Pd
POLITEKNIK POS INDONESIA
Email : adepipitfatmawati@gmail.com
I. UUD’45 pasal 23 ayat 2:
Betapa caranya rakyat sebagai bangsa akan hidup dan dari mana
didapatnya belanja buat hidup, harus ditetapkan oleh rakyat itu
sendiri dengan perantaraan dewan perwakilannya. Rakyat
menentukan nasibnya sendiri, karena itu juga cara hidupnya. Oleh
karena penetapan belanja mengenai hak rakyat untuk menentukan
nasibnya sendiri, maka segala tindakan yang menempatkan beban
kepada rakyat, seperti pajak dan lain-lainnya, harus ditetapkan
dengan undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.
2
II. Undang - Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan UU Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 1994, UU Nomor 16 Tahun
2000, UU RI Nomor 28 Tahun 2007, terakhir dengan UU
RI Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
3
1) Susunan UU Republik Indonesia nomor 6 tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan UU Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 1994, UU Nomor 16 Tahun 2000, UU RI Nomor 28 Tahun
2007, terakhir dengan UU RI Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
2) Susunan UU Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983
sebagaimana telah dirubah dengan UU Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1991, UU Nomor 10 Tahun 1994 dan UU Nomor 17 Tahun
2000, terakhir merupakan perubahan Keempat dengan UU
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
4
3) Susunan UU Republik Indonesia nomor 8 tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 11 Tahun
1994 dan UU RI Nomor 18 Tahun 2000 , terakhir merupakan
perubahan ketiga dengan UU Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang & Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM).
4) Susunan dalam satu naskah UU Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 1985 dan UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).
5
6) UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan UU Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
6
UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan (KUP) :
Merupakan salah satu tonggak perubahan yang yang mendasar dari
reformasi perpajakan di Indonesia dan memperkuat basis
perpajakan nasional sehingga penerimaan negara dari sektor
perpajakan menjadi lebih stabil.
Disusun dengan tujuan antara lain untuk memberikan keadilan,
meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan
kepastian dan penegakan hukum, serta meningkatkan keterbukaan
administrasi perpajakan dan kepatuhan sukarela Wajib Pajak yang
pada akhirnya meningkatkan penerimaan negara dari sektor
perpajakan.
7
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat .
28
Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP) :
29
Wajib Pajak Dirjen Pajak/KPP
Kewajiban HAK
atas
Pendaftaran Pembetulan STP
Pembayaran
atas
Pelaporan Keberatan SKP
Pembukuan atas
Banding SK Keberatan
Sanksi
30
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK :
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP.
3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan
benar.
4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri),
dan memasukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dalam batas waktu yang telah ditentukan.
5. Menyelenggarakan pembukuan / pencatatan.
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK :
6. Jika diperiksa wajib :
a) Memperlihatkan atau meminjamkan buku atau
catatan , dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh,kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang
terutang pajak.
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi
bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK :
7. Apabila dalam waktu mengungkapkan
pembukuan,pencatatan, atau dokumen serta
keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh
suatu kewajiban untuk merahasiakan,maka
kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh
permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
HAK WAJIB PAJAK :
1. Mengajukan surat keberatan dan surat banding
2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT
3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukan
4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian
SPT
5. Mengajukan permohonan penundaan atau
pengangsuran pembayaran pajak
6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang
dikenakan dalam surat ketetapan pajak
7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran
pajak
HAK WAJIB PAJAK :
8. Mengajukan permohonan penghapusan dan
pengurangan sanksi,serta pembetulan surat
ketetapan pajak yang salah
9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan
kewajiban pajaknya
10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak
11. Mengajukan keberatan dan banding.
Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun
takwim atau tahun kalender. Akan tetapi wajib pajak
dapt menggunakan tahun pajak tidak sama dengan
tahun takwim dengan syarat konsisten selam 12 bulan,
dan melaporkan/memberitahukan kepada Kantor
Pelayan Pajak Pratama setempat.
1) Tahun pajak sama dengan tahun takwim
Pembukaan dimulai 01 Januari 2019 dan berakhir
31 Desember 2019.
2) Tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim
a) Pembukaan dimulai 01 Juli 2019 dan berakhir 30
Juni 2020. Disebut tahun pajak 2009 karena 6
bulan pertama jatuh pada tahun 2009.
2) Tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim
b) Pembukaan dimulai 01 April 2019 dan berakhir 31
Maret 2020. Disebut tahun pajak 2019 karena
lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2019.
Pembukaan dimulai 01 Oktober 2019 dan berakhir
30 September 2020. Disebut tahun pajak 2020
karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2020.