Disusun Oleh
Kelompok 1
Andri Sulistiyanto
Dini Nuranis
Koribah
M.Subekhi
Sendi Andriyanto
Wahyu Nurohman
Kelas : IX IPA 3
Bab 1 .................................................................................................................................................
Latarbelakang ...................................................................................................................................
Bab 2..................................................................................................................................................
Bab 3..................................................................................................................................................
A. Penutup...........................................................................................................................
B. Kesimpulan......................................................................................................................
BAB 1
Keberhasilan Belanda yang pulalng dengan muatan yang penuh dengan rempah-rempah
ini mendorong kapal-kapal Belanda yang lain berbondong-bondong datang ke Nusantara.
Banyaknya pedangang Belanda yang datang ke Indonesia telah mendorong persaingan sengit di
antara meraka. Selain itu, pedagang Belanda juga harus bersaing dengan pedagang Eropa lain
yang telah terdahulu berada di Indonesia.
Oleh karena itu, untuk menghindari persaingan tersebut atas saran anggota parlemen
Belanda yaitu Johan Van Oldebamevelt, maka dibentuklah perkumpulan bersama. Usulan
tersebut disambut dengan positif sehingga pada tanggal 20 Maret 1602 berdirilah Vereening Oost
Compagnie (VOC) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. Tujuandi bentuknya VOC antara
lain. Untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda. Memperkuat posisi Belanda dalam
mengahapi pesaing dengan bangsa-bangsa Eropa atau bangsa-bangsa Asia. Membantu
pemerintah Belanda dalam berjuang menghadapi Spanyol yang masih menguasainya.
BAB 2
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah suatu organisasi perdagangan yang didirikan
oleh Bangsa Belanda pada tanggal 20 Mei 1602.
Jan Peterzoon adalh seorang gubernur jendral VOC. Pada tahun 31 Mei 1619, J.P.Coen
mengganti nama jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan nama nenek moyang orang Belanda,
yaitu bangsa Bataaf. Selanjutnya Batavia diganti menjadi markas VOC. Atas perintah J.P Coen
padatahun 1620 dibangun sebuah gedung yang sekarang terletak dijalan Taman Fatahillah.
Gedung tersebut kemudian dikenal sebagai Stadhuis atau balai kota. Gedung itu merupaka salah
satu bangunan Belanda di Batavia yang digunakan sebagai kantorgubernur jenderal VOC.
Gedung tersebut dajadikan sentral untuk membangun kamaharajaan VOC. Tempat awal
membangun keabsolutan dan kesewenangan-wenangan monopoli perdagangan serta interverensi
politik VOC di Nusantara.
Salah satu tujuan kedatangan orang-orang Barat ke dunia Timur adalah mendapatkan
keuntungan dan kekayaan dari perdagangan rempah-rempah. Berita tentang keuntungan dan
perdagangan rempah-rempah menyebar luas dan hal itu membuat orang-orang Barat tertarik
untuk pergi ke Nusantara. Orang-orang Barat tersebut saling bernteraksi dan bersaing untuk
mendapat keuntungan. Para pedagang atau perusahaan dagang portugis bersaing dengan para
pedagang Belanda, bersaing dengan para pedagang spanyo, bersaing dengan para pedagang
Inggris dan seterusnya. Bahkan persaingan tersebut bukan tidak hanya antar Bangsa, antar
kelompok atau antar kongsi dagang, tetapi dalam satu bangsa pun mereka bersaing.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dan parlemen Belanda (Staten Generaal)
pada tahun 1598 menguusulkanagar antar kongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk
sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan tersebut baru terelisasi empat tahun
kemudian, yakni pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi dibentuk persekutuan koongsi dagan
Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi atau penggabungan antarkongsi yang ada. Kongsi
dagang tersebut diberi nama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau disebut
“Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur”.
Tujuan dibentuk VOC adalh menghindari persaingan diantara pedagang Belanda sehingga
mendapatkan keuntungan maksimal, memperkuat posisi Belanda dalam persaingan dengan
bangsa Eropa maupun dengan bangsa Asia lainya, dan membantu perintah Belanda yang sedang
berjuang menghadapi Spanyol (dalam bidang keungan).
Agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan leluasa, VOC oleh pemerintah Belanda
diberi hak-hak istimewa yang disebut hak aktroi. Dan isinya sebagai berikut.
Dengan memiliki hak untuk memiliki angkatan perang sendiri dan boleh melakukan
peperangan, VOC cenderung ekspansif. VOC berusaha memperluas daerah-daerahnya dan
melakukan monnopoli. VOC memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya.
Pada tahun 1505 VOC mengawali ekspansifnya, VOC berhasil mengusir purtugis dari Ambon
dan berhasil menduduki benteng pertahana Portugis.Benteng tersebut kemudian diberi nama
benteng victoria.
Pada awal perkembanganya sampai tahun 1610, secara langsung “Dewan TujuhBelas”
harus menjalankan tugas-tugasnya dan harus menyelesaikan urusan-urusan VOC(termasuk juga
urusan ekspansi untuk memperluas wilayah monopoli). Karena Dewan Tujuh Belas tdak
dapatmenjalankan tugasnya dengan efektif dan cepat maka pada tahun 1610 dipilihnya Gubernur
Jendral secara kelembagaan. Gubernur Jenderal merupak jabatan tertinggi yang brtugas
mengendalikan kekuasaan di negara jajahan VOC. Selain Gubernur jenderal juga dibentuk
“Dewan Hindia” (Raad Van Indie) dengan tugas memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan
gubernur jenderal.
Gubernur VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur VOC
yang pertama, PieterBoth harus menata organisasi kongsi dagang dengan sebaik-baiknya agar
harapan untuk mendapatkan monopoli di Hindia Timur dapat terwujudkan. Pada tahun 1610
Pieter Both medirikan pos perdagangan di Banten. Kemudian Pieter Both meninggalkan Banten
dan memasuki Jayakarta. Pada waktu itu penguasa Jayakarta, Pangeran Jayakrama sangat
terbuka dalam hal perdagangan. Pedagang dari mana saja bisa berdagang di Jayakarta. Jayakarta
dengan pelabuhannya Sunda kelapa yang ramai.
Pada tahub 1611 Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta.
Perjanjian tersebut untuk pembelian sebidang tanah dengan seluas 50 x 50 vadem (satu
vadem=182 cm) yang berada disebelah ciluwung. Tanah itulah yang kemudian menjadi cikal
bakal penghunian dan kekuasan VOC dan menjadi cikal bakal Batavia.Ditanah tersebut didirka
bangunan berlantai dua untuk tempat tinggal, kantor, dan sekaligus gudang. Selain itu, Pieter
Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan
mendirikan pos perdagangan di Ambon.
2. Politik VOC
Pada tahun 1614, Pieter Both diganti oleh gubernur jenderal Gerard Reynst (1614-1615).
Namun baru satu tahun memerintah ia di gantikan oleh Laurens Reael (1615-1619). Pada masa
Laurens Reael berhasil membangun gedung Mauritius ditepi sungai ciliwung. Pada awalnya
VOCbersikap baik, tetapi lama –kelamaan mulai congkak, sombong melakukan paksaan, dan
kekerasan. Hal itu menimbulkan kebencian rakyat dan para penguasa. Oleh karena itu, pada
tahun 1618 sultan Banten yang dibantu tentara Inggris dibawah Laksamana Thomas Dale
berhasil mengusir VOC dari Jayakarta.
Pada tahun 1619 gubernur jendral Laurens Reael diganti oleh gubernur Jan Pieterzoon
Coen (J.P. Coen)yang terkenal berani dan kejam. J.P Coen merasa Bangsanya telah di
permalukan oleh Banten dan Inggris di Jayakarta. Untuk itu J.P. Coen mempersiapkan pasukan
untuk menyarang Jayakarta. Dengan armada angkatan laut (18 kapal perang) J.P.Coen
mengepung Jayakarta dan berhasil mendudukinya. Pada tanggal 30 mei 1619 kota Jayakarta
dibumihanguskan dan kemudian dibangun kota bergaya kota dan bangunan seperti di Belanda.
Kota baru diberi nama Batavia.
J.P. Coen dikenal sebagai pelatak dasar penjajahan VOC di Indonesia. J.P. Coen
bberusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara VOC meningkatkan
kekayaannya sebagai berikut.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian.
Setelah J.P.Coen berhasil membangun Batavia, pada tahun 1623 J.P.Coen kembali ke
Belanda dan menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter De Carpentier. Namun, oleh pimpinan
VOC di Belanda J.P.Coen di minta kembali ke Batavia. Padatahun 1627 J.P. Coen tiba di
Batavia dan diangkat kembali untuk jadi gubernur jenderal untuk yang kedua kalinya. Pada masa
inilah terjadi seranagan mataram yang di pimpin oleh Sultan Agung ke Batavia.
Pengaruh dan kekuasaan VOC di Nusantara semakin meluas. Untuk itu setiap daerah
yang di pandang strategis oleh VOC, armada VOCnya akan di perkuat, dan di bangun benteng-
benteng untuk pertahanan. Sebagai contoh Duurstede di Saparua, Benteng Nasau di Banda,
benteng Victoria di Ambon, benteng Oranye di Ternante, dan benteng Rotterdan di Makassar.
3.Kebangkrutan VOC
Pada tahun 1749 dalam lembaga kepengurusan VOC terjadi perubahan. Pada tanggal 27
Maret 1749, parlemen Belanda mengeluarkan undang-undang yang menetapkan bahwa raja
Willem IV sevbagai penguasa tertinggi VOC. Hal itu berarti anggota pengurus “Dewan Tujuh
Belas” yang semula di pilih oleh parlemen dan provinsi memegang saham (kecuali provinsi
Holand), sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Sebagai kongsi dagang keuntungan VOC
merosot. Pada tahun 1673 VOC tidak mampu membayar dividen dan kas VOC merosot karena
serangkaian perang yang di lakukan VOC.
Dengan kondisi tersebut, VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut penilaian pemerintah
keberadaan pemerintah sebagai kongsi dagang tiidak dapat di lanjutkan lain. Pada tanggal 31
desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Gubernur jenderal VOC yang terakhir Van Overstraten
masih harus bertanggung jawab tentang keberadaan Hindia Belanda.
BAB 3
KESIMPULAN
VOC merupakan himpunan dagang dikalangan swasta Belanda. Mereka merasa berkewajiban
membantu pemerintah Belanda dalam mendapatkan dana. Sebaliknya perintah Belanda
memandang perlu memberikan sejumlah kewenangan dalam VOC. Kewenangan atau hak yang
dimiliki VOC di sebut hak aktroi dengan isinya VOC berhak mengangkat dan memperhatikan
pegawainya. VOC berhak memiliki tentaranya untuk pertahanan diri. VOC berhakmendirikan
benteng pertahanan. VOC berhak membuat mata ung sendiri. VOC berhak berperang, berdamai,
dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja di negera Asing. VOC berhak monopoli.
Peristiwa ini yang pertama menjadi tonggak penjajahan Belanda di Indonesia.setelah berhasil
menguasai Ambon pada tahun 1609, VOC mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal
Pieter Both Pieter Both selanjutnya menjalin hubungan dan mengikat perjanjian dengan
penguasa daerah di Maluku.
Ketika VOC dipimpin J.P. Coen, Jayakarta direbut dan dibangun kota Batavia pada tahun 1619.
Hal tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut, letak Jayakarta lebih strategis di
jalurperdagangan Asia. VOC dapat mengawasi gerak-gerik pelayaran diselat sunda dan malaka.