menjelaskan bahwa :
“Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
“Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak
a. Wajib pajak (dapat dibantu oleh konsultan pajak) melakukan peran aktif
b. Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas kewajiban
perpajakannya sendiri.
7
8
kepercayaan sepenuhnya pada wajib pajak (dapat dibantu konsultan pajak) untuk
pajak terutang dan yang telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan
(2012) yaitu :
sistem ini karena fiskus memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk
dengan tepat waktu sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
kutipannya :
a. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan
oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
Pada ayat (1) tampak UU KUP menghendaki Wajib Pajak bersifat aktif
dalam membayar pajak. Aktif di sini berarti menghitung sendiri pajak yang
hasil perhitungan WP, berapa pun itu, untuk sementara dianggap sebagai
(2). Pasal 12 kemudian ditutup dengan ayat (3) yang berbunyi,” Apabila Direktur
Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut surat
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Pajak
fiskus. Wajib Pajak dianggap benar sampai fiskus dapat membuktikan adanya
kesalahan tersebut.
Pajak sendiri. Kewajiban wajib pajak dalam self assessment system menurut Siti
meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan dapat melalui e-register
(media elektronik online) untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalikan tarif pajak
pajak yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun
1) Membayar Pajak
b. Melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain (PPh Pasal 4 (2), PPh
Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26. Pihak lain di sini berupa :
pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain yang ditunjuk atau
c. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk
pemerintah.
Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank - bank pemerintah maupun swasta dan
kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil
di KPP terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara
elektronik (e-payment).
Jenis pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final pasal 4
(2), PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM merupakan pajak. Untuk PPh
masukan.
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi wajib
pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu, surat pemberitahuan berfungsi untuk
melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak
oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan kewajiban, dan pembayaran dari
telah dilakukan.
13
cara pemeriksaan pajak (tax audit). Tax Audit yang dilakukan secara profesional
oleh aparat pajak dalam kerangka self assessment system merupakan bentuk
pelaksanaan sistem self assessment yang dilakukan oleh wajib pajak, harus
hokum pajak. Pemeriksaan pajak adalah salah satu upaya dalam pencegahan tax
evasion dan merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem self assessment yang
Keuangan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1
keterangan, dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
undangan perpajakan.
pajak.
c tidak dipenuhi.
b. Penghapusan NPWP.
Netto.
pemeriksaan dan juga berlandaskan pada misi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
diperiksa selain dari SPT yang lebih bayar dan rugi dengan kompensasi,
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) maupun Badan
d. SPT Tahunan PPh maupun Badan untuk bagian tahun pajak sebagai
akibat adanya perubahan tahun buku yang telah disetujui Dirjen Pajak.
e. Data Prioritas.
NPWP.
kembali (revaluasi) aktiva tetap yang telah disetujui oleh Dirjen Pajak.
2. Pemeriksaan Keterkaitan
Pemeriksaan yang dilakukan atas Wajib Pajak ini adalah termasuk dalam
Wajib Pajak inti antara lain meliputi hubungan usaha, hubungan finansial
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan antara lain atas instruksi Dirjen Pajak atau
oleh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJP, dalam hal ada data atau
pengaduan dari pihak ketiga yang menunjukkan indikasi bahwa wajib pajak
18
bidang perpajakan.
1. Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi yang pesat dimanfaatkan oleh wajib pajak untuk mengelola
data Wajib Pajak yang biasa disebut dengan istilah Computer Assisted Audit
Tecnique.
Jumlah sumber daya manusia yang diperiksa harus sebanding dengan beban kerja
pemeriksa karena jika tidak sebanding maka akan berpengaruh pada keefektifan
19
Kualitas pemeriksa pajak sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang dan
berjalan terarah sesuai dengan yang diharapkan sehingga mendapatkan hasil yang
sebagai berikut :
20
3. Mengidentifikasi masalah.
dokumen – dokumen.
semua hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
lain untuk mengetahui berbagai hal tentang pemeriksaan tersebut, baik berkenaan
kepatuhan prosedur dan mutu pemeriksaan yang telah dilakukan. Oleh karena itu
(SKP), yang sifatnya terikat hukum yang memiliki pengaruh terhadap wajib pajak
legal formalnya, berbagai data dan informasi, perhitungan, teknik dan metode
akurat, logis dan mengacu pada peraturan perundangan perpajakan yang berlaku.
wajib pajak, gambaran sistem akuntansi, daftar buku dan dokumen yang
dipinjam, produksi data, dan usulan pemeriksa yang berisi apabila dikemudian
22
hari ditemukan data baru dan atau data lain yang belum terungkap dalam
pemeriksaan ini maka diusulkan untuk diterbitkan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Menurut John Hutagaol (2010) bahwa ciri - ciri pemeriksaan pajak yaitu
mengolah data dan atau keterangan lain yang berasal dari pembukuan
1. Pemeriksaan Rutin
3) SPT Tahunan PPh untuk bagian tahun pajak sebagai akibat adanya
4) SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak saat wajib pajak melakukan
Jenderal Pajak
5) SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak saat wajib pajak melakukan
10) SPT Masa PPN yang masa pajak terakhir dari suatu tahun pajak
11) SPT Masa PPN (dalam tahun berjalan) yang menyatakan meminta
3) SPT Masa PPN dalam tahun berjalan selama 3 (tiga) bulan berturut
Neto
2. Pemeriksaan Khusus
Pajak sehubungan dengan adanya informasi, data, laporan atau pengaduan yang
berkaitan dengannya serta untuk memperoleh informasi atau data untuk tujuan
terhadap Wajib Pajak yang terpilih berdasarkan skor risiko kepatuhan secara
suatu program aplikasi komputer. Variabel tersebut adalah rasio antara elemen
dalam SPT yang dilaporkan dengan data/informasi yang ada pada Direktorat
Jenderal Pajak.
27
potensi perpajakan yang tinggi dan adanya suatu indikasi yang kuat terhadap
Pusat DJP berdasarkan jumlah peredaran usaha dan jumlah pajak yang
telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. Yang dimaksud dengan bukti
permulaan adalah keadaan dan atau bukti - bukti berupa keterangan, tulisan,
sedang/telah terjadi suatu tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak. Akibat dari hal - hal tersebut diatas dapat menyebabkan timbulnya
menguntungkan.
Penghasilan
secara langsung kepada Wajib Pajak membuat Wajib Pajak enggan untuk
membayar karena kegunaannya tidak dirasakan langsung oleh Wajib Pajak. Maka
dari itu tugas fiskus adalah memberikan pengertian dan arahan kepada Wajib
Pajak bahwa pajak itu nantinya juga akan berguna bagi mereka dan pembangunan
negaranya. Jika kesadaran untuk membayar pajak sudah ada pada diri Wajib
Pajak maka jumlah obyek akan bertambah kalau Wajib Pajak sudah bertambah
Bimbingan dan penyuluhan dari aparat pajak diperlukan agar Wajib Pajak
Undang - Undang haruslah jelas, sederhana dan mudah dimengerti, baik oleh
akan merasa bahwa sistem pemungutan sangat berbelit - belit dan cenderung
yang memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk mencapai suatu tujuan
pemungutan pajak.
penerimaan pajak.
30
masyarakat yang memadai, maka secara umum akan makin mudah bagi
yang menyangkut kecakapan teknis, efisien, dan efektif dalam hal kecepatan,
Pajak akan melakukan perpajakannya sendiri, maka diharapkan Wajib Pajak akan
oleh Ditjen pajak. Sistem perpajakan mencakup tiga bagian, yaitu kebijakan
bidang perpajakan.
kemungkinan bahwa Wajib Pajak akan melakukan berbagai hal yang mungkin
dilakukan tanpa sepengetahuan petugas wajib pajak. Hal ini lah yang membuat
pemeriksaan harus di adakan yaitu untuk menguji kejujuran Wajib Pajak itu
tingkat kepatuhan Wajib Pajak, baik formal maupun material dari peraturan
perpajakan seorang Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak dalam menyetor dan
wajib pajak adalah wajib pajak baik orang atau badan yang terdaftar di Kantor
melunasi dan melaporkan SPT Masa dan Tahunannya tepat waktu (John
Hutagaol, 2010).
33
diperkirakan secara logis diantara dua variabel yang diungkapkan dalam bentuk
atas, maka penulis menyimpulkan hipotesis yaitu “Self Assessment Sytem dan