Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Menurut Cooper (2018:22) kajian teori adalah sekumpulan konsep, variabel,

proposisi, dan konsep lain yang secara sistematis berhubungan dan juga sudah dita

rik kesamaannya untuk bisa menjelaskan dan membaca sebuah fakta.

2.1.1 Pengertian Akuntansi

American Accounting Association (2018:3) mendefinisikan akuntansi seb

agai proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi,

untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi m

ereka yang menggunakan informasi tersebut. Sedangkan menurut Sasongko (201

8:2) akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan informasi keua

ngan dan non keuangan kepada manajer perusahaan, pemilik perusahaan, investor,

pemerintah dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder). Se

dangkan menurut Sumarsan (2018:1) akuntansi adalah suatu seni untuk mengum

pulkan, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, mencatat transaksi serta kejadia

n yang berhubungan dengan keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi, y

aitu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentinga

n.

10
11

2.1.2 Akuntansi Perpajakan

Menurut Supriyanto (2018:16) akuntansi perpajakan adalah suatu proses

pencatatan ,penggolongan, dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan kaitannya

dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan fi

skal sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang terkait sebagai dasar

pembuatan Surat Pemberitahuan Tahunan. Sedangkan menurut pengertian akunta

nsi pajak menurut Agoes dan Estralita (2017:10) adalah menetapkan besarnya pa

jak terutang berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Sedang

kan menurut Sukrisno (2017:12) menjelaskan akuntansi pajak adalah akuntansi y

ang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan.

2.1.3 Pajak

Menurut Soemitro (2017:2) pajak adalah iuran kepada kas negara berdasa

rkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal j

asa balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan unt

uk membayar pengeluaran umum. Sedangkan menurut Djajadiningrat (2017:2) p

ajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara

yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedud

ukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara se

cara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Sedangkan menurut

Judisseno (2017:3) pajak merupakan suatu kewajiban kenegaraan berupa pembag


12

unan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan un

tuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

2.1.3.1 Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak menurut Resmi (2019:3) , yaitu :

1. Fungsi Budgetair ( Sumber Keuangan Negara )

Pajak memiliki fungsi budgetair yang artinya pajak merupakan sumber peneri

maan pemerintah untuk membiayai pengeluaran,baik rutin maupun pembangun

an.

2. Fungsi Regularend (Pengatur)

Fungsi regulerend atau fungsi mengatur disebut juga fungsi tambahan yaitu su

atu fungsi dalam mana pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.3.2 Asas-Asas Pemungutan Pajak

Menurut Resmi (2017:10) terdapat beberapa asas pemungutan pajak yai

tu :

1. Asas Domisili

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik

penghasilaan dari dalam maupun luar negeri.


13

2. Asas Sumber

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan

yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

3. Asas Kebangsaan

Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan

suatu negara.

2.1.3.3 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Resmi (2017:10-11) terdapat beberapa sistem pemungutan paj

ak diantaranya yaitu:

1. Self Assesment System

Merupakan sebuah sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan be

saran pajak yang perlu untuk dibayarkan oleh wajib pajak secara mandiri. Bisa

dikatakan bahwa wajib pajak memiliki peran aktif dalam melakukan penghitun

gan sekaligus membayar dan melaporkan pajaknya. Disini pemerintah berperan

sebagai pengawas dari setiap wajib pajak di dalam sistem self assessment siste

m tersebut. Sistem self assessment ini biasanya diterapkan untuk jenis pajak ya

ng termasuk kategori pajak pusat. Berikut ini ciri-ciri dari Self Assessment Syst

em yaitu:

a. Penentuan besaran pajak dilakukan secara mandiri oleh wajib pajak yang

bersangkutan;
14

b. Wajib pajak haruslah memiliki peran yang aktif dalam menyelesaikan

setiap kewajiban pajaknya mulai dari menghitung, membayar hingga

melaporkan pajaknya;

c. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak. Namun jika

wajib pajak bersangkutan terlambat dalam melaporkan pajak atau

membayarkan pajak atau terdapat pajak yang tidak dibayarkan, maka

pemerintah dapat mengeluarkan surat ketetapan pajaknya.

2. Official Assesment System

Pada sistem pemungutan pajak official assessment membebankan wewenang da

lam menentukan besarnya pajak yang terutang pada petugas perpajakan. Diman

a petugas perpajakan tersebut berperan sebagai pihak pemungut pajak yang dib

ebankan kepada seorang wajib pajak. Sementara itu, ciri-ciri yang dimiliki oleh

official assessment system yaitu:

a. Nominal atau besarnya pajak sudah dihitung oleh petugas pajak;

b. Wajib pajak bersifat pasif dalam melakukan perhitungan besaran pajak;

c. Besaran pajak akan diketahui oleh wajib pajak setelah petugas pajak

melakukan perhitungan pajak dan menerbitkan surat ketetapan pajaknya;

d. Pemerintah memiliki hak penuh pada saat menentukan besaran pajak yang

harus dibayarkan oleh wajib pajak.


15

3. With Holding System

Sistem Pemungutan Pajak ini memberi wewenang kepada pihak ketiga yang d

itunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak ses

uai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

2.1.3.4 Syarat Pajak

Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam

setiap aktivitas pemungutan pajak Andhika (2020:19). Berikut ini 5 syarat pemun

gutan pajak di Indonesia:

1. Syarat Keadilan (pemungutan pajak harus adil).

Pemungutan pajak harus dilakukan berdasarkan keadilan, mulai dari peraturan

Undang-undang hingga pelaksanaan kegiatan pemungutan pajak.

2. Syarat Yuridis (pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang).

Proses pemungutan pajak selalu didasarkan oleh Undang-Undang yang

berlaku. Salah satu Undang-Undang yang mengatur soal pemungutan pajak

adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum

Perpajakan.

3. Syarat Ekonomis (pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian

nasional).

Pemungutan pajak ini tidak boleh mengganggu proses kegiatan produksi dan

perdagangan yang sedang berlangsung. Sehingga, tidak mempengaruhi

perekonomian nasional.
16

4. Syarat Finansial (pemungutan pajak harus efisien).

Syarat finansial atau keuangan ini harus dilakukan secara efisien. Maksudnya

adalah pemungutan pajak harus dilakukan dengan tepat waktu, mudah, dan

sesuai target.

5. Syarat Sederhana (sistem pemungutan pajak harus sederhana).

Sistem pemungutan pajak ini wajib dimengerti oleh setiap Wajib Pajak. Syarat

sederhana membantu wajib pajak untuk melaporkan pajaknya dan memenuhi

kewajibannya.

2.1.3.5 Tarif Pajak

Tarif pajak menurut Mardiasmo (2018:23) adalah sebagai berikut :

1. Tarif Progresif

Dimana dalam tarif progresif, saat pemungutan pajaknya, atas persentasenya

akan naik sebanding dengan jumlah dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia

sendiri, jenis tarif pajak inilah yang diterapkan sebagai metode pengenaan

pajak penghasilan orang pribadi. Tarif selengkapnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel II.1
Tarif Progesif

Lapisan Penghasilan Tarif


0 s.d 50.000.000 5%
> 50.000.000 s.d 250.000.000 15 %
250.000.000 s.d 500.000.000 25 %
> 500.000.000 30 %
17

2. Tarif Degresif

Kebalikan dengan pajak progresif, persentase pajak dengan tarif degresif

yang dipungut akan lebih kecil saat dasar pengenaan pajaknya meningkat.

Dengan kata lain, persentase atas tarif pajak akan semakin rendah atau

menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin besar.

3. Tarif Proporsional

Tidak seperti tarif progresif dan tarif degresif, tarif proporsional saat

pemungutan pajaknya atas persentasenya akan tetap dan tidak terjadi

perubahan terhadap keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. Jadi bisa

dibilang bahwa sebesar apapun jumlah objek pajak yang dikenakan dalam

pajak penghasilannya, persentasenya pun akan tetap sama.

4. Tarif Regresif

Jenis tarif yang terakhir adalah tarif tetap atau tarif regresif yang dimana

saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap tanpa melihat jumlah dari

keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. Sehingga, tarif yang dikenakan

besarannya sama bagi seluruh wajib pajak.

2.1.4 Samsat Keliling

Menurut Rahayu (2019:14) Samsat Keliling adalah salah satu bentuk pela

yanan kepada masyarakat wajib pajak kendaraan bermotor yang bertempat tinggal

jauh dari kantor samsat khususnya untuk pemohon pembayaran pajak kendaraan b

ermotor setiap tahun atau pengesahan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) seti

ap tahun secara cepat dan responsif serta untuk meningkatkan kepercayaan kepada

masyarakat.
18

Menurut Swisti (2018:14) Samsat Keliling adalah layanan pemb

ayaran pajak kendaraan bermotor yang beroperasi di temapat-tempat

umum, dimana masyarakat yang berdomisili jauh dari kantor Samsat l

ebih dekat dalam membayar pajak sehingga wajib pajak akan patuh da

lam membayar pajak dan penerimaan pajak semakin meningkat.

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015

Pasal 22 Samsat Keliling adalah layanan pengesahan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) di dalam

kendaraan dengan metode jemput bola yaitu dengan mendatangi pemilik

kendaraan/Wajib Pajak yang jauh dari pusat pelayanan Samsat.

2.1.4.1 Manfaat Samsat Keliling

Adapun manfaat dari Samsat Keliling yaitu :

1. Memberikan kemudahan kepada masyarakat (Wajib Pajak) dalam peng

urusan pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) setiap tah

un, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Waji

b Dana Kecelakaan Lalu-Lintas (SWDKLL)

2. Mendekatkan pelayanan kepada Masyarakat atau Wajib Pajak sehing

ga mengurangi biaya.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-keliling/. 30 Juli

2022).

2.1.4.2 Persyaratan Pelayanan Samsat Keliling


19

Adapun beberapa persyaratan dalam menggunakan layanan

Samsat Keliling yaitu :

1. E-KTP (Electronic Kartu Tanda Penduduk) asli Pemilik sesuai dat

a di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).

2. BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor) asli.

3. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) asli.

4. Bukti Pelunasan PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan SWDKLL (Sant

unan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas).

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-keliling/. 30 Juli

2022).

2.1.4.3 Tujuan Samsat Keliling

Adapun tujuan Samsat Keliling adalah layanan ini bertuju

an meningkatkan efektivitas kepada masyarakat yang tak perlu berla

ma – lama antre di Samsat Pusat. Selain itu tujuan adanya Samsat

Keliling adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan publik, khususny

a pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-keliling

/. 30 Juli 2022)

2.1.4.4 Waktu dan Tempat Operasional Samsat Keliling

Pada jam operasional pelayanan Samsat Keliling juga me

miliki limit atau batas waktu yang perlu diketahui. Biasanya Samsa
20

t Keliling beroperasional mulai pukul 08.00 sampai dengan 13.00. A

dapun tempat operasional Samsat Keliling adalah tersebar di setiap

Kabupaten atau Kecamatan di Pulau Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Ten

gah, Bali, Banten, Jakarta dan luar pulau Jawa.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-keliling/. 30 Juli

2022).

2.1.5 Samsat Drive Thru

Menurut Rara (2020:52) Layanan Samsat Drive Thru adalah laya

nan pengesahan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) pembayaran pajak

kendaraan bermotor (PKB), dan SWDKLLJ (Santunan Wajib Dana Kecelak

aan Lalu Lintas ) yang tempat pelaksanaannya di luar gedung Kantor

Bersama Samsat dan memungkinkan wajib pajak melakukan transaksi ta

npa harus turun dari kendaraan bermotor yang dikendarainya. Menur

ut Hamta (2020:3) Samsat Drive thru adalah sistem dan prosedur pengur

usan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dengan menggunakan perangk

at bantu teknologi informasi.

Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 20 tahun 2021

Pasal 9 Samsat Drive Thru adalah layanan untuk membayar pajak tahunan

kendaraan tanpa harus turun dari mobil atau motor.

2.1.5.1 Syarat dan Ketentuan Samsat Drive Thru


21

Adapun beberapa syarat dan ketentuan untuk melakukan pem

bayaran Samsat Drive Thru yaitu :

1. E-KTP (Electronic Kartu Tanda Penduduk) asli pemilik sesuai da

ta di STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).

2. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) asli.

3. BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor) asli.

4. Bukti Pelunasan PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan SWDKLL (Sa

ntunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas).

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-drive-thru/. 30 Juli

2022).

2.1.5.2 Tata Cara Pembayaran Samsat Drive Thru

Adapun cara pembayaran melalui Samsat Drive Thru

1. Siapkan dokumen berupa Kartu Tanda Penduduk atau KTP asli, Surat Tanda

Nomor Kendaraan atau STNK asli, dan Bukti Kepemilikan Kendaraan

Bermotor atau BPKB asli.

2. Bawalah kendaraan yang akan didaftarkan perpanjangannya ke Drive Thru

Samsat.

3. Lakukan proses identifikasi dan verifikasi dengan mendaftarkan perpanjangan

kendaraan ke loket pendaftaran pertama.

4. Selanjutnya, untuk melakukan pembayaran, bawa kendaraan yang akan

didaftarkan perpanjangan ke loket kedua.


22

5. Serahkan fotokopi STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BKPB (Bukti

Kepemilikan Kendaraan Bermotor) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk )

kepada petugas di loket pembayaran.

6. Jumlah tagihan pajak kendaraan bermotor yang harus dibayar akan

ditampilkan melalui layar monitor di loket pembayaran.

7. Wajib pajak dapat membayar secara tunai atau melalui ATM (Anjungan

Tunai Mandiri) Bank.

8. Setelah pajak kendaraan bermotor sudah dibayar, STNK (Surat Tanda

Nomor Kendaraan) dapat diterima oleh Wajib Pajak.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/samsat-drive-th

ru/. 30 Juli 2022).

2.1.6 Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

Menurut Djafar (2017:51) menjelaskan bahwa  Pajak Kendaraan Bermoto

r Roda Dua merupakan pajak yang bersifat objektif, bergantung pada objek yang

dikenakan  pajak yang berada dalam kepemilikan atau penguasaan wajib pajak. M

enurut Elvina (2020:32) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepe

milikan atau penguasaan kendaraan bermotor, adapun yang dimaksud dengan ken

daraan bermotor adalah kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya ya

ng digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik beru

pa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber day

a energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, ter

masuk alat-alat besar yang bergerak. Menurut Peraturan Daerah (Perda) Provin

si Sumatera Selatan No. 3 Tahun 2011, Pajak Kendaraan Bermotor yang selanju
23

tnya disingkat menjadi PKB, merupakan pajak atas kepemilikan dan/atau penguas

aan atas kendaraan bermotor, baik untuk roda dua atau roda empat.

2.1.6.1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan/a

tau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam pengertian kenda

raan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandenganny

a, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan berm

otor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima

Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah:

a. Kereta api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan

pertahanan dan keamanan negara;

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, k

onsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan

lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembeb

asan pajak dari Pemerintah; dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/pajak-kendaraan-

bermotor/#tab-id-1. 30 Juli 2022).

2.1.6.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua


24

Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi at

au badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Waji

b Pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang me

miliki kendaraan bermotor. Dalam hal wajib pajak badan, kewajiban

perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/pajak-kendaraan-

bermotor/#tab-id-2. 30 Juli 2022).

2.1.6.3 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Du

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yang tertuang

dalam Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

adalah hasil perkalian dari 2 unsur pokok, yaitu:

1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB);

2. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jal

an dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraa

n Bermotor.

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/pajak-kendaraan-

bermotor/#tab-id-3. 30 Juli 2022).

2.1.6.4 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tah

un 2009  hanya mengatur bahwa penetapan batas bawah dan batas atas

tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi. Sedangkan  kepastian penet


25

apan tarif Pajak Kendaraan Bermotor diatur berdasarkan peraturan d

aerah pada masing-masing provinsi. Penetapan batas bawah dan batas

atas tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi ditetapkan sebagai ber

ikut:

1. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah seb

esar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua perse

n);

2. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tari

f dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2%

(dua persen) dan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).

(Bapenda Jabar, 2021, https://bapenda.jabarprov.go.id/pajak-kendaraan-

bermotor/#tab-id-3. 30 Juli 2022).

2.1.6.5Masa Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

Berdasarkan Pasal 8 Undang – Undang Republik Indonesia N

omor 28 Tahun 2009 Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua dikenakan unt

uk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai

saat pendaftaran kendaraan bermotor. Untuk kendaraan yang sudah te

rdaftar, bagian dari bulan yang melebihi 15 (lima belas) hari dihi

tung satu bulan penuh. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara p

elaksanaan restitusi diatur dengan Peraturan Gubernur. Hasil pener

imaan Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh persen)

termasuk yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan

untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan mo


26

dal dan sarana transportasi umum. (Bapenda Jabar,

2021,https://bapenda.jabarprov.go.id/pajak-kendaraan bermotor/#tab-id-5. 30 Juli

2022).

2.2 Referensi Penelitian

Referensi penelitian ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti bisa memperkaya teori dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Walaupun dalam beberapa referensi penelitian ini

memiliki judul yang berbeda dengan penelitian tetapi beberapa variabel jurnal ini

dapat diangkat untuk memperkaya bahan kajian pada penelitian. Berikut ini

merupakan referensi penelitian berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian

yang dilakukan peneliti.

Tabel II.2
Referensi Penelitian

No Nama dan Tahun Judul Hasil

1 I Nyoman Sutama Dampak Pelayanan Dari hasil analisis paire

(2021) Cepat (Drive Thru) d samples correlations, d

Samsat terhadap iketahui bahwa nilai koef

Penerimaan Pajak isien korelasi dari jumlah

Kendaraan Bermotor di penerimaan Pajak Kenda

Kabupaten Sumbawa raan Bermotor sebelum d

Barat. an sesudah adanya pelaya

nan Cepat (Drive Thru) S

amsat Kabupaten Sumba


27

wa Barat adalah 0,957 da

n angka signifikansinya

(probabilita) adalah 0,04

3.

2 Mahlita Arpy Ver Analisis Penerapan Lay Hasil dari penelitian ini

ansa (2021) anan E-Samsat, Samsat menunjukkan jika e-

Keliling dan Samsat Dr samsat merupakan

ive Thru terhadap Pener penyumbang Pajak

imaan Pajak Kendaraan Kendaraan Bermotor

Bermotor di UPT PPD terbesar di UPT Kota

Medan Utara Medan dibandingkan

dengan Samsat keliling

ataupun samsat Drive

thru.

3 Nasyir Nompo (20 Efektivitas pelayanan Hasil penelitian

21) Pemungutan Pajak Pelayanan Pemungutan

Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan

Melalui Progam Samsat Bermotor Melalui

Keliling Pada Kantor Program Samsat Keliling

Sistem Administrasi pada Kantor Sistem

Manunggal Satu Atap Administrasi Manunggal

Wilayah Takalar. Satu Atap Wilayah

Takalar, menunjukkan
28

bahwa indikator

pencapaian tujuan

berdasarkan sub

indikator waktu

pencapaian sudah

terlaksaksana secara

efektif, dan dari sub

indikator sasaran juga

sudah terlaksana secara

efektif. Sedangkan sub

indikator sosialisasi yaitu

belum adanya sosialisasi

khusus yang dilakukan

kepada masyarakat dan

dari segi sarana dan

prasarana belum

memadai/efektif.

4 Rara Erika (2020) Efektivitas Inovasi Hasil analisis data

Layanan Drive Thru menunjukkan bahwa ma

Samsat Keliling, dan syarakat atau wajib

pajak merasa senang


Kedai Samsat Dalam
dengan adanya layana
Meningkatkan
n unggulan seperti D
Penerimaan Pajak
rive Thru, Kedai Sam
29

Kendaraan Bermotor sat dan Samsat Kelil

Di Provinsi Sulawes ing.


i Selatan.

5 Karina Alviani Pengaruh Samsat Kel Hasil penelitian men

(2020) iling , E-Samsat da unjukkan secara pars

n Samsat Drive Thru ial dan simultan Samsat

terhadap Penerimaan Keliling, E-Samsat dan


Pajak Kendaraan Ber Samsat Drive Thru tidak
motor.
berpengaruh signifikan

terhadap Pajak Kendara

an Bermotor.
30

6 Hartanti (2020) Pengaruh Samsat Hasil penelitian

Keliling, Samsat Drive- menunjukkan secara

Thru dan E-Samsat parsial dan simultan

terhadap Penerimaan Samsat Keliling,

Pajak Kendaraan Samsat Drive Thru dan

Bermotor Pada Kantor E- Samsat tidak

Samsat Jakarta Timur berpengaruh signifikan

terhadap Pajak

Kendaraan Bermotor di

Samsat Jakarta Timur.

7 Ghea Octa Pengaruh Layanan Hasil penelitian ini

Pangestu (2020) Samsat Keliling, menunjukkan secara p

Sosialisasi Perpajakan, arsial dan simultan la

Akuntabilitas yanan Samsat Kelilin

g, Sosialisasi Perpa
Pelayanan Publik
jakan, Akuntabilitas
Terhadap Pembayaran
pelayanan Publik tid
31

Pajak Tepat Waktu ak berpengaruh signifi

Dalam Membayar Pajak kan terhadap pembaya

Kendaraan Bermotor. ran Pajak Kendaraan

Bermotor.

8 Romanus Ragho Kontribusi Samsat Hasil analisis

(2019) Drive Thru terhadap menunjukan bahwa

Penerimaan Pajak Kontribusi Samsat Drive

Kendaraan Bermotor Thru terhadap

pada Badan Pendapatan Penerimaan Pajak

Daerah Jawa Timur Kendaraan Bermotor

(Studi Kasus Unit Tahun 2018, Triwulan I-

Pelaksana Teknis Triwulan IV mengalami

Badan Pendapatan peningkatan.

Daerah Kota Malang)

Berdasarkan penelitian terdahulu yang terdapat pada tabel II.

2 Karina Alviani 2020, mengatakan bahwa secara parsial tidak terda

pat pengaruh pemungutan pajak antara Samsat Keliling dan Penerimaa

n Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang terdapat pada tabel II.

2 Karina Alviani 2020, mengatakan bahwa secara parsial tidak terdap

at pengaruh pemungutan pajak antara Samsat Drive Thru dan Penerima

an Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua.


32

Berdasarkan penelitian terdahulu yang terdapat pada tabel II.

2 Karina Alviani 2020, mengatakan bahwa secara simultan tidak terda

pat pengaruh pemungutan pajak antara Samsat Keliling dan Samsat D

rive Thru terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua.

2.3. Rerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2017:60) rerangka pemikiran merupakan model konse

ptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diid

entifikasi sebagai masalah yang penting. Menurut Haryoko (2017:53) rerangka pe

mikiran adalah sebuah penelitian yang akan meneliti dua variable atau lebih. Men

urut Polancik (2017:43) rerangka pemikiran diartikan sebagai diagram yang be

rperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Menyatakan latar

belakang masalah dalam penilitian ini dapat dibuat suatu rerangka pemikiran yang

dapat dijadikan landasan ini untuk mengetahui variabel Y dan variabel yang digun

akan X1 dan X2 sebagai variabel independent dan Y sebagai variabel dependen. Pe

nelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh realisasi berdasar

kan dari pernyataan, latar belakang masalah dan penelitian terdahulu maka dapat d

isusun rerangka pemikiran sebagai berikut :


33

Permasalahan : Referensi Pe
1. Sarana dan prasarana untuk Variabel: 1. Apakah terdapat p
nelitian
samsat keliling yang masih engaruh pemungutan p
Samsat Kel ajak melalui Samsat K 1. I Nyoman
kurang dan jam operasional iling (X1) eliling terhadap peneri Sutama
yang terbatas.
maan Pajak Kendaraan (2021)
(Kompas,2022,https:// Samsat Dri
Bermotor Roda Dua ? 2. Mahlita
www.kompas.com/tag/Samsat- ve Thru (X
2. Apakah terdapat p Arpy
2)
Keliling. 30 Juli 2022). engaruh pemungutan p Veransa
2. Masyarakat masih banyak Pajak Kend ajak melalui Samsat D (2021)
yang belum mengenali progam araan Berm rive Thru terhadap Pen 3. Nasyir
Samsat Drive Thru dan otor Roda erimaan Pajak Kendar Nompo
kurangnya cabang layanan Dua (Y) aan Bermotor Roda D (2021)
Samsat Drive Thru. (DDTC ua ? 4. Rara Erika
News,2021,https://news.ddtc.c (2020)
5. Karina
o.id/samsat-drive-thru-
Metodelogi Penelitian Alviani
diluncurkan-warga-diminta-
(2020)
tak-malas-bayar-pajak. 30 Juli Metode : Kuantitatif 6. Hartanti
2022). Jenis Penelitian: Deskriptif (2020)
3. Masyarakat masih banyak Analisis data : Regresi Lini 7. Ghea Octa
yang belum taat dalam er Berganda Pangestu
membayar Pajak Kendaraan (2020)
Bermotor Roda Dua dan Wajib 8. Romanus
Pajak yang tidak taat akan Ragho
dihapus datanya oleh Samsat Terdapat pengaruh pemun (2019)
Nasional. (CNN Indonesia, gutan pajak melalui Samsa
2022,https://www.cnnindonesi t Keliling dan Samsat Driv
a.com/ekonomi//samsat-akan- e Thru terhadap penerimaa
n Pajak Kendaraan Bermot
hapus-data-kendaraan-tak-
or Roda Dua
bayar-pajak-lebih-dari-2-
tahun. 30 Juli 2022).

Gambar II.1
Rerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis
34

Menurut Fraenkel dan Wallen (2021:63-64) sebagaimana dikutip dari bu

ku mengartikan hipotesis sebagai prediksi atas kemungkinan hasil dari suatu penel

itian. Sedangkan menurut Margono (2020:23) menjelaskan bahwa hipotesis bera

sal dari kata hipo dan thesis. Hipo berarti kurang dari, sedangkan thesis artinya pe

ndapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya semen

tara. Sedangkan menurut Dantes (2019: 20) hipotesis merupakan praduga yang ha

rus diuji kebenarannya lewat data atau fakta yang diperoleh melalui penelitian.

H1 : terdapat pengaruh pemungutan pajak melalui Samsat Keliling terhadap pe

nerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

H2 : terdapat pengaruh pemungutan pajak melalui Samsat Drive Thru terhadap pe

nerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

H3 : terdapat pengaruh pemungutan Pajak melalui Samsat Keliling dan Samsat

Drive Thru terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua


35

2.4. Model Penelitian

Model penelitian menurut Deutsch (2017:43) merupakan struktur simbol da

lam sebuah proses guna memahami proses yang sifatnya kompleks. Adapun

gambar model penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1
Samsat Keliling
(X1)

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


(Y)

Samsat Drive Thru


(X2) H2

H3

Gambar II.2
Model Penelitian

Anda mungkin juga menyukai