D. Pertumbuhan VOC
Pada awalnya VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas yang berkedudukan di Amsterdam,
kemudian agar lebih efektif dibentuklah jabatan gubernur jendral sebgai pemimpin di
negri jajahan VOC. Dan Dewan Hindia sebgai penasehat dan pengawas gubernur jendral.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both ia pertama kali mendirikan pos
perdagangan di Banten namun karena dirasa kurang strategis ia masuk ke jayakarta dan
berhasil membeli sebidang tanah. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan
daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia sebagai
markas besar VOC.
Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di
Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon.
E. Keserakahan dan Kekejaman VOC
Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara dan menikmati keuntungan yang
melimpah dalam berdagang, Belanda semakin bernafsu ingin menguasai Indonesia. J.P.
Coen sebagai gubernur jenderal pada saat itu melakukan berbagai cara untuk
mengekesploitasi kekayaan bumi Nusantara diantaranya :
1) Merebut pasaran produksi pertanian, dengan cara monopoli
2) Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara
produksi dilakukan oleh pribumi namun hasilnya untuk VOC
3) VOC selalu mengincar dan berusaha keras untuk menduduki tempat-tempat yang
memiliki posisi strategis. Caranya dengan kekerasan dan peperangan serta politik
adu domba
4) VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara.
5) Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan
dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat