Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MATERI

MATA KULIAH TEORI DASAR PERPAJAKAN


“REFORMASI PAJAK (TAX REFORM)”

Oleh :

Nama : Erica Alicia


Nim : 2017051094
Kelas/Prodi : 1D/S1 Akuntansi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020
REFORMASI PAJAK (TAX REFORM)

A. Latar Belakang Reformasi Pajak (Tax Reform)


Tanggal 14 Juli 1945 telah ditetapkan sebagai hari Pajak melalui KEP-
313/PJ/2017 tanggal 22 Desember 2017. Bukan tanpa alasan tanggal tersebut
dipilih, tanggal 14 Juli 1945 merupakan salah satu tanggal bersejarah dalam
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), kata pajak pertama kali
didudukkan dalam tatanan rancangan Undang-Undang Dasar.
Sejak Indonesia merdeka, perpajakan sudah menjadi salah satu pilar
dalam perekonomian negara. Dan selama itu pula, perpajakan ikut berbenah
dari dekade ke dekade, mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman.
Reformasi pajak (tax reform) dilakukan karena Pemerintah menganggap
bahwa peraturan perpajakan yang berlaku saat itu adalah peninggalan colonial
Belanda yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Pada zaman kolonial pungutan pajak semata-mata dimaksudkan untuk
memenuhi kepentingan pemerintahan penjajahan, sedangkan dalam alam
kemerdekaan pungutan dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 yang merupakan perwujudan kewajiban kenegaraan dan partisipasi
anggota masyarakat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional
untuk mencapai keadilan sosial dan kemakmuran yang merata, baik material
maupun spiritual.
Di samping itu pada APBN nampak benar bahwa penerimaan yang
berasal dari sumber minyak bumi dan gas alam dua kali lipat jika
dibandingkan dengan hasil yang berasal dari sumber pajak-pajak. Di dalam
APBN (1984/1985) hasil minyak bumi dan gas alam Rp 10.365,6 milyar
untuk migas dan Rp 4.452,5 milyar untuk pajak-pajak. Dengan adanya
reformasi pajak diharapkan beban pajak akan makin adil dan wajar, sehingga
disatu pihak mendorong wajib pajak melaksanakan kewajibannya membayar
pajak, dan di lain pihak menutup peluang-peluang yang masih terbuka.

1
B. Tujuan Reformasi Pajak (Tax Reform)
Tujuan utama dari pembaruan perpajakan sebagaimana diuraikan oleh
mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia, almarhum Bapak Radius
Prawiro pada Sidang Dewan Perwakilan Rakyat 5 Oktober 1983 ialah untuk
lebih menegakkan kemandirian kita dalam membiayai pembangunan nasional
dengan jalan lebih baik mengarahkan segenap potensi dan kemampuan dari
dalam negeri, khusunya dengan cara meningkatkan penerimaan negara
melalui perpajakan dari sumber-sumber di luar minyak bumi dan gas alam.
Selanjutnya, untuk menaikkan penerimaan pajak yang telah
dimaksudkan di atas perlu juga dilakukan penyempurnaan aparatur perpajakan
dengan melakukan komputerisasi dan peningkatan mutu para pegawainya,
perbaikan sikap mental para pejabatnya, serta mempersiapkan wajib pajak
yang telah diberi kebebasan dan kepercayaan dalam menghitung dan
membayar pajaknya sendiri.

C. Pajak-pajak yang Berlaku Sebelum Reformasi


Pajak-pajak yang berlaku sebelum reformasi perpajakan ada yang
masih tetap berlaku sampai sekarang dan ada yang sudah dihapuskan.
Beberapa jenis pajak di Indonesia sebelum reformasi dibedakan menjadi pajak
Negara dan pajak daerah. Sejak zaman penjajahan Belanda ternyata telah
diberlakukan cukup banyak undang-undang yang mengatur mengenai
pembayaran pajak, yaitu sebagai berikut:
1. Staatsblad No. 13 Tahun 1908 tentang Ordonansi Rumah Tangga.
2. Staatsblad No. 498 Tahun 1921 tentang Aturan Bea Materai.
3. Staatsblad No. 291 Tahun 1924 tentang Ordonansi Bea Balik Nama.
4. Staatsblad No. 405 Tahun 1932 tentang Ordonansi Pajak Kekayaan.
5. Staatsblad No. 718 Tahun 1934 tentang Ordonansi Pajak Kendaraan
Bermotor.
6. Staatsblad No. 611 Tahun 1934 tentang Ordonansi Pajak Upah.
7. Staatsblad No. 671 Tahun 1936 tentang Ordonansi Pajak Potong.

2
8. Staatsblad No. 17 Tahun 1944 tentang Ordonansi Pajak Pendapatan.
9. Undang-undang No. 12 Tahun 1947 tentang Pajak Radio.
10. Undang-undang No. 14 Tahun 1947 tentang Pajak Pembangunan I.
11. Undang-undang No. 12 Tahun 1952 tentang Pajak Peredaran.
12. Undang-undang Tahun 1951 tentang Pajak Penjualan yang diubah
dengan Undang-undang No. 2 Tahun 1968.
13. Undang-undang No. 21 Tahun 1959 tentang Pajak Dividen yang
diubah dengan Undang-undang No. 2 Tahun 1967 tentang Pajak atas
Bunga, Dividen, dan Royalti.
14. Undang-undang No. 19 Tahun 1959 tentang Penagihan Pajak Negara
dengan Surat Paksa.
15. Undang-undang No. 74 Tahun 1958 tentang Pajak Bangsa Asing.
16. Undang-undang No. 8 Tahun 1967 tentang Tata Cara Pemungutan
PPdn, PKK, dan/atau Tata Cara MPS-MPO.

D. Reformasi Pajak (Tax Reform) 1983


Sebelum reformasi pajak tahun 1983, besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak (WP) ditetapkan oleh negara melalui Kantor Inspeksi Pajak.
Dengan semakin banyaknya jumlah WP serta semangat sebagai bangsa yang
telah merdeka, sistem penetapan besarnya pajak yang terutang oleh Kantor
Inspeksi Pajak diubah ke sistem self assessment (WP menghitung dan
melaporkan sendiri besarnya pajak penghasilan yang terutang). Reformasi
pajak (tax reform) telah dilakukan sejak tanggal 1 Januari 1984. Bersamaan
dengan dikeluarkannya serangkaian undang-undang, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
(Kedua undang-undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 1984)
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah, direncanakan

3
diberlakukan tahun 1984 juga tetapi karena masih ada sesuatu yang
harus dipersiapkan lebih matang maka undang-undang tersebut
diberlakukan mulai tanggal 1 April 1985.
4. Undang-undang Nomor 12 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
5. Undang-undang Nomor 13 tentang Bea Materai.
(Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 dan Undang-undang Nomor
13 Tahun 1985 mulai diberlakukan tahun 1995).
Reformasi pajak 1983 ini dinilai berhasil khususnya dalam
meningkatkan penerimaan pajak dan menaikkan perannya dalam APBN.
Sayangnya reformasi 1983 ini ditangani oleh konsultan-konsultan asing,
meski sebenarnya tenaga-tenaga dalam negeri mampu menanganinya, jika
saja diberi kesempatan dan kepercayaan. Dan pada tahun 1991 dikeluarkan
Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan diubah
dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991.

E. Reformasi Pajak (Tax Reform) 1994


Reformasi perpajakan tidak berhenti begitu saja tetapi terus dilakukan
perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan perubahan system
perekonomian. Pada tahun 1991 perubahan pertama dilakukan terhadap Pajak
Penghasilan. Kemudian pada tahun 1994 setalah satu dasa warsa peraturan
pajak dilaksanakan lagi serangkaian perubahan terhadap peraturan perpajakan.
Undang-undang pajak yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

4
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.
Selanjutnya pada tahun 1997 dikeluarkan lagi serangkaian undang-
undang baru untuk melengkapi undang-undang yang sudah ada, sebagai
berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian
Sengketa Pajak.
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
3. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak.
5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tantang Bea Perolehan atas
Tanah dan Bangunan.

F. Reformasi Pajak (Tax Reform) 2000


Pada tahun 2000 seiring dengan perkembangan sosial dan ekonomi,
pemerintah kembali mengeluarkan serangkaian undang-undang untuk
mengubah undang-undang yang telah ada, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas
undang-undang Nomor 8 Tahun 1984 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

5
4. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Ha
katas Tanah dan Bangunan.
6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pembahan atas
undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

G. Reformasi Pajak (Tax Reform) 2002


Pada tahun 2002 untuk lebih memberikan rasa keadilan dan kepastian
hokum, pemerintah akhhirnya mengeluarkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang menggantikan Undang-undang
Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang
selama ini dirasakan kurang berpihak kepada WP.
Secara normatif dengan prinsip good tax policy, terhadap kegiatan
ekonomi sistem perpajakan harus netral dan tidak ada distori agar sumber
daya optimal dan sesuai dengan dinamika pasar dan pajak dan pajak dapat
mendorong atau mengendalikan. Untuk itu sesuai dengan fungsi regulerend
secara umum dapat dinyatakan bahwa sistem pajak harus dapat mendorong
kegiatan dan pertumbuhan ekonomi nasional dengan mendorong investasi dari
luar serta mengamankan penerimaan negara.
Dalam tax reform 2000, fungsi regulerend telah memperhitungkan
kepentingan dunia bisnis antara lain peningkatan pelayanan, penyederhanaan
prosedur, kepastian hukum, keadilan, serta fasilitas investasi untuk
mendorong kegiatan investasi. Sedangkan, untuk menjalankan fungsi
budgetair sebagai pilar utama penerimaan negara dilakukan dengan
memperluas cakupan subjek dan objek pajak, dan meminimalkan
kemungkinan transfer pricing dan pembatasan pengenaan pajak penghasilan
final.

6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, semua kebijakan ini
dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan tax compliance,
meningkatkan investasi dan penerimaan Negara untuk menuju kemandirian
pembiayaan pembangunan.

H. Reformasi Pajak (Tax Reform) 2002-2018


Untuk meningkatkan kinerja dan penerimaan dari sector perpajakan,
beberapa cara dilakukan pemerintah untuk menjaga penerimaan dari sektor
perpajakan. Setelah tahun 2002 terdapat beberapa informasi terkait peraturan
perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya:
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 sebagai Perubahan Ketiga
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan.
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 merupakan Perubahan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PPh.
3. Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 merupakan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang pajak
penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang memperoleh peredaran bruto tertentu.
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak
(tax amnesty).
6. Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang akses informasi keuangan untuk
kepentingan perpajakan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang pajak
penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang memperoleh peredaran bruto tertentu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bawazier, F. (2011). Reformasi Pajak di Indonesia (Tax Reform In Indonesia).


Reformasi Pajak di Indonesia (Tax Reform In Indonesia), 2-7.

Cahyasari, W. F. (2017, Desember 22). 14 Juli Hari Pajak. Retrieved Desember 22,
2017, from 14 Juli Hari Pajak: https://www.pajak.go.id/artikel/empat-belas-
juli-awal-sejarah-reformasi-perpajakan

I Nyoman Putra Yasa, d. (2010). Dasar-Dasar Tori Perpajakan. Singaraja.

Tyas, Z. W. (2012, Februari 19). Pajak yang Berlaku Sebelum Reformasi . Retrieved
Februari 19, 2012, from Pajak yang Berlaku Sebelum Reformasi :
http://ziajaljayo.blogspot.com/2012/02/pajak-yang-berlaku-sebelum-
reformasi.html

Anda mungkin juga menyukai