Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI KITINOLITIK YANG


TERDAPAT PADA CANGKANG LOBSTER AIR TAWAR
(Cherax quadricarinatus)
ISOLATION AND IDENTIFICATION OF CHYTINOLITIC BACTERIA FROM THE
CRAYFISH (Cherax quadricarinatus) SHELL

Hari Suprapto1*, Sudarno1 dan Istikhara Mentari Tito2


1
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga, Surabaya
2
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
*supraptohari@yahoo.com

Abstrak

Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat tinggi, salah satunya adalah lobster. Ekspor lobster
air tawar cenderung meningkat tiap tahun. Total ekspor hasil lobster budidaya mencapai 94.511
ton/tahun. Pangsa pasar lobster air tawar tidak hanya terbatas di dalam negeri saja tetapi juga ke luar
negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri kitinolitik dan juga jenis-jenis
bakteri kitinolitik yang terdapat pada cangkang lobster air tawar. Penelitian ini menggunakan
Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mengetahui adanya bakteri kitinolitik yang ada
pada cangkang lobster air tawar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu penyajian data tentang morfologi dan
karakteristik dari bakteri kitinolitik yang diisolasi dari cangkang lobser air tawar (Cherax
quadricarinatus) dan dibandingkan dengan morfologi dan karakteristik bakteri kitinolitik dengan
literatur yang sesuai. Hasil penelitian ini adalah diperoleh bahwa bakteri yang diisolasi dari cangkang
lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dapat tumbuh dan berkembang pada media uji. Kemudian
hasil uji hidrolisis bakteri kitinolitik ditandai dengan adanya zona bening yang dihasilkan dari bakteri
tersebut. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan jenis – jenis bakteri yaitu Aeromonas sp., Bacillus
sp. dan Pseudomonas sp.

Kata kunci: lobster air tawar, bakteri, isolasi, bakteri kitinolitik, zona bening.

Abstract

Indonesia have highest potential of fishery. One of them is Lobster. It has increasing slightly,
approximately 94.511 ton/years. The aims this research to determine the presence of chitinolytic
bacteria and identify its species in crayfish shells. This research was performed via observation
method to determine the presence of chitinolytic bacteria, which are exist in crayfish (cherax
quadricarinatus) shell. The data used in this research is descriptive. The data descriptively analyzed
represented the morphology and characteristics of chitinolytic bacteria isolated from crayfish (Cherax
quadricarinatus) and comparison the morphology and characteristics of chitinolytic bacteria with
appropriate literature. These results obtained that the bacteria isolated from crayfish (Cherax
quadricarinatus) shell can grow and develop in the test medium. Then, chitinolytic activity was
signed by the formation of clear zone on the test medium. The results obtained several bacterium
species including Aeromonas sp., Bacillus sp. and Pseudomonas sp.

Keywords: crayfish, bacteria, isolation, chytinolitic bacteria, clear zone

16 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

Pendahuluan ikan merupakan salah satu sumber


Latar Belakang pertumbuhan ekonomi yang harus
Indonesia memiliki kekayaan jenis diwujudkan melalui sistem budidaya yang
ikan yang sangat tinggi. Dilihat dari berdaya saing, berkelanjutan dan
jumlah jenis ikan air tawar, Indonesia berkeadilan. Potensi yang ada di laut tidak
menempati rangking ke dua di dunia hanya dimanfaatkan oleh,masyarakat pada
setelah Brazil dan merupakan peringkat saat ini juga memanfaatkan potensi
pertama di Asia. Jumlah ikan air tawar perikanan yang ada di darat khususnya
pada saat ini menunjukkan bahwa potensi perikanan air tawar.
pengetahuan mengenai kekayaan sumber Perikanan air tawar memiliki
daya ikan ini masih relatif sangat kecil, beragam jenis komoditas unggulan yang
tidak saja dari pengenalan jenis, tetapi juga tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu
pengetahuan mengenai potensinya jenis komoditas primadona yang unggul
(Budiman et al., 2002). adalah lobster air tawar. Tumembouw
Ekspor lobster air tawar cenderung (2011) mengatakan lobster air tawar atau
meningkat tiap tahun. Pada tahun 1990, yang lebih dikenal dengan red claw dan
ekspor lobster ke Belanda mencapai merupakan jenis lobster yang habitatnya
745,132 ton atau 89,59% dari total ekspor berasal dari Quensland, Australia. Ciri
lobster di Indonesia (862 ton). Pada tahun utama dari lobster ini adalah di kedua
1995, ekspor lobster Indonesia mencapai ujung capitnya berwarna merah. Lobster
182.065 ton/tahun, 2% dari total ekspor air tawar dikenal di Indonesia pada tahun
(3.641,3 ton) diantaranya adalah lobster air 1990 sebagai ikan hias, memasuki tahun
tawar. Total ekspor hasil lobster budidaya 2000, bisnis lobster air tawar mulai
mencapai 94.511 ton / tahun. Pangsa pasar popular karena telah ditemukan teknik
lobster air tawar tidak hanya terbatas di budidayanya. Sukmajaya dan Suharjo
dalam negeri saja tetapi juga ke luar negeri (2003) menjelaskan beberapa keunggulan
(Iskandar, 2006). lobster air tawar yaitu memiliki kandungan
Sukardi (2002) menjelaskan bahwa lemak, kolesterol dan garam yang rendah
di masa depan, pasokan hasil perikanan dibandingkan dengan lobster air laut serta
diharapkan berasal dari budidaya lebih dagingnya yang lunak dan mengandung
besar dibandingkan dari hasil protein yang cukup tinggi. Menurut Curtis
penangkapan. Dengan demikian, budidaya dan Jones (1995) jenis red claw (Cherax

17 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

quadricarinatus) memiliki nilai ekonomis dapat dihasilkan oleh bakteri, tanaman dan
yang paling tinggi dibandingkan dengan hewan (Rostinawati, 2008).
jenis lobster air tawar lainnya. Fitri dan Yasmin (2011),
Kebutuhan lobster air tawar menjelaskan bakteri kitinolitik merupakan
(Cherax quadricarinatus) di Eropa dan kelompok bakteri yang mampu
Asia Tenggara pada tahun 2004-2005 menghasilkan enzim kitinase untuk
dapat mencapai 1.589 ton. Negara yang menguraikan zat kitin. Selain itu, manfaat
banyak mengimpor lobster jenis ini adalah dari bakteri kitinolitik adalah sebagai
Taiwan, Jepang, Hongkong, USA dan pengembangan strain melalui rekayasa
beberapa negara lain di Uni Eropa genetika (Suhartono, 1989), agen
(Nurjanah et al., 2008). biokontrol, biopestisida dan pembuatan
Selain kandungan tersebut diatas, protein sel tunggal (Patil et al., 2000).
lobster air tawar juga memiliki kandungan Karakteristik dari bakteri kitinolitik dapat
kitin pada cangkangnya. Kitin merupakan diketahui dengan melakukan pengamatan
bahan organik yang ada pada kelompok morfologi koloni bakteri, dimana dengan
hewan mollusca, crustaceae, insekta dan mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut
arthropoda, karena cangkang kepiting, maka dapat mempermudah dalam
udang dan lobster kandungan kitinnya melakukan identifikasi jenis bakteri
cukup tinggi yakni 20-50% (Hanjaya dkk, kitinolitik.
2013). Kitin dapat dimanfaatkan dalam Dari latar belakang diatas,
berbagai aplikasi diantaranya dapat dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri
digunakan dalam bidang farmasi, kitinolitik yang terdapat pada cangkang
biokimia, bahan campuran kosmetik dan lobster air tawar. Uji biokimia yang
lain sebagainya. Keberadaan kitin yang dilakukan adalah mencakup bentuk dan
melimpah dengan cepat terdegradasi, warna koloni, mortalitas, bentuk sel dan
karena adanya beberapa bakteri dan fungi sifat gram.
yang mempunyai enzim kitinase yang
mampu mendegradasi kitin (Herdyastuti et Tujuan
al., 2009). Kitinase merupakan enzim yang Penelitian ini bertujuan untuk
mampu menghidrolisa polimer kitin mengetahui adanya bakteri kitinolitik dan
menjadi kitin oligosakarida atau monomer jenis-jenis bakteri kitinolitik yang terdapat
n-asetilglukosamin. Enzim kitinase ini pada cangkang lobster air tawar (Cherax
quadricarinatus).
18 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

Manfaat gr dan akuades 1 L (Herdyastuti et al.,


Manfaat yang diharapkan dari hasil 2010).
penelitian ini adalah dapat dijadikan data
acuan untuk mengetahui aktifitas dari Metode Penelitian
macam-macam bakteri kitinolitik yang Penelitian ini menggunakan metode
terkandung dalam cangkang lobster air observasi untuk mengetahui adanya
tawar (Cherax quadricarinatus). bakteri kitinolitik yang ada pada cangkang
lobster air tawar. Data yang digunakan
Materi dan Metode dalam penelitian ini adalah secara
Alat dan Bahan deskriptif.
Materi penelitian yang digunakan
terdiri dari bahan dan alat penelitian. Alat- Prosedur Kerja
alat yang digunakan antara lain, laminary Dalam penelitian kali ini, langkah-
air flow, refrigerator, inkubator, langkah yang perlu dilakukan dalam
autoclave, labu erlenmeyer, tabung reaksi, kegiatan isolasi bakteri adalah dengan
hotplate stirer, cawan Petri atau Petri disk, menyiapkan isolat bakteri yang berasal
obyek glass, sectio kit, cover glass, dari cangkang lobster air tawar (Cherax
bunsen, ose, mikroskop, gelas ukur, pipet quadricarinatus) dengan cara
tetes. Peralatan lain yang digunakan antara disuspensikan kedalam media TSB,
0
lain alumunium foil, lemari pendingin, diinkubasikan pada suhu 37 C selama
kapas, alat tulis, dan kamera digital. 18-24 jam. Tujuan dari diinkubasikan pada
Bahan-bahan yang digunakan pada media TSB adalah agar berbagai bakteri
penelitian ini adalah media agar yaitu yang terkandung dalam cangkang lobster
media TSA, media Urea, media MR-VP, air tawar dapat keluar lebih teliti. Media
glukosa (maltosa, sukrosa, ramnosa, TSB (Triptoy Soy Broth) adalah media
arabinosa, sorbitol, inositol, laktosa, umum yang digunakan untuk isolasi
manitol dan media MHA. Bahan-bahan pertumbuhan mikroorganisme yang telah
yang diperlukan dalam pembuatan media diperkaya berbagi nutrisi sehingga dapat
agar kitin adalah NaNo3 1,5 gr, K2HPO4 mendorong pertumbuhan mikroorganisme
0,5 gr, MgSO4 0,5 gr, Na2CO3 0,5 gr, menjadi lebih teliti dan beragam.
CaCl2 0,1 gr, koloidal kitin 15 gr, agar 17 Komposisi dasi media TSB adalah 20 g/L
pepton, 2,5 g/L glukosa, 5 g/ L NaCl dan

19 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

2,5 g/L K2HPO4 (Corning 2012). Hasil adalah bakteri yang tumbuh. Parameter
inkubasi media TSB kemudian di goreskan pendukung adalah suhu inkubasi.
pada media kitin dan selanjutnya
diinkubasikan pada suhu 37 0C selama Analisis Data
18-24 jam . Data yang diperoleh dianalisis
Selanjutnya isolat bakteri pada secara deskriptif yaitu penyajian data
media TSB ditanam pada media TSA dan tentang morfologi dan karakteristik dari
kemudian diinkubasikan pada suhu 37 0C bakteri kitinolitik yang diisolasi dari
selama 18-24 jam. Kemudian didapatkan cangkang lobser air tawar (Cherax
beberapa koloni pada media TSA. Setelah quadricarinatus) dan dibandingkan dengan
itu, isolat bakteri tersebut dimurnikan morfologi dan karakteristik bakteri
kembali pada media TSA dan diinkubasi kitinolitik dengan literatur yang sesuai.
0
pada suhu 37 C selama 24 jam. Kemudian
dilakukan uji karakteristik bakteri. Hasil dan Pembahasan
Pengujian aktifitas enzim kitinase Berdasarkan penelitian yang
pada bakteri kitinolitik adalah ditandai dilakukan, diperoleh bahwa bakteri yang
dengan adanya zona bening yang terdapat diisolasi dari cangkang lobster air tawar
di sekitar bakteri yang telah digoreskan (Cherax quadricarinatus) dapat tumbuh
pada media kitin. Bakteri yang telah dan berkembang pada media uji. Bakteri
digoreskan pada media kitin kemudian diisolasi berdasarkan bentuk dan warna
0
diinkubasi pada suhu 37 C selama koloni. Sampel yang telah diinkubasi
18-24 jam. Aktivitas enzim kitinase selama 24 jam didapatkan 8 koloni yang
ditunjukkan dengan terbentuknya zona diantaranya memiliki warna putih susu,
lisis pada sekitar koloni. Semakin besar krem tipis, krem tebal, coklat, kuning,
zona lisis yang terbentuk, maka semakin putih keruh, putih dimana koloni tersebut
besar pula aktivitas enzim kitinase yang tumbuh padat pada media TSA. Koloni
dimiliki bakteri uji tersebut. tersebut kemudian dimurnikan kembali
pada media TSA dan diinkubasi selama 24
Parameter Penelitian jam. Hasil dari pemurnian tersebut
Parameter dalam penelitian ini beberapa koloni dikelompokkan sesuai
meliputi parameter utama dan parameter dengan warna dan bentuk yang sama
pendukung. Parameter utama yang diamati

20 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

sehingga dari hasil pengelompokkan dari suatu bahan yang mengandung


tersebut didapatkan 4 isolat bakteri. campuran mikroba dapat dilakukan isolasi
Koloni hasil isolasi dipilih (Fardiaz, 1989).
sebanyak 4 isolat dengan berbagai bentuk Setelah didapatkan 4 isolat bakteri
yang berbeda. Isolat tersebut kemudian yang kemudian dilanjutkan dengan uji
diberi tanda 1, 2, 3 dan 4. Masing-masing kitinolitik. Uji kitinolitik tersebut
isolat memiliki morfologi koloni yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa
berbeda satu sama lain. bakteri tersebut merupakan bakteri
Setelah didapatkan hasil kitinolitik. Hal tersebut ditunjukkan
karakteristik dan uji biokimia, kemudian dengan terbentuknya zona bening yang
dicocokkan dengan literatur yang ada, timbul di sekeliling bakteri (Gambar 1).
yakni menggunakan buku Bergey’s Aktivitas kitinolitik secara kualitatif dapat
Manual of Determinative Bacteriology. ditentukan adanya zona bening di sekitar
Dari hasil pengujian tersebut koloni bakteri yang tumbuh pada medium
didapatkan jenis – jenis bakteri yaitu agar kitin (Gohel et al., 2006). Zona
Aeromonas sp., Bacillus sp. dan bening terbentuk akibat enzim kitinolitik
Pseudomonas sp.. Keempat isolat tersebut yang dibebaskan ke luar sel bakteri untuk
selanjutnya dilakukan uji hidrolisis kitin memecah makromolekul kitin menjadi
Bakteri yang telah diisolasi dengan molekul kitin yang lebih kecil, sehingga
menggunakan media TSA juga kemudian bakteri dapat mengambil nutrisi dalam
diisolasi menggunakan media yang bentuk molekul-molekul kecil (Joklik and
mengandung kitin. Uji hidrolisis bakteri Smith, 1968). Enzim kitinolitik yang
kitinolitik ditandai dengan adanya zona disekresikan bakteri dalam medium agar
bening yang dihasilkan dari bakteri kitin kemudian diikat oleh partikel kitin
tersebut. (koloidal kitin), sehingga kitin menjadi
terdegradasi dan komposisi kitin dalam
Hasil dan Pembahasan
medium menjadi berkurang. Degradasi
Untuk mempelajari sifat-sifat dan
oligomer kitin dan penggunaan molekul
karakteristik dari mikroba, maka masing-
hasil degradasi tersebut oleh bakteri
masing mikroba harus dipisahkan dari satu
membuat medium tampak jernih, terutama
dengan yang lainnya sehingga didapatkan
di sekitar koloni bakteri (Chen and Lee,
kultur atau biakan murni dari mikroba
1994).
tersebut. Untuk mendapatkan isolat bakteri
21 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

Tabel 1. Hasil Karakteristik Bakteri


Karakteristik 1 2 3 4
Uji Gram - - + -
Warna krem krem putih Putih
Morfologi sel batang batang batang Batang
Oksidase + + - +
Katalase + + + +
O/F F F NR NR
TSIA As/As As/As As/NR As/As
LIA - - + +
Motilitas + + - -
Indole + + - -
MR + - - -
Vp + + - -
Citrate - - - -
Urease - - - +
Glukosa + + + +
Laktosa - - - -
Sukrosa + + - +
Arabinosa - - - -
Manitol + + + -
Inositol - - V -
Maltose + + + +

Hasil uji hidrolisis kitin bakteri dilakukan pewarnaan gram yang


menujukkan bahwa isolat tersebut menunjukkan semua bakteri menunjukkan
merupakan bakteri kitinolitik. Hal tersebut gram negatif dan gram positif (Tabel 1).
ditandai dengan terbentuknya zona bening Berdasarkan hasil isolasi bakteri,
di sekitar bakteri. Hal itu menunjukkan morfologi bakteri yang diisolasi dari
bahwa bakteri dapat mengambil nutrisi cangkang lobster air tawar (Cherax
dalam bentuk molekul-molekul kecil. quadricarinatus) memiliki koloni yang
Semakin besar zona bening yang dengan bentuk bulat, tidak beraturan dan
terbentuk, maka semakin besar pula ada pula yang datar. Hal tersebut
kemampuan isolat dalam mendegradasi menunjukkan karakteristik dari bakteri
kitin (Yusmarini et al., 2009). tersebut. Uji sifat morfologi koloni bakteri
Selanjutnya isolat yang mempunyai sangat penting untuk identifikasi bakteri
aktivitas enzim kitinase dilakukan uji karena karakteristik koloni bakteri pada
identifikasi. Dari hasil pengamatan semua medium lempeng dapat memiliki nilai

22 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

identitas (Prabaningtyas, 2003). Hasil uji tersebut dicocokkan dengan Bergey’s


identifikasi tersebut kemudian dilanjutkan Manual of Determinative Bacteriology.
dengan uji biokimia dan hasil dari uji

Tabel 2. Hasil Karakteristik Bakteri


Karakteristik 1 2 3 4
Uji Gram - - + -
Morfologi sel batang batang batang Batang
Oksidase + + - +
Katalase + + + +
O/F F F NR NR
TSIA As/As As/As As/NR As/As
LIA - - + +
Motilitas + + - -
Indole + + - -
MR + - - -
Vp + + - -
Citrate - - - -
Urease - - - +
Glukosa + + + +
Laktosa - - - -
Sukrosa + + - +
Arabinosa - - - -
Manitol + + + -
Inositol - - v -
Maltose + + + +
Hasil Aeromonas sp. Aeromonas sp. Bacillus sp. Pseudomonas sp.
Identifikasi
(Holt et al., 2000)

Zona bening

Gambar 1. Pengamatan zona bening

23 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

Dari hasil uji identifikasi dan uji biokimia danKitinase pada Tanaman Kopi
Arabika (Coffea Arabica L.) Tahan
didapatkan 3 bakteri kitinolitik yaitu
dan RentanKarat Daun.
Aeromonas sp., Bacillus sp dan Jurnal Menara Perkebunan. 72 (2):
57-71.
Pseudomonas sp. ketiga bakteri yang
Chen, J. P. and M. S. Lee. 1994.
diidentifikasi tersebut memiliki kemampuan Simultaneous Production and
untuk mendegradasi kitin (Tabel 2). Partition of Chitinase during Growth
of Serratia Marcescens in an
Menurut Thompson et al., (2001), beberapa Aqueous Two-phase System.
genus bakteri yang mampu menghasilkan Biotecnology Techniques. 8(11):
783-788.
enzim kitinolitik adalah Aeromonas,
Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium.
Bacillus, Enterobacter, Pseudomonas dan Analisis Mikrobiologi Pangan.
Serratia. (Goodday, 1994). Bogor: Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen
Kesimpulan dan Saran Pendidikan dan Kebudayaan. Institut
Pertanian Bogor.
Dari hasil penelitian didapatkan
Gooday, G. W. 1994. Physiology of
bakteri kitinolitik Aeromonas sp., Bacillus Microbacterial Degradation of
sp dan Pseudomonas sp. pada cangkang Chitin and Chitosan. Biochemistry
of Microbacterial Degradation.
Lobster Air Tawar (Cherax Netherlands.
quadricarinatus). Bakteri tersebut mampu Gohel, V., A. Singh, M. Vimal, P. Ashwini
untuk mendegradasi kitin yang ditandai and H. S. Chatpar. 2006.
Bioprospecting and Antifungal
dengan adanya zona bening di sekitar Potential of Chitinolytic
bakteri. Microorganism. African Journal of
Biotechnology 5(2) : 54-72.
Perlu dilanjutkan penelitian lanjutan
Herdyastuti, N., T. J. Raharjo, Mudasir and
mengenai bakteri kitinolitik yang terdapat S. Matsjeh. 2009. Chitinase and
pada cangkang lobster air tawar (Cherax Chitinolytic Microorganism :
Isolation, Characterization and
quadricarinatus) sebagai daya hambat Potential. Departement of
maupun keperluan lainnya untuk budidaya. Chemistry. Universitas Negeri
Surabaya. 9(1), 37-47.
Daftar Pustaka Holt, J.G and N.R. Krieg. 2000. Bergey’s
Manual Of Determinative
Bacteriology. 9th Edition. Lippincott
Budiani, A., Santoso, D.A., Susanti, Williams & Wilkins. A Wolters
I.Mawardi S., dan Siswanto. 2004.
Ekspresi β-1,3 Glukanase
24 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )

Kluwer Company. Philadelphia. Direktorat Jendral Pendidikan


USA. Tinggi antar Universitas
Bioteknologi Institut Pertanian
Iskandar, 2006, Budidaya Lobster Air
Bogor. Bogor. VI. 322 hlm.
Tawar, Agro Media Pustaka, Jakarta.
Sukmajaya, Y dan I. Suharjo. 2003. Lobster
Lenni, F. dan Y. Yasmin. 2011. Isolasi dan
Air Tawar. Agro Media Pustaka.
Pengamatan Morfologi Koloni
Bakteri Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Rostinawati, T. 2008. Skrining dan
Pendidikan Biologi, 3(2) : 20-25. Identifikasi Bakteri Penghasil Enzim
Patil, R. S., J. Lee and H. K Lee. 2000. Kitinase dari Air Laut di Perairan
Purification and Characterization of Pantai Pondok Bali. Penelitian
Chitinase from Marine Bacterium Mandiri. Fakultas Farmasi.
Vibrio sp. The Journal Microbiology. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
26: 473-483. hal 22-25.
Prabaningtyas, S. 2003. Karakteristik Tumebow, S. S. 2011. Kualitas Air pada
Bakteri Koleksi Laboratorium Kolam Lobster Air Tawar (Cherax
Mikrobiologi Universitas Negeri quadricarinatus) di BBAT Tatelu.
Malang. Malang. Jurnal Perikanan dan Kelautan
Tropis. Fakultas Perikanan dan
Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan Kelautan. Universitas Sam Ratulangi
Bioteknologi. Departemen Manado.
Pendidikan dan Kebudayaan

25 | J I P K V o l . 8 N o . 1
Diterima/submitted:26 Agustus 2014
Disetujui/accepted: 15 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai