.
Jadwal kuliah sekitar 2 Jam
PERTEMUAN. 1
Itulah sejarah singkat perpajakan yang ada di Indonesia sejak zaman pra
kolonial hingga sampai era kemerdekaan
ASAS PERPAJAKAN DI INDONESIA
5. Asas Sumber.
Sumber penghasilan Wajib Pajak atau wajib usaha termasuk ke
dalam asas pemungutan pajak. Jadi, apabila seorang Wajib
Pajak memiliki penghasilan di luar negeri, maka mereka tidak
akan dikenakan pajak di Indonesia. Namun apabila penghasilan
tersebut digunakan di Indonesia, maka individu tersebut wajib
membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Asas Kebangsaan atau Nasionalitas.
Mengikuti asas pada poin sebelumnya, untuk warga
negara yang lahir di Indonesia maupun warga negara
asing yang sudah tinggal lebih dari jangka waktu 12
bulan, maka mereka juga akan dimasukkan ke dalam
daftar Wajib Pajak di Indonesia.
7. Asas Wilayah atau Teritorial.
Hampir mirip dengan asas sumber, namun asas ini melihat
pengenaan pajak dari faktor tempat tinggal. Bagi WNI yang
bertempat tinggal di Indonesia, maka mereka wajib membayar
pajak. Jika WNI tersebut tinggal di luar negeri, maka mereka
harus mematuhi peraturan perpajakan negara yang ditinggali.
Hal ini berlaku untuk WNA atau Warga Negara Asing yang
memiliki aset atau objek pajak di Indonesia, maka WNA
tersebut akan diberlakukan sesuai peraturan pajak yang telah
ditetapkan.
SEJARAH PERPAJAKAN DI DUNIA
Raja Lodwik XIV raja Perancis dan istrinya Marie Antoinette tinggal di Istana
Versailles adalah penguasa Perancis yang pada pertengahan abad XVIII
secara semena-mena memungut pajak dari penduduknya. Pajak yang dipungut
dari rakyatnya hanya untuk kepentingan Lodwik XIV beserta istrinya semata.
Karena pemberontakan rakyatnya maka timbul Revolusi Perancis (1778)
Di Inggris kesewenangan penguasa dalam memungut pajak kepada
penduduknya dilakukan oleh Raja John (King John of England). Kemudian
karena merasa beban semakin berat atas kesewenangan raja Pimpinan
perwakilan (Baron) memaksakan piagam Magna Charta (1215) kepada
rajanya.
• Salah satu pernyataan yang penting dalam piagam tersebut yang berhubungan
dengan masalah perpajakan adalah ”taxes should not be imposed without the
consent of the Common Council of the realm”. Pajak tidak seharusnya dibebankan
kepada rakyat tanpa adanya izin dari Dewan Majelis perwakilan dari kerajaan.
• Piagam ini merupakan tonggak pembatasan secara bertahap terhadap kekuasaan
absolute monarki di Inggris.
• Di Indonesia tidak luput juga kesewenang-wenangan dari penjajah. Pemerintah
kolonial Inggris yang menjajah Indonesia dibawah Thomas Stamford Raffles
menerapkan kesewenangan pemungutan pajak dengan Land rent (1813).
• Pemerintahan kolonial Belanda juga melanjutkan kesewenangan dalam
pemungutan pajak sehingga makin menyebabkan kesengsaraan rakyat Indonesia.
Pajak yang dipungut dari rakyat Indonesia benar-benar hanya digunakan untuk
mengisi kas pemerintahan kolonial.
D. AHLI PEMIKIRAN DIBEBERAPA NEGARA YANG
MEMPERHATIKAN MASALAH PEMUNGUTAN PAJAK
OLEH PEMERINTAH
A. Oliver Wendell Colmes, (Amerika Serikat) berpendapat bahwa taxes are the
price we pay for civilization, bahwa pajak merupakan harga yang dibayar untuk
suatu peradaban. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Oliver membenarkan
adanya pungutan pajak sebagai suatu yang harus dilakukan untuk memajukan
suatu Negara.
B. Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan nothing is certain but tax and
Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan nothing is certain but tax and
dead, bahwa tidak ada seorang pun yang tidak akan tersentuh oleh pajak dan
kematian.
C. F.D. Roosevelt untuk memotivasi warga Amerika Serikat memenuhi
kewajiban perpajakannya berhubung peningkatan kebutuhan dana Negara
dalam menghadapi Perang Dunia II. Slogan lain yang menjadi pendorong
perjuangan rakyat untuk ikut serta dalam penentuan peraturan perpajakan
di Amerika Serikat adalah No taxation without representation, Taxation
without representation is tyranny, Taxation without representation is
robbery
E. SEJARAH PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA
1. PAJAK
• Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga
dapatdipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang-barang dan jasakolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
• Menurut Rochmat Sumitro “ Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan „surplus ‟-nya
digunakan untuk simpanan publik (public saving) yang merupakan sumber utama
untuk membiayai investasi publik(public investment).”
2. KEKAYAAN ALAM
• Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 “Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat sebesar- besarnya.” Hal ini juga ditegaskan dalm Pasal 1 ayat
(2) Undang-undang Pokok Argaria.
• Sudargo Gautama, dalam buku Tafsir Undang-undang Pokok Argaria
menjelaskan bahwayang termasuk dalam pengertian menguasai ialah: mengatur
dan menyelenggarakan peruntukan,penggunaan, persediaan, dan
pemeliharaannya, menentukan dan mengatur yangdapat dipunyai atas bagian dari
bumi, air, dan ruang angkasa, menentukan dan mengaturhubungan hukum antara
orang-orang (subjek hukum) dan pembuatan-pembuatan hukumyang mengenai
bumi, air, dan ruang angkasa.
3. BEA DAN CUKAI
• Bea dan cukai merupakan pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Bea danCukai berdasarkan undang-undang yang berlaku Bea masuk
diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995tentang
Kepabeanan.Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan
pungutan bea masuk.Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat
tertentu di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku
Undang-undang pabean. Bea masuk adalah pungutan negara
berdasarkanUndang-undang Pabean yang dikenakan terhadap barang yang
diimpor.
• Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap narang-barang tertentu
yangmempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan berdasarkan Undang-
undang Nomor 11Tahun 1995 tentang cukai. Contoh barang yang dikenakan
cukai antara lain tembakau danminuman keras.
4. RETRIBUSI
• Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan
penggunaan jasa- jasa yang disediakan oleh negara. Di sini nyata bahwa para
pembayar mendapat jasa langsung (kontraprestasi langsung) dari negara. Orang-
orang yang tidak menggunakan jasa yang telahdissediakan, tidak diwajibkan
membayar retribusi. Unsur yang melekat pada retribusi adalah:
5. IURAN
• Iuran adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan
penggunaan jasa-jasaatau fasilitas yang disediakan oleh negara untuk sekelompok
orang. Di sini nyata bahwakelompok pembayar mendapat jasa langsung
(kontraprestasi langsung) dari negara.Contoh: iuran televisi, air, listrik, telepon, dll
6. SUMBANGAN
• Istilah Sumbangan ini mengandung pikiran, bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk prestasi pemerintah tertentu, tidak boleh dikeluarkan dari kas umum,
karena prestasi itu tidakditujukan kepada penduduk seluruhnya, melainkan hanya
golongan tertentu dari penduduk inisajalah yang diwajibkan membayar
sumbangan ini. Apabila pajak dan retribusi pungutanharus berlandaskan undang-
undang, maka dalam sumbangan pungutannya tidak berdasarkanundang-undang
tetapi lebih bersifat pada gotong-royong masyarakat setempat. Padasumbangan
tidak ada sifat paksaan tetapi unsur sukarela, pemberi sumbangan dapat
merasakan imbalan langsung atas hasil sumbangannya, tetapi juga pemberi
sumbangan dapattidak merasakannya sama sekali jika pemberi sumbangan
tersebut tidak pernah bertempat disuatu wilayah di mana jalan atau tempat ibadah
yang dibangun sebagian merupakan hasilsumbangannya.
7. LABA DARI BADAN USAHA MILIK NEGARA
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang
sebagian besar modalnyamerupakan kekayaan negara. Badan Usaha
Milik Negara dapat berbentuk PERSERO,PERUM, dan PERJAN.
Laba yang diperoleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)adalah
pendapatan negara yang dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara(APBN).
8. SUMBER-SUMBER LAIN
Yang termasuk dalam sumber-sumber lain misalnya pencetakan uang (deficit
spending) dan pinjaman. Pencetakan uang sering dilakukan oleh beberapa
negara. Pemerintahn Indonesia pernah melaksanakannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan akan investasi negara untukmembiayai pembangunan
yang tercermin dalam Anggaran Belanja Pembangunan. Secarateoritis
sebenarnya dapat saja dilakukan oleh pemerintah kapan saja melalui deficit
spendingatau uang muka pemerintah melalui bank sentral untuk menyediakan
dana (melalui pencetakan uang) sebanyak mungkin untuk digunakan dalam
tahun anggaran yang akandilaksanakan. Apabila dalam suatu tahun anggaran
mengalami defisit maka pemerintah bisasaja menutup defisit tersebut dengan
cara mencetak uang. Tetapi cara ini tidaklah populerkarena membawa akibat
yang sangat mendalam di bidang ekonomi. Oleh karena itu, defisittersebut
ditutup melalui pinjaman atau kredit luar negeri.
G. DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK
Indonesia memiliki 7 asas yang digunakan dalam proses pemungutan pajak. Pajak
merupakan bagian yang penting dalam proses ekonomi di Indonesia.Banyak
pembangunan dan pengembangan yang berhasil dilakukan dengan sumber dari
pemungutan pajak. Contohnya adalah untuk penerangan jalan dan pembangunan
daerah tertinggal. Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi, pajak sudah
ditentukan jumlahnya bagi seluruh orang dan perusahaan yang sudah menjadi wajib
pajak. Uang pajak yang diambil dari wajib pajak selanjutnya akan disalurkan untuk
pembangunan guna peningkatan sarana dan pra sarana demi perbaikan untuk masa
depan.
Di Indonesia sendiri, ada yang dinamakan asas pemungutan pajak. Hal ini harus
diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia agar lebih memahami tentang dasar
pemungutan pajak, dan bagaimana selanjutnya pajak tersebut disalurkan. Berikut ini 7
asas pemungutan pajak di Indonesia.
1. Asas Finansial
• Asas pemungutan pajak di Indonesia adalah asas finansial. Asas finansial dalam
pemungutan pajak ini menjelaskan tentang penetapan biaya pajak harus lebih kecil dari
besarnya pendapatan yang diterima wajib pajak.
2. Asas Ekonomis
• Pada asas ekonomis pemungutan pajak di Indonesia menjelaskan tentang penggunaan
dana pajak harus sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia atau umum. Pajak tidak
boleh menjadi penyebab melorotnya perekonomian masyarakat.
3. Asas Yuridis
• Asas yuridis pemungutan pajak di Indonesia memberi penegasan bahwa pada hukum
pajak sendiri harus memberikan berbagai jaminan hukum yang didasari pada pasal 23
ayat 2 UUD 1945.
4. Asas Umum
• Asas umum pada pemungutan pajak di Indonesia berdasar pada keadilan terhadap
pemungutan dan juga pengaplikasian pajak dari dan untuk masyarakat Indonesia.
5. Asas Sumber
• Asas sumber merupakan asas dasar bahwa pemungutan pajak berdasarkan pada
dimana tempat perusahaan atau orang tersebut berada. Pajak yang dipungut di
Indonesia adalah pajak bagi perusahaan atau orang yang ada di Indonesia.
6. Asas Kebangsaan atau Nasionalitas
• Menurut asas kebangsaan atau nasionalitas, setiap orang yang berada pada
wilayah atau negara tertentu maka mempunyai kewajiban membayar pajak
sesuai dengan ketentuan negara tersebut.
7. Asas Wilayah atau Teritorial
• Asas ini bermaksud mengambil pajak menurut tempat seseorang tinggal.
Contohnya jika ada orang luar negeri tinggal di Indonesia.ia tepat mendapat
tanggungan pajak karena tinggal di Indonesia.
I. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Hak negara untuk memungut pajak didasari oleh beberapa hal antara lain:
1. Teori Asuransi
- Teori ini mempersamakan negara dengan perusahaan asuransi di mana
rakyatmembayar sejumlah premi tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang mereka
harapkan pada saat-saat tertentu. Teori ini sudah tidak sesuai karena pajak tidak bisa
disamakandengan premi asuransi karena negara tidak menanggung kerugian rakyat
secaralangsung dan tidak ada hubungan langsung (kontraprestasi).
2. Teori Kepentingan
- Berdasarkan teori kepentingan, pemungutan pajak didasari atas kepentingan
masing-masing pembayar pajak kepada negaranya. Orang-orang yang memiliki
kepentinganlebih harus membayar pajak lebih besar dari yang tidak memiliki
kepentingan atautuntutan dari negaranya. Teori yang sudah tidak diterima ini tidak
tepat karena padakenyataannya tidak demikian karena efek pembayaran pajak tidak
dapat langsungdirasakan oleh wajib pajak.
3. Teori Gaya Pikul
- Teori ini manganggap bahwa dibutuhkan suatu layanan perlindungan
masyarakat darinegara yang biayanya dipikul bersama-sama dalam bentuk pajak.
Pada dasarnyasetiap warga negara seharusnya membayar jumlah pajak yang sama,
namun padakenyataannya ditentukan oleh faktor kekayaan dan kebutuhan materiil
seseorang berdasarkan jumlah tanggungan hidup.
4. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)
- Teori ini menganggap bahwa kepentingan negara lebih penting dibandingkan
dengankepentingan warganya sehingga menimbulkan hak mutlak pemungutan pajak
olehnegara kepada rakyat negaranya. Rakyat memberi baktinya kepada negara dan
negaraakan memberi rakyatnya perlindungan, pelayanan, dan sebagainya.
5. Teori Asas Gaya Beli
- Menurut teori asas gaya beli, pajak dipungut dari rakyat akan menimbulkan
dampakyang baik kepada kedua belah pihak. Negar menyedot uang rakyat dari
pajak dannegara juga menyalurkan kembali uang pajak kepada masyarakat secara
tidaklangsung. Alasan kesejahteraan rakyat dijadikan daasar pemungutan pajak.
1) Pajak harus adil, Pajak adalah produk hukum dan semua produk hokum diguankan
untuk mencapai dan menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Keadilan ini
dijamin dan diatur oleh Undang
2) Pengaturan pajak harus adil, Sesuai dengan pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi :
pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-
Undang dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : pemungutan pajak
dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut harus dijamin kelancarannya dan
jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperkarakan secara umum dan
terdapat jaminan hukum atas rahasia para wajib pajak,
3) Pungutan pajak tidak menganggu perekonomian: Pemungutan pajak harus
diusahakan sedemikian rupa agar tidak menganggu kondisi perekonomian, baik
kregaitan produksi, perdagangan maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai
merugikan kepentingan masayarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat.
4) Pemungutan pajak harus efisien: Biaya yang dikeluarkan dalam pemungutan
pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah
daripada biaya pengurusan pajak. Oleh Karena itu pemungutan pajak harus
sederhana dan efisien dalam hal waktu
DAFTAR PUSTAKA