Dosen Fakultas Syariah IAIN Palopo Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (wikipedia.org). Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa pendapatan negara adalah semua penerimaan yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negeri. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan negara berasal dari tiga sektor yaitu: pajak, non pajak dan hibah. Tiga sumber inilah yang jadi lumbung penerimaan kas negara. Besarnya penerimaan yang diterima negara ditetapkan oleh Kementerian Keuangan atas persetujuan presiden yang dibahas bersama- sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Sumber pendapatan negara nantinya akan digunakan untuk menyejahterakan rakyat sebagai perwujudan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Sumber pendapatan negara akan kembali lagi pada rakyat dalam bentuk program bantuan atau pembangunan fasilitas umum. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dibagi dalam tujuh sektor, yaitu Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Ekspor, Pajak Perdagangan Internasional serta Bea Masuk dan Cukai. Besaran tarif pajak sudah ditentukan oleh undang–undang perpajakan yang berlaku. Umumnya pajak mulai dikenakan saat seseorang sudah memiliki penghasilan dengan besaran tertentu. Hukum pajak dalam bahasa Inggris disebut tax law dan dalam bahasa Belanda disebut elasting recht. Di Indonesia selain istilah hukum pajak juga digunakan istilah hukum fiskal, meskipun keduanya memiliki substansi yang berbeda. • Hukum pajak; yaitu objek kajian yang hanya membicarakan tentang pajak. • Hukum fiskal; yaitu objek kajian yang membicarakan tentang pajak dan sebagian keuangan negara. Hukum pajak sebagai bagian dari ilmu hukum, tidak lepas dari sanksi hukum sebagai substansi pokok didalamnya, agar pejabat pajak maupun wajib pajak taat pada kaidah hukum yang telah ditentukan. Menurut Hartono Hadisoeprapto Hukum pajak merupakan serangkaian peraturan- peraturan yang mengatur bagaimana pajak itu dipungut serta atas keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa apa pajak itu dikenakan dan berapa besarnya pajak yang harus dipungut. Menurut Santoso Brotodihardjo Hukum Pajak adalah Keseluruhan dari peraturan- peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan yang berkewajiban membayar pajak. Menurut Rochmat Sumitro Hukum Pajak adalah Suatu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Dalam hal ini menurut beliau hukum pajak mengatur tentang : Siapa-siapa yang wajib pajak (subjek); Kewajiban-kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah; Timbulnya dan hapusnya pajak; Objek-objek apa sajakah yang dikenakan pajak (objek pajak); Cara pengajuan keberatan-keberatan dan banding pada peradilan pajak; Cara penagihan pajak. Undang-undang No. 28 Tahun 2007 (UU KUP) sendiri tidak menyebutkan pengertian hukum pajak, melainkan hanya menyatakan kedudukannya sebagai “ketentuan umum” bagi peraturan perundang-undangan perpajakan yang lain. UU KUP merupakan kaderwet yang berfungsi sebagai payung terhadap undang-undang pajak yang sifatnya sektoral. Secara umum, yang menjadi kewajiban bagi Hukum Pajak adalah sebagai berikut : 1. Memahami kondisi masyarakat yang bisa dihubungkan dengan pengenaan atas pajak; 2. Merumuskan kedalam peraturan-peraturan hukum; 3. Menafsirkan peraturan hukum; 4. Mengatur semua ketentuan hukum pidana; 5. Mengatur semua ketentuan administrasi; 6. Mengatur semua ketentuan tentang peradilan administratif dan peradilan pajak. Adapun Tugas Hukum Pajak secara Khusus adalah hukum pajak sebagai suatu alat kebijakan dalam menentukan politik perekonomian maupun tugas di luar kepentingan keuangan negara yang berkaitan dengan pajak. Fungsi atau Kegunaan dari Hukum Pajak yang berhubungan dengan fungsi dari suatu negara. Adapun beberapa fungsi dari suatu negara antara lain seperti : 1. Berusaha Memakmurkan dan mensejahterakan rakyat; Negara yang berhasil adalah negara yang dapat membuat rakyat atau masyaraktnya merasa bahagia secara umum baik dari sudut pandang ekonomi ataupun sosial kemasyarakatan. 2. Melaksanakan ketertiban; Dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang bersuasana kondusif serta damai dibutuhkan pemeliharaan atas ketertiban umum yang mendapat dukungan secara penuh oleh rakyat. 3. Pertahanan dan keamanan; Sebuah negara harus dapat memberikan rasa aman dan menjaga dari berbagai macam gangguan ataupun ancaman yang berasal dari luar ataupun dari dalam negeri sendiri. 4. Menegakkan keadilan; Negara menyusun lembaga peradilan yang digunakan sebagai wadah bagi warga negara untuk meminta keadilan diseluruh aspek/ bidang. Sistem Hukum perpajakan di Indonesia menganut sistem Hukum Eropacontinental, yaitu Hukum Privat dan Hukum Publik Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara sesama individu dalam kedudukan yang sederajat, misalnya hukum perjanjian, hukum kewarisan, hukum keluarga, dan hukum perkawinan. Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negara atau dengan kata lain, hukum yang mengatur kepentingan umum. Seperti, hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah kenegaraan serta negara bagaimana melaksanakan tugasnya. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., Hukum Pajak mempunyai kedudukan diantara hukum-hukum sebagai berikut : Hukum Perdata yaitu hukum yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya. Hukum Publik yaitu hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Hukum publik ini terdiri dari : Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha (Hukum Administrasi), Hukum Pajak dan Hukum Pidana. Hukum pajak adalah bagian dari hukum administrasi, yang merupakan segenap peraturan hukum yang mengatur tentang segala cara kerja dan pelaksanaan serta wewenang dari lembaga-lembaga negara serta aparaturnya dalam melaksanakan tugas administrasi. Jika hukum publik mengatur hubungan antara pemerintah (selaku penguasa) dengan rakyatnya, maka hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah selaku pemungut pajak dengan rakyatnya sebagai Wajib Pajak. Dasar pemisahan hukum pajak dari hukum administrasi dapat ditinjau dari faktor-faktor berikut: ▪ Sumber hukum pajak berbeda dengan sumber hukum administrasi; ▪ Objek kajian hukum pajak adalah pajak, sedangkan objek kajian hukum administrasi adalah ketetapan yang bersegi satu yang ditetapkan oleh pejabat tata usaha negara (administrasi negara); ▪ Subjek hukum pajak adalah Wajib Pajak, sedangkan subjek hukum admiistrasi adalah pejabat tata usaha negara yang menerbitkan ketetapan yang menimbulkan sengketa; ▪ Penyelesaian sengketa pajak merupakan kompetensi absolut Pengadilan Pajak, sedangkan penyelesaian sengketa administrasi merupakan kompetensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara; ▪ Hukum acara yang digunakan adalah hukum acara peradilan pajak, sedangkan hukum acara yang digunakan untuk menyelesaikan sengketa tata usaha adalah hukum acara peradilan tata usaha negara. 1. Syarat Yuridis; Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. 2. Syarat Ekonomis; Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 3. Syarat Financial; Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. Hubungan Hukum Pajak dan Hukum Perdata Hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) sebagai pemungut pajak dengan masyarakatnya yaitu para Wajib Pajak. Hukum pajak menganut prinsip pemajakan terjadi kalau terpenuhi 2 syarat yaitu syarat objektif dan syarat subjektif, dimana baik syarat objektif maupun syarat subjektif berkaitan erat dengan ketentuan hukum perdata. Hubungan Hukum Pajak dan Hukum Pidana Hukum Pidana merupakan bagian dari hukum publik (merupakan hubungan hukum yang terjadi antara masyarakat dengan pemerintah) yang berkaitan dgn masalah pidana. Ketentuan pidana yang diatur dalam KUHP banyak digunakan dalam peraturan perpajakan. Salah satu hal yang menyebabkan hukum pajak memiliki hubungan dengan hukum pidana adalah Berlakunya Ketentuan Umum dalam KUHP tercantum dalam Pasal 103 KUHP yang berbunyi : Ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII Buku I juga berlaku bagi tindak pidana yang oleh ketentuan perundang-undangan lain diancam dengan pidana, kecuali jika oleh Undang-undang ybs Diatur lain. SEKIAN. BARAKALLAAHU FIIKUM JAMI’AN.