Anda di halaman 1dari 5

1.

Tarif PPh Badan Terbaru Sesuai UU HPP

Sebagai badan usaha harus mengetahui tarif PPh Badan terbaru yang diatur
dalam UU HPP.

Hal ini dikarenakan sebagai wajib pajak badan, harus membayar PPh Badan
sejak didirikan atau berkedudukan di Indonesia.

Kewajiban tersebut baru berakhir saat badan dibubarkan/tidak lagi


berkedudukan di negeri ini.

Tarif PPh Badan berapa persen dan diatur dalam pasal berapa?

UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) bagian
b menyatakan bahwa tarif pajak yang dikenakan secara umum kepada WP
Badan adalah sebesar 28% sejak 2009.

Kemudian tarif PPh Badan turun menjadi 25%. Tarif ini mulai diberlakukan
untuk tahun pajak 2010.

Perlu dipahami, pemerintah telah menurunkan tarif pajak penghasilan badan


dari sebelumnya sejak tahun 2020.

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang


Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang
Berbentuk Perseroan Terbatas, tarif PPh badan diturunkan.

Beleid ini dikeluarkan untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang


No. 2/2020 tentang Penertapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) No. 1/2020 tentang:

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk


Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang.

Selama ini tarif PPh Badan normal adalah 25% dari Penghasilan Kena Pajak.
Melalui beleid baru ini, tarif Pajak Penghasilan Badan turun secara
bertahap yakni:

 22% berlaku pada 2020 dan 2021


 20% mulai berlaku pada 2022

Sedangkan khusus untuk WP Badan berbentuk Perseroan Terbuka (Tbk), akan


mendapatkan tarif PPh Badan terbaru 3% lebih rendah dari penurunan PPh
Badan secara umum tersebut.

Lebih rendah 3% untuk Perusahaan Terbuka (Tbk) tersebut, maka tarif


pajak penghasilan badan perseroan Tbk menjadi:

 19% pada 2020 dan 2022


 17% mulai pada 2023

Tapi penurunan tarif PPh Badan lebih rendah 3% bagi Perusahaan Tbk
ini ada syaratnya, yaitu:

1. Saham dikuasai setidaknya 300 pihak.


2. Setiap pihak di dalam Perseroan Terbuka (PT) hanya diizinkan menguasai
saham di bawah 5% dari keseluruhan saham yang diperdagangkan dan
disetor penuh.
3. Saham yang diperdagangkan dan disetor pada bursa efek wajib dipenuhi
dalam kurun waktu paling sedikit 183 hari kalender selama jangka waktu 1
tahun pajak.
4. Membuat laporan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Tarif Pajak Penghasilan Badan Berapa Persen dalam dalam UU HPP?


Seperti diketahui, ketentuan tarif pajak badan kembali direvisi melalui
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (UU HPP).

Melalui UU HPP ini, tarif PPh Badan berubah menjadi 22% mulai Tahun Pajak
2022.

Artinya, tarif PPh Badan terbaru ini lebih tinggi 2% dibanding tarif PPh Badan
versi peraturan sebelumnya pada UU No. 2/2020 tersebut yang sebesar 20%.
Jadi, pemerintah membatalkan penurunan tarif PPh Badan dari rencana semula
hanya sebesar 20% pada 2022.

Atau dengan kata lain, pengenaan PPh 22% yang sudah diberlakukan sejak
2020 dan 2021 itu diperpanjang lagi mulai 2022.

2. Tahapan Menghitung Pajak Penghasilan Badan

Bagaimana cara menghitung PPh Badan yang masih harus dibayar?

Apabila PPh Terutang dihitung dari tarif dikali PKP, maka PPh yang masih
harus dibayar adalah jumlah pajak terutang dikurangi kredit pajak.

Kredit pajak adalah pajak-pajak yang sebelumnya telah disetorkan atau yang
telah dipotong/dipungut oleh pihak ketiga.

Berikut ini adalah tahapan atau langkah-langkah menghitung pajak


penghasilan badan:

1. Menghitung Penghasilan

Langkah pertama, WP Badan harus menghitung seluruh penghasilannya


yang diterima selama satu tahun pajak.

Namun perlu diingat bahwa penghasilan yang bukan merupakan objek


pajak serta penghasilan yang telah dikenai PPh Final tidak perlu
dimasukkan dalam perhitungan pajak penghasilan.

Selengkapnya baca di sini Daftar Subjek dan Objek yang Tidak Dikenakan
PPh.

2. Mengurangi Penghasilan dengan Biaya

Langkah kedua adalah mengurangi penghasilan di atas dengan biaya-biaya


yang telah dikeluarkan oleh WP Badan.

Biaya-biaya tersebut meliputi seluruh biaya yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
3. Melakukan Koreksi

Di Indonesia terdapat biaya-biaya yang tidak menjadi pengurang pajak.

Ketentuan tentang pengurang pajak diatur dalam perundangan perpajakan


dan aturan-aturan turunannya.

Anda harus mengeluarkan biaya-biaya tersebut dari penghitungan


Penghasilan Kena Pajak.

Apabila didapati penghasilan bruto setelah pengurangan biaya-biaya


ternyata menghasilkan perhitungan yang minus atau rugi, sehingga tidak
terdapat PKP/Penghasilan Kena Pajak.

Maka nilai kerugian tersebut dapat dikompensasikan mulai tahun pajak


berikutnya selama dengan 5 tahun berturut-turut.
3. Ketentuan dan Contoh Perhitungan PPh Badan

Selain mekanisme di atas, ada juga hal lain yang harus dipahami, yaitu
peredaran bruto dan kepentingannya dalam cara menghitung Pajak
Penghasilan badan.

Peredaran bruto adalah seluruh penghasilan yang diterima, baik orang


pribadi maupun badan.

Jika Anda memilih untuk tidak melakukan pembukuan, PKP akan dihitung
berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN).

Sebaliknya, jika Anda melakukan pembukuan yang benar, penghitungan


PKP dilakukan berdasarkan catatan yang tertulis di pembukuan.

Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau NPPN yang dimaksud dapat


Anda lihat pada pasal 14 UU No. 36 Tahun 2008 tentang PPh.

Berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, Norma Penghitungan


Penghasilan Neto dibagi dalam 2 jenis berdasarkan jumlah peredaran bruto,
yaitu:
b. Peredaran Bruto di atas Rp50 miliar

Pajak Penghasilan badan terutang dengan peredaran bruto di atas Rp50


miliar akan dihitung berdasarkan ketentuan umum atau tanpa fasilitas
pengurangan tarif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa besar Pajak Penghasilan badan tetap adalah
22% x penghasilan kena pajak.

*22% tarif Pajak Penghasilan Badan yang berlaku di 2021

Anda mungkin juga menyukai