Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2.

Juli 2022

Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak


Orang Pribadi sebelum dan sesudah UU No. 7 Tahun 2021

Gadis Pramudita1 Antin Okfitasari2


Fakultas Hukum dan Bisnis. 2 Fakultas Hukum dan Bisnis,
Universitas Duta Bangsa Surakarta Universitas Duta Bangsa Surakarta
210416008@mhs.udb.ac.id Antin_okfitasari@udb.ac.id

Abstrak– Penelitian ini menganalisis perbandingan Pajak Penghasilan sebelum dan sesudah Undang-
Undang No.7 Tahun 2021 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis data dengan cara menggambarkan dan
menganalisis berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan
dengan menggunakan ilustrasi perhitungan yaitu membandingkan berdasarkan peraturan lama
dengan UU PPh, PP No. 23/2018 dan UU HPP . Hasil analisis ilustrasi perhitungan bahwa untuk
wajib pajak orang pribadi (sebagai karyawan) dengan penghasilan sampai dengan Rp60 juta beban
pajak yang dibayar lebih rendah dengan UU HPP dibanding UU PPh karena hanya terkena lapisan
tarif pertama. Penghasilan >Rp60 juta – Rp5 milyar, beban pajak lebih rendah dengan UU HPP
dibanding UU PPh. Tetapi penghasilan diatas Rp 5 Miliar, Pajak yang dibayar lebih tinggi dengan UU
HPP dibanding UU PPh. Pemberian Batasan peredaran bruto <Rp500 juta setahun tarif pajak 0%,
maka UMKM yang terkena pajak adalah yang peredaran bruto >Rp500 juta setahun sehinga beban
pajak UMKM lebih rendah. Adanya breaket tarif progresif memberi rasa keadilan pajak yaitu pajak
dibebankan kepada wajib pajak sesuai dengan kemampuan membayar.Semakin tinggi penghasilan
maka semakin tinggi pajak yang dikenakan.Implikasi penelitian lebih lanjut yaitu dengan menganalisis
regulasi perubahan peraturan perundangan perpajakan yang menjadi poin utama dalam UU HPP.
Kata kunci : Pajak Penghasilan, UMKM, UU No.7 Tahun 2021 (UU HPP)

Abstract–This study analyzes the comparison of Income Tax before and after Law No. 7 of 2021 for
Individual Taxpayers (WPOP). This research was conducted using a qualitative descriptive method.
The data analysis technique is by describing and analyzing based on existing theory and in accordance
with the reality that occurs in the field by using calculation illustrations, namely comparing the old
regulations with the PPh Law, PP No. 23/2018 and the HPP Law. The results of the analysis illustrate
the calculation that for individual taxpayers (as employees) with income of up to Rp. 60 million, the tax
burden paid is lower under the HPP Law than the PPh Law because it is only exposed to the first layer
of tariffs. Income >Rp60 million – Rp5 billion, the tax burden is lower under the HPP Law than the
PPh Law. But income above IDR 5 billion, the tax paid is higher under the HPP Law than the PPh
Law. Limitation on gross turnover of <Rp 500 million a year with a tax rate of0%, then MSMEs who are
subject to tax are those with gross turnover > Rp 500 million a year so that the MSME tax burden is lower.
The existence of a progressive rate breaket gives a sense of tax justice, namely taxes are charged to
taxpayers according to their ability to pay. The higher the income, the higher the tax imposed. The
implication of further research is to analyze the regulation of changes in tax laws which are the main
points in the HPP Law.
Keywords : Income Tax,MSMEs, Law Number 7 of 2021 (UU HPP)

1.PENDAHALUAN berupa pajak. Pajak digunakan untuk


Latar Belakang membiayai pembangunan yang berguna bagi
Salah satu usaha untuk mewujudkan kepentingan bersama.Mardiasmo (2018)
kemandirian negara dalam hal menyatakan bahwa salah satu fungsi pajak
pembiayaanpembangunan adalah menggali adalah untuk anggaran yaitu pajak digunakan
sumber dana yang berasal dari dalam negeri untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran
24
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

negara.Pengeluaran yang cukup besar Tahun2021 (disebut UU HPP). UU HPP


terutama untuk belanja negara, porsi terdiri dari enam ruang lingkup
terbesarnya adalah belanja pegawai, belanja pengaturan,meliputi ketentuan umum dan tata
untuk Pendidikan, pembangunan infrastruktur cara perpajakan (KUP), pajak penghasilan
serta transfer ke daerah dan dana desa. (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN),
Untuk mencapai target penerimaan program pengungkapan sukarela (PPS), pajak
negara tersebut maka pemerintah (Direktorat karbon, serta cukai.(Wachyu et al., 2020)
Jendral Pajak) berupaya untuk menerbitkan Berdasarkan latar belakang di atas penelitian
peraturan perpajakan yang dapat ini hanya mengambil topik kluster pajak
mengarahkan pada pencapaian target tersebut. penghasilan dengan subyek pajak orang
Upaya-upaya tersebut dapat berupa pribadi, dengan tujuan menganalisis Pajak
intensifikasi maupun ekstensifikasi Penghasilan sebelum dan setelah
perpajakan.Intensifikasi pajak dapat berupa pemberlakuan UU HPP.Apakah wajib pajak
peningkatan jumlah Wajib Pajak (WP) orang pribadi beban membayar pajak nya
maupun peningkatan penerimaan pajak itu lebih tinggi atau lebih rendah sebelum atau
sendiri.Upaya ekstensifikasi dapat berupa setelah diberlakuan UU HPP.
perluasan objek pajak yang selama ini belum
tergarap. Disisi yang lain, untuk mengejar Kajian Teori
penerimaan pajak, perlu didukung situasi Wajib pajak merupakan ketetapan
sosial ekonomi politik yang stabil, sehingga aturan perundang-undangan perpajakan yang
masyarakat diharapkan dapat dengan sukarela harus dilakukan oleh orang pribadi atau
membayar pajaknya. Pemerintah diharapkan badan, yang untuk melakukan kewajiban
dapat mempertimbangkan kebijakan perpajakan, termasuk pemotongan atau
perpajakan yang dapat menarik minat pemungutan pajak tertentu.Yang dimaksud
masyarakat menjadi wajib pajak, berbagai adil disini wajib pajak menghitung dengan
kebijakan pun diberlakukan seperti sunset sesuai peraturan perpajakan dan pemerintah
policy, tax amnesty atau pengampunan pajak juga melaksanakan semua ini sesuai
(jilid I tahun 2015), tax amnesty jilid II tahun kebutuhan guna untuk memperbaiki negara
2022 atau Pengungkapan Sukarela (PPS) dan (Hartaroe et al., 2016).
pemberian insentif lain sebagaimana tertuang DPR RI mengesahkan UU
dalam PP No.46/2013, PP No. 23/2018. Harmonisasi Peraturan Perpajakan.Peraturan
Kebijakan tersebut diharapkan dapat inibertujuan untuk memulihkan
meningkatkan subyek pajak maupun obyek perekonomian negara karena dampak Covid-
pajak.Subyek pajak dapat berupa kembalinya 19 melalui optimalisasi penerimaan negara di
dana-dana yang berada di luar negeri, bidang pajak. Secara umum, UU HPP
sedangkan dari sisi obyek pajak berupa mengubah dan menambah beberapa regulasi
penambahan jumlah wajib pajak. perpajakan berikut :
Namun demikian dalam implementasi 1. Mengubah UU Ketentuan Umum dan
kebijakan tersebut, awalnya menimbulkan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)
pro dan kontra, sebagaimana saat berlakunya 2. Mengubah UU Pajak Penghasilan (UU
PP No. 46/2013 yang akhirnya setelah PPh)
berjalan 5 (lima) tahun pada tanggal 8 Juli 3. Mengubah UU Pajak Pertambahan Nilai
2018 pemerintah merevisi dengan Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
mengeluarkan kebijakan baru yaitu PP No. Barang Mewah (UU PPN)
23/2018 dan resmi mengganti dan mencabut 4. Menambah program pengungkapan
PP No.46/2013. PP No.23/2018 ini sukarela Wajib Pajak
menekankan pada penurunan tarif pajak yang 5. Menambah pajak karbon
sebelumnya 1% menjadi 0,5% dari 6. Mengubah UU Cukai.
pendapatan bruto. Setelah 3 (tiga) tahun Implementasi UU HPP ini pun tidak
berlalu pada tanggal 29 Oktober 2021 serentak, terdapat beberapa penyesuaian dari
pemerintah mengeluarkan UU Nomor 7 masing-masing peraturan, berikut rincian

25
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

lengkapnya : oleh pemberi kerja sebagai penghasilan pe


1. Pengaturan mengenai Pajak Penghasilan gawaiyang tidak termasuk sebagai objek
(PPh) berlaku tahun pajak 2022. pajak. Sesuai pasal 4 ayat 1 (d ) yang
2. Pengaturan mengenai Pajak Pertambahan termasuk kedalam natura bukan objek pajak
Nilai (PPN) berlaku mulai April2022. adalah :
3. Pengaturan mengenai Ketentuan Umum a. makanan, bahan makanan, bahan
dan Tata Cara Perpajakan (KUP)meliputi minuman, dan/atau minuman bagi
sanksi pajak dan integrasi NIK-NPWP seluruh pegawai
berlaku sejak diundangkan. b. natura dan/atau kenikmatan karena
4. Program pengungkapan sukarela berlaku penugasan di suatu daerah
mulai 1 Januari - 30 Juni 2022. c. naturadan/ataukenikmatankarenakeharus
5. Pengenaan pajak karbon berlaku 1 april andalampelaksanaan pekerjaan, seperti
2022 piloting PLTU Batu Bara. seragam
6. Pengaturan UU Cukai berlaku sejak d. natura dan/atau kenikmatan yang
diundangkan. dibiayai APBN/APBN
BerikuttabelkomparasiUUHPPdengan e. natura dan/atau dengan jenis dan batasan
undang -undangyangberlaku sebelumnya di tertentu.
setiap peraturan.
1.Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi 3.Pajak Penghasilan (PPh) Pengusaha
Dalam konteks PPh, UU HPP Perorangan dan Badan
merubah UU PPh yaitu UU No. 36 UU HPP juga merubah peraturan PPh
tahun2008.PPh orang pribadi sendiri diatur badan (diatur dalam pasal 17
dalam pasal 17 terkait perubahan tarif PPh ayat1)danmenambahpenguatanperaturanmen
dan penambahan lapisan (bracket) baru. genaiPPhUMKM (diatur dalam pasal 7 ayat 1
Berikut komparasinya: dan 2a) :
Lapisan Wajib UU PPh UU HPP
UU PPh UU HPP
Tarif Pajak
I 0 – Rp 50 juta 0 – Rp 60 juta Pengusaha Belum diatur Perhitungan PPh
dikenakan dikenakan Perorangan (diatur final tarif
tarif 5% tarif 5% (UMKM) dalam PP 0,5% untuk omset
II >Rp 50 – 250 >Rp60 – 250 juta No.23 Tahun maksimal Rp 500
juta dikenakan tarif 15 % 2018) juta tidak dikenai
dikenakan tarif PPh
15% Badan Wajib pajak Wajib pajak badan
III >Rp250 – 500 >Rp 250 – 500 juta adan dalam
juta dikenakan tarif 25% dalam negeri negeri dan bentuk
dikenakan tarif dan bentuk usaha tetap
25% usaha tetap sebebsar 22%
IV >Rp 500 juta .Rp 500 juta – 5 sebesar 28%
dikenakan miliar
tarif 30% dikenakan tarif 30% 4. Penghapusan Pembebasan Pajak
V >Rp 5 miliar Pertambahan Nilai (PPn)
dikenakan Terkait Pajak Pertambahan Nilai
tarif 35% (PPN), UU HPP merubah UU No. 42 tahun
2009. Penghapusan pembebasan PPN sendiri
2.Pajak Penghasilan (PPh) Natura diatur dalam pasal4A. Berikut komparasi
Dalam UU HPP, terdapat komoditas yang dibebaskan PPN di UU KUP
penambahan ayat mengenai pemberian natura danUU HPP :
Komoditas UU KUP UU HPP
Barang hasil pertambangan Dibebaskan dariPPN Dihapus
atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya
Barang kebutuhan pokok yangsngat dibutuhkan rakyat Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
26
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

banyak
Makanan dan minuman yangdisajikan di hotel, restoran, Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
rumah makan, warung, dan sejenisnya
Uang, emas batangan, dan suratberharga Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
Jasa pelayanan kesehatanmedis Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa pelayanan sosial Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa pengiriman surat denganperangko Dibebaskan dariPPN Dihapus
Jasa keuangan Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa asuransi Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa pendidikan Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa kesenian dan hiburan Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
Jasa penyiaran yang tidakbersifat iklan Dibebaskan dariPPN Dihapus
Jasa angkutan umum di daratdan air, serta uadara dalam Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
negeri
Jasa tenaga kerja Dibebaskan dariPPN Bebas terbatas
Jasa perhotelan Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
Jasa yang disediakan olehpemerintah dalam rangka Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
menjalankan pemerintahan secara umum
Jasa penyediaan tempat parkir Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN
Jasa telepon umum denganmenggunakan uang logam Dibebaskan dariPPN Dihapus
Jasa pengiriman uang denganwesel pos Dibebaskan dariPPN Dihapus
Jasa boga atau katering Dibebaskan dariPPN Dibebaskan dariPPN

5.TarifPPN a. Sanksi Pemeriksaan Wajib Pajak Tidak


UU HPP juga menaikan tarif PPN Menyampaikan SPT (Pasal 13 )
yang diatur dalam pasal 7 ayat 1 : U
UU KUP UU HPP U
Jenis
Tarif Pajak Tarif Pajak Pertambahan K UU HPP
Sanksi
Pertambahan Nilai yaitu: U
Nilai adalah 10% a. sebesar 11% yang P
mulai berlaku pada PPh kurang 50 dikenakanbungaperbulan
tanggal 1 April 2022, dibayar % sebesarsukubungaacuan(ya
b. sebesar 12% yang ngberlakudipasar)serta
mulai berlaku paling uplift factor 20%
lambat pada tanggal PPh kurang 100 dikenakanbungaperbulan
1Januari2025. dipoting % sebesar suku bunga acuan
serta
6.Sanksi Pajak uplift factor 20%
Dalam UU HPP terdapat perubahan 2 PPhdipoton 100 75%
skema ketentuan sanksi dari UU KUP yaitu : gtapitidak %
a. sanksi pemeriksaan dan wajib pajak tidak disetor
menyampaikan SPT PPNdanPn 100 75%
b. sanksisetelahupayahukumnamunkeputusa BM %
nkeberatanatau pengadilan mengusulkan kurang
ketetapan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). dibayar
Tidak hanya itu, UU ini juga merubah
besaran sanksi untuk kerugian negara. b. SanksiSetelahUpayaHukumdenganKeput
Hal ini diatur dalam Bab II Ketentuan usanMenguatkan
Umum dan Tata Cara Perpajakan yang Ketetapan Direktorat Jenderal Pajak
merubah UU No. 16 tahun 2009.Berikut (Pasal 25)
komparasi masing-masing jenis sanksi
pelanggaran pajak : Perbuatan UU KUP UU HPP

27
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

Keberatan 50% 30% berdasarkan PeraturanPemerintah.


Mengajukan Banding 100% 60% Terkait tarif pajak karbon yang
Peninjauan Kembali 100% 60% berlaku adalah Rp 30 (tiga puluh rupiah)
per kilogram karbon diaksida.
c. Besaran Sanksi untuk Kerugian Negara
Uraian UU KUP UU HPP 9. Perubahan UU Cukai
Pidanapaja Membayarpoko Membayarpoko UU HPP mengubah UU No. 39 tahun
k k k 2007 pasal 4 tentangCukai.Peraturan cukai
kealpaan pajak + sanksi pajak + sanksi 1 ini diatur dalam Bab VII pasal 14 UU HPP.
3kali pajak kali pajak Pada dasarnya, UU ini menambahkan
kurang dibayar kurang dibayar ketentuan penerapan sanksi administratif
Pidanapaja Membayarpoko Membayarpoko terhadap pelanggaran pidana di bidang cukai.
k k k Menggunakanprinsipultimumremedium,berik
kesengajaa pajak + sanksi pajak + sanksi 1 utperubahanperaturan yang berlaku :
n 3kali pajak kali pajak Pelanggar
kurang dibayar kurang dibayar an
UU Cukai UU HPP
Pidanapaja Membayarpoko Membayarpoko Administrati
k k k f
pembuatan pajak + sanksi pajak + sanksi 1 Saat Belum diatur Membayarden
faktur 3kali pajak kali pajak Penelitian da
pajak atau kurang dibayar kurang dibayar sanksisebesar
bupot PPh 3 kali nilai
fiktif cukai yang
seharusnya
7. Pengungkapan sukarela dibayar
Pengungkapansukarelaatauyangsebelu Saat Membayarpok Membayarsan
mnyamemilikiistilahtax amnestyditambahkan Penyidikan ok ksi
dalam satu klausul di Bab V UU HPP. cukai+sanksi4 denda sebesar
Sasaran pengungkapan sukarela ini adalah : kali nilai 4 kali nilai
a. Wajib pajak orang pribadi dan badan cukai kurang cukai yang
peserta tac amnesty 2016. Basis aset per dibayar seharusnya
31 Desember 2015 yang belum diungkap dibaayar
dalam tax amnesty.
b. Wajiborangpribadi.Basisnyaasetdari2016 10. Integrasi NIK dan NPWP
-2020yangbelum dilaporkan SPT 2020. UU HPP Bab II Pasal 2 ayat 1 dan 2
mengatur mengenai implementasi integrasi
8. Pajak Karbon NIK dan NPWP.Secara lebih spesifik, terkait
Pajak karbon ini juga merupakan teknis dan mekanisme implementasi
klausul baru di UU HPP diatur dalam Bab VI diaturlebih dalam diPerpres83/2021.Wajib
pasal 13.Subjek pajak karbon adalah orang pajak sendiri adalah mereka yang sudah
pribadi atau badan yang membeli barang memenuhi
yang mengandung karbon dan/atau syarat subjektif dan objektif sesuai ketentuan
melakukan aktivitas yang menghasilkan peraturan perundang - undangan perpajakan.
emisi karbon. Masa terutang pajak ditentukan Sehingga, meskipun telah memiliki NIK,
dalam 3 hal tidak semua masyarakat memiliki kewajiban
a. Pada saat pembelian barang yang untuk membayar pajak.
mengandung karbon
b. Pada akhir periode tahun kalender 2.METODE PENELITIAN
aktivitas yang menghasilkan emisi Penelitian ini menggunakan metode
karbon dalam jumlah tertentu. penelitian diskriptif kualitatif. Teknik
c. Saat lain yang diatur dengan atau kualitatif adalah teknik analisis data dengan

28
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

cara menggambarkan dan menganalisis 3.HASIL DAN PEMBAHASAN


berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan 3.1. Hasil Penelitian
kenyataan yang terjadi dilapangan. Teknik Berikut ini adalah ilustrasi
pengumpulan data adalah studi kepustakaan, perhitungan Pajak penghasilan dengan UU
Data dan informasi yang dibutuhkan dan PPH danUU HPP adalah sebagai berikut :
diperoleh dari berbagai referensi literatur, a. Jika Wajib Pajak Orang Pribadi
jurnal-jurnal media cetak, dokumen arsip, dan bernama Dita adalah karyawan
bacaan lainnya yang berkaitan dengan dengan status belum menikah dan
masalah tersebut yang dapat digunakan tidak ada tanggungan dengan
sebagai landasan teori. (Nafia & Sunandar, penghasilan netto sebulan Rp 5 juta.
2016) Teknis analisis data dalampenelitian ini Dengan contoh yang sama jika
menggunakan ilustrasi perhitungan dengan pengahsilan netto sebulan Rp 10 juta,
membandingkan berdasarkan peraturan lama dan 15, maka dapat dihitung pada
dengan UU PPh, PP No. 23/2018 dan UU tabel berikut ini :
HPP.

Tabel 1 Ilustrasi Perhitungan Pajak Penghasilan WPOPSebagai karyawan dengan


UU PPH dan UU HPP
PenghasilanNetto/bulan Rp5.000.000 Rp10.000.000 Rp15.000.000
PenghasilanNetto/tahun Rp 60.000.000 Rp 120.000.000 Rp 180.000.000
PTKP (TK/0) Rp 54.000.000 Rp54.000.000 Rp 54.000.000
PKP Rp. 6.000.000 Rp66.000.000 Rp 126.000.000
UUPPh UU UU PPh UU HPP UU PPh UU
HPP HPP
PPh Terutang 5% x 6 5% x 6 5%x50 jt 5%x60 jt 5%x50 jt 5%x60
jt=Rp jt =Rp2,5 jt = Rp3 jt =Rp2,5 jt jt
300rb =Rp 15%xRp16j 15%xRp6 15% x = Rp3 jt
300rb t = Rp2,4 jt jt=Rp900rb 76jt=Rp11,4 15% x
jt Rp66j
t=
Rp9,9jt
Total PPh Rp Rp Rp4,9 jt Rp3,9 jt Rp13,9 jt Rp12,9
300rb 300rb jt
Keterangan PPh = HPP PPh > HPP (selisih Rp 1 PPh < HPP (selisih Rp
jt) 1jt)

Dengan demikian dari perhitungan tabel b.Perhitungan Pajak Penghasilan bagi


diatas bahwa : UMKM : Tuan Steven dalam tahun 2022
1)Perubahan tarif ini tidak menambah beban mempunyai omzet setiap bulannya Rp
PPh bagi orang pribadi yang berpenghasilan 100.000.000. Berapakah beban pajaknya
sampai dengan Rp 5 miliar setahun. untuk Tuan A sebelum dan sesudah
2)Masyarakat berpenghasilan sampai dengan pemberlakuan UU No.7/2021, berikut ini
Rp 4,5 miliar juta per bulan penjelasnnya
tetap tidak membayar PPh sama sekali. Tabel 2 Ilustrasi Perhitungan Pajak
3)Masyarakat dengan penghasilan diatas Rp Penghasilan WPOP
4,5 miliar per bulan mayoritas akan sebagai UMKM dengan UU PPh dan UU
membayar pajak yang lebih rendah. HPP

29
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

PPhFinal PPhFinal
Bulan Omzet Omzet PTKP PKP terutang terutang
Komulatif UU HPP UU PPh
Jan 100.000.000 100.000.000 0 0 500.000
Feb 100.000.000 200.000.000 0 0 500.000
Maret 100.000.000 300.000.000 0 0 500.000
April 100.000.000 400.000.000 0 0 500.000
Mei 100.000.000 500.000.000 0 0 500.000
Juni 100.000.000 600.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Juli 100.000.000 700.000.000 500.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Agustus 100.000.000 800.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Sep 100.000.000 900.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Oktober 100.000.000 1.000.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Nov 100.000.000 1.100.000.000 100.000.000 500.000 500.000
Des 100.000.000 1.200.000.000 100.000.000 500.000 500.000
TOTAL 1.200.000.000 700.000.000 3.500.000 6.000.000
Sebelum berlakunya UU HPP pajak yang dibayar UMKM sebesar RP 6.000.000,
setelahberlakunyaUUHPPmenjadiRp3.500.000sehinggaterjadiselisihRp
2.500.000 dengan demikian bagi para UMKM beban pajak yang dibayar menjadi
berkurang.
Berdasarkan table menjelaskan bahwa hal ini berbeda dengan sebelum ada UU HPP
total peredaran bruto sampai dengan bulan yaitu PP No. 23/2018 dikenai pajak 0,5% dari
mei 2022, omset masih berada pada Rp500 omzet setiap bulannya. Peredaran bruto tidak
juta, sehingga berdasarkan UU HPP kena pajak ini serupa dengan PTKP dalam
dikenakan tarif (0%) sehingga tidak dikenai perhitungan PKP wajib pajak orang pribadi.
pajak, berbeda dengan sebelum ada UU HPP Dari sisi masa pemberlakuan UU
yaitu PP No.23/2018 dikenai pajak No.23/2018, jangka waktu untuk badan
0,5%. Ketika omset lebih dari Rp500 juta usahatahun2021adalahtahunterakhirmendapat
yaitu mulai bulan Juni sampai Desember kaninsentifuntukmenggunakan pajak UMKM
komulatif >500juta akan dikenai pajak setelah berakhirnya insentif maka akan
sebesar 5% dari omzet setiap bulannya. berlaku tarif normal, dengan demikan akan
Dengan adanya UU HPP, para UMKM yang dikenakan tarif umum sesuai dengan UU PPh
omset dibawah Rp4,8 Milyar pajak yang menggunakan Pasal 17 UU PPh, yang
dibayar berkurang yang semula Rp6 juta mengatur pengenaan pajak penghasilan
menjadi Rp3,5 juta. Dengan demikian UU berbasis penghasilan netto. Pengenaan pajak
HPP ini memberikan bukti bentuk kepedulian berdasarkan penghasilan neto dinilai lebih
pemerintah terhadap wajib pajak orang ideal untuk mengukur kemampuan membayar
pribadi baik sebagai kayawan maupun yang pajak, dibandingkan perhitungan berbasis
mempunyai usaha (UMKM) karena beban penghasilan bruto.
pajak yang harus dibayar Tuan A menjadi Dasar pengenaan PPh berdasar
berkurang Rp2,5 juta. penghasilan neto paling sesuai dengan azas
equality dalam pemungutan pajak, yang
3.2. Pembahasan mensyaratkan bahwa pajak harus bersifat adil
Dari penelitian tersebut bahwa UU dan merata, dalam artian pengenaannya harus
HPP memberikan dampak positif bagi wajib sebanding dengan kemampuan membayar
pajak orang pribadi UMKM dengan pajak (ability to pay).
memberikan tarif 0% jika peredaran bruto Namun demikian, ketentuan lain
(omzet) <Rp500 juta, sehingga tidak dikenai dalam PP No. 23/2018 pasal 3 ayat (2)
pajak, dikenai pajak sebesar5% dari omzet ditegaskan bahwa wajib pajak yang telah
setiap bulannya ketika omset >Rp500 juta, memilih untuk dikenai PPh berdasarkan tarif
30
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

Pasal 17 UU PPh tidak lagi dapat kemampuan membayar.Semakin tinggi


memanfaatkan tarif 0,5%. Oleh karena itu, penghasilan maka semakin tinggi pajak yang
pemilihan pemanfaatan tarif 0,5% ini harus dikenakan. Dengan kata lain wajib pajak
mempertimbangkan kemampuan finansial harustetapberupayauntukmempelajaridanmen
maupun kemampuan administrasi perpajakan. ingkatkankemampuanbidangfinansialmaupun
Jika sekiranya pengusaha merasa sudah kemampuanadministratif,dengandemikiandap
mampu menjalankan administrasi perpajakan atmenjalankan administrasi perpajakan sesuai
dengan baik, dalam hal ini menyelenggarakan ketentuan yang lazim
pembukuan sesuai ketentuan yang berlaku, digunakan.(Kurnianingsih, 2022)
maka menggunakan tarif Pasal 17
UU PPh adalah pilihan yang Saran
terbaik.Penggunaan tarif 0,5% tidak dapat Mensosialisasikan tentang penerapan
dinikmati selamanya karena PP 23 tahun UU Nomor 7 tahun 2021 karena
2018 memberikan batasan waktu kepada pemberlakuan UU ini dimulai tahun 2022.
wajib pajak untuk memanfaatkan tarif 0,5% Sesudah diberlakukannya UU Nomor 7 tahun
hanya selama tujuh tahun untuk wajib pajak 2021 (UU HPP) ini harus ada evaluasi secara
orang pribadi, empat tahun untuk wajib pajak berkesinambungan sehingga penerapan UU
persekutuan komanditer, firma dan koperasi, HPP sesuai dengan prinsip keadilan, tidak
dan tiga tahun untuk wajib pajak badan memberatkan, dapat mendorong
berbentuk perseroan terbatas. Setelah batas pertumbuhan ekonomi, mengedukasi
waktu yang ditentukan, wajib pajak mengenai manfaat pajak bagi masyarakat
diharuskan kembali ke metode penentuan dengan harapan masyarakat dapat membuat
PPh menggunakan tarif sesuai Pasal 17 UU pembukuan atas usaha yang dijalankannya
PPh UU KUP. Dengan kata lain wajib pajak dengan harapan usaha dapat tumbuh dan
harus tetap berupaya untuk mempelajari berkembang lebih maju lagi. (Kurnianingsih,
bagaimana menjalankan administrasi 2022)
perpajakan sesuai ketentuan yang lazim
digunakan. 5.UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur senantiasa penulis
4.KESIMPULAN DAN SARAN panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
Kesimpulan karena atas rahmat dan nikmatnya penulis
Berdasarkan hasil analisis ilustrasi dapat meneyelesaikan artikel dengan sebaik-
perhitungan bahwa untuk wajib pajak orang baiknya.Penulis menyadari banyak terdapat
pribadi (sebagai karyawan) dengan kekurangan di dalam penulisan artikel
penghasilan sampai dengan Rp60 juta beban ini.Oleh karena itu, penulis meminta maaf
pajak yang dibayar lebih rendah dengan UU jika terdapat salah kata dan mengharapkan
HPP dibanding UU PPh karena hanya terkena saran dan kritik untuk menyempurnakan
lapisan tarif pertama. Penghasilan >Rp60 penulisan artikel kedepannya.
juta-Rp5 milyar, beban pajak lebih rendah Akhir kata, penulis mengucapapkan
dengan UU HPP dibanding UU PPh. Tetapi terimakasih dan semoga karya tulis ini dapat
penghasilan diatas Rp 5 Miliar, Pajak yang bermanfaat bagi semua pihak yang
dibayar lebih tinggi dengan UU HPP membutuhkan.
dibanding UU PPh.
Pemberian Batasan peredaran bruto
<Rp500 juta setahun tarif pajak 0%, maka 6.REFERENSI
UMKM yang terkena pajak adalah yang
peredaran bruto >Rp500 juta setahun.Sehinga Hartaroe, B. P., Mardani, R. M., & Abs, M. K.
beban pajak UMKM lebih rendah. (2016).Prodi manajemen.82–94.
Adanyabreakettarifprogresifmenunjuk Kurnianingsih, R. (2022). Analisis
kanrasakeadilanpajakyaitupajakdibebankan Pajak Penghasilan sebelum dan
kepada wajib pajak sesuai dengan setelah Undang-

31
e-ISSN. 2807-5609 Jurnal Bismak Volume 2 No.2. Juli 2022

Undang Nomor 7 Tahun 2021 bagi WP Hidayat, A. (2014). Analisis Dampak


Orang Pribadi.Journal Competency Perubahan Tarif Pajak Penghasilan di
ofBusiness, 5(02), 112–129. Indonesi.
https://doi.org/10.47200/jcob.v5i02.1
097 Bppk,7(ANALISISDAMPAKPERUBAHAN
TARIFPAJAK PENGHASILAN DI
Nafia, D., & Sunandar.(2016). Analisis INDONESIA), 3-5.
Perbedaan Penerimaan Pajak
PenghasilanSebelum. Wachyu, W., Winarto, A., Kunci, K., &
Capital, I. (2020). Jurnal Bisnis dan
Najiyullah, A. (2010). PENYETORAN DAN Akuntansi
PELAPORAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21 PADA Unsurya Jurnal Bisnis dan Akuntansi
PT . HIKERTA PRATAMA ( Studi Unsurya.Jurnal Bisnis Dan Akuntansi
Kasus Pada PT . Hikerta
Unsurya, 5(1), 50–60.
Pratama ) Oleh : JAKARTA 1432 H / 2010 M. https://www.pajakku.com/read/61679
110. de64c0e791c3760b892/Ayo-Simak-
Perubahan-UU-KUP-dalam-UU-HPP-

32

Anda mungkin juga menyukai