Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PELAYARAN HONGI

OLEH :

NAMA : ARLIAN
KELAS : XI MIPA

MAN 02 BOMBANA
KEC. KABAENA KAB. BOMBANA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN AJARAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul “Pelayaran Hongi”
tepat pada waktunya.
Dengan selesainya penyusuna tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Lisawahyudin S.Pd yang telah membimbing dalam pembuatan tugas
makalah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga tugas
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kabaena, 17 Oktober 2022

ARLIAN

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................ 1
1.3 Manfaat...................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 3
2.1 Devinisi Pelayaran Hongi.......................................................... 3
2.1 Tujuan Pelayaran Hongi............................................................ 3
2.3 Dampak Pelayaran Hongi.......................................................... 4
2.4 Peraturan Pelayaran Hongi........................................................ 5
2.5 Perlawanan Praktik Pelayaran Hongi ........................................ 5
BAB III. PENUTUP .................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan................................................................................ 7
3.2 Saran.......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya kita ketahui bahwa VOC mempunyai hak untuk mengatur


harga rempah – rempah dan komoditi dari masyarakat pribumi di Indonesia. VOC
membeli rempah – rempah dengan harga murah sehingga membuat masyarakat
pribumi yang menjual rempah – rempahnya ke VOC mengalami kerugian. Akibat
adanya kerugian ini, beberapa kelompok pribumi seringkali menjual rempah –
rempah tersebut kepada pedagang lain selain VOC melalui jalur laut. Dari sinilah
VOC membuat adanya suatu pelayaran yang bertujuan untuk mengatur
perdagangan rempah – rempah di laut.
Pelayaran Hongi berasal dari suatu pelayaran VOC yang menggunakan
sebuah kapal yang berbentuk kura – kura. Lambat laun orang – orang menyebut
pelayaran tersebut sebagai pelayaran hongi. Sejarah mencatat pada mencatat pada
tahun 1621 masyarakat Banda menentang adanya kebijakan VOC, kemudian Jan
Pieterzoon Coen mengirimkan armada kapalnya untuk menghancurkan
masyarakat yang melawan. Selain itu VOC juga menyingkirkan pedagang lain
untuk lebih menguatkan posisinya di Indonesia diantaranya dengan
menyingkirkan pedagang Inggris, Portugis dan Spanyol. Dengan pelyaran Hongi
ini VOC memaksa pribumi untuk hanya menjual rempah – rempahnya ke VOC.
Pelayaran Hongi adalah suatu sistem keamanan VOC yang bertujuan
menjaga, mengawasi serta mencegah adanya pelanggaran pedagang yang mencari
rempah – rempah di nusantara.
1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah


1. Apa yang di maksud dengan pelayaran hongi ?
2. Apa tujuan dari dilakukannya pelayaran hongi ?
3. Bagaimana dampak negatif dan positif dari pelayaran hongi ?
4. Bagaimana peraturan pelayaran hongi ?

1
5. Bagaimana perlawanan masyarakat terhadap praktik pelayaran
hongi ?
1.3 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah


1. Mengetahui devinisi dari pelayaran hongi ?
2. Mengetahui tujuan dilakukannya pelayaran hongi ?
3. Mengetahui dampak negatif dan positif dari pelayaran hongi ?
4. Mengetahui peraturan pelayaran hongi ?
5. Mengetahui bagaimana perlawanan masyarakat terhadap praktik
pelayaran hongi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Pelayaran Hongi

Pelayaran Hongi merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyebut


pelayaran yang dilakukan oleh pihak Belanda atau Vereenigde Ooostindische
Compagnie. Nama ini sering pula disebut Ekspedisi Hongi atau Hongitochten.
Ekspedisi ini dilakukan oleh VOC sebagai sistem keamanan untuk
mencegah upaya pencurian rempah-rempah di Nusantara, sehingga perlengkapan
senjata yang digunakan juga sangat lengkap. VOC sendiri adalah persekutuan
dagang yang mempunyai tujuan untuk memonopoli aktivitas perdagangan di
wilayah Asia, tak terkecuali Indonesia.
Pada wilayah Nusantara, pelayaran terfokus di area perairan Maluku
dengan menggunakan kapal kora-kora. Adapun nama kapal kora-kora yang
digunakan adalah Hongi, sehingga dikenal ‘pelayaran Hongi’.

Gambar 1. Pelayaran Hongi


(Sumber : Idsejarah.net)

2.2 Tujuan Pelayaran Hongi

Jika melihat latar belakang lahirnya pelayaran Hongi, ada beberapa benang
merah mengenai tujuan pelayaran tersebut yang bisa disimpulkan. Pihak Belanda
yang saat itu menggunakan VOC menerapkan sistem perdagangan yang harus
dipatuhi di Asia. Tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya penyelundupan
rempah-rempah. Selain itu pelayaran Hongi juga bertujuan untuk mengawasi

3
proses perdagangan yang berlangsung agar tetap berada dalam jalur monopoli
yang ditetapkan. Selanjutnya rempah-rempah yang diperdagangkan di kawasan
Nusantara juga sangat diawasi oleh pihak VOC. Tujuan yang paling penting dan
juga menjadi cikal bakal lahirnya pelayaran Hongi yaitu keinginan Belanda untuk
memusnahkan produksi berlebihan rempah-rempah.
Hal itulah yng menyebabkan banyak perkebunan cengkeh dan lada dari
warga lokal yang dihancurkan oleh pihak Belanda atau VOC.
2.3 Dampak Pelayaran Hongi

Seperti berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, pelayaran


Hongi juga membawa dampak negatif dan dampak positif. Dampak yang dibahas
di sini menggunakan sudut pandang masyarakat pribumi dalam hal ini bangsa
Indonesia.
1. Rakyat di Kepulauan Maluku semakin menderita
Selama Pelayaran Hongi berlangsung, banyak pemuda yang menjadi
pendayung kora-kora mengalami kelaparan dan meninggal karena tidak diberi
makan yang cukup. Seringkali, waktu yang digunakan pun melebihi batas yang
disepakati, yaitu tiga bulan. Kondisi ini terus berlangsung, karena rakyat yang
menolak akan langsung dihukum cambuk bahkan dibunuh. Kabarnya, Pelayaran
Hongi tidak hanya membuat rakyat Maluku menderita, tetapi juga kehilangan
populasinya.
2. Jumlah tanaman rempah-rempah berkurang
Kebijakan Hongitochten yang disertai dengan ekstirpasi membuat jumlah
tanaman rempah-rempah yang ada di Maluku berkurang. Seperti diketahui, VOC
akan melakukan pembinasaan tanaman rempah-rempah ketika ditemukan
pelanggaran demi meraih kestabilan harga dan memaksimalkan keuntungan.
Akibatnya, rakyat pun semakin terjun dalam jurang kemiskinan ketika perkebunan
mereka dimusnahkan oleh Belanda.
Dampak negatif yang ditimbulkan pelayaran Hongi secara umum ada dua.
1. Pertama, keuntungan yang diperoleh pihak Belanda semakin
banyak, sedangkan masyarakat lokal menderita kekurangan.

4
2. Kedua, produksi pohon cengkeh dan lada di Nusantara, khususnya
Maluku mengalami pengurangan dan kehancuran.
Sementara itu dampak positif dari pelayaran Hongi yaitu rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat Indonesia semakin meningkat.
Hal itu dikarenakan mereka sudah bisa melihat dengan jelas begaimana
sikap dan perlakukan pihak VOC. Dengan begitu motivasi masyarakat untuk
melakukan perlawanan semakin besar.
2.4 Peraturan Hongi

Dalam praktik pelayaran Hongi, pihak VOC menerapkan peraturan


tertentu demi melancarkan tujuannya. Akan tetapi sebelumnya VOC terlebih
dahulu melakukan perjanjian dengan raja, patih, ataupun orang terpandang yang
menjadi pemimpin suatu wilayah.
Perjanjian tersebut berlangsung jika wilayah yang dituju setuju dengan
pemusnahan cengkeh. Sebenarnya perjanjian hanya merupakan bentuk formalitas
saja, karena jika ada wilayah yang menolak untuk memusnahkan tanaman
cengkeh di wilayahnya, maka VOC tidak akan segan bertindak kasar.
Kepala wilayah akan dibuang, sedangkan rakyatnya akan dideportasi yaitu
dipindah paksa ke pulau lain. Setelah persetujuan perjanjian, wilayah yang akan
dimusnahkan tanaman cengkehnya wajib menyediakan kora-kora serta
pendayung.
Kora-kora ini akan digunakan untuk berlayar ke pulau lainnya. Jika ada
yang menolak untuk mendayung, maka hukumanya adalah dicambuk dan
didenda.
Semua yang disediakan oleh kepala wilayah atau negeri itu akan diberikan
ganti rugi dari VOC. Sayangnya korupsi yang dilakukan oleh pegawai VOC
ataupun kepala negeri menyebabkan rakyat setempat yang sebenarnya paling
dirugikan tidak memperoleh apa-apa.
2.5 Perlawanan Masyarakat Terhadap Praktik Pelayaran Hongi

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa masyarakat Nusantara yang


tidak setuju dengan pelayaran Hongi melakukan perlawanan. Salah satunya yaitu

5
perlawanan dari pihak Banda, yang juga dikenal sebagai produsen cengkeh.
Sayangnya upaya dan perjuangan yang dilakukan harus berakhir kemalangan.
Selain itu Sultan Hasanuddin dari Sulawesi Selatan juga mengerahkan
armada untuk melakukan perlawanan membantu rakyat Maluku. Diketahui ada
sekitar 100 perahu yang digunakan dengan armada kuat. Akan tetapi dampak yang
ditimbulkan pelayaran Hongi di Maluku sudah terlalu besar.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang bisa ditarik dari pembahasan diatas adalah:


1. Pelayaran Hongi adalah suatu sistem keamanan VOC yang
bertujuan menjaga, mengawasi serta mencegah adanya pelanggaran
pedagang yang mencari rempah – rempah di nusantara.
2. Tujuan pelayaran hongi yaitu keinginan Belanda untuk
memusnahkan produksi berlebihan rempah-rempah.
3. Dampak negatif pelayaran hongi adalah keuntungan yang diperoleh
pihak Belanda semakin banyak, sedangkan masyarakat lokal
menderita kekurangan. Dampak positifnya adalah rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat Indonesia semakin meningkat.
3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar siswa-siswi lebih giat lagi mencari
informasi tentang pelayaran hongi baik di internet, buku, jurnal, koran dan
sebagainya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah


Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai