Anda di halaman 1dari 47

Upaya

Membangun
Komunikasi Yang Baik
Cara-cara kita berkomunikasi
dengan orang lain adalah
sebuah kebiasaan.
Karena itu sering kita tidak
mengetahui apakah pola
percakapan yang kita lakukan
sudah baik atau belum baik.
Dalam kehidupan sehari-hari
pasti anda pernah berkata dalam
hati :
”ah tidak enak mengobrol dengan si
A, tapi lebih enak saya mencari si B
dan mengobrol dengannya.”
Kalau kita termasuk individu dalam
kategori si A, karena orang lain
menganggap cara kita berkomunikasi
kurang baik atau tidak
menyenangkan.
“Hal ini tidak perlu khawatirkan”
Karena pola atau cara komunikasi
yang kurang baik dapat diperbaiki.
BEBERAPA CONTOH KESALAHAN
yang umum terjadi dilakukan oleh
seseorang dalam percakapan,
diantaranya :
1. Tidak mendengarkan dengan baik
2. Terlalu banyak bertanya
3. Kehabisan topik untuk dibicarakan
4. Penyampaian yang buruk
5. Menginterupsi
6. Keinginan “selalu benar” …
7. Berbicara tentang hal-hal yg aneh
atau negatif
8. Suasana dan pembicaraan yang
membosankan
9. Tidak memberikan respon dengan
baik
1.
Tidak Mendengarkan
Dengan Baik
Tidak Mendengarkan Dengan Baik
Sebagian besar orang dalam masyarakat
kita bukanlah tipekal
Pendengar Yang Baik.
Hal ini terjadi ada berhubungannya
dengan ego mereka yang tinggi, yang
memunculkan perilaku ingin selalu lebih
didengarkan daripada mendengarkan.
Dalam setiap perbincangan mereka
sepertinya tidak tahan menunggu giliran
untuk berbicara.
Hal ini karenakan adanya ego yang
mendorong seseorang selalu berbicara
lebih dahulu untuk menggambarkan apa
yang dianggap sebagai kelebihan dirinya.
Untuk itu, kita harus mau belajar
“menekan ego kita”
agar bisa secara sungguh-sungguh
mendengarkan apa yang orang lain
katakan.
Ketika anda mengambil sikap untuk
mulai mendengarkan, berarti anda
sedang membuka jalan untuk
terciptanya suatu hubungan yang
sangat potensial.
Dalam percakapan hindari terlalu
sering dengan jawaban singkat ,
seperti :
“ya” atau “tidak”.
jika terjadi hal seperti itu lawan
bicara kita akan memberikan
informasi setengah-setengah kepada
anda, karena anda dianggap tidak
serius atau kurang menyukai dengan
apa yang ia sampaikan.
Antusiaslah terhadap topik yang sedang
dibi-carakan, sebagai contoh : jika lawan
bicara anda sedang bercerita,
tentang pengalaman-nya mendaki
gunung pada akhir minggu lalu, anda
dapat bertanya kepadanya :
- gunung apa yang anda daki?
- apa yg ada sukai dari mendaki
gunung
- apa saja yg anda lakukan di atas
gunung
- dengan siapa saja anda mendaki
- pengalaman apa yg sangat berkesan
dalam melakukan pendakian ?
Pertanyaan-pertanyaan semacam
itu akan membuat :
- topik pembicaraan menjadi
lebih mendalam,
- lebih menarik,
- serta memancing lebih banyak
lagi topik untuk didiskusikan.
Yang tak kalah pentingnya, lawan
bicara kita mengetahui bahwa
anda sungguh-sungguh sedang
mendengarkannya.
Hal ini tentu saja akan membuat
tingkat respek lawan bicara kita
bertambah pada kita.
2.
Terlalu Banyak Bertanya
Terlalu Banyak Bertanya
Beberapa pertanyaan dapat berartikan
kita antusias dengan lawan bicara kita.
Namun terlalu banyak bertanyapun
akhirnya menjadi tidak baik, karena
sepertinya kita sedang
menginterogerasi lawan bicara kita dan
dapat membuat menjadi tidak nyaman.
Cobalah gabungkan antara pernyataan
dan pertanyaan.
Misalnya sebuah pernyataan, seperti :
“saya minggu lalu berakhir pekan dengan
memancing bersama teman-teman kerja
saya.”
Dan anda juga dapat pula menyampaikan
pertanyaan, seperti :
“Anda suka juga memancing ?, dan
biasanya anda memancing dimana ?”
3
Kehabisan Topik Untuk
Dibicarakan
Kehabisan Topik Untuk Dibicarakan
Dalam sebuah percakapan kadang-
kadang kita sering merasa kehabisan
topik (bahan) untuk dibicarakan,
terutama jika kita berbicara dengan
seseorang yang baru saja dikenal.
Untuk mencegah hal ini, ada beberapa
saran yang dapat menjadi perhatian :
- Seorang bijak pernah berkata “Jangan
tinggalkan rumah tanpa membaca
surat kabar terlebih dahulu.”
- Jika anda kehabisan topik untuk
dibicarakan, anda bisa memulai
berbicara tentang berita yang sedang
hangat saat ini banyak dimuat di
beberapa media massa.”
- Bicarakan tentang sesuatu yang
ada disekeliling kita.
- Mungkin tentang kesehatan
lingkungan kita,
- Anak-anak yang sedang bermain di
samping anda, atau apa saja yang
memungkinkan untuk dibicarakan
di sekeliling kita.
4.
Penyampaian
yang Buruk
Penyampaian yang Buruk
Salah satu hal yang paling penting
dalam berkomunikasi bukanlah apa
yang dikatakan, melainkan bagaimana
menyampaikannya.
Perubahan dalam kebiasaan ini akan
membuat perbedaan besar, karena
suara dan bahasa tubuh adalah bagian
yang sangat vital dalam berkomunikasi.
Beberapa hal dibawah ini untuk
pertimbangkan dalam menyampaikan
pesan :
• sampaikan dengan perlahan
• tidak terlalu cepat
• usahakan lawan bicara kita dapat/ mudah
mendengarkan dan menangkap maksud
dari apa yang ingin kita sampaikan.
• bicaralah dengan suara lantang dan jelas.
• tidak perlu ragu-ragu, karena lawan bicara
kita memang ingin mendengarkan anda.
1. upayakan pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik, jangan seperti
bergumam.
2. bicaralah dengan suara yang tidak
monoton, libatkan emosi dalam suara anda.
3. penyampaian dengan perlahan ditambah
dengan jeda akan membuat lawan bicara
anda lebih perhatian dalam mendengarkan
dan suasana pun menjadi lebih rileks.
4. Gunakan bahasa tubuh yang baik (non
verbal).
5. Menginterupsi
Akan timbul rasa kurang nyaman jika
pembicaraan kita dipotong oleh lawan bicara
kita, lawan bicara kitapun akan merasakan hal
yang sama jika kita memotong
pembicaraannya.
Biarkan lawan bicara kita menghabiskan
terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan.
Itu adalah salah satu bentuk penghargaan
pada lawan bicara kita.
Carilah keseimbangan antara mendengarkan
dan berbicara.
6. Keinginan “Selalu Benar”
Orang tidak akan terkesan pada kita, jika
kita selalu ingin merasa benar dalam
setiap pem-bicaraan.
Seringkali pembicaraan bukan betul-betul
sebuah diskusi, tetapi kadang-kadang kita
ingin menjaga mood tetap baik dengan
berbicara dengan seseorang.
Sebagai contoh : jika ada teman anda
ingin bercerita kepada anda mengenai
serunya pengalaman berarung-jeram
sampai-sampai perahu karetnya terbalik.
Namun anda malah berbicara
bagaimana berarung jeram yang baik,
hal ini dapat mengakibatkan mood
teman anda akan langsung berubah
(tidak bersemangat).
Untuk itu duduklah dengan santai serta
dengarkan, berbicara dan tidak
berdebat.
7. Berbicara Tentang Hal-Hal Yang
Aneh atau Negatif
Tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal
Yang aneh atau negatif.
Orang-orang akan senang berbicara
kepada anda jika anda selalu
memberikan energi positif dalam setiap
kata-kata yang anda keluarkan.
8. Membosankan
Jangan bercerita panjang-panjang
tentang mobil yang baru saja anda beli
atau rumah anda yang baru saja selesai
dibangun.
Rata-rata orang tidak terlalu tertarik
dengan cerita semacam itu, yang terlalu
mengekspose kemampuan diri kita
sendiri.
Carilah topik yang mengarah pada hal-hal
yang bergairah atau hal-hal yang lucu.
Misalnya, kita dapat juga menceritakan
tentang pengalaman anda berakhir pekan
di puncak kemarin atau rencana anda
pada liburan lebaran mendatang.
Intinya jika anda ingin berhasil dalam
sebuah percakapan (komunikasi)
dengan tercapainya tujuan yang
diharapkan.
Maka upayakan pesan-pesan yang
disampai adalah sesuatu yang positif.
Bukan keluhan-keluhan dari berbagai
kesulitan yang sedang kita hadapi.
Dale Carnegie pernah berkata :
”Dalam dua bulan anda akan
mempunyai lebih banyak teman
dengan cara antusias terhadap
cerita-cerita yang mereka sampaikan.
Dibandingkan dua tahun anda
mencari teman dengan cara
berusaha memancing mereka tertarik
pada cerita-cerita anda.”
Cobalah memberi peran yang lebih pada
lawan bicara kita dalam berbicara .
Dengan demikian kelak kita akan dapat
membangun sebuah hubungan yang
berkualitas.
Mungkin anda sudah sering mendengar
istilah,
“mengapa Tuhan menciptakan dua telinga
dan satu mulut ? ................
ialah agar kita lebih banyak
mendengarkan dibanding berbicara”.
9. Tidak Merespon Dengan Baik
Jika seseorang bercerita tentang suatu
pengalamannya, jangan anda
menanggapinya hanya sekedar dengan
mengangguk atau
menjawab dengan kalimat singkat.
Tetapi : terbukalah dan katakan apa yang
anda pikirkan dan ekspresikan perasaan
anda sebagai pernyataan bahwa anda
kagum dan tertarik dengan apa yang ia
ceritakan.
Latihan
Pada tahap awal pilihlah kira-kira tiga
langkah saja, dan seterusnya pada tahap
berikutnya.
Hal terpenting adalah :
apa yang menurut anda perlu untuk segera
diperbaiki, dan
selama tiga atau empat minggu anda
berusaha melakukan hal tersebut secara
terus menerus sampai akhirnya menjadi
suatu kebiasaan.
Dalam upaya
Membangun Komunikasi yang baik
dan efektif.
terdapat tiga karakteristik dari
sumber yang perlu diperhatikan. Yaitu :
- Kredibilitas Sumber
- Daya Tarik Sumber
- Kekuatan/Kekuasaan Sumber
I. Kredibilitas Sumber
Adalah suatu kondisi di mana si sumber
dinilai mempunyai :
- Pengetahuan
- Keahlian, atau
- Pengalaman
yang relevan dengan topik pesan yang
disampaikannya, sehingga pihak
penerima menjadi percaya bahwa pesan
yang disampaikan berkualitas dan
bersifat obyektif.
Lazimnya faktor kredibilitas sumber ini
dilihat dari dua dimensi :
- Keahlian/Kecakapan
- Kepercayaan
Seorang komunikator akan berhasil
dalam upaya persuasi yang
dilakukannya apabila ia :
- Dipandangan punya pengetahuan
dan keahlian
- Dinilai jujur, punyai integritas serta
dipercayai oleh pihak komunikan.
Rogers (1983) : kredibilitas yang di miliki
seseorang dapat di bagi dua jenis :
1. Competence credibility
Adalah kredibilitas yang berkaitan
dengan status/kedudukan formal
2. Safety credibility
Adalah krdibilitas yang tidak
berkaitan dengan status/kedudukan
formal.
Daya Tarik Sumber
Apabila sumber dinilai “menarik” oleh
penerima maka upaya persuasi akan lebih
cepat berhasil, karena adanya proses
identifikasi dalam diri pihak penerima.
Artinya bahwa pihak penerima akan
mengidenfikasikan dirinya dengan sumber
selama sumbernya :
- menarik,
- pantas untuk ditiru atau
- tidak berubah.
Kekuatan/Kekuasaan Sumber
Karakteristik sumber lainnya yang penting
dalam upaya persuasi adalah :
Power /kekuatan /kekuasaan.
Secara umum hal ini dapat terjadi melalui
empat cara, yatu :
- Kharisma
- Wibawa Otoritas
- Kompetensi/Keahlian
- Compliance/Pemenuhan
Kharisma,
Adalah faktor bawaan
yang melekat pada diri seseorang.
Wibawa Otoritas
Faktor ini berkaitan dengan :
- kedudukan atau
- otritas formal
yang dimiliki oleh seseorang.
Kompetensi/Keahlian,
Adalah sesuatu yang diperoleh
seseorang melalui proses belajar.
Seseorang akan mempunyai
kekuatan
akibat pengaruhi dari suatu bidang
pengetahuan tertentu, serta ia
dipandang punya keahlian keahlian di
bidang tersebut.
Compliance/Pemenuhan,
Sumber dinilai mempunyai kekuatan atau
kekuasaan, apabila ia mampu
memberikan imbalan atau hukuman
kepada penerimannya.
Ini berarti seorang/sekelompok orang,
menerima ide atau anjuran dikarenakan
adanya harapan untuk memperoleh :
- Suatu imbalan
- Menghindari suatu
hukuman/sanksi.
Selamat mencoba

Anda mungkin juga menyukai