BIOFILTER
OLEH :
A. Latar Belakang
tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya atau biasa
juga dikatakan sebagai tempat pemeliharaan atau budidaya biota (organisme) air
Budidaya perairan sangat berhubungan dengan filtrasi yaitu proses paling penting
dalam pengolahan air dan limbah. Dalam pengolahan air digunakan untuk
menyediakan air yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Semua
filter yang terlapisi biomassa dapat dikatagorikan sebagai biofilter (Enuari, 2016).
dalam limbah cair untuk mereduksi kandungan senyawa-senyawa organik dan non
organik serta bakteriologis pada limbah cair tersebut. Sistem pengolahan limbah
domestik secara anaerob yang diutamakan, Aliran secara vertikal dan horisontal
dengan sistem pembagian ruangan, sehingga akan terjadi proses fermentasi yang
sempurna (Haerun, et al., 2018). Salah satu jenis hewan penyaring (filter feeder)
berasal dari Taiwan. Kijing ini masuk ke Indonesia tanpa di sengaja ketika
Indonesia mengintroduksi ikan nila pada tahun 1969. Budidaya Kijing Taiwan
(Anodonta woodiana) di kolam terkontrol berupa poli kultur dengan ikan nila dan
ikan mola di keramba jaring apung serta melakukan implantasi inti dan
2015).
seperti danau, sungai dan kolam tetapi, ikan nila bersifat euryhaline yaitu mampu
dipelihara dalam kisaran salinitas yang lebar, dapat hidup di lingkungan air tawar,
B. Rumusan Masalah
penggunaan media biofilter menggunakan kijing taiwan dan batu karang terhadap
biofilter.
berikut:
Kingdom : Animalia
Fhyllum : Chordata,
Class : Pisces
Order : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik
yang berukuran besar. Mata besar, menonjol, dan bagian tepi berwarna lima putih.
Gurat sisi (linealiteralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tapi
letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada,
jumlah sisik pada garis rusuk berjumlah 34 buah, memiliki 17 jari-jari keras pada
sirip punggung, pada sirip perut terdapat 6 buah jari-jari lemah, sirip dada 15 jari-
jari lemah, sirip dubur 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah dan bentuk ekornya
Habitat ikan nila adalah air tawar seperti sungai, danau, waduk, dan rawa-
rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas (euryhaline) sehingga
dapat pula hidup dengan baik di air payau dan laut. Salinitas yang cocok untuk
nila adalah 0-35 ppt, namun salinitas yang memungkinkan nila tumbuh optimal
adalah 0-30 ppt. Ikan nila masih dapt hidup pada salinitas 31-35 ppt, tetapi
Penyebaran ikan nila di alam sangat luas, baik di daerah tropis maupun di
daerah beriklim. Dimulai dari daerah asalnya yaitu Afrika bagian Timur, seperti
sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, chad, Nigeria dan Kenya. Ikan jenis ini di
tahun. Dalam satu siklus (daur) hidup ikan nila meliputi tahap-tahap: stadium
berlangsung selama 5 sampai 6 bulan. Setiap tahun ikan nila dapat berpijah antara
6 sampai 7 kali. Larva yang baru lahir berukuran kecil (panjang tubuh) 4 mm-5
mm, dan diasuh dalam mulut induk betina selama kurang lebih 1 hari. Larva yang
sudah besar (panjang tubuh) 8 mm disebut stadium benih. Pada stadium benih
ikan nila memiliki kebiasaan hidup berenang dan bergerombol, tetapi setelah
benih berukuran besar hidup berpisah sendiri-sendiri. Sedangkan ikan nila yang
stadium benih menjadi ikan dewasa berlangsung selama 4 sampai 5 bulan. Ikan
nila yang berumur 1,5 sampai 2 tahun dengan berat badan lebih dari 500
Pada genus Oreochromis, induk ikan betina mengerami telur dan larvanya
dalam rongga mulut, menjaga dan membesarkan larvanya sendiri, dan secara
alami ikan nila dapat memijah sepanjang tahun di daerah tropis. Pada umumnya
pemijahan ikan nila terjadi pada setiap musim hujan, yaitu 6 – 7 kali/tahun. Ikan
nila mencapai fase dewasa pada umur 4 – 5 bulan, dan masa pemijahan produktif
induk adalah pada umur 1,5 – 2,0 tahun dengan bobot di atas 500 g/ekor (Erni, et
al., 2018).
yang sangat responsif terhadap pakan buatan. ikan nila merupakan ikan pemakan
didominasi oleh Rotifera, Crustacea dan Protozoa. Pada umumnya ikan akan
berukuran lebih besar akan memangsa makanan yang lebih besar dan melakukan
hidup dalam suatu saat tertentu. Kualitas air seperti suhu, kadar amoniak dan
nitrit, oksigen terlarut, serta tingkat keasaman suatu perairan (pH), dan juga rasio
antara jumlah pakan dengan kepadatan adalah suatu faktor yang mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan nila. Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan nila rata-rata
dari suatu organisme yang mampu dilihat dari perubahan ukuran panjang dan
berat dalam satuan waktu. Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat
dibandingkan dengan ikan nila betina. Laju pertumbuhan ikan nila jantan rata-rata
2,1 gram/hari, sedangkan laju pertumbuhan ikan nila betina rata-rata 1,8
gram/hari. Pada waktu pemeliharaan 3-4 bulan, dapat diperoleh ikan nila
berukuran rata-rata 250 gram dari berat awal ikan nila 30-50 gram (Suriadi, 2019).
F. Biofilter
dalam limbah cair untuk mereduksi kandungan senyawa-senyawa organik dan non
organik serta bakteriologis pada limbah cair tersebut. Biofilter merupakan salah
kerangan yang hidup diperairan tawar. Kijing ini menurut penelitian berasal dari
Taiwan dan bisa terdapat di Indonesia dikarenakan tanpa sengaja terbawa bersama
ikan mola (Hypophtalmichyts molitrix) pada tahun 1969. Kijing Taiwan dikenal
sebagai filter feeder, daya hidupnya yang tinggi dan cepat dalam berkembang biak
termasuk logam berat dengan demikian dapat membantu dalam usaha penjernihan
air. Perbaikan kualitas air bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan filter baik
secara mekanik, kimia, dan biologi. Filter biologi adalah filter alami dengan
memanfaatkan hewan air salah satunya adalah kerang/kijing sebagai filter feeder
1. Suhu
Suhu adalah ukuran terhadap panas atau dinginnya suatu benda atau zat
(Supu, et al., 2016). Dalam usaha budidaya perikanan suhu adalah salah satu
metabolisme ikan menjadi lambat dan menyebabkan nafsu makan ikan menjadi
radiasi matahari, suhu udara, cuaca, dan iklim (Sidabutar, et al., 2019).
2. pH
konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu, atau pH = - log (H+).
mudah terserang penyakit, serta produktivitas dan pertumbuhan rendah. Selain itu,
dapat hidup minimal pada pH 4 dan pH diatas 11 akan mati (Siegers, et al., 2019).
3. TOM
total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut dan tersuspensi. Bahan
bahan organik yang mengalami perombakan dan bahan-bahan organik total yang
berasal dari daratan dan terbawa oleh aliran air (Yuspita, et al.,2018).
.
II. METODE PRAKTIKUM
01-15 Juni 2022 pukul 08.00-Selesai WITA yaitu perakitan sistem biofilter dan
Pembenihan dan Produksi, dan dilanjutkan pada Senin, 20 Juni 2022 pukul 09.00-
Oleo, Kendari.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum biofilter, dapat dilihat
pada tabel 1.
C. Prosedur Kerja
1. Biofilter
2. Suhu
c. Membaca nilai yang tertera pada thermometer ketika masih di dalam air
3. pH
c. Membaca nilai yang tertera pada pH meter ketika masih di dalam air maka
4. TOM
berikut:
d. Memanaskan sampel pada hot plate dengan suhu 70-80⁰C sampai berubah
warna.
1. Pertumbuhan Mutlak
Safaringga, et al,. (2017), laju pertumbuhan bobot mutlak dapat dihitung dengan
PM = Wt-W0
Keterangan:
PM = Pertumbuhan Mutlak (gr),
Wt = Bobot rata-rata akhir penelitian (gr),
W0 = Bobot rata-rata awal penelitian (gr).
2. Kelangsungan Hidup
SR = Nt/No x 100%
Keterangan :
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%),
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan,
No = Jumlah ikan yang hidup pada awal pemeliharaan
3. Parameter Kualitas air
BOT/TOM
yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid. Menurut Yuspita,
et al,. (2018) lerhitungan bahan organik terlarut (BOT) dapat dilihat dibawah ini:
E. Analisi Data
(SPSS 20). Apabila memberikan pengaruh yang signifikan makan akan dilakukan
uji lanjut. Sedangkan untuk kualitas air, data dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pertumbuhan Mutlak
yaitu sebesar 1,521 g dan pertumbuhan mutlak terendah terdapat pada perlakuan
1.6
1.4 1.521
1.2
1
0.8
PM
0.6
0.4
0.381
0.2
0
A B
Perlakuan
Gamb
dengan menggunakan kijing Taiwan dan batu karang berpengaruh nyata (P<0,05)
dan kelangsungan hidup terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 70%.
120
90%
100
Kelansungan Hidup (%)
80 70%
60
40
20
0
A B
Perlakuan
Gamb
Adapun hasil yang diperoleh pada parameter kualitas air dapat dilihat pada
dari suatu organisme yang mampu dilihat dari perubahan ukuran panjang dan
berat dalam satuan waktu. Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat
kan peranan mikroorganisme (bakteri) pada media hidup yang diberikan. Limbah
hasil budidaya meliputi amonia (NH3), bahan organik, dan padatan tersuspensi.
Limbah tersebut apabila tidak dikelola dan dibuang langsung ke lingkungan dapat
(Muslim, 2013).
yaitu sebesar 1,521 g dan pertumbuhan mutlak terendah terdapat pada perlakuan
media biofilter sehingga pakan yang tidak dimakan oleh ikan nila akan terfilter
dan kualitas airnya tetap terjaga. Sedangkan pada perlakuan A tidak menggunakan
biofilter sehingga pakan yang tidak dimakan oleh ikan nila akan terlarut didalam
air yang membuat kadar amoniaknya menjadi tinggi dan dapat bersifat racun bagi
ikan karena mengganggu proses pengikatan oksigen dalam darah. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Zulfikri, (2019), bahwa kotoran padat dan sisa pakan tidak
termakan adalah bahan organik dengan kandungan protein tinggi yang diuraikan
akhir dalam air. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Siegers, et al., (2019),
bahwa tingkat efisiensi penggunaan pakan nila ditentukan oleh pertumbuhan dan
jumlah pakan yang diberikan. Dilihat dari pertumbuhan ikan nila menunjukkan
bahwa pakan yang diberikan sudah sesuai untuk kebutuhan ikan namun faktor lain
yang menyebabkan ikan tidak mau makan adalah kondisi lingkungan yaitu
oleh faktor fisika, kimia dan biologi perairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor dari
dalam memanfaatkan makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika,
dan kelangsungan hidup terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 70%.
Hal ini dikarenakan pada perlakuan B menggunakan media biofilter dengan kijing
Taiwan dan batu karang sehingga kualitas airnya tetap terjaga. Hal ini didukung
ammonia menjadi nitrit, dan kemudian nitrit menjadi nitrat oleh bakteri. Filter
mekanis tidak dapat menyaring limbah ikan yang larut kedalam air atau partikel
limbah yang terlalu kecil sehingga tidak dapat tersaring oleh filter mekanis.
Limbah mikroskopis ini diurai oleh bakteri biofilter. Salah satu organisme yang
biofilter sehingga kualitas air pada perlakuan A menjadi kurang bagus karena
kadar amoniaknya tinggi dan dapat menjadi toksik terhadap organisme ikan nila
bahkan menyebabkan kematian. Kematian ikan nila yang terjadi pada perlakuan
amonia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahyuningsih & Arbi (2020), bahwa
amonia merupakan senyawa toksik yang dapat memberikan dampak buruk bagi
kesehatan ikan. Toksisitas amonia pada ikan terutama karena efeknya terhadap
lingkungan, dengan hasil akhirnya amonia menjadi meningkat dalam tubuh dan
kedua perlakuan (perlakuan A dan B) mempunyai nilai suhu yang sama yaitu
sebesar 27,25⁰ C. Hal ini dapat terjadi karena lokasi budidaya yang sama
sehingga menjadikan sebaran suhu antara kedua perlakuan hampir sama. Hasil
yang diperoleh dapat dikatakan optimal untuk pertumbuhan ikan nila yang
dibudidayakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azhari & Aprelia, (2018),
bahwa kisaran suhu yang baik untuk budidaya ikan nila adalah 25-30⁰C.
didalam pada kedua perlakuan sebesar 7, dalam batas toleransi hidup ikan nila
atau berada pada kondisi yang baik.. Sesuai dengan pernyataan Siegers, et al.,
(2019), bahwa ikan nila dapat mentolerir keasaman perairan untuk hidup optimal
antara 5-8.5. Hasil TOM atau bahan organik total pada perlakuan B (tanpa filter)
sebesar 45,50 mg/l, hasil tersebut sangatlah tinggi atau melawati nilai optimum
TOM yaitu 1-10 mg/l yang menyebabkan ikan nila (Oreochromis niloticus)
kehilangan nafsu makan bahkan menyebabkan kematian. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Apriliana, et al., (2014), bahwa parameter bahan organik total kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu 10 mg/l. Jika kandungan bahan organik total
A. Simpulan
B. Saran
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA