0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan2 halaman
Tips untuk memulai percakapan dengan orang yang baru dikenal meliputi membuka percakapan dengan pertanyaan ringan tentang lingkungan sekitar, menghindari pertanyaan yang bersifat ya/tidak, mendengarkan dengan baik, mempertahankan kontak mata, serta menghindari topik yang bersifat sensitif seperti agama, suku, atau gaji. Lelucon ringan dapat membantu mencairkan suasana asalkan tepat waktu dan tempatny
Tips untuk memulai percakapan dengan orang yang baru dikenal meliputi membuka percakapan dengan pertanyaan ringan tentang lingkungan sekitar, menghindari pertanyaan yang bersifat ya/tidak, mendengarkan dengan baik, mempertahankan kontak mata, serta menghindari topik yang bersifat sensitif seperti agama, suku, atau gaji. Lelucon ringan dapat membantu mencairkan suasana asalkan tepat waktu dan tempatny
Tips untuk memulai percakapan dengan orang yang baru dikenal meliputi membuka percakapan dengan pertanyaan ringan tentang lingkungan sekitar, menghindari pertanyaan yang bersifat ya/tidak, mendengarkan dengan baik, mempertahankan kontak mata, serta menghindari topik yang bersifat sensitif seperti agama, suku, atau gaji. Lelucon ringan dapat membantu mencairkan suasana asalkan tepat waktu dan tempatny
Nov 21st, 2008 | By admin | Category: Tips Hubungan
Kebanyakan dari kita pasti akan malu atau paling tidak gugup memulai suatu pembicaraan dengan seseorang yang sama sekali baru dikenal. Hal-hal yang perlu Anda tanamkan dalam hati Anda saat itu adalah: 1) Ingatlah bahwa orang yang Anda ajak bicara akan menikmati percakapan jika mereka tahu Anda juga tengah menikmatinya 2) Ingatlah bahwa kebanyakan orang yang Anda ajak bicara sama malunya dengan Anda 3) Ingatlah bahwa apabila Anda benar-benar ingin mengenal orang tersebut, maka sekaranglah saatnya dan kesempatan tidak akan datang dua kali. Setelah Anda mencamkan dalam-dalam hal tersebut, Anda bisa memulainya dengan tips berikut ini: 1. Membuka Percakapan. Untuk membuka sebuah percakapan, Anda harus mengawalinya dengan pertanyaan. Untuk menyampaikan sebuah pertanyaan Anda harus melihat lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sekitar Anda bertemu, lingkungan lawan bicara Anda (sedang sibukah, berpakaian formilkah, berpakaian kuliahkan, berapa kisaran usianyakah, dsb). Pertanyaan awala yang bisa Anda ajukan dapat berupa sapaan santun (“Siang..”, “Malam..”, “Hai” ) untuk kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan spesifik atau pertanyaan ringan yang bersifat menebak-nebak - yang disesuikan dengan lingkungan berdasarkan pengamatan Anda - misalnya “Turun Dimana Pak?”, “Tunggu jemputan Nih?”, dsb 2. Hindari Pertanyaan Ya/Tidak. Setelah pertanyaan-pertanyaan ringan tersebut, cobalah untuk menyampaikan pertanyaan yang tidak berjawab Ya/Tidak. Karena pertanyaan Ya/Tidak merupakan musuh percakapan yang hangat. Misalnya: “Maaf, Ke Slipi, enaknya lewat mana ya?”, “Hm..nonton James Bond juga ya Mbak? Kanapa bukan Laskar Pelangi?” 3. Hukum Pertama Percakapan. Hukum pertama percakapan adalah kesediaan untuk mendengarkan. Hal ini sangat berguna untuk menyambung materi pembicaraan - yang kadang habis dan mengering di tengah percakapan hangat. Simak baik-baik keita dia berbicara, tangkap kesamaan-kesamaan yang Anda ketahui lalu sambung dengan pertanyaan atau pernyataan konfirmasi. Hal ini membuktikan anda mengapresiasi percakapannya dengan baik. Misalnya dia menyampaikan, “Saya sudah nonton Laskar Pelangi kemaren”. Anda bisa menyambungnya dengan, “Oh ya? Hm..menurut kamu daya tarik paling kuat film itu apa sih?”, dsb 4. Bahasa Tubuh. Respon lawan bicara bisa dinilai dengan bahasa tubuhnya. Misalkan anda menyilangkan kaki saat berbicara = Anda kelihatan bohong/tidak terus terang; Anda menyilangkan tangan = Anda Kikuk; Anda menguap saat mendengarkan = Anda Bosan; Anda mengernyitkan dahi dan bersidekap = Anda sangat serius/tertarik dengan topik pembicaraan; Tangan Anda masuk ke dalam saku celana = Anda berkesan lebih superior dari lawan bicara Anda, dsb; 5. Kontak Mata. Apabila Anda merasa kesulitan dengan makna bahasa tubuh, ada satu bahasa tubuh yang wajib Anda ketahui dan kenal baik-baik, yaiut : buatlah kontak mata. Mempertahankan kontak mata yang baik - tidak sekedar di awal dan akhir kata, namun selama Anda berbicara dan mendengarkan. Hal ini menunjukan bahwa Anda benar-benar memperhatikan lawan bicara Anda. Meskipun membuat kontak mata adalah penting, namun anda tidak terus menerus menatap mata orang. Sebagian orang akan merasa tak enak. Hal ini dapat diantisipasi dengan : ketika Anda berbicara, sesekali palingkan pandangan kesamping kanan atau kiri sekejap (seakan-akan berfikir), namun jangan ke atas (ke awang-awang). Latihlah manjadi sealami mungkin. Untuk lawan bicara yang lebih tua, budaya timur membuat kita akan lebih banyak menatap ke bawah dan sesekali saja menatap lawan bicara ketika kita tengan mendengarkan percakapan. 4. Pertanyaan Yang Harus Dihindari. Hal-hal tabu yang perlu Anda hindari adalah penggunaan kata- kata kasar/umpatan, pertanyaan yang berbau SARA (“Agama kamu apa?”,”Kamu suku mana sih?”, “Berapa Gaji Anda Sekarang?”, dsb) 5. Lelucon Ringan. Lelucon kadang dapat mencairkan suasana dan semakin menghangatkan pembicaraan apabila disampaikan pada saat dan orang yang tepat. Misalnya, “Wah tadi sebelum saya sampai disini saya melihat korban tabrak lari, kasihan ga ada seorangpun yang menolong, mereka cuma sebatas melihat saja”, lawan bicara mungkin akan terpancing untuk menanyakan “kanapa?” atau bahkan “Kamu juga ga berhenti untuk menolong?”. Anda bisa menjawab, “Yah, bagaimana dong, korbannya kan tikus yang ketabrak motor”, dsb