Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3:

-VIRSA MAYDINA SALSABILA


-REVA HANA KARTIKA DEWI
-CHRISTIAN EVAN
-ABANG SUHADA
BAB 1 KEKUASAAN KONGSI DAGANG VOC

1. Lahirnya VOC
Tujuan kedatangan orang-orang Eropa kebenua timur antara lain
untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Tujuaan ini dapat di
capai setelah mereka menemukan rempah-rempah di kupulauaan
nusantara. Para pedagang atau perusahaan dagang portugis bersaing
dengan para pedagang Belanda,bersaing dengan para pedagang
Spanyol,bersaing dengan para pedagang Inggris, dan seterusnya.
Bahkan tidak hanya antarbangsa, antarkelompok atau kongsi dagang,
dalam satu bangsa pun mereka saling bersaing. Oleh karena itu,untuk
memperkuat posisinya di dunia timur masing-masing kongsi dagang
dari suatu negara membentuk perkesutuan dagang bersama.Sebagai
contoh seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi
dagang yang diberi nama East Indian Company (EIC). Kongsi dagang
EIC ini kantor pusatnya berkedudukan di kalkuta,India. Dari Kalkuta
ini ketakutan dan setiap kebijakan Inggris di dunia
timur,dikendalikan. Pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat
dan meluas bahkan pernah berhasil menepatkan kekuasaannya di
Nusantara.
Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten
Generaal) pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda
bekerjasama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.
Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20
Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi Belanda di
Nusantara sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada. Kongsi
dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur/kongsi Dagang India Timur”. VOC secara
resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan dibentuknya VOC ini
antara lain untuk: (1) menghindar persaingan yang tidak sehat antara
sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada, (2)
memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan para pedagang negara lain, (3) sebagai kekuatan
revolusi (dalam perang 80 tahun), sehingga VOC memiliki tentara.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang
direktur, sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” yang juga disebut
dengan Heeren XVII. Heeren XVII ini dimaksudnya para tuan,
misalnya Lord,Duke,Count,dari 17 provinsi yang ada di Belanda
sebagai pemilik saham VOC.

2. Keserakahan dan Kekejaman VOC


Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC itu memang cerdik.
Pada awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat. Karena dari sikap
baik rakyat dan para penguasa setempat VOC memanfaatkannya
untuk semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama
kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak
dan sombongnya. Orang-orang Belanda ini ingin menguasai
Indonesia, mereka merasakan keuntungan yang melimpah dalam
berdagang. Untuk memenuhi keinginan serakahnya itu, VOC sering
melakukan tindakan pemaksaan dan kekerasan terhadap kaum
pribumi. Oleh karena itu, tidak jarang menimbulkan perlawanan dari
rakyat dan penguasa lokal, karena mereka tidak mau dipelakukan
semena-mena oleh VOC. sebagai contoh pada tahun 1618 sultan
Banten yang dibantu tentara inggris di bawah Laksamana Thomas
Dale berhasil mengusir VOC dari Jakarta. Orang-orang VOC
kemudian menyingkir Maluku. Setelah VOC hengkang dari Jakarta,
pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris dari
Jakarta. Dengan demikian, Jakarta sepenuhnya dapat J.Pdikendalikan
oleh Kesultanan Banten.

Pada tahun 1619 Gubernur jenderal VOC Laurens Jan Pieterzoon


Coen (J.P. Coen). J.P.Coen dikenal gubernur jenderal yang berani dan
kejam serta ambisius. Oleh karena itu, merasa bangsanya
dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta, maka J.P
Coen mempersiapkan pasukan untuk menyerang jayakarta. Armada
angkatan laut dengan 18 kapal perangnya mengepung jayakarta.
Jayakarta akhirnya dapat diduduki VOC. Kota jayakarta kemudian
dibumihanguskan oleh J.P Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas
puing-puing kota jayakarta itulah di bangun kota baru bergaya kota
dan bangunan di Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai
pengganti nama Jayakarta. J.P. Coen gubernur jenderal yang ambisius
untuk menguasai berbagai wilayah di indonesia. Ia juga dapat di
katakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di indonesia. Setelah
berhasil membangun Batavia J.P. Ceon kembali ke negeri Belanda
pada tahun 1623. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada pieter de
carpentier. Tetapi oleh pemimpinan VOC diBelanda, J.P. Ceon
diminta kembali ke Batavia.

3.VOC Gulung Tikar


VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) gulung tikar karena tak
mampu menghadapai perubahan revolusi Industri. Demikian
dikemukakan Guru Besar FEB Universitas Indonesia Prof Rhenald
Kasali saat perihal pentingnya beradaptasi dan bersiap manakala
menghadapi era disrutif yang ditandai dengan perubahan inovasi
teknologi yang begitu cepat. Sejenak melihat sejarah, lanjut founder
Rumah Perubahan ini, VOC pada masa jayanya memanfaatkan kapal
layar untuk mengangkut barang. Barang-barang sebelumnya
dimasukkan ke dalam peti-peti dan memanfaatkan para kuli untuk
mengangkutnya ke dalam kapal layar. VOC merupakan Kongsi
Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang didirikan pada
tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda
yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut
Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische
Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan
Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan
multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan
pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. “VOC pada
waktu itu miliki ribuan kapal layar. Tiba-tiba VOC hadapi dunia baru
yang bernama revolusi industri. Muncul kapal baru dengan tenaga
kapal uap. Apa yang harus dilakukan VOC? Harus berubah kan?”
kisah Prof Rhenald saat diwawancara Radio Idola Semarang melalui
telepon, Kamis (01/03/2018).
Dia melanjutkan, pada situasi semacam itu, kemudian datang seorang
advisor kepada VOC. Dia menyarankan pada VOC untuk membeli
mesin uap untuk ditaruh di dalam kapal layar. “Yang terjadi, orang
yang kerja bingung, kapalnya pun ikut bingung. Ini harus dijalankan
dengan mesin atau angin,” tuturnya dalam diskusi bertema
“Menyiapkan Generasi Muda yang Mampu Beradaptasi di Era
Industri 40 atau Revolusi Industri Keempat.” Menurut Prof Rhenald,
seperti itulah revolusi industry 40. Hari ini, manusia dunia
menghadapi situasi baru dengan peraturan lama dan merasa
diperlakukan tidak adil ketika muncul anak muda yang mengusung
industri baru tanpa otot. Bahkan rekan kerja adalah robot. “Dengan
kondisi serta cara marketing berbeda, dan kita menuduh mereka tak
bayar pajak, melanggar regulasi, dan kita menuduh mereka salah,”
ujarnya. Selain itu, kita menuduh ekonomi yang buruk terjadi karena
dipengaruhi ulah mereka. “Penjualan turun dan lain sebagainya
karena kita beranggapan semua serba kelihatan. Seperti kisah tadi,
menjadi VOC dan akhirnya VOC kemudian gulung tikar ketika
menghadapi revolusi industri dan hanya tinggal sejarah,” jelasnya.
Dia menekankan, untuk menghadapi perubahan cepat ini, semua
elemen bangsa harus beradaptasi. “Adaptasi itu bukan hanya sekadar
membeli seperti VOC membeli kapal uap. Mesin uap ditaruh di kapal
air. Tetapi, leadership harus berubah, cara penanganan juga harus
berubah,” tandasnya.

Anda mungkin juga menyukai