Anda di halaman 1dari 28

Komunikasi Efektif dalam

bimbingan klinik dan perilaku


asertif

Pertemuan 6
Oleh : Izattul Azijah, SST, M.Kes
Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan, ide, sikap/gagasan) dari
komunikator untuk merubah/membentuk
perilaku komunikan (pola, sikap,pandangan
dan pemahaman) ke pola pemahaman yang
dikehendaki bersama.
Unsur-unsur komunikasi
Komunikator
Pesan (Massage)
Komunikan
Media
Umpan balik (Feedback)
Hukum komunikasi yang efektif

1. Respect
2. Empathy
3. Audible
4. Clarity
5. Humble
Respect
Sikap menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang disampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai
merupakan hukum pertama dalam
berkomunikasi.
Empathy
Empati adalah kemampuan untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan
kita untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain.
Audible
Makna dari audible adalah dapat
didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar
terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan
Clarity
Kejelasan (clarity) dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang
berlainan. Karena kesalahan penafsiran
atau pesan yang menimbulkan berbagai
penafsiran akan membawa dampak yang
tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan atau transparansi.
Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi


yang efektif adalah sikap rendah hati (humble).
Komunikasi Efektif dalam Bimbingan
Klinik

 Hubungan terapeutik antara perawat/bidan dengan klien


telah dipelajari dan harus diterapkan pada saat praktek
klinik, sayangnya peserta didik jarang sekali merasakan
hubungan yang terapeutik dengan pembimbing
walaupun prinsip yang sama dapat digunakan. Jika
pembimbing berperan sebagai “Role Model” dengan
melakukan komunikasi terbuka dan jujur, saling
percaya, mendorong peserta didik mengungkapkan
fikiran, perasaan, mungkin peserta didik akan lebih
cepat belajar hubungan terapeutik yang dapat diterapkan
pada klien.
Situasi yang memfasilitasi proses pembelajaran
klinik adalah kesiapan peserta didik dan
pembimbing klinik yang memberikan dukungan
emosional dengan menciptakan suasana yang
kondusif dan tidak mengancam.

Beberapa karakteistik pembimbing yang


diharapkan adalah : humor, respect
(memperhatikan dan menghargai), dan antusias.
Peserta didik perlu merasakan sukses akan kerja
dan upayanya. Pembimbing perlu melakukan
pendekatan yang positif dengan memberikan
“reinforcement” terhadap keberhasilan peserta
didik, memberikan informasi dan arahan terhadap
hal yang belum tepat.

Pembimbing klinik yang tidak supportif memberi


dampak besar terhadap kemampuan belajar
peserta didik yang disebabkan kecemasan.
Strategi Hubungan Pembimbing –
Peserta Didik

 Tunjukkan pandangan positif pada diri sendiri dan orang lain


 Terima peserta didik dengan ihlas
 Mengembangkan respon pada lingkungan
 Menggunakan komunikasi yang wajar, terbuka dan sentuhan
pribadi
 Demonstrasikan empati
 Contoh peran dan nara sumber
 Tekankan tanggung jawab peserta didik dalam pembelajaran
 Beri kesempatan pengalaman belajar yang sukses
 Beri penghargaan dan evaluasi yang jujur
Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk
mengomunikasikan pikiran, perasaan dan
keinginan secara jujur pada orang lain tanpa
merugikan orang lain. Apabila kita mampu
mengungkapkan perasaan negatif (marah,
jengkel) secara jujur sesuai dengan apa yang
kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain,
maka kita telah mampu berperilaku asertif.
Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas
untuk mengungkapkan perasaan yang positif
(senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku
menyerang orang lain dengan kata-kata
yang kasar, mempermalukan, merendahkan,
melecehkan, menyalahkan, marah-marah
yang cenderung merugikan orang lain.

NON ASERTIF : tidak mengekspresikan


pikiran dan perasaan pada orang lain
dengan tidak mengatakan apapun dan
menggerutu dalam hati yang sama sekali
tidak dipahami oleh orang lain.
Melatih Pribadi Asertif, BUKAN
AGRESIF
Kepribadian Asertif
1. Orang asertif memiliki pandangan positif perihal pendapat dan perilakunya. Pada
saat yang sama, mereka tetap menghormati pikiran dan tindakan orang lain.
2. Orang asertif biasanya berbicara jujur tentang pendapat mereka secara sopan
tanpa harus menyakiti perasaan orang lain.
3. Orang asertif termotivasi untuk mencapai tujuan serta apa yang mereka inginkan.
Pada saat yang sama, mereka juga berusaha menghormati orang lain serta
mengajak maju bersama.
4. Orang asertif membuat kontak mata saat berbicara dengan orang lain. Ekspresi
matanya cenderung tenang dan tidak agresif.
5. Orang asertif melihat semua orang memiliki kedudukan yang sama. Pendekatan
mereka cenderung lebih demokratis.
6. Orang asertif memiliki postur lurus tanpa membungkuk dan ekspresinya
umumnya santai. Cara komunikasi asertif adalah berbicara ‘to the point’ tanpa
berbelit-belit
Kepribadian Agresif
1. Orang agresif merasa bahwa hanya pendapatnya yang memilki bobot
dan menganggap orang lain tidak mampu mengambil keputusan.
2. Orang agresif akan berbicara keras untuk membuat orang lain
mendengarkannya. Mereka biasanya memiliki keterampilan
mendengarkan yang buruk.
3. Orang agresif berusaha mencapai tujuan dan impian mereka dengan
cara menyakiti orang lain atau dengan menginjak harga diri orang lain.
4. Orang yang agresif cenderung memelototi orang lain agar tunduk
tanpa melawan.
5. Orang agresif menempatkan dirinya diatas orang lain dan bersikap
kasar.
6. Postur orang agresif cenderung berjarak dan kaku dengan ekspresi
7.
mengancam di wajahnya.
Karakteristik Orang Asertif
Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan
perasaan pada orang lain.
Meminta pertolongan pada orang lain pada saat
membutuhkan pertolongan.
Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang
bingung.
Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain,
mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur
dan terbuka.
Memandang wajah orang yang diajak bicara pada
saat berbicara dengannya.
Pada saat tidak ingin melakukan sesuatu
pekerjaan, mampu berkata tidak.
Komunikasi asertif juga akan menuntun
seseorang untuk memutuskan antara
mengatakan ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk
situasi tertentu. Sebaliknya, orang yang
kurang asertif cenderung selalu berkata
‘ya’ meskipun sebenarnya dia tidak
berada dalam mood untuk melakukan
hal tersebut.
Manfaat menjadi asertif

Bebas dari konflik internal


Meningkatkan percaya diri
Membantu mengelola stres
Hidup yang tidak terikat dan bebas
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Asertif

Jenis Kelamin
Harga diri
Pola asuh orang tua dan lingkungan
Kebudayaan
Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan dan lama kerja
Kondisi sosial ekonomi dan intelegensi
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor
tersebut dapat mempengaruhi cara kita
berinteraksi dengan orang lain :
◦ Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk
mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut
orang lain tidak menyukai kita dan takut
mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat
mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika
dewasa.
◦ Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan
emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita
berperilaku agresif ketika dewasa.
◦ Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil
pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :

I’m not OK – You’re OK. 


I’m OK – You’re not OK
I’m OK – You’re OK
Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
 Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa
percaya diri.
 Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran
dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
 Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak
bicara.
 Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara
jujur dan terbuka pada orang lain.
 Apabila Anda tidak ingin melakukan suatu pekerjaan
maka katakan “tidak” (dengan kata-kata, nada, alasan
yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
 Responslah emosi Anda dengan cara yang sehat untuk
menghindari perilaku agresif.

Anda mungkin juga menyukai