Anda di halaman 1dari 7

P-ISSN : 2654-4946

P-ISSN : 2654-7538 http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA

PERUBAHAN PERATURAN PAJAK PENGHASILAN PADA UNDANG-UNDANG


HARMONISASI DAN PERANNYA DALAM MEMPERKUAT FUNGSI BUDGETAIR
PERPAJAKAN

Dwi Sinta¹, Berlian Afriansyah², Ovita Charolina³

¹Universitas Pat Petulai, Rejang Lebong, Bengkulu


²Politeknik Raflesia, Rejang Lebong, Bengkulu
³Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bengkulu, Indonesia

Email : dwisinta@upprl.ac.id¹, bafrians@gmail.com², inacharol@gmail.com³

ABSTRAK

Undang-undang harmonisasi perpajakan memuat beberapa perubahan, termasuk pada


peraturan pajak penghasilan. Pada tahun 2019 penerimaan dari pajak penghasilan
50% mengalami kenaikan sebesar 1% dari tahun 2018. pemerintah mengambil langkah
perubahan regulasi guna menstabilkan kembali penerimaan pajak sebagai sumber
pendanaan negara. Stimulus yang dilakukan oleh pemeritah kepada wajib pajak yaitu dari
penambahan lapisan tarif pajak progresif bagi wajib pajak, aturan implementasi natura/
kenikmatan, penerapan ambang batas bagi Usaha Mikro Kecil Menengah. Pemerintah
juga melakukan inovasi transisi Nomor Induk Penduduk menjadi Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan pengungkapan sukarela sebagai tax amnesti bagi wajib pajak
selama enam bulan.
Perubahan regulasi ini berhubungan erat dengan unsur subjektif dan objektif pajak dimana
jika pada kedua unsur tesebut telah terpenuhi maka wajib pajak secara self assesment
wajib terdaftar. Pemeritah menciptakan keseimbangan sosial dalam mencapai keadilan
salah satunya penetapan tarif progresif, pada undang-undang harmonisasi penetapan lima
lapisan pajak ini berupaya menjaring masyarakat menengah keatas yang berpenghasilan
tinggi pada penghasilan natura/kenikmatan. Disisi lain bagi masyarakat dengan perputaran
usaha mikro diberikan regulasi dengan batas peredaran bruto memenuhi kriteria pembayaran
pajaknya dan diberikan tax amnesti bagi wajib pajak terdampak covid 19.
Upaya menumbukan pendanaan baru guna mengurangi defisit anggaran, diperkuat dengan
fungsi budgetair namun hanya dapat dilihat dari nominal penerimaan, apabila dirata-ratakan
pada tahun 2020 hingga 2022 persentase memperlihatkan stabilitas penerimaan dari
pajak penghasilan sebesar 45,44% dari keseluruhan sumber penerimaan negara

Kata Kunci : Undang-Undang Harmonisasi, Perpajakan, Budgetair

ABSTRACT

The tax regulation harmonization law amandemen to several, including the income
tax regulations. In 2019 revenue from the 50% income tax increased by 1% from 2018.
The government took steps to change regulations to stabilize tax revenues as a source of
state funding. The stimulus carried out by the government for taxpayers is from the
addition of a layer of progressive tax rates for taxpayers, rules for implementing
nature/enjoyment, applying thresholds for Micro, Small and Medium Enterprises. The
government is also innovating to transition the Resident Identification Number into a
Taxpayer Identification Number (NPWP) and voluntary disclosure as a tax amnesty for
taxpayers for six months.
This regulatory change is closely related to the subjective and objective elements of tax
where if these two elements have been fulfilled then the taxpayer must be registered by self-

324 Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022


P-ISSN : 2654-4946
http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA P-ISSN : 2654-7538

assessment. The government creates social balance in achieving justice, one of which is the
establishment of progressive tariffs, in the law on the harmonization of the determination of
these five layers of taxes, it seeks to attract middle and upper class people who have high
incomes in kind/enjoyment income. On the other hand, for people with micro-business
turnover, they are given regulations with a gross turnover limit that meets the criteria for
paying taxes and is given a tax amnesty for taxpayers affected by Covid 19.
Efforts to generate new funding to reduce the budget deficit, strengthened by the function
of budgetair but can only be seen from the nominal receipts,ifaveraged from 2020 to 2022 the
percentage shows revenue stability from income tax of 45.44% of all sources of state revenue

Keywords: Law of Harmonization, Taxation, Budgetair

PENDAHULUAN disahkannya Undang-undang nomor 7


Selaras dengan perkembangan tentang harmonisasi perpajakan.
kemajuan ekonomi dan kehidupan sosial Penerbitan undang-udang harmonisasi
serta kecerdasan masyarakat, undang- perpajakan ini dilatarbelakangi oleh
undang pajak penghasilan memulai beberapa hal yaitu Pertama, untuk
reformasi pada tahun 1983 menggantikan memparbaiki defisit anggaran peningkatan
situasi pemajakan pada masa hindia rasio pajak (tax ratio) melalui penerapan
belanda. Saat itu pada tahun 1920 kebijakan peningkatan kinerja penerimaan
pengaturan pemajakan penghasilan untuk pajak. Kedua, untuk mewujukan
Orang Pribadi dan Badan diatur dalam peningkatan kinerja penerimaan pajak,
ordonansi (Gunadi.1992). Reformasi pajak diperlukan amandemen kebijakan di
penghasilan dimulai dengan disahkannya bidang ketentuan umum dan tata cara
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 perpajakan, pajak penghasilan, pajak
yang mengatur mengenai subyek pajak, pertambahan nilai, dan cukai serta
obyek pajak, tarif pajak dan cara pengaturan mengenai pajak karbon, serta
menghitung jumlah pajak terutang. kebijakan berupa program pengungkapan
Kemudian undang-undang ini mengalami sukarela wajib pajak. Perubahan kebijakan
dua kali perubahan yaitu undang-undang tersebut merupakan penyesuaian terhadap
nomor 7 tahun 1991 dan undang-undang kondisi global perekonomi yang megalami
nomor 10 tahun 1994. Perubahan ke tiga wabah covid-19.
dengan undang-undang nomor 17 tahun Respon penetapan aturan tersebut
1983, perubahan keempat undang undang menterjemahkan rasa keadilan terhadap
36 tahun 2008 dengan arah perubaha untuk masyarakat dan antisipasi menurunnya
lebih meningkatkan keadilan pengenaan sumber pendapatan negara. Kebijakan
pajak, memberikan kemudahan kepada yang paling terlihat adalah Pemberian
wajib pajak, kemudahan administrasi insentif kepada masyarakat, pemberian
perpajakan, kepastian hukum, konsinten insentif merupakan faktor-faktor dalam
dan transparasi, selain itu juga perubahan menganalisa setiap pemasalahan
reformasi perpajakan ini untuk perpajakan. Pemberian insentif dapat
meningkatkan daya saing yang bertujuan berupa pengecualian kena pajak,
menarik para investasi langsung di pengurangan dasar pengenaan pajak,
indonesia. Pemerintah juga pengurangan tarif pajak dan penangguhan
memberlakukan sunset policy bagi wajib pajak (Erli:2016). Pada Undang-undang
pajak yang menunggak atau tidak harmonisasi Insentif pajak penghasilan
membayar pajak, dengan penghapusan ditujukan kepada wajib pajak individu,
denda pajak dapat meringankan kewajiban usaha mikro, kecil dan menengah
bagi wajib pajak. (UMKM) dan korporasi. Insentif diberikan
Pada tahun 2021 kebijakan pajak enam bulan pada bulan april sampai
penghasilan mengalami perubahan dengan dengan september tahun 2020 sesuai

Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022 325


P-ISSN : 2654-4946
P-ISSN : 2654-7538 http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA

dengan Peraturan Menteri Keuangan terhadap penerimaan pajak penghasilan


Nomor 23 Tahun 2020 (PMK 23 Tahun negara.
2020) Tentang Instentif Pajak Untuk
Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus LANDASAN TEORI
Covid-19. Menurut Mardiasmo (2003) Menurut Prof. Dr.H. Rochamat
bahwa setiap perubahan kebijakan pajak Soemitro, S.H pajak adalah iuran rarkyat
penghasilan di artikan sebagai alat untuk kepada kas negara (Peralihan kekayaan
mengatur dan melaksanakan kebijaksanaan dari sektor partikelir ke sektor pemeritah),
pemerintah dalam bidang sosial dan Sikap berdasarkan undang-undang (dapat
pemerintah dalam menafsirkan peraturan dipaksakan), dengan tiada mendapat jasa
perpajakan melalui peraturan dan timbal (Tegen Prestatie) yang langsung
kebijakan perpajakan. Disisi lain jika dapat ditunjuk, dan yang digunakan untuk
dijabarkan berdasarkan fungsinya pajak membiayai pengeluaran umum (Publieke
juga sebagai fungsi financial (Budgeter). uitgaven).Definisi tersebut diatas dikoreksi
Nurul (2022) membahas tentang dalam bukunya yaitu pajak dan
pengaruh perubahan rezim perpajakan atas pembangunan Eresco 1974 bahwa Pajak
beban pajak penghasilan wajib pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
badan UMKM, adanya perubaha rezim rakyat kepada kas negara, untuk
perpajakan PPh tarif final ke PPh tarif membiayai pengeluaran rutin dan
umum seharusnya dapat mempengaruhi “Surplusnya” digunakan untuk “Public
kepatuhan waji pajak Badan UMKM. saving” yang merupakan sumber utama
Rifqi (2022) meninjau aturan perpajakan untuk membiayai “Public investment”
dengan judul natura dan kenikmatan Fungsi pajak terbagi menjadi dua yaitu
sebelum dan sesudah jika disimpulkan dari fungsi budgetair dan fungsi regulerend.
segi penerimaan pajak penghasilan Orang Dalam fungsi budgetair (penerimaan)
Pribadi akan mengalami peningkat bahwa pajak sebagai sumber dana bagi
dikarenakan ditetapkannya penghasilan negara yang tujuannya dipergunakan untuk
atas natura dan/atau kenikmatan sebagai membiayai pengeluaran-pengeluaran
taxable income. negara sedangkan pada fungsi regulerend
Penelitian ini merupakan penelitian (pengatur) dimana pajak merupakan
lanjutan dari penelitian Venti (2010) yang sebuah alat untuk mengatur atau
berjudul “Perubahan undang-undang melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
perpajakan penghasilan dan perannya bidang sosial dan ekonomi.
dalam memperkuat fungsi budgetair” Pajak penghasilan adalah pajak yang
dimana peneliti sebelumnya menganalisa dikenakan terhadap subjek pajak atas
Pajak penghasilan pada Undang-Undang penghasilan yang di terima atau diperoleh
sebelum Harmonisasi perpajakan, dalam tahun pajak. Adapun objek pajak
penelitian tersebut merekomendasikan penghasilan dijelaskan pada pasal 4
bahwa peraturan pajak penghasilan lebih Undang-Undang harmonisasi yaitu setiap
disederhanakan untuk memudahkan bagi tambahan kemampuan ekonomis yang
wajib pajak, selain itu tarif dapat diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
menggunakan tarif tunggal dan sistem yang berasal dari Indonesia maupun dari
pembayaran final. Dari uraian tersebut, luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
maka dalam penelitian ini penulis akan konsumsi atau untuk menambah kekayaan
menjabarkan bagaimana dampak dari Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
perubahan undang-undang harmonisasi nama dan dalam bentuk apa Pun.
pajak penghasilan tersebut terhadap fungsi Subjek pajak penghasilan adalah orang
anggaran secara umum dan bagaimana pribadi, warisan yang belum terbagi
perubahan tarif pajak penghasilan tersebut sebagai satu kesatuan dan bentuk usaha
tetap, subjek secara umum dapat diartikan

326 Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022


P-ISSN : 2654-4946
http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA P-ISSN : 2654-7538

siapa yang dikenakan pajak. Dalam informasi dapat diterima oleh pembaca
Undang-undang Pajak Penghasilan subjek dengan baik. Analisis data pada penelitian
pajak terdiri dari subjek pajak dalam kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu
negeri dan subjek pajak luar negeri, penjelasan dari hal-hal khusus ke hal yang
pembedaan kedua jenis pajak tersebut umum (general), dan peneliti harus
adalah menyangkut perlakuan pajaknya, menginterpretasikan arti dari data yang
seperti dasar pengenaan pajak. digunakan tersebut (Creswell, 2013). Jenis
data dalam penelitian ini adalah data
Natura dalam UU Harmonisasi sekunder yang bersumber dari jurnal,
Peraturan Perpajakan peraturan perpajakan, dan buku untuk
Dalam Pasal 4 ayat (1) UU HPP kemudian mendeskripsikan jawaban dari
menyebutkan, yang menjadi objek pajak masalah penelitian.
adalah penghasilan, termasuk imbalan
dalam bentuk lainnya termasuk natura HASIL DAN PEMBAHASAN
dan/atau kenikmatan.Namun, bukan berarti 1. Kontribusi Pajak Penghasiln
semua pemberian natura merupakan objek Terhadap Penerimaan Pajak
pajak, ada beberapa yang dikecualikan dari Dalam kurun waktu sepuluh tahun
objek pajak sebagaimana tertuang dalam terakhir kontribusi pajak penghasilan
Pasal 4 ayat (3) UU HPP, yaitu: terhadap penerimaan pajak jika dirata-
1. Makanan, bahan makanan, bahan ratakan sebesar 48% setiap tahunnya.
minuman, dan/atau minuman bagi
seluruh pegawai; Grafik 1. Kontribusi Pajak Penghasilan
2. Natura dan/atau kenikmatan yang Terhadap Penerimaan Pajak (%)
disediakan di daerah tertentu;
3. Natura dan/atau kenikmatan yang harus
disediakan oleh pemberi kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan;
4. Natura dan/atau kenikmatan yang
bersumber atau dibiayai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa; atau
5. Natura dan/atau kenikmatan dengan
jenis dan/atau batasan tertentu. Sumber : Data Diolah 2022
Selain menjadi objek pajak, natura juga
dapat dikategorikan sebagai biaya yang Pada tahun 2019 kontribusi pajak
dapat dikurangkan (dedutible expenses) mengalami kenaikan 1% pada tahun ini
untuk menentukan besarnya Penghasilan masih menggunakan regulasi Undang-
Kena Pajak sebagaimana diatur dalam undang pajak penghasilan namun setelah
Pasal 6 ayat (1) huruf n UU HPP. tahun 2019 mengalami penurunan, hal ini
akibat pemberian insentif fiskal, dan
METODE PENELITIAN adanya dampak implementasi Undang-
Metode yang digunakan dalam Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
penelitian ini adalah kualitatif. Metode terhadap regulasi pajak penghasilan bagi
kualitatif digunakan untuk menjelaskan wajib pajak, baik itu wajib pajak orang
topik tertentu secara luas dan dari berbagai pribadi dan badan.
sudut pandang (Darlington & Scott, 2002).
Topik yang diteliti harus memiliki batasan
yang telah ditentukan oleh peneliti agar

Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022 327


P-ISSN : 2654-4946
P-ISSN : 2654-7538 http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA

Grafik 2. Perbandingan PPh dan sistem pemugutan berkeadilan baik dalam


Penerimaan Pajak prinsip maupun dalam pelaksanaannya,
perubahan tarif terlihat pada tabal berikut:

Tabel. 1. Tarif Pajak Progresif

Sumber : Data diolah 2022

Pada grafik 2 menunjukkan Sumber : Undang-Undang Perpajakan


perbandingan Penerimaan Pajak dan
Penerimaan Pajak Penghasilan. Pada tahun Pada lapisan kelima dengan tarif 35%
2013 sampai dengan 2018 mengalami (Tabel.1) Penghasilan lebih dari 5 Miliar
kenaikan pada penerimaan pajak, dengan menunjukkan dengan tarif 35%
Undang-undang Pajak penghasilan. Dapat menunjukkan bahwa pemerintah
dilihat bahwa penerimaan pajak pada mengedepankan asas keadilan bagi
tahun 2020 mengalami penurunan, hal ini masyarakat yang artinya setiap wajib
dikarenakan kondisi ekonomi global pada pajak yang memiliki penghasilan lebih
tahun 2019 yang mengalami kelumpuhan tinggi maka akan berkontribusi lebih
disebahkan oleh virus covid -19 hingga. besar, sebaliknya bagi wajib pajak yang
berangsur naik pada tahun 2020 dan 2022 memiliki penghasilan yang rendah maka
sejak di berlakukannya Undang-Undang dikenakan tarif yang lebih kecil sesuai
Harmonisasi, untuk penerimaan pajak dengan prinsip gotong royong sedangkan
penghasilan 2020 cukup stabil dan naik di perubahan pajak penghasilan badan
tahun 2022. Hal ini disimpulkan bahwa dikembalikan sebesar 22% hingga tahun
aspek dalam perubahan peraturan pajak 2022, tetap pada tarif tunggal. Selain itu
penghasilan memuat upaya menumbukan tujuan dari perubahan undang-undang
pendanaan guna menutupi defisit harmonisasi pajak penghasilan guna
anggaran. memaksimalkan penjaringan bagi
Pada tarif progresive Undang-undang masyarakat menengah keatas dalam
Pajak Penghasilan Pasal 17 belum dapat penghasilan yang bersifat natura (Fringe
memenuhi unsur keadilan bagi penghasilan benefit).
masyarakat denga tarif terendah ada pada Pengenaan natura dan kenikmatan pada
penghasilan sampai dengn 50 juta dengan dasarnya secara umum merupakan
tarif 5% dan 30% pada penghasilan lebih penempatan matching principle dimana
dari 500 juta namun pada tahun 2013 subtansi dalam pelaporan kauangan fiskal
sampai tahun 2017 progres penerimaan yaitu sebagai pengurang terhadap biaya
meningkat seperti terlihat dalam grafik 2. yang akan diakui dalam pelaporan fiskal
Undang-undang harmonisasi perpajakan dan pengakuan pendapatan. Pada undang-
menambah penetapan tarif pajak menjadi 5 undang harmonisasi pengenaan natura di
lapisan, penerapan tarif ini mengarah pada kelompokan menjadi dua yaitu sebagai

328 Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022


P-ISSN : 2654-4946
http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA P-ISSN : 2654-7538

taxable deductible dan non taxable Pada undang-undang harmonisasi ini


deduktible. Pengurangan natura taxable penguatan fungsi budgeter sebagai pilar
deductible merupakan pembiayaan yang utama penerimaan negara telah dilakukan
bisa diakui sebagai biaya dan pengurangan yaitu dengan memperluas cakupan subjek
pada pelaporan keuangan fiskal sedangkan dan objek pajak penghasilan itu sendiri.
non taxable deduktible sebagai objek pajak Terlihat pada pencapaian penerimaan
yang dibebankan oleh pihak yang pajak penghasilan di tahun 2022
mengeluarkannya. Jika dilihat dari mengalami kenaikan, ini artinya fungsi
penjelasan tersebut bahwa pemberlakuan mengatur dalam perubahan Undang-
natura pada undang-undang harmonisasi undang harmonisasi untuk pajak
tersebut jika dikaitkan berkaitan masa penghasilan yaitu perubahan tarif,
kritis perekonomian yang terjangkit wabah pengasilan yang bersifat natura, kebijakan
covid 19 masih tidak bisa sepenuhnya amortisasi serta adanya tax amesti mampu
dikatakan sebagai pemenuhan unsur dijadikan sebagai alat dalam pencapian
keadilan bagi wajib pajak karena pada penerimaan sumber negara.
Pasal 4 ayat (3) terdapat beberapa
pengecuaalian dalam implementasinya. KESIMPULAN
Dampak dari perubahan undang-undang
2. Perubahan tarif pajak penghasilan harmonisasi ini hanya dilihat dari nominal
dan kontribusinya terhadap penerimaan pajak sebagai tolak ukur,
penerimaan pajak penghasilan negara bahwa Undang-undang harmonisasi juga
Undang-undang pajak penghasilan di menitik beratkan kepada keadilan bagi
Indonesia telah mengalami beberapa kali masyarakat, perubahan ini merespon dari
perubahan. Bila dilihat terakhir pada Undang-uang pajak Penghasilan yang
Undang Undang Pajak penghasilan nomor belum dapat memenuhi unsur keadilan
36 tahun 2008 dengan 4 lapisan tarif pajak penuh. undang-undang Harmonisasi ini
maka dapat dilihat penerimaan pajak juga lahir dari ketidakstabilan kondisi
penghasilam pada tahun sampai dengan ekonomi saat wabah covid 19 untuk
2018 sampai dengan secara terstruktur mengoptimalkan kepatuhan para wajib
mengalami kenaikan dan stabil. Tahun pajak, dampak dari undang-undang
2020 Penerimaan Pajak Pengasilan penghasilan dimasa tersebut mengalami
mengalami penurunan dikarenakan kondisi penurun penerimaan pajak. Kondisi
perekonomian namum setelah fungsi tersebut menerbitkan fungsi regulasi
regulasi disahkan, kestabilan penerimaan sebagai alat dalam penguatan pencapaian
pajak penghasilan berangsur mengalami peningkatan penerimaan pajak.
peningkatan. Implikasi penelitian ini diharapkan
mampu menjadi acuan, referensi bagi
Grafik 3. Pajak Penghasilan pembaca. Penulis menyadari dalam
penelitian ini masih tidak luput dari
kekurangan maka dalam pengembangan
penelitian selanjutnya diharapkan peneliti
menemukan aspek penguatan budgetair
dalam penjabaran secara spesifik.

DAFTRA PUSTAKA
Farhana, F.N & Wardana, B.A. (2022).
Pengaruh perubahan rezim perpajakan
atas beban pajak penghasilan wajib
pajak badan umkm. Jurnal pajak dan
Sumber : Data diolah 2022 keuangan negara vol.4 (1), hal.48-60

Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022 329


P-ISSN : 2654-4946
P-ISSN : 2654-7538 http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-EKONOMIKA

Firmansyah, R.A & Wijaya S. (2022) Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari
Natura Dan Kenikmatan Sebelum Dan Tua yang Dibayarkan Sekaligus.
Sesudah Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-
Peraturan Perpajakan. Jurnal Pajak dan 16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis
Keuangan Negara. Vol.3 (3). Hal.343- Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
359 Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Harnanto.(2003).Akuntansi Perpajakan. dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Penerbit: BPFE Yogyakarta sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa,
Mardiasmo.(2018)Perpajakan Edisi dan Kegiatan Orang Pribadi.
Terbaru. Yogyakarta: Penerbit Andi Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Setya, F.E & Dewi, P.G (2010). 101/PMK.010/2016 tentang
Perubahan Undang-Undang Pajak Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Penghasilan Dan Perannya Dalam Tidak Kena Pajak.
Memperkuat Fungsi Budgetair Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Perpajakan. Jurnal Ekonomi & 102/PMK.010/2016 tentang Penetapan
Kebijakan Publik, Vol. 1 (1), Hal.75 – Bagian Penghasilan Sehubungan
100. dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian
Suandy E. “Hukum Pajak” :Salemba dan Mingguan serta Pegawai Tidak
Empat 2017 Tetap lainnya yang Tidak Dikenakan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun Pemotongan Menimbang Pajak
2021 tentang tentang Harmonisasi Penghasilan.
Peraturan Perpajakan. https://dataapbn.kemenkeu.go.id/lang/id/p
Undang-Undang Nomor 7 tahun ost/28/ringkasan-alokasi-dan-realisasi-
1983 hingga Undang-Undang Nomor apbn-tahun-2016-2019
36 tahun 2008 tentang Pajak https://www.bps.go.id/indicator/13/1070/2/
Penghasilan. realisasi-pendapatan-negara.html
Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Menimbang
Nomor 3 /Pmk.03/2022 Tentang
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak
Terdampak Pandemi Corona Virus
Disease 2019
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas
Penghasilan Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi.
Peraturan Pemerintah Nomor
68/2009 tentang Tarif Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan
berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat
Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan
Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan
Sekaligus.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
16/PMK.03/2010 tentang Tata Cara
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
21 atas Penghasilan Berupa Uang
Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,

330 Jurnal IKRAITH-EKONOMIKA Vol 5 No 3 Novemeber 2022

Anda mungkin juga menyukai