Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC) dikenal sebagai Perserikatan Dagang Hindia


Timur Belanda, berdiri pada 20 Maret 1602. VOC berupaya melakukan monopoli
perdagangan di kawasan Asia pada era kolonialisme Eropa. Saat itu, tujuan pendirian VOC
adalah mencegah kerugian akibat persaingan dagang dengan Portugis di Nusantara.

Sebelum VOC berdiri sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan dagang Belanda yang
melakukan perdagangan di Nusantara. Salah satunya Compagnie van Verre asal Amsterdam,
Belanda, yang melakukan pelayaran ke Asia pada 1595-1597. Mereka melihat bahwa ada
prospek cerah dalam perdagangan di Nusantara.

Menurut R. Bijlsma dalam “De archieven van de compagnieën op Oost-Indië, 1594-1603"


yang termuat di Verslagen omtrent, berdiri beberapa perusahaan serupa di kota yang sama
di Rotterdam dan Zeeland. Seluruh perusahaan tersebut saling berlomba melepaskan layar
kapal untuk bisa memperoleh keuntungan di wilayah Asia.

Belakangan perusahaan-perusahaan dagang tersebut saling bersaing untuk mendapatkan


komoditas di Nusantara. Lantaran kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh masing-
masing perusahaan menjadi kecil. Artinya bahwa jumlah modal yang harus dikeluarkan
ketika berlayar tidak sepadan dengan keuntungan yang didadapatkan. Menyadari hal itu,
beberapa perusahaan dagang di Belanda memutuskan untuk bekerja sama secara lokal
(kota) mulai tahun 1600.

Tujuan

Bila disimpulkan, ada enam tujuan Belanda mendirikan VOC di Indonesia, yakni:
1. Menimbulkan bencana kepada musuh dan untuk keamanan tanah air
2. Berdagang dengan mencari rempah-rempah
3. Menguasai serta memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia
4. Mencari keuntungan sebesar-besarnya
5. Bertujuan menggabungkan usaha dan mengurangi tingkat persaingan perdagangan
antarsesama pedagang Belanda
6. Menyatukan tenaga, guna menghadapi persaingan bangsa Portugis serta pedagang
lainnya di Indonesia.
Keserakahan
Kepemimpinan VOC sering berganti, hingga pemerintahan JP Coen yang terkenal sangat
bernafsu untuk memaksakan monopoli. VOC kembali ke Jayakarta dan merebutnya.
Dirinya membumihanguskan Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia dan
membangunnya dengan ciri khas Belanda. JP Coen juga dikenal sebagai peletak dasar
penjajahan VOC di Indonesia.

Batavia memiliki posisi yang strategis. Batavia dijadikan markas besar VOC, di mana semua
kebijakan dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia.

Batavia juga terletak di persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan


internasional. Sehingga Batavia menjadi pusat perdagangan dan jalur yang menghubungkan
perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Nusantara bagian timur.
VOC semakin bernafsu dan menunjukkan keserakahannya untuk menguasai wilayah
Nusantara yang kaya rempah-rempah. Berikut beberapa keserakahan VOC, di antaranya:

1. Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah


2. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdagangan.
3. Melaksanakan polituik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka
untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
4. Melaksanakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
5. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten)
6. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah
yang melebihi ketentuan.
7. Adanya verplichte leverantien (penyerahan wajib) dan prianger stelsel (sistem
periangan).
8. Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun
orang asing.
9. Melakukan kondolisasi kedudukan
Para pedagang Eropa mendengar tentang keuntungan yang didapatkan dalam berdagang
rempah-rempah. Kemudian mereka berbondong-bondong datang ke wilayah Nusantara dan
saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam berdagang rempah-
rempah. Tahun 1600 Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Dan berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.

Persaingan antarperusahaan dagang di Belanda juga terjadi. Dikarenakan mengakibatkan


kerugian bagi pihak pemerintah dan Parlemen Belanda pada 1598 mengusulkan agar
antarkongsi dagang Belanda bekerja sama dan membentuk kongsi dagang yang lebih besar.
Pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuk kongsi dagang dan diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC).
Kekejaman
Tak hanya serakah, VOC juga sangat kejam dalam menjajah Indonesia. Cara-cara kejam VOC
untuk meningkatkan eksploitas kekayaan akam dilakukan sebagai berikut:
Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli, seperti
monopoli rempah-rempah di Maluku.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara produksi
dibiarkan berada di tangan pribumi, namun hasilnya untuk VOC.
VOC selalu mengincar dan bersaha keras menduduki tempat-tempat yang memiliki posisi
strategis. Caranya dengan kekerasan dan peperangan, serta melakukan politik adu domba.
VOC melakukan campur tangan (intervensi) terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara,
terutama kerajaan yang mengumpulkan hasil bumi terbanyak.
Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional massih dipertahankan dengan harapan bisa
diperalat, jika tidak mau akan diperangi.
Cara-cara tersebut menjadi kebiasaan VOC dan pemerintah kolonial Belanda dalam
melestarikan penjajahannya di Indonesia.
Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli, seperti
monopoli rempah-rempah di Maluku.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara produksi
dibiarkan berada di tangan pribumi, namun hasilnya untuk VOC.
VOC selalu mengincar dan bersaha keras menduduki tempat-tempat yang memiliki posisi
strategis. Caranya dengan kekerasan dan peperangan, serta melakukan politik adu domba.
VOC melakukan campur tangan (intervensi) terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara,
terutama kerajaan yang mengumpulkan hasil bumi terbanyak.
Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional massih dipertahankan dengan harapan bisa
diperalat, jika tidak mau akan diperangi.
Perusahaan Hindia Timur Belanda, secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia
Timur (bahasa Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie; disingkat VOC) didirikan pada 20
Maret 1602.[1] VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk
aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde
Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat.
Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia [2] sekaligus
merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.[3] Salah satu
pemegang saham VOC terbesar adalah Isaac Le Maire, seorang pengusaha dan investor
keturunan Yahudi asal Walonia (sekarang Belgia).
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan
dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas serta hak-hak istimewa
(octrooi).[1] Misalnya VOC boleh memiliki tentara, memiliki mata uang, bernegosiasi dengan
negara lain hingga menyatakan perang.[1] Banyak pihak menyebut VOC sebagai negara di dalam
negara. VOC memiliki enam bagian (Kamers)
di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam.[4] Delegasi
dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII atau 17 tuan.[5] Kamers menyumbangkan delegasi
ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam
berjumlah delapan.
Di kalangan orang Indonesia bahkan juga di Malaysia, VOC memiliki sebutan
populer Kompeni atau Kumpeni.[6] Istilah ini berasal dari kesalahan orang Indonesia ketika
mengucapkan compagnie dalam bahasa Belanda yang merujuk pada makna perusahaan.
[6]
 Setelah VOC berakhir, istilah "Kompeni" kemudian mulai digunakan secara umum dalam
bahasa sehari hari untuk merujuk ke pemerintah dan tentara Belanda karena penindasannya
dan pemerasan kepada rakyat Indonesia.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (piagam/charter) tanggal 20 Maret 1602
meliputi:

 Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung


Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk
kepentingan sendiri;
 Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara
untuk:

1. Memelihara angkatan perang,


2. Memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. Merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
4. Memerintah daerah-daerah tersebut,
5. Menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. Memungut pajak.
Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah
untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang dimaksud
musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 – Desember
1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia.
Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama
masyarakat Nusantara.

Pada pertengahan abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan. Penyebab kebangkrutan VOC sendiri disebabkan karena maraknya korupsi di dalam
organisasi VOC yang dilakukan oleh petingginya. Di saat yang bersamaan VOC juga harus
berperang menghadapi Inggris yang berakhir dengan direbutnya semua kantor VOC. [14] Heeren
Zeventien juga dianggap bertanggungjawab terhadap kebangkrutan VOC, mereka dianggap lalai
karena membiarkan para pejabat menjalankan bisnis pribadi namun pada praktiknya mereka
mengambil keuntungan lebih untuk memperkaya diri. Heeren Zeventien juga dianggap tidak
sigap dalam menanggapi keluhan pegawainya, seperti saat mereka enggan menyediakan
serdadu dan kelasi kapal yang baik mutunya. Selain itu, keterlibatan VOC dalam perang
di Jawa, Sumatra, dan Maluku menjadi penyebab kebangkrutan VOC.[15] Hingga akhirnya VOC
dibubarkan pada 31 Desember 1799 dengan meninggalkan utang sebesar 136,7 juta gulden.

Anda mungkin juga menyukai