Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pajak salah satu sumber penerimaan negara. Uang pajak yang dibayarkan wajib pajak akan
digunakan pemerintah untuk membayar hutang negara serta bunga dari hutang tersebut, dan
membuat hidup masyarakat sejahtera.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 memiliki tema Mendukung
Indonesia Maju. Berdasarkan indikator ekonomi makro dan pembangunan, pertumbuhan
ekonomi 5,3%. Target Penerimaan pajak 1.699,94 triliun namun pada bulan november 2020
realisasi penerimaan negara mencapai 1.158,98 triliun atau 68,18% dari target. Dari angka
tersebut yang berasal dari perpajakan sebesar Rp. 892,43 triliun.
Pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.46 tahun 2013 tentang
Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu. Peraturan ini dibuat untuk Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Peraturan ini mengatur pengenaan pajak untuk wajib pajak yang memiliki omzet atau
penghasilan kurang dari 4,8 M dalam satu tahun. Diterbitkannya PP N0.46/2013 bertujuan untuk
memberi kemudahan dalam urusan perpajakan bagi UMKM yang sedang berkembang. Tarif
pajak final 1%. Namun mengalami prokontra hingga pada tahun 2018 presiden Joko Widodo
mengajukan usulan untuk menurunkan tarif bagi wajib pajak UMKM.
Ketentuan yang diusulkan Presiden Joko Widodo dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.23
tahun 2018 yang berlaku sejak 1 Juli 2018, penurunan tarif hanya diberikan 0,5%. Jangka waktu
pengenaan PPh bersifat final ini paling lama 7 tahun untuk Wajib Pajak Orang Pribadi , 4 tahun
untuk Wajib Pajak Badan yang berbentuk CV, Koperasi atau firma, dan 3 tahun untuk Wajib
Pajak Badan berbentuk Perseroan.
Apple Balam adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak dalam bidang
penjualan produk Apple. Apple Balam untuk sampai saat ini baru memiliki satu cabang yaitu di
Bandar Lampung. Berkembangnya Apple Balam seiring dengan permintaan konsumen akan
barang meningkat. Membeli barangnya pun mudah bisa langsung ke toko atau bisa membeli
melalui instagram.

Apple Balam salah satu bentuk usaha yang dikenakan pajak, pajak yang dikenakan adalah Pajak
Pemerintah N0.23 Tahun 2018 (PP N0.23 Tahun 2018), Tarif PPh Final atas Penghasilan dari
usaha ini adalah 0,5% dari peredaran bruto. Peraturan tersebut khusus memfasilitasi para pelaku
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dibuat mudah dalam perhitungan dan pelaporan
perpajakannya ini merupakan strategi yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak dalam
meningkatkan penerimaan negara.

Namun strategi yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak belum sepenuhnya berjalan dengan
lancar seperti yang terjadi pada Apple Balam, sebelumnya umkm ini bingung untuk mengisi dan
melaporkan perpajakannya. Maka dari itu berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik
untuk menulis Laporan Akhir dengan judul “Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak UMKM pada Apple Balam Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018”.

1.2. Rumusan Masalah


Penulis Laporan Penelitian membahas tentang Mekanisme Perhitungan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak UMKM pada Apple Balam berdasarkan PP No.23 Tahun 2018. Untuk
membatasi ruang lingkup penelitian memfokuskan pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak UMKM pada
Apple Balam Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018.
2. Apakah Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak UMKM pada Apple
Balam Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018 sudah sesuai dengan kententuan PP No.23
tahun 2018.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak UMKM pada Apple Balam Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak UMKM
pada Apple Balam Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018 sudah sesuai dengan
kententuan PP No.23 tahun 2018.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Menjadi pengetahuan baru tentang mekanisme dan cara mengoptimalkan pemotongan,
penyetoran dan pelaporan pajak berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018.
2. Bagi UMKM
Menjadi bahan masukan khususnya tentang pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak
berdasarkan PP No. 23 tahun 2018.
3. Bagi Pembaca
Sebagai informasi tambahan bagi pembaca tentang PP No.23 tahun 2018.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pajak


Menurut UU No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan :
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang digunakan untuk
kepentingan negara bagi kemakmuran rakyat.

2.2. Fungsi Pajak


Menurut Siti Resmi (2019), Fungsi Pajak dibagi menjadi dua yaitu :
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak memiliki fungsi budgetair yang artinya pajak merupakan sumber
penerimaan pemerintah. Hal ini tentu membuat pemerintah berupaya agar
penerimaan kas berupa uang masuk sebanyak-banyaknya.

2. Fungsi Regularend (Pengaturan)


Pajak mempunyai fungsi pengatur berarti pemerintah melaksanakan kebijakan
pemerintahan dalam bidang sosial dan ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3. Pembagian Hukum Pajak


Menurut Siti Resmi (2019) hukum pajak atau dikenal dengan hukum fiskal.
dibedakan menjadi dua meliputi:
1. Hukum Pajak Materill
Hukum pajak materill adalah peraturan tentang pajak memuat norma-norma yang
menjelaskan keadaan, perbuatan dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak
(objek pajak), siapa yang dikenakan (subjek pajak), dan berapa besar pajaknya
(tarif pajak). Kesimpulannya bahwa hukum pajak ini mengatur tentang kenaikan,
denda, sanksi atau hukuman cara-cara pembebasan dan pengendalian pajak, serta
ketentuan yang memberi hak tagihan utama kepada fiskus.
Contoh : Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

2. Hukum Pajak Formil


Hukum Pajak formil ketentuan mendukung terlaksananya hukum materil.
Ketentuan ini mengenai hak dan kewajiban, prosedur dan sanksi.
Contoh : Undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
2.4. Jenis Pajak
Menurut Mardiasmo (2016) jenis pajak dibedakan menjadi:
1. Menurut Golongan
Menurut golongan jenis pajak yang pertama Pajak Langsung pajak ini dikenakan
kepada wajib pajak yang harus dibayar sendiri dan tidak dapat diwakilkan orang
lain, dan yang kedua Pajak Tidak Langsung pengenaan pajaknya tidak dilakukan
secara berkala namun berkaitan dengan kejadian sehingga pembayaran pajaknya
dapat diwakilkan pada pihak lain.

2. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif
Pungutan pajak yang memperhatikan tentang kemampuan wajib pajak
dalam memperoleh penghasilan.
Contoh: seseorang dikenakan pajak penghasilan apabila penghasilannya
diatas PKP.
b. Pajak Objektif
Suatu pungutan pajak yang memperhatikan objek pajak tanpa memandang
subjek pajak.
Contoh: Konsumen yang membeli barang kena pajak dipungut PPN 10%.

3. Menurut Wewenang Pemungutnya


a. Pajak Pusat
Pemungutan dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah pusat. Pengeluaran pemerintah dibiyai
menggunakan hasil pajak. Seperti PPh, PPN dan PPnBM.
b. Pajak Daerah
Pajak daerah dibagi menjadi 2. Pertama, Pajak Provinsi meliputi, Pajak
kendaraan bermotor, Bea balik nama, Pajak Air, Pajak Bahan bakar
kendaraan bermotor,dan Pajak rokok.
Kedua, Pajak Kabupaten meliputi, Pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak parkir, pajak bumi dan bangunan pedesaan
dan perkotaan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).

Anda mungkin juga menyukai