1. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 15 September 2009, telah disahkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18
Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan berlaku secara efektif pada tanggal 1
Januari 2010. Latar belakang pembentukan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 (UU 28/2009) antara lain untuk memberikan kewenangan
yang lebih besar kepada daerah dalam mengatur pajak daerah dan retribusi
daerah, meningkatkan akuntabilitas dalam penyediaan layanan dan
pemerintahan, memperkuat otonomi daerah, serta memberikan kepastian
hukum bagi masyarakat dan dunia usaha.Hal yang paling fundamental
dalam UU 28/2009 adalah dialihkannya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) menjadi pajak daerah. Pada awalnya PBB-P2
merupakan pajak yang proses administrasinya dilakukan oleh pemerintah
pusat sedangkan seluruh penerimaannya dibagikan ke daerah dengan
proporsi tertentu. Namun, guna meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah, khususnya dari penerimaan PBB, maka paling lambat
tanggal 1 Januari 2014 seluruh proses pengelolaan PBB-P2 akan dilakukan
oleh pemda.Sedangkan, PBB sektor perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan masih tetap menjadi pajak pusat.
Adapun dasar pemikiran dan alasan pokok dari pengalihan PBB-P2
menjadi pajak daerah, antara lain: Pertama, berdasarkan teori, PBB-P2
lebih bersifat lokal (local origin), visibilitas, objek pajak tidak berpindah-
pindah (immobile), dan terdapat hubungan erat antara pembayar pajak dan
yang menikmati hasil pajak tersebut (the benefit tax-link principle).
Kedua, pengalihan PBB-P2 diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan sekaligus memperbaiki struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ketiga, untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat (public services), akuntabilitas, dan transparansi
dalam pengelolaan PBB-P2. Keempat, berdasarkan praktek di banyak
negara, PBB-P2 atau Property Tax termasuk dalam jenis local tax.
Implementasi pengalihan PBB-P2 tersebut masih menghadapi
berbagai permasalahan antara lain data piutang, pelayanan PBB-P2 yang
belum terselesaikan, dan mekanisme restitusi PBB-P2 yang pajaknya
dibayar ketika dikelola Pemerintah Pusat, namun pemerintah Lombok
Timur Khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan asset
daerah(DPPKAD) yang bertanggung jawab atas pengelolaan pajak Bumi
Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan(PBB-P2) melakukan kebijakankebijiakan untuk meningkatkan penerimaan atas PBB-P2diantaranya
melaksanakan Pendataan dan penilaian ulang terhadap objek pajak yang
pajaknya diatas Rp.500.000, objek pajak yang belum mempunyai SPPT,
dan objek pajak yang mengalami perubahan yang signifikan, serta
penyempurnaan sistim adminstrasi dan pemungutan PBB-P2 hingga
pemberian stimulus-stimulus perpajakan.
Rencana Mentri Agraria dan Tata Ruang/badan pertahanan
nasional(BPN), untuk menghapuskan PBB-P2 yang hanya diterapkan pada
bangunan nonkomersial, masyarkat tidak mampu, dan mengajukan
usahanya
dan
untuk
menghindari
kesalahan
dan
mengangkat
judul
MEKANISME
PENGHITUNGAN
DAN
bagaimana
prosedur
pelaksanaan
2. Definis Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Pengertian Pajak Menurut Beberapa Ahli:
Beberapa
para
ahli
mengemukakan
pendapatnya
tentang
pajak,diantaranya :
1. Menurut P.J.A ANDRIANI didalam Rochmat Soemitro(1992:6)
Pajak adalah iuran wajib kepada negara dan dapat dipaksakan yang
terutang oleh yang wajib pajak membayarnya menurut peraturan-
5. Digunakan untuk membaiyai rumah tangga negara,yakni pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
2.1 Fungsi Pajak
Pembangunan yang ada selama ini tidak terlepas dari peran serta
masyarakat dalam membayar pajak.karena hasil dan penerimaan pajak
tersebut digunakan pemerintah untuk melaksankan pembangunan bagi
kesjahtraan rakyat.Dengan demikian pajak mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
1. Fungsi budgetair(sumber keuangan negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair,artinya pajak merupakan
salah satu sumber penerimaan untuk membiyai pengeluaran baik
pengeluaran rutin maupun pengeluran pembangunan.Sebagai sumber
keuangan negara,pemerintah berupaya memasukan uang sebanyakbanyaknya untuk kas negara.
2. Fungsi Regulerend (pengatur)
Pajak mempunyai fungsi mengatur,artinya pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksankan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi,serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar
bidang keuangan(Mardiasmo 2009:2)
1.Menurut golongannya
Menurut golongannya,dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
a.Pajak Langsung,yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa dilimpahkan atau dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain.pajak harus menjadi beban sendiri
oleh wajib pajak yang bersangkutan.
b.Pajak
ini
langsung
kegiatan,pristiwa,perbuatan
pajak,misalnya
terjadi
terjadi
yang
jika
terdapat
menyebabkan
penyerahan
barang
suatu
terutangnya
atau
jasa.
(Mardiasmo,2009;5)
2.Menurut Sifatnya
Pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. pajak subjektif,yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjektifnya,dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
b. pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan
objeknya baik berupa benda,keadaan,perbuatan atau pristiwa yang
mengakibatkan
timbulnya
kewajiban
membayar
pajak,tanpa
dan
pelaksaanaan
pemungutan
harus
adil.Adil
dalam
10
masyarakat
dalam
memenuhi
kewajiban
undamg-undang
11
untuk
membiayai
12
13
2.6.2
Galangan kapal
Tempat penampungan/kalangan minyak,air,dan gas,pipa
minyak
Fasilitas lain yang memberi manfaat
Dasar Hkukum Pajak Bumi dan Bangunan PerkotaanPerdesaan(PBB-P2)
Pengenaan pajak
bumi
dan
bangunan
Perkotaan-
14
tidak
dimaksudkan
untuk
memperoleh
keuntungan.
2) Digunakan untuk kuburan,peninggalan purbakala,atau sejenis
dengan itu.
3) Merupakan
hutan
lindung,hutan
suaka
alam,hutan
Konsultasi
letak
objek
Surat
tersebut,
dengan
menggunakan
formulir
15
Keuangan
dengan
mendengar
pertimbangan
16
0,1%
Apabila NJOP-nya<
0,2%
Dengan NJOPTKP sebesar Rp.10.000.000
Rp1.000.000.000,00 adalah
UU PBB
UU PDRD
PERDA
LOTIM
Subjek
Tidak ada
Tidak ada
secara nyatamempunyai
perubahan
perubahan
17
Objek
Bumi dan/atau
Bumi dan/atau
Bumi dan
bangunan
bangunan,
Bangunan
kecuali
untuk
kawasan yang
perkotaan dan
digunakan
perdesaan
untuk kegiatan
usaha
perkebunan,
perhutanan,dan
Tarif
Tunggal 0,5%
pertambangan
Paling tinggi
>1 milyar
0,3%
0,2%
>1milyar
NJKP
Tidak ada
0,1%
Tidak ada
Paling rendah
Paling rendah
Tahun 2002
ditetapkan sebesar 20%
NJOPTKP
atau 40%)
paling tinggi
Rp10.000.00
pajak
PBB
0,3%
pajak
0,2%(NJOP-
terhutang
NJOPTKP)
(maksimal) x
NJOPTKP)
atau
(NJOP-
atau
18
NJOPTKP)
0,1%(NJOPNJOPTKP)
19
2.6.9
Klas
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
> s/d
67.390.000,
00
> s/d
65.120.000,
00
> s/d
62.890.000,
00
> s/d
60.700.000,
00
> s/d
58.550.000,
00
> s/d
56.440.000,
00
> s/d
54.370.000,
00
> s/d
52.340.000,
00
>50.350.000 s/d
,00
>48.400.000 s/d
,00
>46.490.000 s/d
,00
>44.620.000 s/d
,00
>42.790.000 s/d
69.700.000
,00
68.545.000,00
67.390.000
,00
66.255.000,00
65.120.000 64.000.000,00
,00
62.890.000
,00
61.795.000,00
60.700.000
,00
59.625.000,00
58.550.000
,00
57.495.000,00
56.440.000
,00
55.405.000,00
54.370.000
,00
53.355.000,00
52.340.000
,00
50.350.000
,00
48.400.000
,00
46.490.000
,00
44.620.000
51.345.000,00
49.375.000,00
47.445.000,00
45.555.000,00
43.705.000,00
20
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
,00
>41.000.000 s/d
,00
39.250.000, s/d
00
>37.540.000 s/d
,00
>35.870.000 s/d
,00
> s/d
34.240.000,
00
>32.650.000 s/d
,00
>31.100.000 s/d
,00
>29.590.000 s/d
,00
>28.120.000 s/d
,00
>26.690.000 s/d
,00
>25.300.000 s/d
,00
> s/d
23.950.000,
00
>22.640.000 s/d
,00
>21.370.000 s/d
,00
>20.140.000 s/d
,00
>18.950.000 s/d
,00
>17.800.000 s/d
,00
>16.690.000 s/d
,00
>15.620.000 s/d
,00
>14.590.000 s/d
,00
42.790.000
,00
41.000.000
,00
39.250.000
,00
37.540.000
,00
35.870.000
,00
41.895.000,00
40.125.000,00
38.395.000,00
36.705.000,00
35.055.000,00
34.240.000 33.445.000,00
,00
32.650.000 31.875.000,00
,00
31.100.000 30.345.000,00
,00
29.590.000 28.855.000,00
,00
28.120.000 27.405.000,00
,00
26.690.000 25.995.000,00
,00
25.300.000 24.625.000,00
,00
23.950.000
,00
22.640.000
,00
21.370.000
,00
20.140.000
,00
18.950.000
,00
17.800.000
,00
16.690.000
,00
15.620.000
23.295.000,00
22.005.000,00
20.755.000,00
19.545.000,00
18.375.000,00
17.245.000,00
16.155.000,00
15.105.000,00
21
034
035
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
,00
>13.600.000 s/d
,00
>12.650.000 s/d
,00
>11.740.000 s/d
,00
>10.870.000 s/d
,00
>10.040.000 s/d
,00
> s/d
9.250.000,0
0
> s/d
8.500.000,0
0
> s/d
7.790.000,0
0
> s/d
7.120.000,0
0
> s/d
6.490.000,0
0
> s/d
5.900.000,0
0
> s/d
5.350.000,0
0
> s/d
4.840.000,0
0
> s/d
4.370.000,0
0
> s/d
3.940.000,0
0
> s/d
3.550.000,0
,00
14.590.000
,00
13.600.000
,00
12.650.000
,00
11.740.000
,00
10.870.000
,00
10.040.000
,00
14.095.000,00
13.125.000,00
12.195.000,00
11.305.000,00
10.455.000,00
9.645.000,00
8.875.000,00
9.250.000,
00
8.145.000,00
8.500.000,
00
7.455.000,00
7.790.000,
00
6.805.000,00
7.120.000,
00
6.195.000,00
6.490.000,
00
5.625.000,00
5.900.000,
00
5.095.000,00
5.350.000,
00
4.605.000,00
4.840.000,
00
4.155.000,00
4.370.000,
00
3.745.000,00
3.940.000,
22
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
0
> s/d
3.200.000,0
0
> s/d
3.000.000,0
0
> s/d
2.850.000,0
0
> s/d
2.708.000,0
0
> s/d
2.573.000,0
0
> s/d
2.444.000,0
0
> s/d
2.261.000,0
0
> s/d
2.091.000,0
0
> s/d
1.934.000,0
0
> s/d
1.789.000,0
0
> s/d
1.655.000,0
0
> s/d
1.490.000,0
0
> s/d
1.341.000,0
0
> s/d
1.207.000,0
0
00
3.375.000,00
3.550.000,
00
3.100.000,00
3.200.000,
00
2.925.000,00
3.000.000,
00
2.779.000,00
2.850.000,
00
2.640.000,00
2.708.000,
00
2.508.000,00
2.573.000,
00
2.352.000,00
2.444.000,
00
2.176.000,00
2.261.000,
00
2.013.000,00
2.091.000,
00
1.862.000,00
1.934.000,
00
1.722.000,00
1.789.000,
00
1.573.000,00
1.655.000,
00
1.416.000,00
1.490.000,
00
1.274.000,00
1.341.000,
00
23
064
065
066
067
068
069
070
071
072
073
074
075
076
077
078
079
080
081
082
083
> s/d
1.086.000,0
1.207.000,
0
00
> s/d
977.000,00
1.086.000,
00
> s/d
855.000,00
977.000,00
> s/d
748.000,00
855.000,00
> s/d
655.000,00
748.000,00
> s/d
573.000,00
655.000,00
> s/d
501.000,00
573.000,00
> s/d
426.000,00
501.000,00
> s/d
362.000,00
426.000,00
> s/d
308.000,00
362.000,00
> s/d
262.000,00
308.000,00
> s/d
223.000,00
262.000,00
> s/d
178.000,00
223.000,00
> s/d
142.000,00
178.000,00
> s/d
114.000,00
142.000,00
> 91.000,00 s/d
114.000,00
> 73.000,00 s/d
91.000,00
> 55.000,00 s/d
73.000,00
> 41.000,00 s/d
55.000,00
> 31.000,00 s/d
41.000,00
1.147.000,00
1.032.000,00
916.000,00
802.000,00
702.000,00
614.000,00
537.000,00
464.000,00
394.000,00
335.000,00
285.000,00
243.000,00
200.000,00
160.000,00
128.000,00
103.000,00
82.000,00
64.000,00
48.000,00
36.000,00
24
084
27.000,00
31.000,00
085
20.000,00
23.000,00
086
14.000,00
17.000,00
087
10.000,00
12.000,00
088
7.150,00
8.400,00
089
> 4.100,00
s/d
5.000,00
5.900,00
090
4.100,00
3.500,00
091
2.450,00
2.900,00
092
1.700,00
2.000,00
093
1.200,00
1.400,00
094
> 760,00
s/d
910,00
1.050,00
095
660,00
760,00
096
480,00
550,00
097
350,00
410,00
098
270,00
310,00
099
> 170,00
s/d
200,00
240,00
100
170,00
140,00
Klas
25
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
>14.700.00
0,00
>
13.600.000,
00
>12.550.00
0,00
>
11.550.000,
00
>10.600.00
0,00
>
9.700.000,0
0
>
8.850.000,0
0
>
8.050.000,0
0
>
7.300.000,0
0
>
6.600.000,0
0
>
5.850.000,0
0
>
5.130.000,0
0
>
4.500.000,0
0
>
3.900.000,0
0
>
3.350.000,0
0
>
s/d 15.800.000,
00
s/d 14.700.000,
00
15.250.000,00
s/d 13.600.000,
00
s/d 12.550.000,
00
13.075.000,00
s/d 11.550.000,
00
s/d 10.600.000,
00
11.075.000,00
s/d
14.150.000,00
12.050.000,00
10.150.000,00
9.275.000,00
9.700.000,0
0
s/d
8.450.000,00
8.850.000,0
0
s/d
7.675.000,00
8.050.000,0
0
s/d
6.950.000,00
7.300.000,0
0
s/d
6.225.000,00
6.600.000,0
0
s/d
5.500.000,00
5.850.000,0
0
s/d
4.825.000,00
5.150.000,0
0
s/d
4.200.000,00
4.500.000,0
0
s/d
3.625.000,00
3.900.000,0
0
s/d
3.100.000,00
26
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
2.850.000,0
0
>
2.400.000,0
0
>
2.000.000,0
0
>
1.666.000,0
0
>
1.366.000,0
0
>
1.034.000,0
0
>
902.000,00
>
744.000,00
>
656.000,00
>
534.000,00
>
476.000,00
>
382.000,00
>
348.000,00
>
272.000.00
>
256.000,00
>
194.000,00
>
188.000,00
>
136.000,00
3.350.000,0
0
s/d
2.625.000,00
2.850.000,0
0
s/d
2.200.000,00
2.400.000,0
0
s/d
1.833.000,00
2.000.000,0
0
s/d
1.516.000,00
1.666.000,0
0
s/d
1.200.000,00
1.366.000,0
0
s/d
968.000,00
1.034.000,0
0
s/d
823.000,00
902.000,00
s/d
700.000,00
744.000,00
s/d
595.000,00
656.000,00
s/d
505.000,00
534.000,00
s/d
429.000,00
476.000,00
s/d
365.000,00
382.000,00
s/d
310.000,00
348.000,00
s/d
264.000,00
272.000,00
s/d
225.000,00
256.000,00
s/d
191.000,00
194.000,00
s/d
162.000,00
188.000,00
27
034
035
> s/d
128.000,00
136.000,00
> s/d
104.000,00
128.000,00
132.000,00
116.000,00
28
Jawab
Dik:
Luas tanah : 500 m Rp.90.000.000
Luas bangunan : 150 m Rp.37.500.000
NJOPTKP : Rp.10.000.000
Kompersi :
Tanah : 200/m
29
Bangunan : 150/m
NJOP Tanah 500200.000 = Rp.100.000.000
NJOP bangunan 225225.000=Rp.33.750.000
NJOP tanah dan Bangunan = Rp.133.750.000
NJOPTKP
=Rp.10.000.000
Pemungutan PBB-P2
Pajak yang terhutang merupakan PBB Perdesaan dan
Perkotaan yang harus dibayar oleh wajib pajak dalam tahun
pajak menurut ketentuan peraturan daerah yang ditetapkan oleh
pemeintah kabupaten/kota setempat.Pada pengenaan PBB-P2
tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender.PBB-P2
dikenakan untuk jangka satu tahun pajak.Dengan Demikian,
pajak terutang yang dikenakan atas objek pajak untuk tahun
pajak tahun 2014 berarti PBB-P2 terutang untuk jangka waktu 1
januari sampai 31 Desember 2014.
Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut
keadaan objek pajak pada tanggal 1 januari.Penentuan tanggal 1
januari ini sangat terkait dengan ketentuan tentang tahun pajak,
yang
30
dan
subjek
pajak.Pendataan
dilakukan
dengan
pada
pihak
ke-tiga.Namun
dimungkinkan
31
percetakan formulir
32
jatuh
tempo
pembyaran
dikenakan
sanksi
33
pembayaran
pajak
dan
dicatat
dalam
bukti
Keberatan
menyebabkanjumlah
dan
pajak
Butusan
yang
Banding
harus
yang
dibayarakan
34
3. Mekanisme
Penghitungan
Dan
Penyetoran
Pajak
Bumi
dan
Daftar penerimaan pajak bumi dan bangunan perdesaaanperkotaan(PBB-P2) bulan maret 2015 pada DPPKA
kabupaten Lombok Timur
KECAMATAN
TARGET
PENERIMAAN
35
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
APBD
1.404.641.059
756.811.786
365.185.380
537.915.860
402.770.135
336.718.398
451.268.175
303.024.004
522.296.428
720.429.228
620.102.831
12
13
14
SELONG
LABUHAN HAJI
SUKAMULYA
SURALAGA
SAKRA
SAKRA BARAT
SAKRA TIMUR
KERUAK
JEROWARU
TERARA
MONTONG
GADING
SIKUR
MASBAGIK
PRINGGASELA
15
16
17
18
19
20
AIKMEL
WANASABA
SEMBALUN
PRINGGABAYA
SUELA
SAMBALIA
941.832.315
483.089.080
304.830.476
982.753.883
369.395.892
432.860.812
JUMLAH
12.000.000.000
s/d bulan
lalu
908.480
510.212
800.962
2.353.231
836.035.202
818.864.473
409.174.584
Bulan ini
178.124.903
72.602.282
13.583.292
59.181.188
43.865.509
50.743.225
80.917.016
34.559.385
35.393.144
51.905.266
43.126.450
179.033.383
73.112.494
13.583.292
59.181.188
43.865.509
50.743.225
81.717.978
34.559.385
37.746.375
51.905.266
43.126.450
93.774.110
47.663.324
92.120.890
93.774.110
47.663.324
103.731.999
138.008.885
43.852.993
9.318.574
143.700.472
16.264.393
67.765.747
138.008.885
43.852.993
12.524.204
143.700.472
16.264.393
81.451.861
11.611.109
Sumber:
3.205.630
13.686.114
33.075.738
1.316.471.0 1.349.546.78
48
6
Pembukuan Bendaharawan Rutin Priode januari s/d Maret 2015 pada
Dinas PPKA Kabupaten Lombok Timur
3.1
Mekanisme
Penghitungan
Pajak
Bumi
dan
Bangunan
Perdesaan-Perkotaan
Penghitungan Pajak bumi dan bangunan perdesaan
perdesaan-perkotaan pada dinas pendapatan pengeloaan keuangan
dan aseet kabupaten lombok timur yaitu dengan menggunakan
rumus penghitungan sebagai berikut:
PBB=( Nilai jual Objek Pajak-NJOPTKP)x Tarif
Tarif > satu milyar 0,2% dari NJOP
Tarif < satu milyar 0,1% dari NJOP
36
Penghitungan pajak bumi dan bangunan perdesaanperkotaan pada dinas pendapatan pengeloaan keuangan dan asset
daerah kabupaten lombok timur sudah sesuai dengan Peraturan
Daerah kabupaten lombok timur Nomor 12 tahun 2012 tentang
pajak bumi dan bangunan perdesaan-perkotaan yaitu untuk objek
pajak yang nilai jual objek pajaknya kurang dari satu milyar akan
dikenakan tarif 0,1% dan untuk objek pajak yang nilai jual objek
pajaknya diatas satu milyar dikenakan tarif 0,2%.
se
Spesifikasi
Objek pajak
Sesuai
Persetujuan&
dgn Tarif
Percetakan
SPPT
Menyrahka
n SPPT
Kelurahan
Pekasih
Wajib
Pajak
Menentuka
n NJOP
Sesuai
dengan
ZNT
37
Keterangan:
ZNT
SPPT
NJOP
PEKASIH
38
Rp.3.328.000
Rp.4.860.000
Rp.8.188.000
Rp.10.000.000
Rp.
0
0,1%
Rp.15.000
39
3.2
SPPT
WP
Pemungut
/ Perkoasa
SPPT
SPPT dan
STTS
STTS
PPS
LMP
Pemungut
/ Perkoasa
STTS
Setor
Bank
prespsi
40
Keterangan :
: Pembayaran secara tidak langsung melalui pemungut /
pekasih
: Pembayaran langsung oleh wajib pajak ke PPS
Wajib pajak Menerima SPPT dan Membayar pajak terhutang kepada juru
pungut/pekasih di masing-masing desa yang sudah di tunjuk oleh Pemungut Pajak
semantara (PPS) kecamatan paling lambat membayar 6 bulan setelah SPPT
diterbitkan.Wajib pajak setelah melunasi kewajibannya akan memperoleh STTS,
dan SPPT dikembalikan ke wajib pajak sebagai bukti pembayaran, kemudian juru
pungut/Pekasih akan menyetorkan ke PPS kecamatan.
himpunan dan ketetapan pembayaran) wajib pajak yang bersangkutan.PPS PBBP2 dari masing-masing kecamatan menyampaikan potongan STTS untuk PPS dan
DPPKA yang PBB-P2nya telah dibayar oleh wajib pajak.
PPS
Kecamatan
selaku
Petugas
Penerima/Pembayaran/Penyetoran
kemudian Merekap kembali semua penerimaan baik yang diterima langsung oleh
wajib pajak atau yang diterima dari juru pungut/pekasih dengan membuat LPM
(Laporan Penerimaan Mingguan), serta surat tanda terima setoran yang akan
41
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam peraktek mekanisme penghitungan Pajak bumi dan bangunan
perdesaan-perkotaan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset (DPPKA) Kabupaten Lombok Timur telah ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu terlebih
dahulu harus menentukan NJOP bumi dan bangunan sesuai dengan
ZNT kemudian dikalikan dengan tarif 0,1% untuk Objek Pajak yang
nilai pajaknya kurang dari satu milyar dan 0,2% untuk objek pajak
yang nilai pajaknya diatas satu milyar, dengan Nilai Jual Objek Pajak
Tidak kena pajak (NJOPTKP) Sebesar Rp.10.000.000, sedangkan
untuk mekanisme penyetorannya wajib pajak menerima SPPT dan
42
tersebut.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saransaran sebagai berikut:
1. Dalam penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan perdesaanperkotaan dilaksanakan berdasarkan peraturan yang ada, maka
sebaiknya tetap dipertahankan pada masa-masa yang akan
dating. Sehingga dapat memaksimalkan penerimaan daerah
yang mampu membantu pembangunan untuk kesejahteraan
rakyat.
2. Pengawasan yang lebih harus ditingkatkan oleh pimpinan yang
berwenang terhap petugasnya, sehingga penyetoran dapat
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
penyelewengan penerimaan daerah dari pajak dapat dihindari.