Nama anggota :
XI-MIPA 5
SMAN 1 JATIWANGI
VOC
( Vereenigde Oostindische Compagnie )
A. Pengertian VOC
VOC adalah singkatan dari Vereenigde Oostindische Compagnie yang berdiri sejak
tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah kongsi dagang terbesar di nusantara untuk
menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur dalam memperkokoh
sebuah kedudukan Belanda di Indonesia.
Pedagang dari bangsa Barat datang ke Indonesia dengan itikad baik dan mulai
membentuk sebuah kongsi dagang. Seiring berjalannya waktu, kongsi dagang di
Nusantara semakin banyak sampai timbul persaingan antara kongsi dagang satu
dengan lainnya. Persaingan tersebut semakin ketat sampai tidak mengenal kongsi
sesama bangsa. Hal ini mengakibatkan kerugian terhadap pemerintah Belanda karena
para pedagang Belanda juga saling berseteru.
Sehubungan dengan hal itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen
Belanda (Staten Generaal) khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan
untuk membentuk sebuah kongsi dagang yang lebih besar dengan membentuk
perusahaan dagang, seperti yang sudah dilakukan oleh Inggris (EIC) dan Perancis
(French East India Company pada tahun 1604).
Usulan tersebut mendapat sambutan baik, dan pada 20 Maret 1602 didirikanlah
sebuah kongsi dagang “Persekutuan Perusahaan Hindia Timur”atau lebih dikenal
dengan sebutan VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie).
Pendiri VOC Adalah John Pieterszoon Coen.
John Pieterszonn Coen juga menjadi gubernur pertama VOC.
C.SEJARAH VOC
Galangan kapal Perusahaan Hindia Timur Belanda di Amsterdam, sekitar tahun 1750.
Replika Amsterdam (1749). Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh
Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India
melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika,
sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah
untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat
yang sangat berbahaya.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa- bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara
termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa
Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman
(kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan
Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu
menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar
menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan
Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu)
pada tahun 1580,menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor
tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah
Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman
menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama
Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar
menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda.
Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka
terlibat dalam perseteruan dengan orang
Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai
utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada
kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura
menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh
awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda
namun rempah- rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia
pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan
berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak
mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische
Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi
persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian
juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di
Asia Timur.
Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai
Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan
Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan,
dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-
1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu,
Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah
itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623).
Hak-hak istimwa yang tercantum dalam Oktroi (Piagam atau Charta) pada
tanggal 20 Maret 1602 antara lain yaitu sebagai berikut:
F. Kebijakan VOC
Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 –
1799 antara lain dapat dirangkum sebagai berikut :
Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdagangan.
Melaksanakan politik devide et impera( memecah dan menguasai ) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai
yang disebut Gubernur Jendral.
Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon,
dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten)
Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-
rempah yang melebihi ketentuan.
Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger
Stelsel ( system Priangan )
Prianger Stelsel( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723
Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan
menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja
paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin
VOC yang pernah kokoh dan jaya bisa runtuh atau hancur karena adanya beberapa
hal yaitu antara lain sebagai berikut :
H.PEMBUBARAN VOC
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan
hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang,
gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.