Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SEJARAH INDONESIA

Nama : Bayu Pangestu


Kelas : X Akuntansi dan Keuangan Lembaga 2
No. Abs : 32

SMK BHAKTI PRAJA MARGASARI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


Lahirnya VOC

Kemaharajaan VOC

a. Lahirnya VOC
Sudah diketahui bahwa tujuan dari pedagang Eropa datang ke dunia timur salah satunya adalah untuk
mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Tujuan mereka dapat dikatakan berhasil setelah mereka
sampai di Kepulauan Nusantara dan menemukan rempah-rempah. Hal itu memicu persaingan antar
pedagang dari benua Eropa. Oleh karena itu untuk memperkuat posisi mereka di dunia timur adalah
dengan membentuk kongsi dagang. Sebagai contoh pada tahun 1600 Inggris membentuk kongsi dagang
yang diberi nama East India Company (EIC) yang berpusat di Kalkuta, India.
Persaingan yang ketat juga terjadi di antar perusahaan dagang orang-orang Belanda. Masing-
masing ingin memenangkan kelompoknyaagar mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini
berdamapak pada kerugian yang akan timbul pada Kerajaan Belanda apabila mereka tetap bersaing.
Oleh karena itu pemerintah Belanda pada tahun 1598 menyarankan agar para pedagang bekerja sama
membentuk sebuah kongsi dagang yang lebih besar. Hingga pada 20 Maret 1602 terbentuklah VOC (
Vereenigde Oost Indische Compagnie ). VOC didirikan di Amsterdam dengan tujuan pembentukan
sebagai berikut :
a. Menghindari persaingan yang tidak sehat antar pedagang sebangsa
b. Meperkuat kedudukan Belanda dalam mengahadapi persaingan dengan Negara lain.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang. Dalam menjalankan tugas, VOC ini
memiliki beberapa hak dan wewenang, antara lain :
1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah Tanjung Harapan sampai Selat Magelhaens,
termasuk Kepulauan Nusantara.
2. Membentuk angkatan perang sendiri.
3. Melakukan peperangan.
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri.
6. Mengangkat pegawai sendiri.
7. Memerintah di negeri jajahan.
Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di atas menunjukkan VOC memiliki
hak-hak yang istimewadan kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan
Negara dalam Negara. VOC cenderung ekspansif karena memiliki untuk membentuk angkatan perang
sendiri dan melakukan peperangan.
Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610 Dewan Tujuh Belas secara langsung harus menjalankan
tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan
wilayah monopoli. Karena harus mengurusi wilayah di Kepulauan Nusantara, VOC membentuk
jabatan baru yakni gubernur jendral. Hal ini dilakukan karena adanya persaingan yang ketat antar
bangsa, sedangkan dewan tujuh belas sibuk mengurus hal-hal lain sehingga kerjanya kurang efektif.
Dan yang terpilih adalah Pieter Both.
Untuk mendpatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur, pertama ia mendirikan pos dagang di
Banten pada tahun 1610. Pada tahun tersebut Pieter Both berhasil memasuki Jayakarta dan
meninggalkan Banten. Kemudian pada tahun 1611 ia berhasil membeli sebidang tanah dengan ukuran
50x50 vadem. Tanah tersebut menjadi cikal bakal kekuasaan VOC di Jawa.

b. Kebijakan dan kekejaman VOC


J.P. Coen adalah gubernur jendral yang sangat bernafsu untuk memaksakan monopoli. Ia juga dikenal
sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Disertai sikap yang congkak dan kejam , J.P. Coen
berusaha meingkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk meningkatkaan
eksploitasi alam antara lain :
1. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli, seperti monopoli
rempah-rempah di Maluku.
2. Tidak ikut aktif secara langsung dalam produksi hasil pertanian. Cara memproduksi dibiarkan
berda ditangan kaum pribumi, sedangkan VOC tinggal mengambil hasilnya dengan cara dipaksa.
3. VOC sementara hanya menduduki tempat yang strategis.
4. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tetap dipertahankan dengan harapan dapat dipengaruhi.
Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Nusantara, J.P.Coen
kembali ke Belanda. Hingga pada tahun 1627 ia kembali lagi ke Nusantara dan diangkat lagi menjadi
gubernur jendral.
VOC semakin serakah untuk menguasai nusantrayang kaya rempah-rempah. Tindakan intervensi
politik dilakukan di kerajaan-kerajaan. Politik devide et imepera juga dilaksankan.
Adapun kebijakan-kebijakan yang ditetapkan antara lain :
1. Sistem tanam paksa
2. Kerja paksa rodi

c. VOC mengalami kebangkrutan


Pada abad ke 17 sampai abad ke 18 VOC mengalami puncak kejayaan, namun pada tahun 1749 terjadi
perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Hal ini dikarenkan perlamen Belanda
mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem sebagai penguasa tertinggi VOC. Raja juga
menjadi panglima tertinggi VOC. Dengan demikian VOC berada di bawah kekuasaan raja. Pengurus
VOC mulai akrab dengan pemrintah Belanda, dan para pemegang saham akhirnya terabaikan. Pengurus
tidak berpikir untuk memajukan usaha namun hanya memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang
keuntungannya semakin merosot. VOC juga tercatat tidak mampu membayar deviden. Kas VOC juga
meroso tajam karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutangpun tidak
terelakkan.
Selain hal-hal tersebut, para pejabat VOC semakin banyak yang melakukan korupsi. Beban hutang
VOC pun semakin berat, hingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. VOC dinyatakan dibubarkan pada
tanggal 31 Desemebr 1799.
SEJARAH PERKEMBANGAN VOC

Awal perkembangan VOC


Pada tahun 1610, VOC berhasil mendirikan pos perdagangan di Banten. Kemudian pada tahun 1611
Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, untuk pembelian sebidang
tanah seluas 50 x 50 vadem. Kemudian pada tahun 1611, VOC membeli lahan sekitar satu hektar di
Sunda Kelapa seharga 1.200 ringgit. Kekuatannya menyingkirkan kekuasaan Jayakarta dan mengubah
Jayakarta menjadi Batavia tanggal 30 Mei 1619 menundukkan Banten. Daerah Tangerang selanjutnya
dapat dikuasai VOC dengan perjanjian antara Sultan Haji pada tanggal 17 April 1684.VOC
memperlemah kerajaan Mataram di Jawa Tengah melalui perjanjian Gianti dan Salatiga. Makassar
berhasil direbut melalui perjanjian Bongaya. Di Maluku juga berhasil direbut melalui perjanjian di
daerah setempat.
Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal VOC antara
lain:
1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di
Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari
Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan
pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur
tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa
(Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya
sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi
perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-
benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Secara garis bessar dalam sejarahnya yang panjangg VOC menerapkan sejumlah kebijakan sebagai
berikut:
1. Memberlakukan 2 jenis pajak kepada rakyat yaitu contingenten dan verplichte leverantie.
Contingenten adalah pajak wajib berupa hasil bumi, sementara itu verplichte leverantie adalah
penyerahan wajib hasil bumi yang harganya telah ditentukan oleh VOC.
2. Menyingkirkan pedagang-pedagang lain baik dari Negara-negara lain maupun pedagang
jawa,melayu,arab,dan cina dari aktivitas perdagangan rempah-rempah diIndonesia.
3. Menentukan Luas Areal penanaman rempah-rempah serta menentukan jumlah rempah-rempah
yang ditanam.
4. Melakukan Kebijakan Ekstirpasi,yaiyu menebang kelebihan jumlah tanaman rempah-rempah agar
produksinya tidak berlebihan sehingga harga tetap dapat dipertahankan.
Dalam rangka mendukung Kebijakan-kebijakanya,secara garis besar VOC melakukan dua hal sebagai
berikut:
1. Pertama,VOC tidak segan-segan mengunakan cara-cara kekerasan untuk menghukum siapa saja
yang menentang kemauan dan kebijakanya.
2. Kedua,VOC memakai taktik yang selama berabad-abad terbukti jitu:Devide et impera,yang
secara harfiah berarti “pecah belahlah dan kuasai”.Salah satu bentuknya dengan mencampuri urusan
dalam negeri setiap kerajaan.
Cara yang dilakukan VOC dalam memonopoli perdagangan di Indonesia adalah:
1. Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC
adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing
seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan
agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi).
3. Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi
yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte
Leverantien
4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri
yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga
jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah
Priangan.

Dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan bangsa
Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya.
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan.
SEJARAH PEMBUBARAN VOC

Parahnya kondisi keuangan VOC semakin di perburuk lagi oleh perubahan politik yang mewarnai
Eropa. Pada tahun 1789, meletuslah revolusi_besar di Perancis. Pemerintahan kerajaan (monarki)
digulingkan dan berganti menjadi republik. Gelombang revolusi tersebut membangkitkan reaksi di
seluruh Eropa. Di berbagai kawasan benua itu muncul gerakan-gerakan, baik yang prorepublik maupun
yang promonarki. Salah satu negara pendukung monarki adalah Inggris. Timbullah perseteruan antara
Perancis dengan sekutunya melawan Inggris dengan sekutunya. Perseteruan ini tidak saja mencakup
Eropa, melainkan juga belahan benua lain yang menjadi wilayah jajahan negara Eropa, termasuk
Indonesia.

Gelombang revolusi di Perancis juga memasuki Belanda. Pada tahun 1795, Kerajaan Belanda di bawah
kekuasaan Raja Willem V digulingkan oleh patriot republikan yang dibantu Perancis. Status Belanda
menjadi republik bernama Republik Bataaf (Bataafse Republiek). Sebagai republik, Belanda menjadi
sekutu Perancis melawan kelompok promonarki, sehingga harus waspada menghadapi serangan
Inggris.

Sementara itu, Inggris meningkatkan kegiatannya di Asia. Umula_kapal_clau. pasukannya y_ang


tunggwil terus amenis. merongrong kedudukan Satu demi satu, kedudukan VOC di Persia, Hindustan,
Srilanka, dan bahkan Malaka dapat direbut Inggris. Sumatera dan Kalimantan merupakan incaran
Inggris selanjutnya. VOC tidak dapat berbuat apa-apa menghadapi agresi Inggris tersebut. Blokade
Inggris tidak dapat mereka tembus, sehingga rempah-rempah dan barang dagangan lainnya tidak bisa
diangkut ke Eropa. Bertumpuklah rempah-rempah yang membusuk di gudang. Masalah ini sudah tentu
semakin menyulitkan kondisi keuangan VOC.

Kemelut yang dihadapi VOC menyadarkan pemerintah Republik Bataaf bahwa kongsi dagang ini tidak
bisa diandalkan untuk menangkal agresi Inggris ke Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 1799,
pemerintah mencabut hak berdirinya (octrooi) VOC. Semua kekayaan dan hutang VOC diambil alih
oleh negara. Sejak tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan. Sejak saat itu pula, kuasa VOC
atas Indonesia langsung berada di bawah pemerintah Republik Bataaf.

Anda mungkin juga menyukai