Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KESERAKAHAN VOC

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

FAIZA
RIKA
PASYA RAMZAH PUTRA
DWI ANGELINA
YODI YOINOLEX P.
MUH. ALIF SYAPUTRA PRATAMA
ACHMAD GALANG
NATASYA ADELIA PUTRI

KELAS XI IPS 3
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 1
KOTA PALOPO
2022
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Keserakahan VOC ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai VOC, dan juga kserakahannya. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan mohon memohon kritik dan saran yang yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Palopo, 14 Agustus 2022


2

DAFTAR ISI

SAMPUL ..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Sejarah Berdirinya VOC ....................................................................................... 4
B. Keserakahan VOC ................................................................................................ 5
C. Runtuhnya VOC ................................................................................................... 9
BAB III - PENUTUP....................................................................................................... 11
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah
usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi
satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri
Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal
dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas
direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah untuk menghindari persaingan tidak sehat di
antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya
maupun dengan bangsa-bangsa Asia. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang
berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang berdirinya VOC
2. Mengetahui hak-hak VOC
3. Mengetahui keserakahan VOC terhadap Nusantara
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya VOC

VOC yang didirikan pada tahun 1602, oleh pemerintah negeri Belanda diberikan octrooi
(hak istimewa), yakni sebagai berikut:
1. Hak monopoli perdagangan.
2. Hak untuk memiliki tentara.
3. Hak untuk melakukan ekspansi ke Asia, Afrika, dan Australia.
4. Hak untuk melakukan peperangan, membuat perdamaian, dan mengadakan
perjanjian dengan raja-raja yang dikuasainya.
5. Hak untuk mencetak uang.
Dengan hak-hak istimewa tersebut, VOC bukan saja sebagai kongsi dagang tetapi juga
merupakan pemerintahan semi resmi. Pada tahun 1605, VOC di bawah pimpinan Steven van
der Haagen berhasil merebut benteng Portugis di Ambon. Untuk memperkuat kedudukannya,
VOC mengangkat seorang pimpinan yang berpangkat Gubernur Jenderal. Untuk membantu
Gubernur Jenderal, di daerah-daerah penting diangkat seorang Gubernur. Gubernur Jenderal
yang pertama ialah Pieter Both dan berkedudukan di Ambon; karena Ambon merupakan
pangkalan dagang VOC yang paling kuat dan strategis.
Dalam perkembangannya, Ambon dinilai tidak strategis lagi. Perhatian VOC ditujukan
ke Jayakarta, kota pelabuhan Kerajaan Banten. Di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan
Pieterzoon Coen (J.P. Coen) tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta sebagai markas
besar VOC. J.P. Coen kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan
nama salah satu suku di negeri Belanda yakni suku Batavia. Selanjutnya Batavia dijadikan
markas besar VOC, sebagai tempat kedudukan Gubernur Jenderal dan menjadi pangkalan
imperialisme Belanda di Indonesia.
5

B. Keserakahan VOC

Keserakahan VOC tidak begitu saja terjadi tanpa alasan atau tanpa latar belakang. VOC
adalah kongsi dagang Belanda yang didirikan pada 20 Maret 1602. Tujuan didirikannya
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perkumpulan Dagang India Timur) seperti tercermin
dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan
guna keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang
pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak
merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa
Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.memonopoli
perdagangan di Asia. VOC satu – satunya kongsi dagang yang menerapkan sistem pembagian
saham pada masanya. VOC memiliki kantor pusat di Oost-Indisch Huis, Amsterdam Belanda,
Republik Belanda. VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri.
Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih
berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap
suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti
VOC, dapat bertindak seperti layaknya suatu Negara. Berikut ialah hak – hak istimewa VOC
yang tercantum di Oktrooi (piagam/charta) :
1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai
dengan Selat Magelhaens, termasuk kepulauan Nusantara.
2. Membentuk angkatan perang sendiri.
3. Melakukan peperangan.
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri.
6. Mengangkat pegawai sendiri, dan
7. Memerintah di negeri jajahan.

Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan melakukan
peperangan, maka VOC berupaya meemperluas daerah – daerah di Nusantara sebagai wilayah
kekuasaan dan monopolinya. Namun semakin luas wilayah monopoli Belanda di Nusantara,
membuat “Dewan Tujuh Belas” kewalahan mengatasi masalah, lalu dibentuklah Gubernur
baru yang memiliki kekuasaan tertinggi. Pieter Both ialah Gubernur Jenderal VOC yang
pertama menjabat dari tahun 1610 – 1614.
6

Pada awalnya sikap Belanda di nusantara diterima oleh warga setempat, namun karena
terlalu terobsesi meraup keuntungan yang banyak, Belanda semakin hari semakin berbuat
semena mena terhadap masyarakat Indonesia.
Beberapa kali Gubernur Jendral VOC berganti kepemimpinan, namun pada saat
kepemimpinan J.P.Coen lah terjadi banyak penindasan terhadap rakyat Indonesia dikarenakan
sifat serakah, angkuh dan ambisius J.P.Coen yang ingin menguasai seluruh harta kekayaan
Nusantara.
Berikut ialah keserakahan yang dilakukan Belanda pada Indonesia :
1. Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.
2. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdagangan.
3. Melaksanakan politik devide et impera( memecah dan menguasai ) dalam rangka
untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octrooiyang ditawarkan pemerintah Belanda.
5. Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah
dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
6. Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten).
7. Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah
yang melebihi ketentuan.
8. Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system
Priangan )
9. Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun
orang asing
10. Melakukan kondolisasi kedudukan.

Selain itu adapula Keserakahan VOC menurut tahun-tahunnya :


1. Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.
2. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdagangan.
3. Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka
untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroiyang ditawarkan pemerintah Belanda.
5. Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah
dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
7

6. Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten).


7. Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah
yang melebihi ketentuan.
8. Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system
Priangan )
9. Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun
orang asing
10. Melakukan kondolisasi kedudukan.

Selain itu ada juga beberapa daftar keserakahan VOC menurut tahunnya :
Pada Februari 1605, Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan
Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di
Hitu.
Pada tahun 1609, VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan. Namun niat
tersebut dihalangi oleh Raja Gowa. Karena Raja Gowa telah melakukan kerjasama dengan
pedagang-pedagang Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol & Portugis untuk melawan VOC.
Pada tahun 1610, Ambon dijadikan pusat pengendalian VOC, yang dipimpin oleh
seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3 periode gubernur-jendral tersebut, Ambon tak
begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar VOC karena jauh dari jalur-jalur utama
perdagangan Asia.
Pada 12 Mei 1619, Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru
Jayakarta sebagai Batavia.
Pada Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen, seorang warga negara Belanda, melakukan
pelayaran ke Banten dengan 17 kapal.
Pada 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten,
memukul mundur tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer & administrasi
yg relatif aman bagi pergudangan & pertukaran barang-barang, karena perjalanan dari Batavia
mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia bagian timur, timur jauh, dan Eropa.
Pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia
menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yg
menghalanginya. Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang
VOC.
Pada tahun 1619 pula, terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik
sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yg ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi,
8

Palembang & Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Tiongkok. Di
sini orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia.
Mereka aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yg terampil.
Pada tahun 1620, dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC
melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau Banda &
berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang & mempekerjakan tenaga
kerja kaum budak.
Pada tahun 1623,VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda membunuh 12
agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong
kepalanya.
Pada tahun 1630, Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-
dasar militer untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia.
Pada tahun 1637, VOC yang telah beberapa lama di Maluku tak mampu memaksakan
monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yg terpenting, cengkeh. Penyeludupan cengkeh
semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yg anti dengan VOC. Gubernur-
Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap para penyeludup & pasukan-
pasukan Ternate di Hoamoal.
Pada tahun 1643, Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan
memaksa raja Ternate Mandarsyah ke Batavia & menandatangani perjanjian yg melarang
penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yg dikuasai
VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi
kebutuhan untuk konsumsi dunia.
Pada tahun 1656, seluruh penduduk Ambon yg tersisa dibuang. Semua tanaman
rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tak didiami manusia
kecuali jika ekspedisi Hongi [armada tempur] melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-
pohon cengkeh liar yg harus dimusnahkan.
Pada 1670, VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di Indonesia
Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan tetapi
kekuatannya tak begitu besar. VOC pun menebangi tanaman rempah-rempah yg tak dapat
diawasi, Hoamoal tak dihuni lagi, orang Bugis & Makassar meninggalkan kampung
halamannya. Banyak orang-orang Eropa & sekutu-sekutu yg tewas, semata-mata guna
mencapai maksud VOC untuk memonopoli rempah-rempah.
9

Pada tahun 1674, Pulau Jawa dalam keadaan yg memprihatinkan, kelaparan merajalela,
berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, & hujan yg
tak turun pada musimnya.
Pada tahun 1680, VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah
tertentu saja di Jawa. Daerah pegunungan seringkali tak berhasil dikuasai & daerah ini
dijadikan tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakan-
pemberontakan mengakibatkan kesulitan & menguras dana VOC.
Pada tahun 1682, Pasukan VOC dipimpin François Tack & Isaac de Saint-Martin
berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut &
memonopoli perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yg merupakan saingan VOC
diusir.
Pada tahun 1740, terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tak kurang 1. 000
orang Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih sesudah sering
terjadi penangkapan, penyiksaan, & perampasan hak milik Tionghoa.
Pada Juni 1740, Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang
Tionghoa yg tak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini
dilaksanakan dengan sewenang-wenang.
Pada 9 Oktober 1740, dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besar-
besaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini ialah orang-orang Eropa & para budak.
Dan pada akhirnya ada sekitar 10. 000 orang Tionghoa yg tewas. Perkampungan orang
Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti sesudah orang Tionghoa
memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya yang rutin.
Pada Desember 1741, awal 1742-VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang
terancam serangan.

C. Runtuhnya VOC

Dapat kita ketahui bahwa sesuatu yang tidak baik tidak akan berlangsung lama, jika iya
pun, akan banyak hal buruk yang terjadi. Karena perbuatan buruk yang mereka lakukan
sendiri, mereka menelan pahit akibat perbuatannya. Berikut ialah beberapa faktor runtuhnya
VOC :
Semakin banyak daerah yang dikuasai oleh VOC, pengawasannya pun semakin sulit.
Kota Batavia semakin ramai dan padat karena orang dari timur asing seperti Cina dan Jepang
10

diizinkan tinggal sehingga Batavia menjadi banjir penduduk dan mengalami banyak masalah
sosial.
Parlemen Belanda menetapkan UU bahwa Raja menjadi penguasa tertinggi VOC.
Banyak pengurus yang mulai akrab dengan pemerintah sehingga mengabaikan kepentingan
pemegang saham.
Pengurus tidak lagi berfikir untuk memajukan usaha perdangangannya, melainkan
memperkaya diri.
Tahun 1673, VOC tidak mampu membayar dividen dan kas-nya pun merosot karena
perang yang dilaksanakannya dan timbullah beban hutang.
Adanya ordinasi agar para pejabat VOC diperlakukan hormat oleh semua orang baik
keturunan Eropa atau Indonesia.
Adanya ordinasi kedua agar para pejabat memakai kendaraan kebesaran, dan tentu itu
semua membebani anggaran, dan mulai terjadinya korupsi di antara para pejabat.
Di atas ialah beberapa faktor utama keruntuhan VOC, telah jelas sekali apa yang mereka
perbuat dapat merusak Organisasi atau Kongsi Dagang yang mereka jalani, maka dari itu
tidak heraan pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar, hutang – hutang VOC
diganti oleh pemerintah Belanda.
Dengan demikian kita telah mempelajari dari sejarah, bahwa sesuatu yang tidak baik
akan menghasilkan petaka. Seharusnya kita sebagai bangsa yang pernah ditindas VOC, kita
harus banyak belajar dari kegagalan – kegagalan yang mereka perbuat, dan menjauhin
perilaku – perilaku buruk mereka yang hanya menghancurkan diri mereka sendiri, dan pada
akhrinya keserakahan hanya akan mendatangkan musibah bagi orang – orang disekitar dan
juga diri sendiri.
11

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah.
Kami berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai