1. Konsep Dasar
Banyak Pakar memberikan definisi yang berbeda tapi sama (satu makna)
a. Asertif adalah sikap di mana seseorang mampu bertindak sesuai dengan keinginannya,
membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Selain itu, bersikap asertif juga
berarti mengkomunikasikan apa yang kita inginkan secara jelas dengan menghormati
b. Sikap asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, perasaan, dan
kepentingan secara langsung kepada siapapun. Namun sikap asertif ini jangan disamakan
dengan sikap agresif. Sikap asertif bersifat jujur, obyektif, tidak dipengaruhi oleh
c. Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur, wajar
d. Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari
perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang
e. Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan
bukan sikap negatif, asertif bukan agresif yang selalu merugikan orang lain, asertif
bukan perilaku permisif/pasif yang selalu merugikan diri sendiri, bahkan menurut
penelitian di Amerika, dikatakan bahwa perilaku agresif dan permisif/pasif
1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, atau
5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.
8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai
apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan
tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).
percakapan
konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam
perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya. Sebagai contoh ingin marah tapi tetap
berespon manis. Klien yang dapat dibantu menggunakan teknik ini adalah klien yang
seperti berikut :
daripadanya
e) Orang yang merasa tidak mempunyai hak untuk menyatakan perasaan dan pikirannya.
INDIKATOR KEASERTIFAN
Kontak Mata Melihat orang lain langsung di matanya, ataupun cukup melihat di
Ekspresi Wajah Menyatakan emosi positif dan negative anda dengan tepat, tetap
seseorang
merendahkan
2. Komponen
Protocol), meliputi:
1. Assertiveness training usually begins with a didactic presentation of (a) the rationale
for the use of assertive behavior; (b) definitions of assertiveness, passiveness and
aggressiveness; and (c) the basic content and procedural guidelines that govern
assertive behavior
2. Self-monitoring assignments are given and in-session role plays are undertaken to
3. For the particular skill set being targeted, the verbal content of a sufficiently
assertive response is delineated and the appropriately assertive delivery of that verbal
4. The client practices assertive behaviors in the context of in-session role-plays that are
5. The evaluation of the role-play performance should always begin with the solicitation of
comments from the client. This strategy allows the therapist to (a) evaluate the client’s
understanding of the verbal and nonverbal behaviors that comprise the assertive
response and (b) evaluate the accuracy and objectivity with which the client evaluates
burden and to provide specific, visual evidence for performance problems and
6. Feedback is provided by the therapist and/or confederate and instructions for further
7. Real-world practice of assertive behavior is next. Again, the client provides a technical
establishes the contribution of combined therapies above and beyond the independent
3. Tujuan
Teknik ini dugunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama
posistif lainnya. Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan
konselor. Diskusi-diskusi kelompok juga dapat diterapkan dalam latihan asertif ini.
Tujuan utama latihan asertif adalah untuk mengatasi kecemasan yang dihadapi oleh
seseorang akibat perlakuan yang dirasakan tidak adil oleh lingkungannya, smeningkatkan
kemampuan untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta
1. Mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara sehingga
apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan atau tidak
3. Mengajarkan pada individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian rupa
4. Manfaat
Sikap asertif memengaruhi banyak segi kehidupan kita. Orang yang asertif
cenderung memiliki konflik yang lebih sedikit dengan orang lain, artinya stres dalam
hidup mereka berkurang. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dan juga
menolong orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan memiliki
hubungan yang saling mendukung, orang yang asertif memiliki orang-orang yang dapat ia
andalkan. Hal ini menjauhkan mereka dari stres sehingga tubuh dan jiwa mereka juga
5. Tahap-tahap
b. Membantu individu mengidentifikasi dan menerima hak-hak pribadi dirinya dan orang
lain.
c. Mengurangi hambatan kognitif dan afektif yang menghambat aktualisasi sikap asertif.
dalam pelatihan.
berikut:
kecemasan yang dihadapi, motivasi untuk mengatasi masalahnya, serta sistem dukungan.
2. Pilih salah suatu situasi yang akan diatasi, dengan memilih terlebih dahulu situasi yang
3. Analisis situasi, yaitu dengan menunjukkan kepada klien bahwa terdapat banyak
memilih dan menentukan pilihan tindakan yang dianggap paling sesuai, mungkin, cocok,
layak dengan keinginan dan kemampuan klien serta memiliki kemungkinan pleuang
5. Mencobakan alternatif yang dipilih. Dengan bimbingan, secara bertahap klien diajarkan
6. Dalam proses latihan, hendaknya diperhatikan hal-hal yang terkait dengan kontak mata,
postur tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah, suara, pilihan kalimat, tingkat kecemasan
7. Klien diberi tugas untuk mencoba melakukan hal-hal yang sudah dibicarakan secara
SUMBER :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196002011987031-
SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/LATIHAN_ASERTIF.pdf Diakses tanggal
http://lutfifauzan.wordpress.com/2010/01/12/makalah-konseptual-assertive-training/ diaks
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual teori dan praktek. Bandung : Alfabeta.
VERBATIM
Ki Pak Mahmud Bu
Ko Nampaknya kamu terlihat sangat lesu, apa ada yang ingin Kalimat Penjembatan
dibicarakn dengan ibu?
Ki Itu dia bu, karena ada yang ingin saya bicarakan dengan
Sekolah
Ko Insomnia ya??.., cob aceritakann pada Ibu apa yang Lead Umum
Ki saya sendiri tidak tahu bu, padahal saya tidak pernah minum
kopi Bu
mengganjal pikiranmu
Ki Iya bu, saya sedang ada masalah dengan teman dekat saya.
Ko hmm...ya , Lalu apa kamu sudah mencoba untuk Acceptance & lead Khusus
Ki Belum Bu
mau menyelesaikannya
Ki Saya takut Bu
terselesaikan.
Ko Sebelumnya Ibu ingin tahu, ada masalah apa antara kamu Lead Umum
Ki Jadi begini Bu, Teman saya itu sering kali membuat saya
Ko Jadi dengan kata lain, kamu ingin sekali berkata pada Klarifikasi
Ki Iya bu
Ki Asertif?apa itu Bu
Ko Kamu harus latihan agar menjadi asertif. Mungkin dengan Latihan asertif
Ko Iya ana
pelajarn lagi.
selanjutnya
eukaristia at 06.12
Berbagi
‹
›
Beranda
eukaristia
semarang, jawa tengah, Indonesia
paranoid, anti-social, dependent, avoidant, narcissistic, histrionic, irritable, easily
offended, vindictive, high selfishness, emotional electorate, easy to criticize, arrogant,
spiteful, like to see others suffer, i love the way i am
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.