PENGELOLAAN PBB-P2
(PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN
DAN PERKOTAAN)
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari materi Bab III ini, pembaca mampu memahami berbagai
pengelolaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2)
dan penentuan tarif sebagai dasar dalam perhitungan pendapatan asli daerah
(PAD).
Indikator Keberhasilan:
PBB-P2 yang selama ini dikelola oleh pemerintah pusat, dalam hal ini
oleh Direktorat Jenderal Pajak, telah memiliki sistem aplikasi dan database
yang sudah sejak lama dibangun dan dikumpulkan. Suatu sistem dibuat untuk
mempermudah suatu pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Begitu juga
dengan sistem yang telah dibangun untuk pengelolaan PBB-P2 ini. Beberapa
sistem yang digunakan antara lain adalah Sistem Manajemen Informasi Objek
Pajak (SISMIOP) yang memudahkan fiskus dalam mengadministrasikan
maupun menganalisis kebijakan apa saja yang akan diambil dalam rangka
memaksimalkan penerimaan dan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, Sistem
Informasi Geografis PBB (SIG PBB) dalam pengelolaan PBB-P2 tidak dapat
begitu saja diabaikan karena dengan menggunakan sistem ini dapat diketahui
posisi relatif terhadap kondisi sekitarnya.
1) Untuk obyek pajak eks IPEDA sektor Perkotaan pada umumnya dapat
dilaksanakan dengan memberikan Surat Pemberitahuan Objek Pajaka
(SPOP) kepada subyek pajaknya. Namun mengingat jumlah
subyek/obyek pajak yang demikian banyak serta dengan sifat-sifat yang
heterogen, maka pendataan/pembaharuan data PBB dapat dilaksanakan
pula dengan jalan pemetaan dan pengukuran obyek pajak/rincikan objek
pajak.
b. Jalan tol;
c. Kolam renang;
d. Pagar mewah;
e. Tempat olahraga;
i. Menara.
Dalam hal besarnya Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan
paling rendah sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk
setiap Wajib Pajak. Selanjutnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pajak daerah adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau badan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Pajak
daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah, merupakan
sumber pendapatan riil bagi pemerintah daerah. Suatu daerah mempunyai
hak untuk mengatur, mendapatkan, dan memelihara aspek sumber
Pendapatan Asli Daerahnya yang hasilnya 100% dikelola oleh pemerintah
daerah itu sendiri.
b. Pelaksanaan PBB-P2
1. Aspek hukum.
2. Pendataan.
3. Penilaian
4. Penetapan.
5. Penagihan.
6. Pelayanan.
7. Daya Pikul.