Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurul Fathanah Idrus

NIM : 04020180348

Tugas Hukum Pajak C18

1. jelaskan pengertian pajak dan hukum pajak serta kemukakan pula unsur-unsur pajak dan
perbedaan antara Pajak, Retribusi, dan Sumbangan!
Jawab :
- Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.
- Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban serta
hubungan antara wajib pajak dan pemerintah selaku pemungut pajak.
- Perbedaan paling mencolok antara sumbangan dengan retribusi dan pajak terletak
pada sifat pemungutannya. Retribusi dan pajak bersifat wajib ditunaikan, sedangkan
sumbangan bersifat sukarela. Perbedaan lainnya adalah, pajak dibayarkan
berdasarkan atas penghasilan, barang dan harta yang dimiliki. Retribusi dibayarkan
atas penggunaan fasilitas umum. Sedangkan sumbangan bersifat sukarela tidak
berdasar pada apapun.
2. Jelaskan perbedaan antara subyek pajak, wajib pajak dan objek pajak
Jawab :
Subjek pajak adalah orang yang disasar oleh UU untuk dikenakan pajak atau dengan kata
lain orang yang berpotensi untuk dikenakan pajak. Wajib pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Sedangkan objek pajak adalah pendapatan yang diterima atau diterima oleh
wajib pajak. Pendapatan ini dihasilkan oleh pembayar pajak dalam dan luar negeri.
Singkatnya, Subjek Pajak itu belum punya kewajiban untuk bayar pajak, sedangkan
Wajib Pajak sudah punya kewajiban untuk bayar pajak. Sedangkan objek pajak sendiri
itu merupakan pendapatan yang diterima atau yang diterima oleh si wajib pajak.
3. Subjek pajak terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan luar negeri, jelaskan keduanya!
Jawab :
- Subjek pajak dalam negeri adalah :
1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu
tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia;
2) badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit
tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

o pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;


o pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
o penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
o pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan
o warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

4. Kemukakan pengelompokan atau pembagian pajak!


Jawab :
Pajak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu menurut golongannya, menurut
sifatnya dan menurut lembaga pemungutnya.
- Pengelompokan Pajak Menurut Golongan
Pengelompokan pajak menurut golongan dibagi menjadi dua yaitu pajak langsung
dan pajak tidak langsung, berikut penjelasannya :
i. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul/ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. 
ii. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang harus dibayar oleh pihak tertentu,
tetapi dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
- Pengelompokan Pajak Menurut Sifatnya
Pengelompokan pajak menurut sifatnya dibagi menjadi dua yaitu pajak subjektif dan
objektif, berikut penjelasannya :
i. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau bersandarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. 
ii. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
- Pengelompokan Menurut pemungut dan pengelolanya 
Pengelompokan pajak menurut pemungut dan pengelolanya dibagi menjadi dua yaitu
pajak pusat dan pajak daerah, berikut penjelasannya :
i. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara. 
ii. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pememrintah daerah dan
pembangunan daerah. Pajak daerah pun dibagi menjadi dua lagi, yaitu : pajak
daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah Tk.I (Provinsi) dan pajak
daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah Tk.II (Kabupaten/Kota)

5. Sebut dan  jelaskan 3 sistem pemungutan pajak


Jawab :
Di Indonesia, berlaku 3 jenis sistem pemungutan pajak, yakni:
1) Self Assessment System.
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
yang bersangkutan.
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.
2) Official Assessment System.
Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak. Dalam sistem pemungutan pajak
Official Assessment, wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah
dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Sistem pemungutan pajak ini
bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak
daerah lainnya.
3) Withholding Assessment System.
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan
wajib pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus. Contoh Witholding System
adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara instansi
terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk membayarkan pajak
tersebut. Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia adalah
PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
6. Kemukakan Asas-Asas pemungutan pajak
Di Indonesia, ada 7 asas pemungutan pajak yaitu :
- Asas wilayah, Asas ini berlaku berdasarkan pada lokasi tempat tinggal wajib pajak.
Sederhananya, wajib pajak yang memiliki objek pajak dalam bentuk apapun di
wilayah negara Indonesia, maka wajib mematuhi peraturan perpajakan Indonesia.
- Asas Kebangsaan, Asas ini mendasarkan pengenaan pajak pada setiap orang yang
lahir dan tinggal di Indonesia. Hal yang sama juga berlaku untuk warga negara asing
yang telah tinggal atau berada di wilayah negara Indonesia selama lebih dari jangka
waktu 12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan negara.
- Asas Sumber, diartikan sebagai pemungutan pajak berdasarkan tempat perusahaan
berdiri atau tempat tinggal wajib pajak. Pada dasarnya pajak yang berlaku di
Indonesia adalah pajak untuk orang yang tinggal dan bekerja di Indonesia.
- Asas Umum, diartikan sebagai pemungutan pajak yang dilakukan di Indonesia akan
diterapkan pada setiap objek pajak dan wajib pajak secara umum. Dengan
perhitungan yang cermat, setiap wajib pajak akan memiliki besaran tanggungan pajak
yang sesuai dengan porsinya.
- Asas Yuridis, Dasar pemberlakuan asas yuridis di Indonesia adalah Pasal 23 Ayat 2
UUD 145. Regulasi ini kemudian juga didukung dengan beberapa regulasi lain
mengenai pemungutan pajak di Indonesia.
 UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
 UU Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa
 UU Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
 UU Nomor 14 Tahun 2002 Pengadilan Pajak yang Berlaku di Indonesia
 UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
 UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa,
serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah
- Asas Ekonomis, Diartikan bahwa pemungutan pajak idealnya dapat meningkatkan
perekonomian negara dan masyarakat secara umum. Pemungutan pajak yang
dilakukan pemerintah tidak boleh hingga memberatkan masyarakat dan malah
membuat ekonomi secara umum merosot.
- Asas Finansial, Artinya setiap wajib pajak akan dikenakan pajak berdasarkan kondisi
finansial yang bersangkutan. Wajib pajak dengan pendapatan Rp5.000.000 tentu akan
memiliki beban pajak yang lebih kecil daripada wajib pajak dengan pendapatan
Rp1.000.000.000. Asas pemungutan pajak yang terakhir ini menjadi pedoman utama
perhitungan beban pajak yang dimiliki.
7. Jelaskan pengertian utang pajak dan bedakan antara utang pajak dan utang biasa!
Jawab :
Pengertian utang pajak menurut Pasal 1 angka 8 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa bahwa utang pajak adalah pajak yang masih
harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kematian kenaikan
yang tercantum dalam surat ketetapann pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Utang pajak mempunyai perbedaan dengan utang biasa yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Utang pajak diliputi/dikuasai oleh ketentuan hukum publik, sedangkan utang biasa
dikuasai oleh hukum perdata. Kalau dalam hukum perdata utang pajak jasa timbal balik
tidak ada.
- Utang biasa penagihanya berdasarkan hukum perdata, sedangkan utang pajak
penagihanya berdasarkan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang No.19 Tahun
2000 yang dikenal dengan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
- Penagih utang pajak dilakukan oleh aparatur Negara dalam hal ini diwakili oleh dirjen
pajak, sedangkan penagih utang biasa dilakukan oleh pihak yang memiliki hak atas utang
tersebut atau pihal lain yang mendapat surat kuasa untuk menagih dari pihak yang
,memiliki hak atas utang tersebut.
8. Kemukakan syarat-syarat pembuatan Undang-Undang Pajak
Jawab :
Dalam pembuatan undang-undang pajak, terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
- Syarat keadilan, Syarat pemungutan pajak harus dilakukan secara adil dan merata.
Artinya, pemungutan pajak harus dikenakan pada orang-orang pribadi sesuai dengan
kemampuan mereka untuk membayar. Dan kemampuan membayar pajak harus sesuai
dengan manfaat yang diterima.
- Syarat yuridis, pemungutan pajak harus didasarkan oleh undang-undang karena
pemungutan pajak bersifat memaksa baik hak kewajiban pajak maupun petugas pajak
yang jugaa diatur dalam peraturan perpajakan.
- Syarat ekonomis, pemungutan pajak harus dapat menjaga keseimbangan dalam
kehidupan ekonomi wajib pajak. Artinya, jangan sampai adanya pemungutan pajak
justru dapat mengganggu keseimbangan kehidupan ekonomis dari wajib pajak
sehingga jatuh miskin.
- Syarat finansial, bagi Negara pajak berfungsi sebagai salah satu sumber penerimaan
Negara. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penetapan atau
pemungutan pajak tidak boleh lebih besar daripada penerimaan pajak. Hal ini
ditujukan agar terdapat penerimaan kas yang masuk ke Negara.
9. Kemukakan pengertian  penghindaran pajak
Jawab :
Penghindaran pajak merupakan suatu pelanggaran dalam perpajakan dengan melakukan
skema penghindaran pajak yang bertujuan untung meringankan kan beban pajak dengan
mencari dan memanfaatkan celah terhadap ketentuan perpajakan di suatu negara.
10. Penghindaran pajak dengan cara ilegal adalah penggelapan pajak.. berikan contoh kasus
terkait dengan penggelapan pajak!
Jawab :
TIGA pengusaha yang terlibat kasus penggelapan pajak sebesar Rp7.985.500.000
di sejumlah wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kota Medan diadili di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Medan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari
Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara, Netty Silaen, dalam dakwaannya di Pengadilan Tipikor
Medan, Selasa (12/9), menyebutkan, penggelapan pajak tersebut terjadi pada Januari
2007 hingga Januari 2008.
Saat itu, menurut Jaksa Penuntut Umum, terdakwa Rudi Nasution, Direktur PT
PWS, secara bersama-sama dengan terdakwa Tiandi Lukman, pemilik PT JST, dan
terdakwa Hendra Gunawan, Direktur PT BIP (perkara terpisah), serta Zulpan (DPO),
Direktur PT ABF, menyetorkan biaya pajak ke KPP Kota Medan. Biaya pajak yang
disetorkan tersebut atas nama tiga perusahaan yang mereka kelola selama ini yang
beroperasi di wilayah Kota Medan. Kemudian, ketiga pengusaha tersebut membayarkan
pajak ke KPP Kota Medan dengan jumlah tunggakan pajak yang mencapai sebesar
Rp79.585.025.850. Pembayaran tunggakan pajak para pengusaha itu diterima petugas
pajak pada KPP Kota Medan.
Namun, setelah dilakukan audit oleh petugas pajak dan ditemukan adanya
penyimpangan dan menimbulkan kerugian negara senilai Rp7,9 miliar. Ketiga pengusaha
itu, dijerat melanggar Pasal 39 Ayat (1) hurup (e) Jo Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang
(UU) Nomor 6 Tahun 1993 tentang Ketentuan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah
UU No 16/2000 Jo UU No 28/2007 Jo Pasal 64 (1) Pasal 65 KUHPidana. Sidang yang
dipimpin Majelis Hakim Ketua Marsudin Nainggolan dilanjutkan Selasa (19/9) depan
untuk mendengarkan eksepsi para terdakwa atas dakwaan jaksa.

Anda mungkin juga menyukai