Metode Pembelajaran.
Lingkup Pembelajaran
1
Pajak merupakan urat nadi Negara, sumber utama
penerimaan Negara, dan juga merupakan instrument keuangan
Negara. Setiap Negara menjadikan pajak sebagai sumber
pendapatan, walau objek, subjek, tarif dan cara pemunguntannya
yang bersifat variati dan berbeda anta satu Negara dengan Negara
lain.
Indonesia sebagai suatu Negara berdaulat memilki
kekuasaan untuk menentukan objek pajak, subjek pajak, wajib
pajak, tarif pajak dan cara pemungutan pajak.Guna menelurusi
perkembangan perjapakan di Indonesia, maka salahsatu aspek
yang penting, perlu diketahui adalah sejarah perjapakan di
Indonesia.
Sejarah perpajakan di Indonesia secara singkat dapat
diuraikan melalui 4 fase yaitu :
a. Fase penjajahan;
b. Fase kemerdekaan, dan
c. Fase reformasi perpajakan;
d. Fase reformasi ketata negaraan
A. Fase Penjajahan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pajak adalah pembayaran
yang dilakukan oleh warga jajahan kepada penjajah atau
penguasa, dizaman penjajahan pun juga demikian, penjajah
Belanda memungut pajak dari warga jajahan, walau pada awalnya
tidak termasuk dalam pengertian pajak.
Pada masa penjajahan pajak merupakan suatu upeti
(pemberian secara cuma-cuma) tapi bersifat kewajiban yang dapat
dipaksakan (harus dilaksanakan oleh rakyat atau masyarakat)
kepada seorang raja atau penguasa(penjajah).Pada masa
penjajahan warga masyarakat melakukan pembayaran upeti
2
kepada dua penguasa yaitu kepada raja (yang menganggap di
pemilik tanah), dan kepada penjajah sebagai penguasa atas
wilayah jajahan,
Pemberian dalam bentuk upetinya kepada raja atau penguasa
(penjajah Belanda) dilakukan dalam bnentuk natura atau barang
yakni padi, ternak, atau hasil tanaman pertanian atau
perkenbunan pisang, kelapa, dan buah-buahan.
Pemberian yang dilakukan rakyat saat itu digunakan untuk
keperluan atau kepentingan raja atau penguasa (penjajah
Belanda) setempat dan tidak ada imbalan atau prestasi yang
dikembalikan kepada rakyat karena memang sifatnya hanya
untuk kepentinganraja atau penguasa (penjajah Belanda).
Perkembangan selanjutnya pemberian (upeti) yang semula
diterima oleh raja dan puasa penjajah berubah menjadi pajak dan
yang dan hanya dipungut oleh penguasa (penjajah Belanda),
Pemungutan pajak oleh penjajah Belanda telah ditentukan
objeknya dan diatur dengan perundang-undang atau ordonansi
antara lain :
1. Ordonansi Pajak rumah tangga Tahun 1908;
2. Ordonansi Bea Balik Nama 1924;
3. Aturan Bea Meterai Tahun 1924;
4. Ordonansi pajak perseroan Tahun 1925;
5. Ordonansi pajak Kekayaan Tahun 1932;
6. Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 1934;
7. Ordonansi Pajak Upah Tahun 1934;
8. Ordonansi Pajak Potong Tahun 1936;
9. Ordonansi pajak pendapatan Tahun 1944;
Ordonansi perpajakan sebagaimana dimaksud, tetap berlaku
hingga bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan pada Tanggal
17 Agustus 1945.
3
B. Fase Kemerdekaan.
4
penjajahan Belanda, dengan merujuk pada Ketentuan Pasal 23
ayat (2) dan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945, yaitu :
5
6. Undang-Undang Pajak Atas Bunga, Deviden, Dan
RoyaltyTahun 1967;
7. Undang-Undang Pajak Radio tahun 1968.
6
1. Undang-Undang Nomor6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakandiubah dengan
Undang-Undang Nomor9 Tahun 1994
2Undang-Undang Nomor7 Tahun 1983 Pajak Pajak
Penghasilandiubah dengan Undang-Undang Nomor10
Tahun 1994
3. Undang-Undang Nomor8 Tahun 1983 Pajak Pertambahan
Nilai Atas Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah diubahdenganUndang-Undang Nomor11
Tahun 1994
4. Undang-Undang Nomor12 Tahun 1985Tentang Pajak
Bumi Dan BangunandiubahdenganUndang-Undang
Nomor12 Tahun 1994.
7
Fase Reformasi ditandai dengan perubahan sistem
ketetanegaan Republik Indonesia yaitu Perubahan atau
amandemen Undang –Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945, dan perubahan kelembagaan Negara.
8
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1994
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentyang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1994
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1994
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentyang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tenytang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997
6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tenytang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
9
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2000,
dan Dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008.
3. Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut Undang –
Undang Nomor 18 tahun 1997.
4. Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang
perubahan Undang – Undang 18 Tahun 2000Pajak
Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah.
10