Anda di halaman 1dari 17

S E J A R A H P E M U N G U TA N PA J A K

D A N S I S T E M H U K U M PA J A K D I
I N D O N E S I A D A N P E R K E M B A N G A N N YA

KELOMPOK 1
KELAS 1-O

ANDREAS ADE SURYA 103060016758


MANAMOADA 103060016861
MUTIARA ORIN 103060017107
WAHYUDIN SAM 103060016534
S E J A R A H P E M U N G U TA N
PA J A K

1. MASA KERAJAAN DI INDONESIA

2. MASA PENJAJAHAN BELANDA

3. MASA PENJAJAHAN JEPANG

4. SESUDAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN


P E N G E RT I A N H U K U M PA J A K

Hukum pajak dalam arti luas adalah hukum yang berkaitan


dengan pajak.
Hukum pajak dalam arti sempit adalah seperangkat kaidah hukum
tertulis yang memuat sanksi hukum.
Hukum pajak ialah suatu kumpulan peraturan yang mengatur
hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar pajak (Rochmat Soemitro)
P O K O K - P O K O K AT U R A N
H U K U M PA J A K

Siapa-siapa Wajib Pajak (subjek pajak);

Objek-objek apa yang dikenakan pajak (objek pajak);

Kewajiban Wajib Pajak terhadap pemerintah;

Timbulnya dan hapusnya utang pajak;

Cara penagihan pajak;

Cara mengajukan keberatan dan banding pada peradilan pajak


SUMBER-SUMBER HUKUM
PA J A K

Sumber hukum Material

Yaitu faktor-faktor yang membantu pembentukan hukum (hukum pajak), misalnya


faktor-faktor yang berupa hubungan sosial, politik, ekonomi, maupun hubungan
internasional.
Sumber hukum Formal

Yaitu sumber dari mana suatu peraturan hukum memperoleh kekuatan hukum atau
cara yang menyebabkan peraturan hukum tersebut berlaku secara formal. Misalnya,
peraturan perundang-undangan (asas Pancasila, UUD 1945, dll), traktat (Tax Treaty),
Yurisprudensi, dan Doktrin.
T UGA S HUKU M PAJA K

Tugas umum yang harus diemban oleh hukum pajak adalah:


• Menelaah keadaan masyarakat yang dapat dihubungkan dengan pengenaan
pajak;
• Merumuskannya kedalam peraturan-peraturan hukum;
• Menafsirkan peraturan-peraturan hukum tersebut;
• Mengatur ketentuan-ketentuan pidana;
• Mengatur ketentuan-ketentuan administrasi;
• Mengatur ketentuan peradilan administrasi dan peradilan pajak. 
Tugas Khusus hukum pajak adalah sebagai alat kebijaksanaan untuk menentukan
politik perekonomian ataupun tugas di luar kepentingan keuangan negara.
P E M B A G I A N H U K U M PA J A K
Ditinjau dari materinya:
• Hukum Pajak Material, ialah Hukum Pajak yang memuat norma-norma
yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatanperbuatan dan peristiwa-
peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus
dikenakan pajak, berapa besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala
sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan
hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.
• Hukum Pajak Formal ialah Hukum Pajak yang memuat peraturan-
peraturan mengenai cara-cara Hukum Pajak Material menjadi kenyataan.
Hukum ini memuat cara-cara pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP,
cara-cara pembukuan, cara-cara pemeriksaan, cara-cara penagihan, hak
dan kewajiban Wajib Pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi,
dan lain-lain
Ditinjau dari berlakunya
• Hukum pajak nasional adalah hukum pajak yang diterapkan
oleh suatu negara dan berlaku dalam wilayah negara yang
menetapkannya.
• Hukum pajak internasional adalah hukum pajak yang
ditetapkan oleh dua negara atau lebih dan berlaku pada
wilayah yang terikat dari perjanjian yang diadaka untuk itu.
F U N G S I H U K U M PA J A K
Mensejahterakan dan memakmurkan masyarakat
• Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat
bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Melaksanakan ketertiban
• Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yag kondusif dan damai
diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh
masyarakat.
Pertahanan dan keamanan
• Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam
gangguan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Menegakkan keadilan
• Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warga
meminta keadilan di segala bidang
T U J U A N H U K U M PA J A K

Keadilan

Keadilan sebagai tujuan hukum pajak tercermin dalam pengenaan pajak kepada Wajib Pajak
Kemanfaatan

Kemanfaatan sebagai tujuan hukum pajak tercermin dari penggunaan pajak unutk
membiayai pemerintahan dan pembangunan sebagai upaya mengurangi batas pemisah
antara orang kaya dan orang miskin.
Kepastian hukum bagi Wajib Pajak

Kepastian hukum sebagai tujuan hukum pajak diterapkan dalam pengihan pajak maupun
penyelesaian sengketa pajak.
PERKEMBANGAN HUKUM
PAJAK DI INDONESIA
SEBELUM KEMERDEKAAN

Pada waktu itu para penguasa juga merasakan kebutuhan akan


uang untuk membiayai pengeluaran umum kerajaan/ kekuasaan,
untuk itu sudah ada pemungutan pajak, namun pemungutan Pajak
belum teratur dan masih berupa setoran seperti hasil bumi, ternak
atau melakukan pekerjaan guna kepentingan umum. Dengan
berjalannya waktu tata cara pemungutan pajak pun menjadi teratur.
SEJAK PROKLAMASI
K E M E R D E K A A N S A M PA I D E N G A N
1983

Pada umumnya perundang-undangan perpajakan pada masa ini adalah


peninggalan zaman Belanda yang karena beberapa kesulitan belum dapat
diganti, dan digunakan semata-mata hanya untuk menghimpun dana, hanya
mengalami beberapa perubahan untuk disesuaikan dengan kemajuan
perekonomian. Merujuk pada Pasal II (Aturan Peralihan) UUD. 1945 jo
Undang-Undang No. 4 Tahun 1952 antara lain menyatakan bahwa sejak 1
Januari 1951, semua Undang-Undang, Undang-Undang Darurat dan Ordonasi
tentang Pajak yang dikeluarkan sebelum pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dinyatakan berlaku di seluruh Indonesia.
Undang-undang yang dinyatakan berlaku menurut UU No. 4 Tahun 1952
Undang-undang Pajak Radio (U.U. No 12 Tahun 1947)
Undang-undang Pajak Pembangunan (U.U. No 14 Tahun 1947)
Undang-undang Darurat Pajak Peredaran (U.U. No. 12 Tahun 1952)
Ordonansi Pajak Pendapatan 1944
Ordonansi Pajak Upah 1934
Ordonansi Pajak Rumah Tangga 1908
Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934
Ordonansi Bea Balik Nama 1924
Ordonansi Pajak Potong 1936
Aturan Bea Materai 1921
Ordonansi Successie 1901
Ordonansi Pajak Kekayaan 1932
R E F O R M A S I U U P E R PA J A K A N
TA H U N 1 9 8 3 H I N G G A S A AT I N I

Pada tahun 1983, Pemerintah bersama-sama dengan DPR sepakat melakukan reformasi
undang-undang perpajakan yang ada dengan mencabut semua undang-undang yang ada dan
mengundangkan 5 (lima) paket undang-undang perpajakan, sistem perpajakan yang semula
official assessment diubah menjadi self assessment. Kelima undang-undang tersebut adalah:
UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP);

UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh);

UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM;


UU No. 12 Tahun1985 tentang PBB (masih menggunakan official assessment);

UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM).


UU Perpajakan yang berlaku di Indonesia sampai dengan saat ini

o UU.KUP NO.6/1983 stdtd UU NO.16/2009


o UU.PPh NO.7/1983 stdtd UU NO.36/2008
o UU.PPN NO.8/1983 stdtd UU NO.42/2009
o UU.PBB NO.12/1985 stdtd UU NO.12/1994
o UU.BPHTB NO.21/1997 stdtd UU NO.19/2000
o UU.BM NO.13/1985
o UU.PPSP NO.19/1997 stdtd UU NO.19/2000
o UU.PP NO.14/2001
o UU PDRD NO.28/2009
o UU PNBP NO.20/1997
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai