Anda di halaman 1dari 42

Perencanaan Pajak Terkait Premi

Asuransi, Manfaat UP Jiwa dan Program


Hari Tua / Pensiun

Oleh
Yuki Diwinoto, BKP, CFP, CPA
Disampaikan oleh :
Ruko Emerald No.5, Grand ITC
Permata Hijau, Jakarta Selatan
Edi Sugito, MM, BKP, CFP, CPA

www.expert-taxindonesia.com
yukidiwi@yahoo.com
pajak itu …
kontribusi wajib
tidak ada
imbalan langsung
bersifat

MEMAKSA
tidak suka dipaksa dan
sifat manusia 
menginginkan manfaat langsung
atas effort / spending yang dilakukannya
Ada 5 Permasalahan Wajib Pajak Orang pribadi
1. NPWP Suami Istri status PH / MT
2. Pertumbuhan Harta Utang vs Penghasilan
3. Penghasilan vs Bukti Potong PPh
4. Transfer Harta
Obyek
PPh tambahan dari dalam
kemampuan negeri maupun
ekonomis luar negeri

Penghasilan

untuk konsumsi dengan nama


atau menambah dan dalam
kekayaan bentuk apapun
Obyek
PPh
KLASIFIKASI
PENGHASILAN

NON OBJEK
OBJEK PAJAK PAJAK
(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

OBJEK PAJAK FINAL OBJEK PAJAK NON FINAL


(Pasal 4 ayat (2) UU PPh) (Pasal 4 ayat (1) UU PPh)
MEKANISME PEMBAYARAN PPH

SELF ASSESMENT WITHOLDING SYSTEM

MENGHITUNG PAJAK TERUTANG DIHITUNG


MENYETOR MELAPOR DIPOTONG/DIPUNGUT
SENDIRI PAJAK DISETORKAN & DILAPORKAN
YANG TERUTANG PIHAK LAIN

PPh PASAL 21
PPH PASAL 25/29 PPh PASAL 22
PPh PASAL 23/26
PPh PASAL 4 (2)
Penghasilan yang bukan Objek PPh
Penghasilan
 Bantuan atau Sumbangan
 Hibah keluarga sedarah lurus 1 derajat Pasal 4 ayat (3)
 Beasiswa UU No.36 Tahun
 Bagian laba yang diterima atau diperoleh 2008
anggota dari perseroan komanditer,
Perkumpulan, Firma
 Warisan,
 Pembayaran dari perusahaan asuransi
kpd OP
 Natura dan/ Kenikmatan
 Laba Kontrak Investasi Kolektif
MENGHITUNG PAJAK TERUTANG
PEKERJAAN BEBAS/USAHA

Omzet/Penghasilan Bruto
-
HPP + Biaya/beban usaha atau Biaya Pengurang
Penghasilan Netto
-
PTKP
Penghasilan Kena Pajak
x
Tarif pasal 17
Pajak Terutang
-
Kredit Pajak (bukti potong)
Pajak yang masih harus dibayar
PENGGUNAAN
NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2), (3) dan (4)
Norma Penghitungan
Penghasilan Neto

HANYA WAJIB PAJAK


ORANG PRIBADI
SYARAT

* Peredaran bruto dalam satu tahun kurang


dari Rp 4.800.000.000,00
* Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam
jangka waktu 3 bulan pertama dari Tahun Pa-
jak Ybs. Apabila tidak memberitahukan,
dianggap memilih Pembukuan
* Wajib menyelenggarakan Pencatatan
PENGGUNAAN
NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (5)
WAJIB PAJAK

WAJIB PEMBUKUAN DIANGGAP


INGIN MENGGUNAKAN
TAPI TDK BERSEDIA MENYELENGGARAKAN
NPPN, TETAPI TIDAK
MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN , TAPI TIDAK
MELAKSANAKAN
PEMBUKUAN ATAU TIDAK SEPENUHNYA
PENCATATAN
/PENCATATAN MELAKSANAKAN PEMBUKUAN

PENGHASILAN NETO

DIHITUNG

MENGGUNAKAN NPPN
ATAU
CARA LAIN YANG DITETAPKAN KEPMENKEU
Kewajiban Lapor SPT

Pasal 3 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan


benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau
tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penghasilan Anggota Keluarga
Keluarga Merupakan Satu Kesatuan Ekonomis.
Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepalakeluarga)
berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga:
1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan
atau kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan,
kecuali:
a. Penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satu pemberi
kerja yang telah dipotong PPh pasal 21; dan
b. Pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha
atau
Pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.
2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18tahun)
digabung dengan penghasilan orang tuanya.

Pasal 8 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008


1
Penghasilan Anggota Keluarga
3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri
- Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan
tanggung jawab kepala keluarga (suami);
- Apabila:
a. Suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta
dan
Penghasilan secara tertulis, atau
b. Istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yang
berbeda),
Penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahan
penghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul beban
pph sebanding dengan besarnya penghasilan neto.

1
Suami – Istri Beda NPWP

Wajib Pajak yang telah kawin dengan status perpajakan PH atau MT,
wajib melampirkan Penghitungan PPh terutang bagi Wajib
Pajak dengan status perpajakan suami-isteri PH atau MT.
1
Suami – Istri Beda NPWP

1
Pasal 6 ayat (1) UU Np 36 tahun 2008

BIAYA YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANSUNG


BERKAITAN DENGAN DENGAN KEGIATAN USAHA, antara lain :

1. Biaya pembelian bahan ;


2. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah,
gaji, honororarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang
diberikan dalam bentuk uang.
3. bunga, sewa, dan royalty.
4. biaya perjalanan ;
5. biaya pengolahan limbah ;
6. premi asuransi;*

7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau


berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
8. biaya administrasi
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan.

* Syarat dan ketentuan berlaku sesuai penjelasan pasal 6 dan 9 UU PPh

17
Premi Asuransi yang dibiayakan Dalam Laporan Keuangan

PT XYZ Corp
Income Statement
For the Year Ended December 31, 2016

Sales $1,180,000
Cost of merchandise sold 790,000
Gross profit $ 390,000
Premi Asuransi Jiwa
Operating expenses: yang dapat dijadikan
Depreciation expense $ 7,000 sebagai pengurang
Life Insurance premium Expense 96,000 penghasilan bruto
Other operating expenses 100,000
Total operating expenses 203,000 dalam Badan usaha
Income from operations $ 187,000 menambah
Other income: penghasilan kena
Gain on sale of land $12,000
Other expense:
pajak karyawan
Interest expense 8,000 4,000 (obyek PPh Pasal 21)
Income before income tax $ 191,000
Income tax 83,000
Net income $ 108,000
Perlu diingat Premi Asuransi yang dibiayakan menjadi penambah
Penghasilan Obyek PPh Pasal 21 tidak Final

Penghasilan sebulan : Premi Asuransi sebagai


1 Gaji Pokok (sebulan) XXX Penambah penghasilan
2 Tunjangan PPh XXX kena pajak dikenai tariff
3 Tunjangan Lain XXX pasal 17
4 Premi Asuransi - JKK, JK, JPK (Yg dibayar Pemberi kerja) XXX Tarif Pasal 17 UU PPh (Progresive)
- Jaminan Kecelakaan Kerja, J. Kematian, J. Pelayanan Kesehatan XXX +/+
5 Penghasilan Bruto sebulan XXX (Jml 1 s.d 4) 5% 0 - 50 Jt
Pengurang Pengh. Bruto : 15% 50 < X < 250 Jt
6 Biaya Jabatan / B. pensiun (5% x Pengh. Bruto) XXX 25% 250 < X < 500 Jt
- max. 500.000/200,000 per bl atau 6.000,000/2.400.000 per th XXX 30% > 500 Jt
7 Iuran Pensiun, IHT (Yg Dibayar Sendiri Karyawan) XXX +/+
XXX -/- Jika perusahaan asuransi
8 Penghasilan Netto sebulan XXX mempunyai produk premi
9 Penghasilan Netto setahun/disetahunkan XXX asuransi dana pension dan telah
disahkan Menkeu maka, premi
Dikurangi PTKP :
nya dapat sebagai pengurang
10 PTKP setahun ( based per awal th) XXX -/- serta saat pensiun
11 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun XXX (9-10)
12 PPh Pasal 21 setahun (Tarif Pasal 17 UU PPh) XXX
13 Ph Pasal 21 sebulan XXX (12/jml bl)
Iuran Pensiun Vs Premi Asuransi

Ditinjau dari sisi PEGAWAI sebagai penerima penghasilan:

Iuran Pensiun Premi asuransi


Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang
Dibayar Pemberi Bukan Objek PPh Objek PPh
Kerja
Pembayaran/
Penggantian Bagi Objek PPh Bukan Objek PPh
Penerima
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 - FINAL

UANG PESANGON

PENGHASILAN BRUTO

DI ATAS Rp 500 JUTA 25% Rp …. BERIKUT

DI ATAS Rp 100 JUTA


SD Rp 500 JUTA
15% Rp 400 JUTA BERIKUT

DI ATAS Rp 50 JUTA 5% Rp 50 JUTA BERIKUT


SD Rp 100 JUTA

<= Rp 50 JUTA 0% Rp 50 JUTA

Sekaligus - pembayaran dilakukan dalam 2 th


Tahun ketiga dst => .. X PPh ps. 17 (1) a

PMK 16
Program Anuitas

• Jaminan penghasilan di hari tua


• Asuransi ‘Terbalik’
• Periode Pengakumulasian dan Periode Pendistribusian
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 - FINAL

UANG TEBUSAN PENSIUN,


THT/JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

PENGHASILAN BRUTO

DI ATAS Rp 50 JUTA 5% Rp …. BERIKUT

<= Rp 50 JUTA 0% Rp 50 JUTA

PP 68 2009
Ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP 68 tahun 2009

Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari


Tua, atau Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dianggap dibayarkan sekaligus dalam hal sebagian atau seluruh
pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
kalender.
Ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP 68 tahun 2009

1. Dalam hal terdapat bagian penghasilan yang terutang atau dibayarkan


pada tahun ketiga dan tahun-tahun berikutnya, pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dilakukan dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah bruto seluruh
penghasilan yang terutang atau dibayarkan kepada Pegawai pada masing-
masing tahun kalender yang bersangkutan.
2. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong tidak bersifat final dan
dapatdiperhitungkan sebagai pembayaran pajak pendahuluan atau kredit
pajak.
Bagaimana Product
Investasi
dan Asuransi Nasabah
di Luar Negeri ?
Pension, according Tax Treaty
• Subject to the provisions of Article 18, pensions and other similar
remuneration arising in a Contracting State and paid to a resident of
the other Contracting State in consideration of past employment may
be taxed in the first-mentioned State.
Other Income ( Including Life Insurance benefit)
article 21 Tax Treaty Indonesia Singapore
• The laws in force in each Contracting State shall continue to govern
the taxation of income in the respective Contracting States except
where express provision to the contrary has been made in this
Agreement.
Basic International Tax Planning
Technique
Hybrid Company X
Financial
Instrument

State B

State A
Life
Insurance
benefit

Company Y
Case study SCOPE of Art 21

Bagi Hasil Mutual Fund (Reksadana/UNITLINK)

Indonesia Mauritius

Reksadana/Unitlink
Investor

Dividen or Other Income


pelaporan Pajak kontrak
Pertanggungan Asuransi jiwa
PELAPORAN ASURANSI UNITLINK NILAI PER 31 DESEMBER

 Sesuai Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor -24/PJ/2017


tanggal 22 September 2017

N I L A I A K T I VA B E R S I H P E R L E M B A R R E K S A D A N A
PER 31 DESEMBER 2015

Nilai Aktiva Bersih Nilai Aktiva


No. Nama Reksadana
(Rupiah) Bersih (US$)
(1) (2) (3) (4)

593 ABCDLIFE 1515,52  


594 XYZLINK 911,37  

28
Pelaporan Unit Link
sesuai Peraturan Dirjen Pajak No. PER-19/PJ./2014

• HARGA PEROLEHAN – Kolom (5)


• Kolom ini diisi harga perolehan dari masing-masing harta yang dimiliki
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku,
yaitu Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang PPh
Pelaporan UNITLINK sebesar PREMI yang dibayarkan

38 28
Pasal 10 ayat 1 UU PPH

• Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah
jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat
hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.

39
Pelaporan SPT lampiran III penarikan
nilai tunai asuransi unit link dalam 1770-
III

Angka ini diisi nilai penarikan tunai unitlink yang dianggap sebagai kontrak
investasi kolektif yang bukan merupakan obyek pajak
Pelaporan Asuransi Sesuai Pasal 10 ayat (1) UU PPh jo.
Peraturan Dirjen Pajak PER-19/PJ./2014

Diisi jumlah premi


dan biaya yang
dikeluarkan

41

Anda mungkin juga menyukai