PAJAK
INDONESIA
-Kelompok 4-
KELOMPOK 4
• RIFKY HIDAYAT
• JUNITO PALINDANGAN
• EKA NABILA PUTRI WIYANTO
• AURA AZ ZAHRRA
• ANDHIKA RAHMAT HIDAYAT
SEJARAH
PAJAK
INDONESIA
-Kelompok 4-
PENGERTIAN
Pajak (dari bahasa Latin taxo; "rate")
merupakan kontribusi wajib dari orang atau badan terhadap
negara, yang sifatnya memaksa sesuai dengan undang-undang
tanpa adanya imbalan secara langsung. Pajak tersebut oleh
pemerintah dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
Perkembangan Perpajakan Indonesia
JAMAN JAMAN
KERAJAAN KOLONIAL
03 04
Masa Penjajahan Masa Penjajahan
Belanda Jepang
MASA PENJAJAHAN BELANDA
● Di masa penjajahan Inggris yang dipimpin ● Selepas dari Inggris, Belanda kembali menguasai
Gubernur Jenderal Raffles, ada pungutan pajak Nusantara. Sekitar abad ke-19, kolonial Belanda
yang istilahnya sangat dikenal, yakni landrent mulai menerapkan aturan pajak penghasilan untuk
stelsel. Sistem ini meniru dari sistem pajak di orang pribumi dan non-pribumi yang memperoleh
penghasilan di Hindia Belanda. Pajak penghasilan
Bengali, India, yaitu pengenaan pajak atas sewa
untuk orang pribumi itu dikenakan pada berbagai
tanah masyarakat kepada pemerintah kolonial.
kegiatan usaha seperti perdagangan.
● Pengenaan pajak landrent stelsel ini ● Sementara pajak penghasilan untuk orang non-
berdasarkan system rayatwari, yaitu pengenaan pribumi dikenakan untuk bidang usaha seperti
pajak secara langsung kepada para petani. Dalam industri, pertanian, kerajinan tangan, manufaktur dan
hal ini tarif pajak adalah pendapatan rata-rata sejenisnya. Dalam banyak catatan, aturan pengenaan
petani dalam setahun. Istilah inilah yang bisa itu dikenal Ordonantie op de Inkomstenbelasting
dikatakan sebagai cikal bakal dari Pajak Bumi 1908 dengan tarif pengenaan pajak pendapatan
dan Bangunan (PBB) adalah 2 persen dari pendapatan.
04 Masa Penjajahan Jepang
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, para pendiri Republik
menuangkan masalah pajak ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 Hal Keuangan. Dalam Pasal 23
yang memuat lima butir ketentuan, butir kedua menyatakan bahwa “Segala pajak untuk keperluan
negara berdasarkan Undang-Undang”
Meski sudah dituangkan dalam UU, tapi pemerintah belum dapat mengeluarkan UU khusus
yang mengatur tentang pajak. Ini disebabkan terjadi Agresi Militer Belanda dan membuat pemerintahan
Indonesia memindahkan ibukota ke Yogyakarta. Karena roda pemerintahan dan pembiayaan
pengeluaran negara harus tetap dijalankan.