Anda di halaman 1dari 3

Latihan asertif atau asertif training merupakan salah satu Teknik konseling yang digunakan untuk

membantu klien membangkitkan perilku asertif dalam dirinya.

Perilaku asertif merupakan suatu kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan atau
diinginkan kepada orang lain, tapi tetap memperhatikan hak-hak asasi dalam dirinya maupun hak-hak
asasi orang lain.

Tujuan penggunaan asertif training :

1. Untuk membantu klien agar dapat mengekspresikan emosi dalam dirinya


2. Untuk membantu klien untuk mengungkapkan hak asasinya tapi tetap memperhatikan hak asasi
orang lain
3. Meningkatkan kepercayaan diri klien

Misal :

Ada teman kalian yang mengajak jalan-jalan, tapi kalian sebenarnya lagi sibuk. Tapi, kalian tetap
menerima ajakan tersebut hanya karena tidak enak dengan teman kalian.

Masih ragu untuk mengatakan kata”tidak” ?

Suka gak enakan sama orang ? Sedikit-sedikit gak enak hehe

Bingung cara menyampaikan pendapat yang baik agar tidak menyakiti orang lain ?

Mungkin teman-teman sekalian pernah tidak sih merasakan misalkan nih, suatu peristiwa teman-teman
dihadapkan pada sebuah diskusi, kemudian ada diantara teman-teman yang berpendapat, kemudian
teman-teman sebenarnya tidak setuju dengan pendapat mereka, tapi karena situasi dan kondisi, teman-
teman iyakan saja.

Sebenarnya dalam hati teman-teman mengatakan tidak, pernah tidak sih mengalami seperti itu ?

Kenapa sih kita perlu asertif ? Kalau kita asertif kita bisa menjalin komunikasi lebih efektif. Karena apa?
Saling menghargai dan saling bisa menghormati satu sama lain. Jadi, kesimpulannya I’m Okay, You’re
Okay.

Yuk kenalan dengan, Apasih itu Asertif ?

Asertif adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada orang lain atau lawan bicara kita,
menyampaikan perasaan dengan jujur dan apa adanya secara terbuka, dengan tidak menyakiti lawan
bicara kita atau tetap menghargai hak dan perasaannya.
Bisa dipahami ?

“Ketika tidak asertif”

Ketika kita tidak bisa asertif :

1. Menjadi beban bagi pikiran kita, yang membuat kita tidak nyaman atau menjadi kecemasan
berkepanjangan
2. Kita juga akan terhambat perkembangan dalam berkomunikasi, karena kita tidak bisa mandiri.,
bergantung dengan orang lain. Sebenarnya kita ingin mengatakan sesuatu tapi terhambat,
kenapa ? karena kita tidak berani menyampaikan. Nah ini yang sangat mengganggu sekali.

Contoh penerapan asertif dalam kehidupan sehari-hari.

Si A kecewa dengan si B karena pernah dibohongi. Kalimatnya seperti ini.

Saya sebenarnya sangat sedih, sangat marah dan malu. Karena dirimu tidak jujur denganku. Baiklah,
kalua begitu saya maafkan tapi jangan diulangi lagi ya.

Daripada,

Kamu itu pembohong.

Lebih menyakitkan mana coba ?

Seperti itu ya, teman-teman.

Bagaimana sih caranya kita Latihan asertif ?

1. Tentukan sikap yang pasti Ya atau Tidak.


Kita harus menentukan sikap “Iya atau tidak”. Kita harus betul-betul memikirkan hal ini, kita
putuskan terlebih dahulu kira-kira iya atau tidak sih ? sebelum pada akhirnya menyesal. Jika iya,
kita pikirkan matang-matang terlebih dahulu agar kita lebih percaya diri.
2. Mintalah klarifikasi jika dirasa belum jelas.
Jika belum jelas dengan apa yang diharapkan, cobalah diklarifikasi untuk mendapatkan data-
data yang akurat sehingga tidak menimbulkan miss komunikasi.
3. Berilah penjelasan penolakan dengan singkat jelas dan logis.
Berilah penjelasan atas penolakan dengan cara singkat, padat, jelas dan logis. Karena jika kalmat
terlalu Panjang akan membingungkan dan bisa menyebabkan miss komunikasi dengan lawan
bicara.
4. Menggunakan kalimat yang tegas
Bisa menggunakan kata-kata yang tegas. Contohnya, saya tidak setuju. Daripada sepertinya saya
kurang setuju. Nah ini, kalua kata-kata yang kedua ini kurang efektif ya teman-teman karena
kurang asertif. Kalua kata-kata asertif itu to the point, dengan tegas saya tidak setuju. Seperti
itu.
5. Bahasa tubuh sinkron dengan verbalisasi (ucapan)
Pastikan Bahasa tubuh sinkron dengan ucapan kita, misalkan saya tidak setuju tapi kok malah
ketawa-ketawa. Kan aneh.
6. Jangan mudah merasa bersalah.
Karena kita sudah melakukan Latihan asertif, misalkan wah sepertinya kok saya insecure ya, saya
merasa bersalah ya, saya merasa takut. Tidak perlu merasakan hal seperti itu secara berlebihan
7. Negosiasi
Bisa negosiasi, agar apa? Agar tidak ada pihak yang tersakiti agar sama-sama nyaman dan tidak
ada pihak yang tersakiti.

Anda mungkin juga menyukai