Anda di halaman 1dari 44

Assertiveness

(Ketegasan)
Kelompok 6 Hendra Afriyando (19340277)

Novi Oktavia Hutagaol (19340278)

Perawati Burun (19340279)

Renita Noviani Purba (19340280)

P S PA 3 9 Wahyudi Anggrian (19340281)

Asri Yani (19340282)


Gambaran Umum
Sikap Asertif

Mencoba menyelesaikan konflik


secara langsung tetapi dengan
cara yang menunjukkan rasa
hormat.
Definisi Sikap Asertif
Perilaku Pasif Perilaku Agresif Perilaku Asertif

Menghindari konflik Berusaha untuk Ekspresi langsung dari


dengan segala cara. "menang" dalam situasi ide, pendapat, dan
konflik. keinginan.
Acuh tak acuh atau Membela diri sendiri dan
Menempatkan kebutuhan menyelesaikan masalah
orang lain di atas memusuhi perasaan,
pikiran, atau kebutuhan antarpribadi dengan cara
kebutuhan sendiri. yang tidak merusak
orang lain.
Melihat diri sebagai Mengarah pada hubungan.
korban yang menjadi konsekuensi jangka Keterampilan diperlukan
sasaran manipulasi orang panjang yang negatif. untuk komunikasi yang
lain. tegas.
Landasan Teoritis
Menurut teori kognitif, keyakinan irasional yang dapat menyebabkan
orang merespon secara pasif atau agresif serta mengganggu ketegasan
diantaranya:
Takut akan penolakan atau kemarahan dari orang lain dan perlu
persetujuan
(semua orang harus menyukai saya dan menyetujui apa yang saya lakukan)
Terlalu peduli terhadap kebutuhan dan hak orang lain
(saya harus selalu berusaha membantu orang lain dan bersikap baik kepada
mereka)
Percaya bahwa masalah dengan ketegasan adalah karena karakteristik
kepribadian yang tidak dapat diubah dan, oleh karena itu, tidak dapat
diubah
(ini hanya bagaimana saya)
Standar perfeksionis
(saya harus kompeten dengan sempurna. Jika saya tidak, maka saya gagal.
Yang lain juga harus benar-benar kompeten dan layak dikritik jika tidak.)
Teknik Asertif

Memberikan Umpan Balik Menjadi Persisten

Mengundang Umpan Balik Dari


Reframing
Orang Lain

Pengaturan Batasan Mengabaikan Provokasi

Membuat Permintaan Menanggapi Kritikan


Memberikan Umpan Balik

Memberitahu orang lain bagaimana kita menanggapi perilaku mereka dapat


membantu menghindari kesalahpahaman. Teknik untuk membuat komunikasi
menjadi tidak terlalu mengancam saat memberikan umpan balik negatif meliputi :

Umpan balik menggunakan pernyataan "Saya"


Umpan balik berfokus pada perilaku seseorang
yang berbentuk "Ketika kita [melakukan atau
daripada kepribadian
mengatakan] .....................Saya
merasa......................."
Umpan balik lebih bersifat deskriptif daripada
evaluatif Umpan balik lebih spesifik daripada umum

Umpan balik berfokus pada pemecahan


masalah.
Umpan balik berfokus pada reaksi kita sendiri
dan bukan niat orang lain. Umpan balik diberikan secara privasi
Mengundang Umpan Balik
Dari Orang Lain
Kita perlu berupaya mengundang umpan balik dari orang lain untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal kita. Sehingga kita dapat
mengidentifikasi bidang-bidang praktik profesional yang mungkin perlu
ditingkatkan dan mempromosikan hubungan yang lebih baik dengan orang
lain.
 Sebagai apoteker, kita harus secara rutin menilai kepuasan pasien dan mengundang
umpan balik tentang layanan kita.
 Sebagai seorang manajer, kita harus memberi tahu karyawan bahwa sugesti yang
diterima dari mereka tentang cara meningkatkan operasi farmasi.
Pengaturan Batasan

 Bertanggung jawab atas keputusan yang kita ambil tentang cara


membelanjakan sumber daya pribadi tanpa merasa kesal terhadap orang
lain karena mengajukan permintaan.
 Saat dihadapkan dengan permintaan, langkah pertama adalah memutuskan
seberapa banyak kita bersedia dalam memenuhi permintaan.
 Memberikan alasan atau tidak, tidak mengubah fakta bahwa kita memiliki
hak untuk membuat keputusan tentang bagaimana kita akan menghabiskan
waktu pribadi dan sumber daya finansial kita sendiri.
Membuat Permintaan

● Meminta apa yang kita inginkan dari orang lain secara langsung juga
diperlukan dalam hubungan yang sehat.
● Percaya bahwa orang lain akan dapat menanggapi permintaan kita dengan
cara asertif, termasuk mengatakan "tidak."
● Tidak boleh bereaksi berlebihan ketika seseorang menolak permintaan
kita dengan cara asertif.
Menjadi Persisten

● Seringkali ketika kita telah menetapkan batasan atau mengatakan


"tidak," orang akan mencoba membujuk kita untuk berubah pikiran.
● Jika kita terus mengulangi keputusan kita dengan tenang, kita bisa
bersikap asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa menyerah (pasif).
● Respons dengan mengulangi keputusan kita dengan tenang ini sering
disebut respons "broken record" (Smith, 1975),
● orang yang paling manipulatif sekalipun akan berhenti, tanpa
menyalahkan atau meningkatkan konflik.
Reframing
“Pintasan kognitif yang digunakan orang untuk membantu
memahami informasi yang kompleks“ (Kaufman et al, 2003)
Teknik Reframing yang dijelaskan oleh Kaufman dkk meliputi :
• Cari perspektif paling penting yang ingin dicapai oleh lawan bicara anda
• Ciptakan persepsi yang sama antara anda dengan lawan bicara anda
• Bangun kesepakatan bersama dan fokus pada persepsi yang sama untuk
tujuan jangka panjang
• Identifikasi peluang untuk mencari solusi bagi masalah yang masih ada
dengan menawarkan kompromi-kompromi
• Terakhir, identifikasi perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dijembatani dan
pada saat yang sama cari bagaimana menghindari konflik yang mungkin
terjadi
Contoh Percakapan
Pasien dan Apoteker
Pasien : Pelayanan farmasi anda kurang maksimal, obatnya mahal, lama, tempat duduknya
tidak nyaman, sy kecewa
Apoteker : Bagaimana Pak ? Apa yang membuat bapak kecewa ? Apakah harga obatnya mahal ?
Pasien : Saya tidak masalah sama harga obat, hanya sy kurang puas pelayanannya lama
sekali, sy sibuk banyak kerjaan
Apoteker : Oh, begitu, baik pak jadi bapak bermasalah dengan waktu pelayanan kami, kami akan
lakukan perbaikan sistem ke depannya pak sehingga waktunya tidak lama
Pasien : ya harus begitulah
Apoteker : Bapak, alamatnya dimana ? Mungkin lain kali kami bisa antarkan obatnya ke tempat
Bapak jika Bapak sibuk
Pasien : baiklah kalo begitu
Mengabaikan Provokasi

Mengabaikan komentar kritis orang lain dan berfokus secara eksklusif pada
penyelesaian masalah yang mendasarinya dapat melakukan banyak hal untuk
menjaga konflik agar tidak meningkat ke titik di mana hubungan tersebut
rusak.

Misalnya, pasien yang marah atau merasa tidak berdaya dapat menyerang
dengan serangan pribadi lalu Apoteker yang merasa dikritik secara tidak adil
dapat merespons secara agresif atau sarkastik.
Menanggapi kritik

• Bagi sebagian dari kita, kritik sangat menghancurkan karena standar


perfeksionis mustahil untuk dicapai.
• Dalam beberapa kasus, bahkan memiliki keinginan untuk
"membalas" dengan meluncurkan serangan balik pada orang yang
mengajukan kritik.
• Satu-satunya cara untuk menangkal perasaan semacam itu dan
mulai menghadapi kritik secara wajar adalah dengan mulai
menantang keyakinan mendasar yang tidak rasional yang membuat
kita takut akan ketidaksetujuan orang lain.
Asertif dan Pasien
Keterampilan asertif yang paling penting dalam hubungan dengan pasien
adalah kemampuan memulai komunikasi.

● Apoteker pasif biasanya bersembunyi di belakang meja, memberikan


resep kepada petugas untuk diberikan kepada pasien, dan umumnya
menghindari interaksi dengan pasien kecuali jika mengajukan pertanyaan
spesifik.

● Dengan cara ini, para apoteker pasif dapat menghindari potensi konflik
yang melekat dalam berurusan dengan orang-orang dan mampu
menyembunyikan perasaan tidak aman mereka sendiri dan ketakutan
karena tidak kompeten.
Asertif dan Pasien (2)

● Apoteker asertif keluar dari balik konter, memperkenalkan diri kepada


pasien, memberikan informasi tentang obat-obatan, dan menilai
penggunaan obat oleh pasien. dan masalah dengan terapi.

● Mendorong pasien untuk lebih tegas juga merupakan keterampilan


penting dalam meningkatkan komunikasi Anda dengan mereka.

● Selama kunjungan, Anda dapat secara aktif mengajukan pertanyaan,


masalah, dan preferensi mengenai perawatan kesehatan.
Asertif dan Pasien (3)

● Ketika mendapatkan kritikan dari pasien, sangat penting untuk disadari


bahwa hal itu dipengaruhi sekali oleh stress yang dirasakannya.

● Ketika pasien merasa stress karena sakit, akan sangat membantu bila kita
empati terhadap apa yang mereka rasakan.

● Jika pasien bersikap agresif meskipun kita sudah berusaha untuk fokus
pada penyelesaian masalah, kita harus mengatur batasan tanpa menjadi
agresif.
Contoh Percakapan
Pasien dan Apoteker
Pasien : Pelayanan farmasi anda kurang maksimal, obatnya mahal, lama, tempat duduknya
tidak nyaman, sy kecewa
Apoteker : Bagaimana Pak ? Apa yang membuat bapak kecewa ? Apakah harga obatnya mahal ?
Pasien : Saya tidak masalah sama harga obat, hanya sy kurang puas pelayanannya lama
sekali, sy sibuk banyak kerjaan
Apoteker : Oh, begitu, baik pak jadi bapak bermasalah dengan waktu pelayanan kami, kami akan
lakukan perbaikan sistem ke depannya pak sehingga waktunya tidak lama
Pasien : ya harus begitulah
Apoteker : Bapak, alamatnya dimana ? Mungkin lain kali kami bisa antarkan obatnya ke tempat
Bapak jika Bapak sibuk
Pasien : baiklah kalo begitu
Asertif dan Profesi Kesehatan Lain

● Ketika masalah terkait obat muncul, konsultasi dengan dokter


dan perawat biasanya diperlukan.

● Jika kita sudah menentukan bahwa kita perlu bicara dengan


dokter penulis resep maka akan lebih efektif bila kita berbicara
langsung.
Kasus 1 Apoteker Menelpon Perawat di Ruang
Dokter
Ini Jhon Landers, Apoteker di Apotek Central. Saya ingin berbicara
dengan Dr. Stone
Dia sedang memeriksa pasien. Apa yang mau dibicarakan ?
Apoteker
Saya khawatir dengan Metformin pada resep Ny. Raymond. Saya
perlu berbicara dengan Dr. Stone mengenai hal ini. Mohon minta
dia menelepon saya segera begitu keluar dari ruang periksa.
Mungkin akan lebih cepat bila kamu menceritakan saya
Perawat masalahnya. Saya akan menyampaikannya ke Dr. Stone dan akan
menelepon kamu balik.
Terima Kasih, namun dalam kasus ini saya harus berbicara
langsung dengan Dr. Stone
Dia sangat sibuk dan jadwal kami padat hari ini
Saya tahu dia sangat sibuk, namun saya harus berbicara dengannya
sesegera mungkin
Asertif dan Profesi Kesehatan Lain (2)

Apoteker dalam percakapan di atas, menunjukkan sikap asertif.

• Menghormati Perawat dan bertahan dalam menyatakan


permintaannya.
• Tidak berdebat mengenai cara komunikasi yang lebih cepat.
• Dengan tenang menyatakan kembali permintaannya tanpa marah
maupun meminta maaf.
Asertif dan Profesi Kesehatan Lain (3)
Bandingkan kalimat pengenalan di bawah ini :
• Dr. Stone, ini Apoteker di Apotek Jalan Utama, Saya mohon maaf sudah mengganggu, saya
a tau anda sedang sibuk, akan tetapi saya berpikir ada masalah pada resep metformin untuk
Ny. Raymond.

• Dr. Stone, saya Jhon Landers, Apoteker di Apotek Jalan Utama, saya menelpon mengenai
b masalah yang dimiliki Ny. Raymond karena Metformin di resepnya.

Pada (a) Apoteker tidak memperkenalkan dirinya, selain itu kata “Maaf”
untuk
telponnya, yang membuat dia terlihat tidak aman dan tidak asertif.
Asertif dan Profesi Kesehatan Lain (4)

• Apakah anda sudah mengetahui bila Ny. Raymond masih diare karena Metformin ?
a Apakah anda mau mengganti resepnya ?

• Saya sudah berbicara dengan Ny. Raymond hari ini. Dia melaporkan bahwa dia diare
terus setelah 3 bulan terapi. Dia menghentikan program berjalannya dan dia enggan
keluar rumah karena diare. Pengaruhnya cukup besar dalam hidupnya, apakah anda
b berkenan mempertimbangkan mengganti obatnya dengan sulfonilurea seperti glycburid
atau thiazolidendiones terbaru seperti ‘Avandia’ dan ‘Actos’ yang tidak menyebabkan
diare.
Respon (b) lebih baik. Dia menjelaskan masalah yang menkhawatirkannya
dan
memberikan saran alternatif pengobatan yang kemungkinan
bisa menyelesaikan permasalahan.
Asertif dan Profesi Kesehatan Lain (5)
• Penelitian dari banyak praktik kefarmasian yang berbeda menemukan
bahwa, ketika Apoteker memberikan saran rekomendasi kepada dokter
untuk perubahan penting pada terapi pasien, dalam banyak kasus,
rekomendasi Apoteker diterima dan dilaksanakan oleh dokter.
• Ketika keselamatan pasien dikompromikan, adalah tanggung jawab
Apoteker untuk bertahan mencegah atau menyelesaikan permasalahan.

• Penelitian menemukan bahwa 60% dari Medikasi error disebabkan oleh


masalah komunikasi interpersonal.
Asertif dan Karyawan

• Perhatikan situasi di bawah ini,

• Manajer Apotek Rawat Jalan di sebuah Rumah Sakit, sudah mengamati


bahwa salah satu Apoteker telah membuat masalah.
• Kekhawatiran utama Manajer bahwa Apoteker ini kadang berbuat kasar
terhadap pasien.
• Hari ini, Manajer menguping respon Apoteker yang kurang baik
kepada pasien yang mengungkapkan kebingungannya tentang
bagaimana menggunakan obat.
• Manajer memutuskan untuk berbicara dengan Apoteker dan
memberikan umpan balik terhadap perilakunya
• Saya menguping percakapan kamu dengan Ny. Raymond siang ini ketika kamu
Kasus 2 menjadi tidak sabar dengannya karena tidak mengerti instruksinya. Saya
kecewa, karena saya pikir kamu tidak melayaninya dengan hormat. Saya ingin
kamu melayani pasien dengan sopan, dan jangan cepat marah dan menghakimi
mereka.
• Iya, dia sudah mengeluh tentang bagaimana lambatnya saya dan tidak mau
memperhatikan ketika saya menjelaskan petunjuknya, saya menjadi kesal.
• Saya tahu, pasien bisa menjengkelkan, tapi saya mau kamu melayani mereka
Manajer dengan baik
• Kita sangat sibuk, dan saya juga tidak punya banyak waktu untuk bermain-main
• Ya saya tahu, tadi sangat sibuk dan kamu harus bergegas, namun meskipun
begitu, saya mau kamu melayani dengan lebih sopan.
• Akan lebih mudah mengatur waktu bila kamu memiliki Apoteker yang cukup di
Apoteker sini untuk menutupi beban kerja. Selain itu, jika Anda mau melatih para teknisi
lebih baik, mereka bisa menjadi jauh lebih membantu kami.
• Hal-hal itu mungkin benar, tetapi saat ini saya ingin menyelesaikan masalah
dengan cara Anda berkomunikasi dengan pasien ketika Anda jengkel atau
tergesa-gesa. Saya ingin Anda setuju untuk memperlakukan pasien dengan
hormat, terlepas dari seberapa sibuknya kita. Akankah kamu mau melakukan
itu?
• Itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan
• Apakah kamu mau melakukannya ?
Asertif dan Karyawan (2)

Dalam adegan sebelumnya, Manajer Apotek menggunakan sejumlah teknik


asertif dalam percakapannya dengan Apoteker.

• Secara spesifik menjelaskan bagaimana ia mengharapkan Apoteker untuk


berperilaku dan dengan tenang mengulangi harapan ini (disebut respon "broken-
record").
• Tidak akan membiarkan dirinya terseret.
• Tidak menjadi defensif ketika Apoteker menyerang kinerjanya sebagai manajer.
• Berkata, "Saya ingin mendiskusikan ide apa pun yang Anda miliki tentang
meningkatkan pelatihan para teknisi di lain waktu, tetapi saat ini saya ingin
berbicara tentang cara Anda menasihati pasien."
Asertif dan Karyawan (3)

Ini akan membuat Apoteker tahu bahwa dia bersedia mendengarkan


saran yang spesifik dan membangun tetapi tidak sebelum masalah
saat ini diselesaikan.

Menangani masalah dengan segera juga jauh lebih efektif daripada


menunggu sampai evaluasi kinerja tahunan atau sampai masalah
menjadi begitu serius sehingga diperlukan tindakan yang lebih besar.
Asertif dan Penyelia

● Kita perlu bersikap asertif tidak hanya dengan karyawan kita,


tetapi juga dengan Penyelia (Supervisor / Atasan ) kita.
● Pada situasi di mana kita menerima evaluasi atau kritik negatif
terhadap kinerja kita oleh Penyelia, baik tanggapan pasif
maupun agresif tidak mendorong pemecahan masalah.
● Ketika kita dikritik, penting untuk membedakan antara :
○ Kebenaran yang orang lain ceritakan tentang perilaku kita, dan
○ Penilaian (dakwaan "salah" atau "buruk") yang mereka lampirkan pada
perilaku kita.
Asertif dan Penyelia

Berikut ini adalah lima tanggapan yang membantu dalam


berbagai jenis situasi di mana kritik didapatkan :
Mendapatkan Umpan Balik Yang Bermanfaat
Setuju Dengan Kritikan
Tidak Setuju Dengan Kritikan
Fogging
Menunda Tanggapan
Mendapatkan Umpan Balik
Ya n g B e r m a n f a a t

Jika kritiknya tidak jelas, perlu terlebih dahulu untuk mengetahui dengan tepat
apa yang terjadi yang menyebabkan kritik tersebut.

Sebelum bereaksi terhadap masalah apa pun yang mungkin ada, pertama-tama
pastikan kita memahami sifat pasti dari masalah tersebut.
Setuju Dengan Kritikan

Jika kita menganggap kritik yang kita terima valid, respons paling langsung
adalah mengakui kesalahan itu.

Namun, jika kita terus melakukan kesalahan yang sama, permintaan maaf
akan tampak tidak tulus karena kita belum mengambil langkah-langkah untuk
mencegah masalah tersebut terulang kembali.
Tidak Setuju
Dengan Kritikan

Jika kita menganggap kritik tidak adil atau tidak masuk akal, penting untuk
menyatakan ketidaksetujuan kita dan memberi tahu alasannya.

Fogging
Fogging melibatkan pengakuan akan kebenaran atau kemungkinan kebenaran
dalam apa yang orang katakan tentang diri sementara mengabaikan
sepenuhnya setiap keputusan mereka.
Kasus 3
• Anda menghabiskan banyak waktu berbicara dengan
pasien tentang pilihan OTC sederhana.

• Anda benar.
Supervisor
• Apoteker lain membiarkan pegawai melakukan
banyak hal semacam itu.
• Anda mungkin benar. Mereka mungkin tidak
Apoteker menghabiskan banyak waktu seperti yang saya
lakukan pada konsultasi OTC.
Fogging (2)

• Respons semacam itu memungkinkan Kita untuk melihat kebenaran


tentang perilaku Kita tanpa menerima kritik tersirat.

• Respons fogging berbeda dengan menyetujui kritik. Menyetujui kritik


termasuk mengakui bahwa Kita salah atau berperilaku tidak bertanggung
jawab

• Kita mengakui bahwa perilaku Kita gagal memenuhi tujuan Kita sendiri.
Menunda Tanggapan

Jika kritik mengejutkan dan bingung bagaimana harus merespons, berikan


waktu pada diri Kita untuk memikirkan masalah sebelum merespons.

Katakan kepada orang itu:


"Saya butuh waktu untuk memikirkan tentang apa yang anda katakan kepada
saya, dan kemudian saya ingin duduk dengan anda dan mencoba untuk
menyelesaikan masalah ini. Bisakah kita membahas situasi sore ini di akhir
giliran kerja saya?”
Asertif dan Kolega

Teknik asertif dengan penyelia dapat membantu untuk lebih asertif dengan
kolega.
Misalnya, Ketua PD IAI menelepon dan meminta kita untuk bertugas
sebagai ketua komite baru. Kita tertarik dengan komite tetapi tidak yakin kita
a "Yah, aku benar-benar
untukingin. Saya tidak tahuManakah
Saya kira saya
daribisa jika tidak berikut
membutuhkan

memiliki waktu memimpinnya. tanggapan yang
banyak waktu
akan kita pilih:
• "Kenapa kamu tidak bertanya pada Jim? Dia yang terbaik. Jika kamu tidak dapat menemukan
b orang lain, mungkin aku bisa melakukannya."

• "Aku sudah memberikan cukup waktu untuk organisasi ini. Semua orang selalu datang
c kepadaku. Biarkan orang lain melakukan beberapa pekerjaan untuk perubahan."

• "Aku tertarik pada komite, tapi aku tidak yakin aku punya waktu. Biarkan aku memikirkannya
d malam ini dan aku akan meneleponmu besok pagi dengan keputusanku."
Asertif dan Kolega (2)

● Respons (d) tampaknya paling jujur dan tegas.


● Seringkali respons terbaik adalah menunda respons.
● Ini memberi kita waktu untuk memutuskan apa yang sebenarnya ingin
kita lakukan.
● Penting bagi kita untuk kembali kepada orang itu ketika kita mengatakan
akan melakukannya dan menyelesaikan masalah tersebut.
Asertif dan Kolega (3)

● Respons (a) adalah plin-plan "ya." Respons "ya", dalam situasi ini, diberikan karena
kita merasa sulit untuk mengatakan "tidak."
● Respons (b) menunjukkan bahwa, jika tidak ada orang lain yang melakukannya, kita
akan merasa bahwa kita berkewajiban melakukannya
● Respons agresif, (c), Kedengarannya seolah dia ini sering berkata "ya" di masa lalu,
merasa terlalu berkomitmen, dan mulai menyalahkan orang lain karena "meminta"
daripada mengambil tanggung jawab pribadi karena mengatakan "ya."

Orang lain akan meminta kita. Terserah kepada kita untuk mengatakan "ya" atau
"tidak atau untuk menetapkan batas pada sejauh mana keterlibatan kita.
Kasus 4
• Anda akan sempurna untuk pekerjaan itu, Ini sangat penting dan saya
harus memiliki seseorang yang mengetahui masalah dan tetap di atas
segalanya.
• Saya menghargai itu, tetapi saya tidak akan dapat memimpin komite
tahun ini.
Presiden • Saya akan membantu dengan beban kerja, Ini seharusnya tidak lebih
dari satu jam atau lebih seminggu.
• Itu mungkin benar, tapi saya tidak mau ketua komite saat ini.
• Mengapa tidak? Mungkin ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk
Apoteker menyelesaikan masalah yang menurut Anda akan muncul dalam
mengetuai komite.
• Keputusannya benar-benar pribadi. Saya tidak akan bisa sebagai ketua
komite saat ini.
Asertif dan Kolega (4)

Dalam hal ini, Apoteker sekali lagi menggunakan respons "broken record"
mengulangi jawaban "tidak" tanpa uraian dan tanpa dendam atas upaya
presiden untuk membujuknya mengubah pikiran.

Jika Apoteker memilih untuk melakukannya, dia mungkin telah memberikan


penjelasan untuk keputusannya, tetapi dia tidak "berkewajiban" untuk
melakukannya.
Kesimpulan
Perilaku asertif adalah ekspresi langsung dari ide, pendapat, dan keinginan. Maksud
dari perilaku asertif adalah untuk berkomunikasi dalam suasana kepercayaan.
Konflik yang
muncul dihadapi dan solusi atas kesepakatan bersama dicari. Individu yang asertif
memulai komunikasi dengan cara yang menyampaikan keprihatinan dan rasa hormat
mereka kepada orang lain.
Teknik dalam Asertif adalah : Memberikan Umpan Balik, Mengundang Umpan
Balik dari orang lain, Pengaturan Batasan, Membuat Permintaan, Bertahan,
Reframing, Mengabaikan Provokasi, dan Menanggapi Kritikan.
Pelaksanaan Asertif dalam Pelayanan Kefarmasian yaitu Asertif kepada Pasien,
Asertif pada Tenaga Kesehatan Lainnya, Asertif pada Karyawan, dan Asertif pada
Kolega.
Terima Kasih
Jakarta, April
2020

Anda mungkin juga menyukai