Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) adalah kongsi dagang yang didirikan oleh Belanda pada 20 Maret

1602 di Amsterdam, alasan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) didirikan untuk menyaingi politik perdagangan

sengit yang terjadi antara negara-negara Eropa seperti Inggris dan Portugis yang juga membentuk kongsi dagang. VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie) juga memiliki maksud untuk mempertahankan monopoli perdagangan rempah-

rempah yang telah Belanda terapkan di Nusantara. Monopoli yang diterapkan VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie) di Nusantara ternyata tidak hanya menyulitkan dan menyengsarakan para pribumi namun juga memancing

perlawanan yang berujung jatuhnya korban, kesemena-menaan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) ini membuat

sengsara para rakyat di Nusantara.

Namun semakin lama dan semakin luas kekuasaan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie), semakin sulit

pula melakukan kontrol pada daerah kekuasaan, serta banyak dari para pejabat VOC ( Vereenidge Oost Indische

Compagnie) yang melakukan korupsi dan tidak lagi mementingkan kemajuan usahanya melainkan hanya untuk

memperkaya diri sehingga VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) dibubarkan pada 1799.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana terbentuknya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) ?

 Apa saja keserakahan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) di Indonesia ?

 Bagaimana runtuhnya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) ?


C. Tujuan

 Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

 Untuk mengetahui apa saja keserakahan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) di Indonesia

 Untuk mengetahui bagaimana runtuhnya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

BAB II
1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

VOC, atau Vereenidge Oost Indische Compagnie, yang tidak lain tidak bukan adalah kongsi dagang milik

Belanda di Indonesia. Menilik sedikit tentang identitasnya; VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

didirikan di Amsterdam pada tanggal 20 Maret 1602 oleh Parlemen Belanda dan dipimpin oleh Dewan Tujuh

Belas serta menguasai perdagangan di Nusantara. Latar belakang Pendirian sejarah VOC (Vereenidge Oost

Indische Compagnie) Belanda diawali oleh perjalanan pelayaran Vasco da Gama pada tahun 1497-1498 dari

Eropa yang berhasil sampai India melalui Tanjung Harapan di ujung Selatan afrika. Inovasi perjalanan melalui

jalur laut ini ditujukan untuk mneghindari persaingan dengan pedagang Timur Tengah dalam perjalanan ke

Kawasan Asia yang biasanya ditempuh Melalui jalur darat dan juga memiliki resiko yang berbahaya.

Pada mulanya perjalanan bangsa Eropa dan belanda ke kawasan Asia Timur termasuk ke wilayah

nusantara untuk melakukan perdagangan, tetapi pada kurun waktu yang berjalan tujuan berdagang telah

bergeser dan ditambah dengan pekerjaan politik dan usaha kolonisasi. Kala itu Belanda memang memiliki

tujuan untuk melakukan kolonisasi dengan latar belakang perdagangan sehingaa ini adalah titik awal adanya

kolonialisasi di Indonesia terjadi.

Pada abad 16 usaha perdagangan rempah-rempah telah didominasi oleh Portugis dan Lisbon dijadikan

sebagai pelabuhan utama perdagangan. Sebelum terjadinya revolusi di Belanda distributor rempah-rempah di

kawasan Eropa berada di kota Antwrep, namun setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan

firma-firma dari negara jerman, Italia, dan spanyol dan menggunakan Pelabuhan Hamburg sebagai tempat

distribusi barang dagang dari kawasan Asia. Hal ini mengakibatkan jalur perdagangan berpindah tidak melalui

Belanda, tetapi sistem perdagangan yang dilakukan Portugis ini tidak efisien dan terjadi ketidakseimbangan

antara  Permintaan dan Penawaran.

2
Pada saat terjadi ketidak seimbangan harga barang dagang meninggi. Keadaan tersebut menjadi

kekhawatiran tersendiri bagi Belanda, sehingga Belanda berkeinginan untuk melakukan perdagangan rempah-

rempah secara internal 

VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak yang sangat luas

serta menguntungkan. Di antaranya sebagai berikut:  

 Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaens,

termasuk kepulauan Nusantara, 

 Membentuk angkatan perang sendiri,

 Melakukan peperangan, 

 Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat, 

 Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,

 Mengangkat pegawai sendiri, dan

 Memerintah di negeri jajahan.

Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan melakukan peperangan, maka VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie) cenderung ekspansif. VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

berupaya memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya.

Tujuan utama VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) adalah

mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempahrempah di Nusantara Hal ini dilakukan melalui

penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan

terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.

Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan

Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau

tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

3
B. Keserakahaan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

Setelah beberapa kali berganti gubernur, hingga tibalah masa pemerintahan J.P Coen yang terkenal

sangat bernafsu untuk memaksakan monopoli. VOC kembali ke Jayakarta dan merebut daerah tersebut. Mereka

membumi hanguskannya kemudian mengganti namanya menjadi Batavia dengan bangunan khas Belanda. Di

sinilah makin besarlah keserakahan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) terhadap bumi Nusantara. Di

antara contoh-contohnya berikut ini;

 Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.

 Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.

 Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai

kerajaan-kerajaan di Indonesia.

 Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.

 Membangun pangkalan / markas VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) yang semula di Banten dan

Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).

 Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).

 Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.

 Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )

 Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun orang asing

 Melakukan kondolisasi kedudukan.

 Selain itu ada juga beberapa daftar keserakahan VOC menurut tahunnya : 

 Pada Februari 1605, Armada VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) bersekutu dengan Hitu

menyerang kubu pertahanan

 Portugis di Ambon dengan imbalan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) berhak sebagai pembeli

tunggal rempah-rempah di Hitu. 

4
 Pada tahun 1609, VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) membuka kantor dagang di Sulawesi

Selatan. Namun niat tersebut dihalangi oleh Raja Gowa. Karena Raja Gowa telah melakukan kerjasama

dengan pedagang-pedagang Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol & Portugis untuk melawan VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie). 

 Pada tahun 1610, Ambon dijadikan pusat pengendalian VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie), yang

dipimpin oleh seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3 periode gubernur-jendral tersebut, Ambon tak

begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) karena jauh

dari jalur-jalur utama perdagangan Asia.

 Pada 12 Mei 1619, Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta sebagai

Batavia. 

 Pada Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen, seorang warga negara Belanda, melakukan pelayaran ke Banten

dengan 17 kapal. 

 Pada 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten, memukul mundur

tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer & administrasi yg relatif aman bagi pergudangan

& pertukaran barang-barang, karena perjalanan dari Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke

Indonesia bagian timur, timur jauh, dan Eropa. 

 Pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie). Dia menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua

yg menghalanginya. Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie). 

 Pada tahun 1619 pula, terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie) menarik sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yg ada di berbagai pelabuhan seperti Banten,

Jambi, Palembang & Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yqng langsung datang dari Tiongkok. Di sini

orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka aktif

sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yg terampil. 

5
 Pada tahun 1620, dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC (Vereenidge Oost

Indische Compagnie) melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau

Banda & berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang & mempekerjakan tenaga

kerja kaum budak. 

 Pada tahun 1623,VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) melanggar kerjasama dengan Inggris,

Belanda membunuh 12 agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis

dipotong kepalanya. 

 Pada tahun 1630, Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer untuk

mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia. 

 Pada tahun 1637, VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) yang telah beberapa lama di Maluku tak

mampu memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yg terpenting, cengkeh. Penyeludupan

cengkeh semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yg anti dengan VOC (Vereenidge

Oost Indische Compagnie). Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap para

penyeludup & pasukan-pasukan Ternate di Hoamoal. 

 Pada tahun 1643, Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa raja

Ternate Mandarsyah ke Batavia & menandatangani perjanjian yg melarang penanaman pohon cengkeh di

semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yg dikuasai VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie).

Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi kebutuhan untuk

konsumsi dunia. 

 Pada tahun 1656, seluruh penduduk Ambon yg tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah di

Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi

[armada tempur] melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yg harus dimusnahkan.

 Pada 1670, VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) telah berhasil melakukan konsolidasi

kedudukannya di Indonesia Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan

tetapi kekuatannya tak begitu besar. VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) pun menebangi tanaman

6
rempah-rempah yg tak dapat diawasi, Hoamoal tak dihuni lagi, orang Bugis & Makassar meninggalkan

kampung halamannya. Banyak orang-orang Eropa & sekutu-sekutu yg tewas, semata-mata guna mencapai

maksud VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) untuk memonopoli rempah-rempah. 

 Pada tahun 1674, Pulau Jawa dalam keadaan yg memprihatinkan, kelaparan merajalela, berjangkit wabah

penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, & hujan yg tak turun pada musimnya. 

 Pada tahun 1680, VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) pada dasarnya hanya terbatas menguasai

dataran-dataran rendah tertentu saja di Jawa. Daerah pegunungan seringkali tak berhasil dikuasai & daerah

ini dijadikan tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakan-

pemberontakan mengakibatkan kesulitan & menguras dana VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie). 

 Pada tahun 1682, Pasukan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) dipimpin François Tack & Isaac

de Saint-Martin berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC (Vereenidge Oost

Indische Compagnie) merebut & memonopoli perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yg

merupakan saingan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) diusir.

 Pada tahun 1740, terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tak kurang 1. 000 orang Tionghoa

dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih sesudah sering terjadi penangkapan, penyiksaan,

& perampasan hak milik Tionghoa. 

 Pada Juni 1740, Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang Tionghoa yg tak

memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan sewenang-

wenang. 

 Pada 9 Oktober 1740, dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besar-besaran. Yang

banyak melakukan pembunuhan ini ialah orang-orang Eropa & para budak. Dan pada akhirnya ada sekitar

10. 000 orang Tionghoa yg tewas. Perkampungan orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan

ini berhenti sesudah orang Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC (Vereenidge

Oost Indische Compagnie) guna melakukan tugasnya yang rutin. 

7
 Pada Desember 1741, awal 1742-VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) merebut kembali daerah-

daerah lain yang terancam serangan.

C. Runtuhnya VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

Berikut beberapa faktor keruntuhan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie):

 Semakin banyak daerah yang dikuasai oleh VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie), pengawasannya

pun semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan padat karena orang dari timur asing seperti Cina dan

Jepang diizinkan tinggal sehingga Batavia menjadi banjir penduduk dan mengalami banyak masalah sosial,

 Parlemen Belanda menetapkan UU  bahwa Raja menjadi penguasa tertinggi VOC (Vereenidge Oost

Indische Compagnie). Banyak pengurus yang mulai akrab dengan pemerintah sehingga mengabaikan

kepentingan pemegang saham,

 Pengurus tidak lagi berfikir untuk memajukan usaha perdangangannya, melainkan memperkaya diri,

 Tahun 1673, VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) tidak mampu membayar dividen dan kas-nya

pun merosot karena perang yang dilaksanakannya dan timbulah beban hutang,

 Adanya ordinasi agar para pejabat VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) diperlakukan hormat oleh

semua orang baik keturunan Eropa atau Indonesia,

 Adanya ordinasi kedua agar para pejabat memakai kendaraan kebesaran, dan tentu itu semua membebani

anggaran, dan

 Mulai terjadinya korupsi di antara para pejabat.

Karenanya sudah sangat jelas mengapa VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) bisa dibubarkan

pada tanggal 31 Desember 1799. Para pejabat VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) sudah gila hormat

dan ingin berfoya-foya, bahkan mereka mulai melakukan korupsi. Menjelang abad ke-18, VOC (Vereenidge

Oost Indische Compagnie) mengalami kebangkrutan yang ditandai dengan memburuknya kondisi keuangan

VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) dan menumpuknya utang-utang VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie). Korupsi merupakan sebab utama kebangkrutan itu. Hal itu diperparah oleh hutang peperangan
8
VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) dengan rakyat Indonesia dan Inggris dalam memperebutkan

kekuasaan di bidang perdagangan yang semakin menumpuk. Sebab lainnya adalah kemerosotan moral di antara

penguasa akibat sistem monopoli perdagangan. Keserakahan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

dalam memonopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC (Vereenidge

Oost Indische Compagnie) jauh dari jumlah yang diharapkan.

Hal utama lainnya adalah ketidak cakapan para pegawai VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie)

dalam mengendalikan monopoli. Akibatnya verplichte leveranties (penyerahan wajib) dan Preanger Stelsel

(Aturan Priangan) tidak berjalan semestinya. Kedua aturan itu tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie) yang kosong. Verplichte leveranties mewajibkan tiap daerah

mneyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan gula dengan harga yang ditentukan VOC

(Vereenidge Oost Indische Compagnie). Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan rakyat Priangan menanam

kopi dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie), juga dengan tarif

yang ditentukan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie). Sementara itu, perang antara Belanda dan Ingrris

terjadi juga di Asia. Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie) di Persia, Hindustan, Sri Lanka, sampai Malaka. Menyadari ancaman itu, Republik Bataaf mulai

bertindak keras kepada VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie).

Selain VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) tidak dapat diandalkan lagi dalam menghadang

serangan Inggris, persoalan internal yang berarut-larut dalam tubuh VOC (Vereenidge Oost Indische

Compagnie) dan anggaran VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) yang menyedot uang Negara

membuat pemerintah Republik Bataaf mencabut Hak Octrooi izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799

VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) pun dibubarkan. Sejak itu, Indonesia berada di bawah kekuasaan

Republik Bataaf

9
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :

VOC (vereenigde oostindische compagnie) datang pada tahun 1695 dipimpin oleh Cornelis De Houtman

yang tujuan awalnya adalah berdagang di wilayah Indonesia. Tapi seiring berjalannya waktu, VOC (Vereenidge

Oost Indische Compagnie) memperluas wilayah perdagangannya dan karena Indonesia kaya akan rempah-

rempah maka timbul keinginan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) agar menguasai Indonesia beserta

sumber daya alamnya.

B. Saran

Keberadaan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) membawa banyak maupun politik. Pengaruh

yang ada harus kita evaluasi dengan baik. Jangan sampai kita kembali terjajah dengan kedatangan bangsa dan

organisasi asing seperti VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie). Indonesia memiliki banyak sumber daya

yang harus kita kelola sepandai-pandainya agar tidak mudah dikuasai oleh bangsa asing yang akan menjadikan

kita budak di negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus mengisi kemerdekaan dan menjaga keutuhan

serta kasatuan wilayah Indonesia supaya masa penjajahan tidak terulang lagi, walaupun pada dasarnya kita

masih berkembang.pengaruh bagi bangsa Indonesia. Baik dalam bidang ekonomi, sosial,

11
DAFTAR PUSTAKA

https://pelajardemak.blogspot.com/2015/10/makalah-keserakahan-voc-di-nusantara.html

http://utix15089-01.simplesite.com/

12

Anda mungkin juga menyukai