya.
8 Methyl Red (MR) + - Kerusakan ikan dan produk-produk ikan
9 Voges Proskauer + + termasuk ikan asin disebabkan terutama
(VP) oleh bakteri pembusuk. Tanda-tanda
10 Oksidasi - - kerusakan yang disebabkan oleh
Fermentasi (OF) pertumbuhan bakteri pembusuk pada
11 Nitrat - - ikan asin adalah bau busuk yang
12 Gelatin - - menyengat,
13 Morfologi Coccus Coccus dihinggapi banyak lalat, tekstur daging
ikan lembek, dan rasanya tidak enak.
Keterangan :
Bau busuk yang menyengat disebabkan
IT.A1 = isolat sampel ikan (isolat 1)
oleh perubahan yang dilakukan oleh
IT.B1 = isolat sampel ikan (isolat 2)
bakteri pembusuk seperti NH3 dan
(+) = positif
kadaverin. Protein yang terkandung
(-) = negatif didalam daging ikan setelah mengalami
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat kerusakan akan mengakibatkan bau
persamaan dan perbedaan yang terjadi busuk yang spesifik. Tahap kerusakan
pada uji biokimia masing-masing isolat protein akan mulai setelah kontaminasi
bakteri halofilik. Semua uji biokimia bakteri pada ikan tersebut, selanjutnya
memiliki hasil yang sama pada masing- protein menghasilkan NH3 dan H2S
masing isolat kecuali pada uji MR, dengan bantuan peptida, asam amino
dimana isolat IT.A1 menunjukkan hasil bebas dan vitamin (Kuswanto dan
Sudarmadji, 1989).

25
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

Rinto dkk (2009), menyatakan bahwa Informasi Wanita dalam


beberapa jenis bakteri penyebab Pembangunan. PDII, LIPI.
terjadinya kerusakan ikan asin di
Indonesia adalah bakteri halofilik seperti Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I.
Halobacterium, Sarcina, Micrococcus, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pseudomonas, Vibrio, Pediococcus,
Frazier , W.C. and Westhof, D.C. 1988.
Alcaligenes dan bakteri heterotoleran
seperti Halococcus morbuae, Halomonas Food Microbiology. Singapore:
sp, dan Staphylococcus sp. McGraw Hill Book Company.
Penelitian Yusra dkk (2014) pada isolasi
dan identifikasi mikroflora Indigenous
dalam budu dari Kabupaten Padang
Pariaman dan Pasaman Barat,
mendapatkan sebanyak 138 koloni
bakteri yang secara morfologi dan
biokimia dikelompokkan ke dalam dua
genus yakni Bacillus dan Microccus.
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian
tersebut, dapat dilihat bahwa bakteri
Micrococcus merupakan bakteri yang
dapat tumbuh pada ikan asin dan ikan
basah. Untuk lebih jelas lihat Tabel 4.
IV. Kesimpulan
1. Didapatkan dua isolat bakteri halofilik
dari sampel ikan talang Aia Bangih,
Pasaman Barat. Isolat bakteri halofilik
tergolong kedalam bakteri Gram
positif dengan bentuk sel coccus dan
tidak terdapat spora.
2. Dua isolat bakteri halofilik tergolong
dalam satu genus dan terdiri dari dua
spesies yaitu genus Micrococcus
(Micrococcus sp 1 dan Micrococcus
sp 2).
Disarankan untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut dan pengujian sifat patogen
dari bakteri Micrococcus sp 1 dan
Micrococcus sp 2 yang terdapat di ikan
talang Aia Bangih, Pasaman Barat.
REFERENSI
Andriyani, D. 2005. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Halofilik Dari
Ikan Asin. Skripsi. Surakarta.
Universitas Sebelas Maret.
Esti, dan A. Sediadi. 2000. Ikan Asin
Cara Penggaraman Basah. Pusat

26
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

Tabel 4. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Halofilik Ikan Talang (Chorinemus Sp.) dari Aia
Bangih Pasaman Barat.

No Isolat Pewarnaan Gram Pewarnaan


Endospora
1

IT.A1 Gram Positif Tidak ada


endospora
2

IT.B2 Gram Positif Tidak ada


endospora

Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar Rinto, E., Arafah, S.B. Utama. 2009.
dalam Praktek. Jakarta: Gramedia. Kajian Keamanan Pangan
(formalin, garam dan mikrobia)
Hans, Z. 1988. Microbiology Principles
pada ikan sepat asin produksi
and Exploration Fourth Ed. New
Indaralaya. Jurnal Pembangunan
Jersey: Prentice Hall International
Manusia.Vol. 8(II).
Inc.
Salosa, dan Y. Yenni. 2013. Uji Kadar
Kuswanto, K.P., dan S. Slamet. 1989.
Formalin, Kadar Garam dan Total
Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta:
Bakteri Ikan Asin AsinTenggiri Asal
Universitas Gadjah Mada..
Kabupaten Sarmi Provinsi Papua.
Pelczar, M.J., and E. C. S. Chan. (1986). Jurnal Biologi. Depik. Vol. 2(I).
Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Ventosa, A., Nietto, J.J. dan Oren, A.
Terjemahan oleh Hadioetomo, dkk.
1998. Biology of Moderately
2005. Jakarta: UI Press.
Halphilic Aerobic Bacteria.
Purwoko, T. 2009. Fisiologi Mikroba. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 62.
Jakarta: Bumi Aksara.
Vilhelmsson, O., Hafsteinsson, H., dan
Puspitasari, S.A.P. 2012. Pengawetan Kristjsnsson, J.K.. 1996. Isolation
Suhu Rendah Pada Ikan dan and Characterization of Moderately
Daging. Skripsi. Semarang: Halophilic Bacteria from Fully
Univeritas Diponegoro. Cured Salted Cod (Bachalao). J.

27
BioScience | Volume 1 No. 2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.v1i2.8075

Appl. Bacteriology. Vol. 81(I): 95-


103.
Willey, J. M., L.M. Sherwood, C.J.
Woolverton. 2008. Prescott’s
Principles of Microbiology. New
york: McGraw-Hill Higher
Education.
Yusra, F., Azima, Novelina, dan
Periadnadi. 2014. Isolasi Dan
Identifikasi Mikroflora Indigenous
dalam Budu. Jurnal Biologi.
Agritech. Vol. 34 (III).

28

Anda mungkin juga menyukai