Anda di halaman 1dari 84

Sebelum memulai

webinar, yuk isi


pre test ini.
Silahkan klik link berikut:

http://bit.ly/PreTest1Asertif
GROUND RULES

● Ambil posisi duduk yang nyaman dan rileks agar Perseners bisa mengikuti materi dengan
baik dan diperbolehkan untuk menyiapkan cemilan.
● Siapkan diri Perseners untuk fokus dan mencatat hal yang penting.
● Jika ingin bertanya silahkan tulis di kolom QnA.
● Webinar ini tidak mengakomodir pertanyaan yang diajukan di kolom chat Zoom dan fitur
‘raise hand’.
● Namun, Perseners diharapkan tidak spamming di kolom chat.
● Pertanyaan yang diajukan di QnA tidak mengandung SARA.
● Tidak memancing keributan.
Challenge

Perseners harus post dua story Instagram yang terdiri dari:


- Foto/video momen saat webinar berlangsung
- Story dengan template yang sudah disebar di grup
Telegram. Template-nya jangan lupa diisi ya Perseners!

Ketentuan
1. Kedua story tersebut harus tag Instagram
@satupersenofficial dan @webinar.satupersen, serta
menggunakan hastag #W1_KomunikasiAsertif
2. Pastikan Instagram kamu tidak di-private dan post story
tersebut paling lambat hari ini jam 23.59 WIB!

Berhadiah Webinar “Menjalani Hidup Produktif


dan Sehat Mental” untuk tiga orang pemenang
Komunikasi
Asertif :
Kunci Menyatakan
Perasaan dengan
Jujur
Webinar Satu Persen
Tentang Pembicara
Hani Kumala, M.Psi., Psikolog
Psikolog Satu Persen
S2 Psikolog Profesi Klinis Dewasa Unika Atma Jaya

Berpengalaman dalam menangani masalah:


Keluhan mood & emosi
Kelelahan emosional & demotivasi
Kecemasan berlebihan
Menyakiti atau bunuh diri
Masalah interaksi sosial
Pengalaman traumatis
Tips Menguasai
Komunikasi
Asertif
Hani Kumala, M.Psi., Psikolog
(Psikolog Satu Persen)
CONTOH NYATA
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Rapat dilakukan setelah sholat Isya. Saat ini waktu sudah
menunjukkan dini hari (01.00), tapi masih ada yang terus
“bersemangat” dan menarik mundur alur berpikir dengan
alasan “supaya hasilnya bagus”.

a. Contoh komunikasi yang tidak asertif


→ ketika ditanya, anggota tim lain menjawab dengan “haa, apa,
gimana, gak denger” atau “tadi kata kamu bilang jangan
mentahin lagi, ini sekarang malah kamu yang mentahin” dan
kedua ucapan ini disebutkan berulang-ulang → menyindir

b. Contoh komunikasi yang asertif


→ “ini kita sudah rapat selama enam jam, rasanya kalau kita
berlanjut, tidak akan membawa hasil yang baik. Kita semua sudah
lelah. Bagaimana kalau sekarang kita berhenti dan lanjutkan besok
saat kita semua sudah lebih fresh? Aku butuh istirahat, kamu juga
butuh istirahat”
Konsep
Komunikasi
Asertif
Definisi komunikasi asertif

1. Strategi komunikasi dengan penyampaian secara terbuka


dan tetap menjaga rasa hormat kepada orang lain.
2. Komunikasi yang kuat dan tegas namun tetap tenang.

INTINYA: menyampaikan hal yang “tidak” enak kepada orang


lain dengan cara yang tepat sehingga berita “tidak enak”
tersebut TETAP bisa diterima tanpa merusak relasi
Aspek - aspek umum
komunikasi asertif

Verbal Non-Verbal
Aspek - aspek
komunikasi asertif
a. Verbal

Aspek Alternatif

Loudness Besar Kecil

Affect Marah Sabar

Meminta lawan bicara Diam saja dan tidak


Request for new behavior
untuk melakukan sesuatu menyampaikan apapun

Latency of response Langsung Memberi jeda


b. Non-verbal

- Kontak mata → pandangan ketika berbicara dengan


lawan bicara, kontak itu selama pembicaraan. Bukan
diawal atau di akhir pembicaraan. INGAT: selama juga
bukan berarti 100% menatap terus menerus. Beri jeda.
Ingat personal space orang lain
- Ekspresi muka → memperlihatkan ekspresi yang
sesuai dengan perasaan yang dialami.
- Jarak fisik → merupakan jarak yang tidak terlalu dekat
dan tidak terlalu jauh. Personal Space!
- Sikap badan → posisi tubuh mempengaruhi. Apakah
membungkuk atau busung dada, dsb. Membungkuk
bisa saja menunjukkan perasaan takut. Busung dada
seakan-akan sombong
- Isyarat tubuh → kemampuan menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai dengan apa yang dikatakan. Contoh:
ketika mengatakan “kepalaku sakit”, kita benar
memegang kepala, dsb
Tipe Komunikasi

Pasif Agresif

- Takut mengutarakan kebutuhan, - Memaksakan kehendak dan

keinginan, dan perasaan. menekan orang lain.

- Menerima saja pendapat orang - Marah/berkata kasar.

lain walaupun tidak setuju - Tidak peduli hak orang lain

- Menghindari konflik. - Merasa dirinya selalu benar


- Tidak mau mendengar pendapat
orang lain
Pasif-Agresif Asertif

- Menunjukkan kekecewaan - Berani mengutarakan kebutuhan,


dan marah melalui perilaku keinginan dan perasaan.
yang mengganggu. - Jujur dan terbuka.
- Menyindir, diam, terserah. - Menghargai hak pribadi dan tidak
- Terlihat halus tapi melanggar hak orang lain.
sebenarnya kasar
- Tidak bisa jujur
Manfaat melakukan
komunikasi asertif

Satu-satunya strategi yang dapat memperkaya hubungan


Mampu berhubungan dengan orang lain dengan konflik,
kekhawatiran, dan penolakan yang lebih sedikit.
Dapat bernegosiasi dengan lebih produktif
Merasa lebih tenang karena mengetahui sebuah situasi dapat
ditangani dengan baik
Faktor umum yang
mempengaruhi
komunikasi asertif
(internal dan eksternal)
Faktor internal
Usia: seiring bertambahnya usia, pengalaman yang dimiliki akan lebih
banyak dan struktur kognitif juga akan lebih baik, sehingga akan lebih
percaya diri.

Ketegasan: belum tahu apa yang diinginkan. Jadi tidak bisa


memutuskan

Tingkat kecemasan: sibuk menebak reaksi orang lain atau terus


menerus ingat perasaan tidak nyaman di masa lalu ketika gagal
berkomunikasi dengan orang lain

Tingkat pendidikan: tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan


memiliki akses yang lebih mengenai langkah pengembangan diri
Faktor eksternal

Budaya: kita lebih cenderung dibesarkan dengan pola asuh


“jadilah anak baik setiap waktu”. Jadi merasa bahwa mengutarakan
pendapat berbeda adalah hal yang sebaiknya tidak dilakukan

Jabatan : Semakin seseorang merasa bahwa dirinya bukan


siapa-siapa, maka ia akan lebih memilih untuk diam saja

Lingkungan sosial (i.e. pola asuh ortu, budaya, sekolah): cara kita
melihat komunikasi yang dilakukan orang sekitar kita akan
mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain.
Situasi di mana komunikasi
asertif dibutuhkan
Ketika ingin mengutarakan perasaan kepada pasangan

Ketika ingin mengkritik seseorang baik dalam konteks


pekerjaan ataupun konteks lain

Ketika ingin mengutarakan pendapat di dalam suatu


kelompok

INTINYA: saat ingin menyampaikan pendapat/keinginan


kita yang berbeda dari orang lain. Terutama jika mungkin
hal tersebut merupakan hal yang tidak enak didengar
oleh pihak lain
Cara melakukan komunikasi asertif
a. Kenali gaya komunikasi yang kamu miliki
Perhatikan bagaimana kamu biasanya bicara dengan orang lain.
- Kecenderungan menyalahkan orang lain?
- Kecenderungan untuk diam saja dan tidak memberi pendapat?
- Kecenderungan untuk bilang “YA”?
b. Belajar untuk BERANI bilang ‘tidak’
Belajar untuk bilang tidak. Ketika kamu merasa tidak setuju dengan
apa yang disampaikan orang lain, utarakan perasaanmu. Mengatakan
tidak bukan berarti kamu egois atau tidak memikirkan sekitarmu.
c. Berlatih mengucapkan apa yang ingin disampaikan.
Berlatih dengan suara yang dapat kamu dengar dengan
skenario sehari - hari.
d. Gunakan gaya komunikasi non-verbal yang mendukung.
Ketika ingin berkomunikasi dengan asertif, usahakanlah
untuk “terlihat” percaya diri dan atentif terhadap lawan
bicaramu. Gunakan intonasi suara yang pas, tegakkan postur
tubuh, dan ekspresi yang sesuai.
e. Perhatikan emosi anda.
Perhatikan perasaan kamu. Apakah sekiranya emosimu mendukung
untuk mengutarakan pendapat dengan jelas? Jika tidak, lebih baik
untuk kamu diam sejenak dan meredakan emosi tersebut.
f. Mulai secara perlahan
Sebelum kamu mencoba untuk berkomunikasi asertif kepada orang
asing, latih lah dulu dengan orang terdekat
g. Jika belum berhasil, COBA LAGI. Selalu ada kesempatan untuk
remedial. Selama masih bisa bernafas, kita selalu bisa remedial :)
Tantangan yang dihadapi ketika berkomunikasi
asertif

a. Kamu tidak mengetahui apa yang dimau


Banyak hal yang terpendam dan belum pernah diungkapkan
sepenuhnya.
Maybe you’re too busy focusing on others.

b. Kamu lupa jika orang lain adalah manusia juga


Merasa orang lain lebih hebat sehingga mereka tidak pantas diberikan
pendapat yang berbeda. Kamu merasa kamu tidak ada apa-apanya.
c. Pikiran bahwa yang kamu inginkan tidak penting
Ini membuatmu memendam perasaan. Tanamkan dalam
dirimu kalau apa yang kamu ingin sampaikan adalah penting.
“You are also a human being, as human as the other”

d. Merasa insecure
Tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki dan meragukan
dirimu.
“No body is perfect”.

e. Merasa diri yang paling BENAR dan BERHAK


Cara mempertahankan komunikasi asertif
Lakukan secara konsisten dan berulang (the habit loop).
Semakin sering kita melatih diri kita untuk menggunakan
komunikasi asertif dengan orang - orang di sekeliling kita,
semakin tinggi juga kita dapat mempertahankan
komunikasi asertif tersebut.

Learning by doing and practicing.

Selalu ada hari baru untuk


mencoba dan belajar lagi
Tidak ada jaminan 100% bahwa apa yang kita minta
PASTI diterima, tapi setidaknya kita sudah mencoba
usaha terbaik dan bisa tetap menjaga relasi yang baik
THANK YOU
QnA
Link post test

Silahkan buka link berikut:

http://bit.ly/PostTest1Asertif
Komunikasi
Asertif :
Kunci Menyatakan
Perasaan dengan
Jujur
Webinar Satu Persen
Sebelum memulai
webinar, yuk isi
pre test ini.
Silahkan klik link berikut:

http://bit.ly/PreTest2Asertif
GROUND RULES

● Ambil posisi duduk yang nyaman dan rileks agar Perseners bisa mengikuti materi dengan
baik dan diperbolehkan untuk menyiapkan cemilan.
● Siapkan diri Perseners untuk fokus dan mencatat hal yang penting.
● Jika ingin bertanya silahkan tulis di kolom QnA.
● Webinar ini tidak mengakomodir pertanyaan yang diajukan di kolom chat Zoom dan fitur
‘raise hand’.
● Namun, Perseners diharapkan tidak spamming di kolom chat.
● Pertanyaan yang diajukan di QnA tidak mengandung SARA.
● Tidak memancing keributan.
Challenge

Perseners harus post dua story Instagram yang terdiri dari:


- Foto/video momen saat webinar berlangsung
- Story dengan template yang sudah disebar di grup
Telegram. Template-nya jangan lupa diisi ya Perseners!

Ketentuan
1. Kedua story tersebut harus tag Instagram
@satupersenofficial dan @webinar.satupersen, serta
menggunakan hastag #W1_KomunikasiAsertif
2. Pastikan Instagram kamu tidak di-private dan post story
tersebut paling lambat hari ini jam 23.59 WIB!

Berhadiah Webinar “Menjalani Hidup Produktif


dan Sehat Mental” untuk tiga orang pemenang
Tentang Pembicara

Ifandi Khainur Rahim, S.Psi.


CEO, Co-Founder, dan Mentor Satu Persen
S1 Psikologi Universitas Indonesia

Berpengalaman dalam menangani masalah:


Mengenali diri
Stres
Tujuan hidup
Interaksi sosial
Mental health
Anger management
Filsafat
Pendidikan
Komunikasi
Asertif :
Kunci Menyatakan
Perasaan dengan
Jujur
Webinar Satu Persen
Cara Bersikap
Asertif dalam
Keseharian
Ifandi Khainur Rahim, S.Psi.
(Co-Founder, CEO, dan Mentor Satu Persen)
Pernah Kan Berada di Posisi Ini
Kejadian tersebut kurang enak
bukan?
Akhirnya kita hanya akan
menempatkan posisi kita di situasi
yang sama terus-menerus.
Nah, situasi seperti ini bisa
kita hindari jika kita
menggunakan cara
berkomunikasi yang lebih
tepat, yaitu
komunikasi asertif.
Komunikasi asertif itu penting.
Sayangnya, hal ini nggak diajarin di
sekolah dan di rumah. Sama teman
juga tidak dipakai.
Akhirnya kita jadi tidak sadar
apakah cara berkomunikasi kita
sudah baik atau belum.
Alasan Kenapa
Satu Persen Ada
Perlu lembaga selain sekolah yang mengajarkan
hal penting dalam hidup di dalam dunia yang
selalu berubah ini.

Satu Persen - Indonesian Life School: Sekolah


Kehidupan Tempat Masyarakat agar Bisa Belajar
dan Berkembang Menuju #HidupSeutuhnya

Nah, sebagai sekolah, Satu Persen sudah


membentuk kurikulum.
Kurikulum Satu Persen
untuk menuju masyarakat yang #HidupSeutuhnya

Hal lain yang bisa


Aktualisasi diri lewat kontribusi kepada termasuk ke dalam
masyarakat dan dunia. kurikulum:
1) Kesehatan Fisik
2) Literasi Finansial
Mengetahui bagaimana mencapai tujuan 3) Filsafat Kehidupan
jangka panjang secara efektif dan efisien. 4) Lifestyle Alternatif
(minimalism)
Berhubungan baik dengan orang lain
(teman, pasangan, keluarga).

Mengenali diri dan tujuan jangka panjang.

Menyelesaikan gangguan mental dan fisik


agar ada di titik fungsional.

Sikap dan penalaran kognitif untuk dapat


belajar dengan efektif dan efisien.
Kesadaran bahwa terdapat masalah dalam
diri. Mengetahui urgensi untuk belajar.
The Fundamentals & Basic Skills
Cara Belajar yang Efektif

Fokus Catat Relate Action Plan


Dengarkan Catat di Coba hubungkan Buat perencanaan,
secara aktif notebook, materi dengan dan laksanakan
kertas, atau hp kehidupan sehari-hari rencana tersebut
Bagaimana Cara
Membangun
Komunikasi
Asertif?
Cara Membangun Komunikasi Asertif

1. Kenali tipe komunikasi.


2. Lihat lawan bicara: Empati.
3. Ambil waktu sejenak.
4. Sampaikan perasaan, bukan
tuduhan.
5. Berikan feedback.
#1 Kenali Tipe Komunikasi
Langkah paling awal untuk memulai komunikasi
asertif adalah dengan mengetahui apa tipe
komunikasi yang telah lo gunakan.

● Pasif
● Agresif
● Asertif
● Pasif-Agresif
Ciri-ciri

Pasif Asertif Agresif Pasif-Agresif


Takut mengutarakan Berani mengutarakan Berani mengutarakan Berusaha
kebutuhan, keinginan kebutuhan, keinginan, kebutuhan, keinginan, menunjukkan
dan perasaan dan perasaan dan perasaan dengan kekecewaan dan
Memilih diam Jujur dan terbuka lugas marah melalui
Memaksakan perilaku yang
Mengiyakan pendapat Menghargai hak mengganggu
orang lain pribadi dan tidak kehendak dan
melanggar hak orang menekan orang lain Menyindir, diam,
Menghindari konflik terserah, gosip
lain Marah/berkata kasar
Tidak memedulikan
hak orang lain

I’m NOT Okay I’m Okay I’m Okay I’m NOT Okay
VS VS VS VS
You’re Okay You’re Okay You’re NOT Okay You’re NOT Okay
Dari mengenal tipe komunikasi yang sebelumnya
digunakan. Lo akan tahu perubahan apa yang
harus dilakukan.

Lo juga bisa menyadari kalau gaya berkomunikasi


yang dipakai sebelumnya memiliki kerugian yang
berdampak pada diri sendiri atau orang lain.
Misalnya, apakah selama ini pasangan lo merasa
lo susah untuk diajak berbicara, menghindar dari
diskusi atau malah sering tidak mendengarkan
pendapat orang lain.
#2 Lihat Lawan Bicara: Empati
Setelah itu coba lihat situasi seperti apa
yang lo dan lawan bicara hadapi.

Situasi tertentu dapat membuat orang


berkomunikasi dengan cara yang
berbeda.

Jadi, pastiin lo kenal dengan situasi yang


dihadapi agar bisa merespon dengan
tepat.
Contoh:
Ketika seseorang marah, gaya bicara
dan intonasi mereka akan berbeda.
Mungkin suara mereka akan lebih keras
dari biasanya.
Untuk merespon keadaan seperti ini,
gunakanlah empati. Coba pikirkan,
apakah kalau lo membalas dengan
intonasi yang tinggi masalahnya akan
selesai?
Mungkin, kalau kita
melawan balik, malah makin
menambah masalah.

So, jangan lupa


menggunakan empati
dalam berkomunikasi ya!
#3 Ambil Waktu Sejenak
Ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri
dan memikirkan respon terbaik untuk konflik
yang kamu hadapi.

Mengambil waktu sejenak sekitar 5-10 menit akan


lebih baik daripada mengakhiri konflik tersebut
dengan pertengkaran.

Komunikasikan dengan lawan bicaramu kalau


kamu ingin meminta waktu sejenak untuk dapat
memproses situasi dengan lebih baik.
Wait, tapi kalo
misalkan kita lagi
nggak bisa
mengambil jeda
sebentar.
Kita harus gimana?
Dalam situasi tertentu di mana kalian nggak bisa jeda sejenak.
Lakukanlah langkah berikut:

● Tarik nafas yang dalam


Tarik nafas yang dalam lalu keluarkan, hal ini akan mencegah kita
dari perasaan penat dan jenuh. Ini juga akan membantu kita untuk
tetap berpikir jernih.
● Ingatkan lawan bicara akan batas waktu
Cobalah untuk mengingatkan lawan bicara akan batas waktu yang
ada. Ingatkan secara baik dan gunakan penekanan.
● Fokus kepada fakta yang ada
Berikan respon kepada lawan bicara dengan mengingatkan dia
tentang apa fakta yang ada saat ini.
● Bertanya secara efektif
Ketika kamu mendengar kalau lawan bicaramu kurang setuju
akan sesuatu. Cobalah tanya kepada mereka akan alasan spesifik
terhadap hal tersebut. Minta mereka untuk memberi kejelasan
bukan hanya opini “setuju” atau “tidak”.
● Minta pendapat di orang sekitar
Jika memungkinkan, ajak orang di sekitarmu untuk memberikan
pandangan mereka.
● Sediakan waktu khusus
Jika kamu merasa pembicaraannya akan melibatkan hal yang
sensitif, informasikan kepada lawan bicara kalau pembicaraan
akan dilanjutkan atau dibahas di forum lain.
#4 Sampaikan Perasaan, Bukan Tuduhan

Ketika ingin mengutarakan pendapat. Gunakan kata


yang jelas dan terstruktur. Selain itu, coba mulai
mengatakan sesuatu dengan kata “saya”.

Contoh: “Saya merasa….., “Saya pikir….”, “Saya ingin…”.

Hindari menggunakan kata-kata yang


menggambarkan tuduhan.

Contoh: “Lo tuh X!”, “Gimana sih …..”, “Ih, masa….”


#5 Beri Feedback Terhadap Perilaku

Saat memberikan tanggapan kepada lawan


bicara, pastikan kamu memberikan
feedback kepada perilakunya bukan
kepribadiannya.

Berikan feedback pada momen yang tepat.


Lihat situasi sekitar dan pastikan feedback
yang diberikan itu spesifik agar lawan
bicara mengerti apa yang kita utarakan.
Contoh Komunikasi Asertif di Keseharian

X: “Eh nanti jam 3 sore, kamu pergi ke sini ya


untuk mengambil beberapa stok barang.”

Y: “Maaf X, saya tidak bisa melakukannya


karena sedang mengerjakan pekerjaan lain.”

X:”Tapi ini beneran sebentar aja kok, kamu


pergi aja ya.”

Y:”Sebelumnya maaf sekali, tapi saya sedang


mengerjakan pekerjaan lain.”
“Being assertive does not mean
attacking or ignoring others feelings. It
means that you are willing to hold up for
yourself fairly-without attacking others.”
Albert Ellis
Tips Menerapkan
Komunikasi Asertif di
Kehidupan Sehari-hari
Tips Untuk Menerapkan Komunikasi Asertif

1. Metode T.H.I.N.K
2. Active Listening
3. Objektif dan Jujur
4. Fogging
5. Be a broken record
#1 Metode T.H.I.N.K
Gunakan metode sebelum kita
memutuskan untuk berbicara kepada
orang lain

T : Is it True?
H : Is it Helpful?
I : Is It Inspiring?
N : Is It Necessary?
K : Is it Kind?
#2 Active Listening

Cobalah untuk mendengarkan lawan bicara


yang kita hadapi. Perhatikan dengan baik
apa yang mereka katakan.

Hindari perbuatan seperti:


● Hanya menerima pendapat yang sejalan
dengan pikiran kita.
● Tidak memperhatikan lawan bicara.
● Mengalihkan pandangan ke hal lain.
● Memotong pembicaraan lawan bicara.
Nah, untuk kalian yang
ingin menambah
kemampuan active
listening.

Kalian bisa banget loh


belajar bareng kita
di acara BMHT.
AYO DAFTAR PROGRAM
BASIC MENTAL HEALTH TRAINING

satupersen.net/layanan/kelas/basic-mental-health-training
#3 Objektif dan Jujur

Dalam berkomunikasi asertif kita harus membuka pandangan


kita terhadap banyak hal. Kita tidak boleh asal menghakimi
pendapat orang lain sebagai salah.

Selama yang disampaikan lawan bicara adalah hal yang


benar dan ini dapat didukung dengan fakta. Kita harus
Mengakui kebenaran tersebut.

Cobalah untuk menjadi objektif dan jujur dalam berbicara.


Eh tapi kalau kita
berkomunikasi di situasi
yang benar-benar sulit.
Apa yang harus kita
lakukan?
#4 Fogging

Teknik ini dapat kalian gunakan ketika lawan


bicara sulit untuk mengerti apa yang kalian
utarakan dan mengkritik kalian dengan cara
yang tidak baik.

Teknik ini meminta kalian untuk tidak


merespon lawan bicara dengan gaya
berkomunikasi yang defensif.

Dengan begitu, keadaan tidak akan


memanas dan konfrontasi juga terhindar.
#4 Fogging
Dalam melakukan fogging, ingatlah hal
berikut:
● Hindari memberikan respon balik
dengan kritik.
● Hindari membawa perasaan (baper)
dalam menerima kritik.
● Cobalah untuk tidak membalas
lawan dengan defensif.
● Cobalah untuk mengakui kritik yang
diberikan ketika hal itu adalah hal
yang benar.
#5 Be a Broken Record
Jika lawan bicara terus memaksamu dan kamu
keberatan, sampaikan keberatan yang kamu
rasakan dengan kalimat yang sama secara terus
menerus.

Contoh:
A : “Tolong belikan air untukku.”
B : “Maaf aku tidak bisa karena aku sedang
mengerjakan hal lain.”
A : “Aku akan kasih upah.”
B : “Maaf aku tidak bisa karena aku sedang
mengerjakan hal lain.”
A : “Jadi kamu benar tidak mau?”
B : “Bukan tidak mau, tapi maaf aku sedang tidak
bisa karena aku sedang mengerjakan hal lain.”
Perlu kalian ketahui, dalam
berkomunikasi sehari hari kita
bisa mencoba untuk menjadi
asertif. Tapi hal ini butuh proses.

Kalau tidak langsung bisa


gapapa kok, santai aja.
Filosofi Santuy
Mungkin akan ada beberapa dari kalian yang
belum bisa memulai sekarang. Ada yang masih
merasa komunikasinya itu pasif atau sungkan
untuk tiba-tiba mengubah gaya
berkomunikasi.

Hal ini tidak apa apa. Mulai saja secara perlahan


dan santai saja dalam menikmati proses
pembelajarannya.

Take your time and relax.


Selain santai dalam mempelajari
komunikasi asertif. Kalian juga harus ingat
kalau dalam keseharian akan ada saat di
mana pendapat kita itu dikritik atau
ditolak dengan lawan bicara.

Jika hal ini terjadi, cobalah menerima kritik


tersebut dengan santai.
Ingat, tidak semua hal dapat kita
kendalikan. Termasuk cara
berkomunikasi yang dilakukan oleh lawan
bicara kita.

Jadi, teruslah berusaha untuk


memberikan respon yang asertif dan
jangan putus asa dalam menerapkannya.
Berkomunikasi secara asertif akan
memberikan dampak positif kepada
diri kita sendiri dan lawan bicara kita.

Dengan berkomunikasi secara asertif


kita dapat menjalin hubungan baik
dengan lawan bicara, memahami
mereka dengan lebih baik, menambah
relasi, dan menumbuhkan rasa hormat
antar sesama.
“The biggest difference between being
assertive and being aggressive is how your
words and behaviours affect the
well-being of others.”

-Sharon Anthony Bower-


THANK YOU
QnA
Link post test

Silahkan buka link berikut:


http://bit.ly/PostTest2Asertif
Flash Sale
Webinar “Langkah Perencanaan
Hidup untuk Masa Depan”
Benefit:
Akses selamanya.
Tes psikologi.
Tugas worksheet.
Sertifikat

atau Daftar Sekarang di :

https://satu.bio/flashsale-asertif-maret
Cari tahu layanan lainnya dari Satu Persen di:

https://satupersen.net/

Anda mungkin juga menyukai