1 2017
Sarah Usman
Universitas Papua
sarahwaodeusman@gmail.com
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen 57
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Restitution and Restitution Examination Managerial Process
KPPN Value Added Tax in Manokwari
Abstract
Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat restitusi terhadap penerimaan pajak
pertambahan nilai di kantor pelayanan manokwari dan bagaimana proses pemeriksaan restitusi di
kantor pelayanan manokwari. Penelitian ini menggunakan mix method, yaitu kuantitaif yang
menjelaskan tentang pengaruh restitusi dan penerimaan pajak pertambahan nilai, serta kualitatif
yang menjelaskan proses pemeriksaan restitusi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manokwari.
Desain dalam penelitian ini yaitu secara Sequential Explanatory. Data yang digunakan data
restitusi, penerimaan pajak pertambahan nilai 2010 – 2015 dan Proses pemeriksaan restitusi. Alat
analisis adalah regresi sederhana yang menggambarkan hubungan variabel bebas (X) adalah restitusi
pajak pertambahan nilai dan variabel terikat (Y) adalah penerimaan pajak pertambahan nilai.
Selanjutnya melihat proses restitusi yang dilakukan dengan verifikasi yaitu melihat prosedur tatacara
pemeriksaan restitusi berdasarkan peraturan dan penyelenggaraan pemeriksaan restitusi oleh kantor
pelayanan pajak manokwari.
Hasil yang diperoleh secara regresi adalah Nilai koefisien determinasi (KD) yang diperoleh adalah
23% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas yaitu restitusi berkontribusi sebesar 23% terhadap
variabel Y yaitu penerimaan pajak dan 77% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
variabel restitusi pajak (X). nilai korelasi adalah 0,480, dengan significant sebesar 0,336 yang berarti
model regresi linier bersifat lemah dan variabel restitusi tidak mempengaruhi variabel penerimaan
pajak. Proses pemeriksaan restitusi di Kantor Pelayanan Pajak Manokwari berlangsung sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 184/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan.
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Keuangan (PMK) Nomor 198/PMK.03/2013 yang undangan diantaranya mengenakan pajak secara
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan serta umum dan merata, serta disesuaikan dengan
memberikan fasilitas bagi pelaporan SPT Tahunan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam
atau SPT Masa PPN yang menunjukkan lebih bayar pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak
dengan batasan tertentu. bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan,
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama setiap penundaan, dalam pembayaran dan mengajukan
tahunnya terjadi restitusi Pajak Pertambahan Nilai banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
yang dapat mempengaruhi penerimaan di setiap 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-
Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ada di seluruh undang (syarat yuridis)
Indonesia. Restitusi dan Penerimaan PPN merupakan Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945
penunjang utama bagi pembanguanan negara, restitusi pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan
dapat mengurangi penerimaan negara sedangkan hukum untuk menyatakan keadilan, baik negara
penerimaan dapat menambah pemasukan negara. dari maupun warganya.
segi proses pemeriksaan telah ditentukan pada 3. Tidak mengganggu perekonomian
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran
184/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan kegiatan produksi maupun perdagangan,
sehingga tidak menimbulkan kelesuan
Rumusan Masalah perekonomian masyarakat.
Berdasarkan latar belakang, maka masalah 4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat financial)
dirumuskan yang akan diteliti adalah: Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak
1. Bagaimana tingkat restitusi terhadap penerimaan harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari
pajak pertambahan nilai di kantor pelayanan hasil pemungutannya.
manokwari? 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Sistem pemungutan yang sederhana akan
2. Bagaimana proses pemeriksaan restitusi di kantor
memudahkan dan mendorong masyarakat dalam
pelayanan manokwari? memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini
telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan
LANDASAN TEORI yang baru.
Pengertian Pajak
Mardiasmo (2013) mendefinisikan pajak Adapun menurut Mardiasmo (2013) menyatakan
sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan bahwa fungsi pajak terbagi dua yaitu :
Undang-Undang (dapat dipaksakan) dengan tiada 1. Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai sumber
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) langsung dana bagi pemerintah untuk membiayai
dapat ditujukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluarannya.
pengeluaran umum. Sedangkan Waluyo (2011) Fungsi budgetair, pajak berfungsi sebagai salah
menyatakan bahwa pajak adalah iuran masyarakat satu sumber penerimaan negara yang hasilnya
kepada negara (yang dipaksakan) terutang oleh wajib digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
membayarnya menurut peraturan- peraturan umum baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
(Undang-Undang) dengan tidak mendapat prestasi untuk pembangunan. Upaya pemerintah untuk
kembali langsung dapat ditunjuk dan guna adalah mengoptimalkan pemasukan dana ke kas Negara
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum melalui cara ekstensifikasi maupun intensifikasi
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemungutan pajak dengan penyempurnaan
pemerintahan. peraturan berbagai jenis pajak.
Berdasarkan pengertian pajak diatas dapat 2. Fungsi Regulerend yaitu pajak sebagai alat untuk
disimpulkan bahwa pengertian pajak adalah iuran mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
masyarakat kepada kas negara berdasarkan peraturan- pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
peraturan dengan tidak memperoleh imbalan secara Fungsi regulerend artinya pajak sebagai alat
langsung untuk membiayai kepentingan umum. digunakan pemerintah untuk mengatur atau
Mardiasmo (2013) menyatakan bahwa pemungutan melaksanakan kebijakan pemerintah dibidang
pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut : sosial dan ekonomi maupun tujuan tertentu diluar
1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) bidang keuangan serta dapat mengendalikan
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai kegiatan masyarakat agar sejalan dengan rencana
keadilan, undang-undang dan pelaksanaan dan keinginan pemerintah.
pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
principle (prinsip tempat tujuan) yang digunakan dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak
dalam pengenaan PPN yaitu PPN dikenakan di terutang. Wajib pajak berhak untuk meminta kembali
tempat tujuan barang atau jasa akan dikonsumsi. kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan wajib
Dengan menerapkan destination principle ini, pajak tersebut tidak mempunyai utang pajak,
PPN dapat menunjukkan netralitsnya di dunis berdasarkan penjelasan Pasal 11 UU KUP No. 28
perdagangan international. Tahun 2007.
8. PPN yang diterapkan di Indonesia adalah PPN Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2002 pasal 1
Tipe Konsumsi (Consumption Type VAT) angka 5 Restitusi adalah ganti kerugian yang
PPN Indonesia termasuk tipe konsumsi diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku
(consumption type VAT) artinya seluruh biaya atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta
yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal milik, pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan
dapat dikurangi dari dasar pengenaan pajak. atau penderitaan atau penggantian biaya untuk
Dalam indirect subtraction method, pajak tindakan tertentu. Djuanda & Lubis (2011:121)
masukan atas perolehan barang modal dapat menyatakan bahwa restitusi merupakan kelebihan
dikreditkan dengan pajak keluaran sehingga pembayaran Pajak Pertambahan Nilai terjadi karena
barang modal dikenai PPN hanya satu kali. jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar
Dalam tipe konsumsi ini, kemungkinan terjadi daripada jumlah Pajak Keluaran yang dipungut dalam
pengenaan pajak berganda atas barang modal suatu Masa Pajak.
dapat dihindari sehingga mendorong setiap
pengusaha yang dikenai PPN melakukan Pemeriksaan Restitusi
peremajaan barang modalnya secara berkala. Tindakan pemeriksaan selain dilakukan terhadap PKP
beresiko rendah yang tidak memenuhi persyaratan
Penyebab terjadinya kelebihan Pembayaran Pajak yang ditentukan tersebut, juga dilakukan terhadap
Menurut Sukardji (2016), PKP mengalami PKP beresiko rendah yang telah menerima
kelebihan pembayaran pajak yang dilaporkan dalam pengembalian kelebihan pajak.
SPT Masa PPN disebabkan oleh : Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut ditetapkan
1. Jumlah pajak masukan yang dibayar dalam satu Surat Ketetapan Kurang Bayar, akan dikenai sanksi
masa pajak lebih besar daripada pajak keluaran sebagai berikut :
yang dipungut, disebabkan oleh PKP melakukan: 1) PKP kriteria tertentu atau yang memenuhi
persyaratan tertentu, wajib membayar
a. ekspor BKP berwujud/tidak berwujud kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
b. ekspor JKP
(seratus persen) dari jumlah kekurangan
c. penyerahan BKP/JKP kepada pemungut pembayaran pajak sebagaimana ditentukan dalam
PPN pasal 17C ayat (5) atau pasal 17D ayat (5) UU
KUP;
d. penyerahan BKP/JKP yang memperoleh
fasilitas PPN tidak dipungut 2) PKP beresiko rendah wajib membayar
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
e. pembelian barang modal sebelum administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
berproduksi sehingga belum menyerahkan persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh
BKP/JKP empat) bulan, dari jumlah kekurangan
f. pembayaran pajak yang seharusnya tidak pembayaran pajak sebagaimana ditentukan dalam
terutang pasal 13 ayat (2) UU KUP.
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
2. Restitusi pajak (X) adalah kelebihan pembayaran Penerimaan pajak pertambahan nilai adalah
pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak
Pajak Pertambahan Nilai yang disebabkan karena
sehingga meningkatkan penerimaan negara dari sektor
jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar
pajak. Nilai penerimaan pajak pertambahan nilai pada
daripada jumlah Pajak Keluaran atau jumlah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manokwari dapat
Pajak Keluaran yang dibayar lebih kecil daripada dilihat pada gambar dibawah ini:
jumlah Pajak Masukan yang dipungut dalam
suatu Masa Pajak.
3. Penerimaan pajak (Y) adalah pembayaran yang
dilakukan oleh wajib pajak sehingga
meningkatkan penerimaan negara dari sektor
pajak.
HASIL PENELITIAN
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
4. Pada saat pembahasan disetujui oleh kedua b) Jika disetujui kemudian dilanjutkan dengan
belah, maka setelahnya diterbitkannya Laporan penandatangan berita acara dan laporan hasil
Hasil Pembahsan (LHP) dan dapat dicairkan pemeriksaan.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
serta diterbitkan Surat Perintah Membayar
Kelebihan Pajak (SPMKP).
PEMBAHASAN
5. Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak
diusulkan ke KPPN supaya WP mendapat Tingkat restitusi terhadap penerimaan pajak yang
pengembalian kelebihan pembayaran pajak diperoleh mempengaruhi sebesar 23% terhadap
yang akan ditransfer ke rekening WP sejumlah penerimaan pajak dan 77% lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain diluar variabel restitusi pajak (X).
yang disepakati pada saat pembahasan.
Sehingga dapat diartikan bahwa jumlah restitusi yang
Waktu pemeriksaan restitusi yang berlangsung selama terjadi adalah kecil jika dibandingkan dengan jumlah
12 belas bulan yang berlangsung di Kantor Pelayanan penerimaan pajak yang masuk sejak tahun 2010
Pajak Pratama Manokwari yaitu sebagai berikut : sampai 2015. Jika dikaitkan dengan proses
1. Bulan ke 1 : selama 4 minggu petugas pajak akan pemeriksaan restitusi bahwa di Kantor Pelayanan
meminjam dokumen dari wajib pajak yang Pajak Manokwari proses pemeriksaan restitusi
mengajukan restitusi dengan rincian yang berlangsung sesuai dengan Peraturan Menteri
terdapat pada kolom jangka waktu peminjaman Keuangan RI Nomor 184/PMK.03/2015 tentang Tata
Cara Pemeriksaan. Pemeriksaan adalah serangkaian
dokumen. Peminjaman dokumen dilakukan
kegiatan menghimpun dan mengolah data,
supaya fiskus dapat mengetahui dan
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara
mencocokkan data wajib pajak dengan data yang objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Manokwari pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
apabila telah sesuai maka dibuatkan berita acara kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
peminjaman dokumen yang berarti bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
dokumen dari wajib pajak telah sah di serhlan ke perundang-undangan perpajakan (Peraturan Menteri
petugas pajak. Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013).
Proses pemeriksaan sudah sesuai dengan
2. Bulan ke 2 sampai bulan ke 8, petugas pajak aturan tersebut didukung oleh faktor lainnya yang
melakukan pemeriksaan pada dokumen yang dilakukan oleh petugas pajak, yaitu jika wajib pajak
dipinjam dari wajib pajak. pemeriksaan yang mengajukan restitusi merupakan wajib pajak
dilakukan di kantor maupun dilapangan dan ada patuh dan taat, maka proses restitusi dapat dipercepat
perpajangan waktu pada bulan ke 9 dan 10, sesuai kebijakan-kebijakan yang di ambil Kantor
apabila pemeriksaan yang dilakukan belum Pelayanan Pajak Manokwari. Selain itu, Petugas pajak
selesai sampai bulan ke 8. Selama pemeriksaan selalu berusaha semaksimal mungkin dan bersedia
berlangsung, petugas pajak akan memeriksa untuk membantu wajib pajak yang mengalami
dengan teliti setiap kegiatan wajib pajak yang kesulitan dalam melaksanakan kewajiban
berhubungan dengan pajak, dimana wajib pajak perpajakannya. Namun disisi lain, petugas pajak juga
merupakan wajib pajak patuh dan tepat waktu harus bisa meminimalkan nilai restitusi agar tidak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. mengurangi penerimaan pajak pertambahan nilai di
Kantor Pelayanan Pajak Paratama Manokwari.
3. Bulan ke 11 sampa bulan ke 12 setelah selesai Berikut ini adalah upaya-upaya yang sampai dengan
pemeriksaan, petugas pajak menerbitkan Surat saat ini dilakukan oleh petugas pajak untuk mengatasi
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) dan hambatan-hambatan yang terjadi saat proses restitusi
tanggapan secara tertulis. Kemudian dilanjutkan yaitu:
dengan pembahasan akhir yang menentukan 1. Memberikan pelayanan konsultasi saat WP
setuju dan tidak setuju pencairan restitusi. mengajukan restitusi supaya WP serta
rekanannya (pihak ketiga) menyiapkan dokumen-
a) Jika tidak setujui dapat melanjutkan dokumen yang diperlukan selama proses
permohonan pembahasan tim dengan pemeriksaan berlangsung.
adanya jaminan maka permohonan dapat
disetujui. 2. Apabila Wajib Pajak telah siap untuk diperiksa
yang artinya WP yang mengajukan restitusi
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
merupakan WP yang patuh terhadap namun apabila tidak ada kendala apapun dalam
kewajibannya dan telah menyediakan dokumen- prosesnya dan wajib pajak yang mengajukan restitusi
dokumen, maka proses restitusi dapat dipercepat merupakan wajib pajak patuh dan taat, maka proses
yakni ada kebijakan yang di ambil oleh Pejabat restitusi dapat dipercepat sesuai kebijakan-kebijakan
Fungsional untuk meminimalkan waktu proses yang di ambil Kantor Pelayanan Pajak Manokwari.
restitusi PPN yaitu kurang dari dua belas bulan
Restitusi yang terjadi pada penerimaan pajak Saran
pertambahan nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama 1. Bagi pihak kantor pelayanan pajak manokwari,
Manokwari tidak mempengaruhi penerimaan yang diharapkan lebih memperluas kegiatan konsultasi
masuk ke kas negara dikarenakan jumlah penerimaan pajak bagi semua sektor wajib pajak.
terus meningkat tiap tahunnya. Pencapaian
penerimaan pajak pertambahan nilai yang terus 2. Bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini
meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2015 tidak menggunakan satu variabel bebas yaitu restitusi,
membuat petugas pajak berhenti melaksanakan diharapkan akan ada penelitian selanjutnya yang
tugasnya untuk terus meningkatkan penerimaan pajak menggunakan variabel yang lebih banyak.
pertambahan nilai pada tahun yang akan datang di Sehingga akan terlihat jelas faktor-faktor apa saja
Kantor Pelayanan Pajak Manokwari. Jika dilihat yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak,
berdasarkan proses maka Proses restitusi dan selain restitusi.
penerimaan pajak pertambahan nilai di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Manokwari telah
dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor DAFTAR PUSTAKA
184/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan
dan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER- Candra, Yulia, 2010. Analisis Penerapan Restitusi
2/PJ/2011 tentang Tata cara penerimaan dan Pertambahan Pajak Nilai (PPN) PT. PP
pengelolaan SPT Masa PPN. Sehingga restitusi yang (Persero) Tbk. E-Jurnal.
terjadi di kantor pelayanan pajak manokwari tidak http://jurnalilmiah.binusmdp.pdf. Diakses 10
mempengaruhi jumlah penerimaan pajak pertambahan April 2016.
nilai. Sehingga bisa diartikan bahwa proses
managerial dikantor pelayanan pajak manokwari Djuanda: Lubis, 2011. Pelaporan Pajak Pertambahan
sudah berjalan dengan baik. Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dianalisis, dapat Direktorat Jenderal Pajak, 2010. Peraturan Menteri
ditarik kesimpulan bahwa nilai korelasi adalah 0,480, Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010 tentang
dimana hubungan kedua variabel penelitian lemah Tata Cara Pengembalian Kelebihan
karena masih berada dibawah 0,50. Nilai koefisien Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atau
determinasi (KD) yang diperoleh adalah 23% yang Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas yaitu restitusi Barang mewah.
berkontribusi sebesar 23% terhadap variabel Y yaitu
penerimaan pajak dan 77% lainnya dipengaruhi oleh Direktorat Jenderal Pajak, 1983. Undang-undang
faktor-faktor lain diluar variabel restitusi pajak (X). Nomor 8 Tahun 1983. Pajak Pertambahan Nilai
Nilai significant sebesar 0,336 yang berarti model Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
regresi linier tidak mempengaruhi variabel dependent. Barang Mewah sebagaimana telah terakhir
Dengan demikian restitusi tidak berpengaruh terhadap dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009
penerimaan pajak pertambahan nilai di kantor tentang Perubahan ketiga atas Undang-undang
pelayanan pajak Manokwari. Sehingga bisa diartikan Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
bahwa proses managerial dikantor pelayanan pajak Pertambahan Nilai Barang & Jasa dan Pajak
manokwari sudah berjalan dengan baik. Penjualan atas Barang Mewah, Pemerintah RI.
Proses pemeriksaan restitusi di Kantor Pelayanan Jakarta.
Pajak Manokwari berlangsung sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
184/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan,
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen
JURNAL NUSAMBA VOL. 2 NO. 1 2017
Direktorat Jenderal Pajak, 1983. Undang-undang Sukardji, Untung, 2015. Pajak Pertambahan Nilai.
Nomor 16 Tahun 2009. Ketentuan Umum dan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Tata Cara Perpajakan, Pemerintah RI. Jakarta. Persada.
Direktorat Jenderal Pajak, 2011. Peraturan Dirjen Supit, Wandha, Marina: Saerang, David, Paul Elia:
Keuangan Nomor PER2/PJ/2011 Tentang Tata Sabijono, Harijanto, 2014. Analisis Restitusi
Cara Penerimaan dan Pengelolaan Surat Pajak Pertambahan Nilai terhadap Penerimaan
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor
(SPT Masa PPN). Jakarta. Pelayanan Pajak Pratama Manado. Jurnal
EMBA. Volume 2, No-3, 159 – 166.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manokwari, 2016.
Data WP Restitusi, Data Restitusi Pajak UU KUP Nomor 28 Tahun 2007. Perubahan Ketiga
Pertambahan Nilai dan Data Penerimaan Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2010 sampai Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
2015, Seksi Pengelolaan Data dan Informasi. Perpajakan. Pemerintah RI. Jakarta.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manokwari, 2016. UU Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009.
Profil dan Struktur Organisasi Kantor Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor
Pelayanan Pajak Pratama Manokwari. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
SubBagian Umum dan Kepatuhan Internal. Barang dan Jasa dan Pajak penjualan Atas
Barang Mewah. Pemerintah RI. Jakarta.
Karina, Metta. 2013. Analisis Restitusi Pajak
Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi 10.
Pajak Pratama Ilir Barat. eJurnal. STIE MDP. Jakarta: Salemba Empat.
http://jurnalilmiah.STIEmdp.pdf. Diakses 16
April 2016.
Ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen