Anda di halaman 1dari 36

DIKTAT PRAKTIKUM

FARMASI RUMAH SAKIT

Disusun Oleh :
KELOMPOK BIDANG ILMU FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS
apt. Septi Muharni, M.Farm
Dr. apt. Husnawati, M. Si
apt. Fina Aryani, M.Sc
Dr. apt. Seftika Sari, MPH
apt. Tiara Tri Agustini, M.Farm
apt. Erniza Pratiwi, M.Farm
apt. Ratna Sari Dewi, M.Farm
apt. Rickha Octavia, M.Sc
Rahmatina Aulia, S.Farm

NAMA :
NIM :

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena
dengan Rahmat-Nya kami telah dapat menyusun buku penuntun praktikum
FARMASI RUMAH SAKIT. Buku penuntun ini hanya dipakai dalam lingkungan
sendiri yaitu di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Semoga buku penuntun ini bermanfaat bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau khususnya Mahasiswa Prodi Diploma III yang mengambil
mata kuliah Farmasi Rumah Sakit. Para mahasiswa diharapkan melengkapinya
dari literatur yang disarankan untuk kesempurnaan penulisan laporan.
Kami menyadari kekurangan yang terdapat dalam penyusunan buku
penuntun ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran-saran
sehingga buku penuntun ini akan lebih sempurna nantinya.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
tersusunnya buku penuntun praktikum ini.

Pekanbaru, April 2021

Tim KBI Farmasi Klinik dan Komunitas

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | i


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM .............................................................. 1
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) ......................................................................................... 2
Pelayanan Farmasi Klinik ....................................................................... 6
Penetapan Harga Jual Obat Apotek STIFAR .......................................... 14
Praktikum I. Pengenalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan
Instrumen Farmasi Rumah Sakit ......................... 15
Praktikum II & III. Pengkajian Resep (Screening Recipe) ................. 32
Praktikum IV-VI. Pelayanan Resep .................................................. 45
Praktikum VII. Pendistribusian Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP (Floor Stock & Individual Prescription) . 61
Praktikum VIII. UTS ...................................................................... 67
Praktikum IX. Pendistribusian Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP (ODD/One Daily Dose) ........................... 68
Praktikum X. Pendistribusian Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP (UDD/Unit Dose Dispensing) ................. 71
Praktikum XI . Pengadaan Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP .................................................................. 74
Praktikum XII. Penerimaan Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP .................................................................. 76
Praktikum XIII. Penyimpanan Perbekalan Farmasi, Alkes dan
BMHP .................................................................. 81
Praktikum XIV. Pengendalian (Metode ABC, EOQ & EOI) ......... 87
Praktikum XV. Dagusibu .............................................................. 94
Praktikum XVI. UAS ..................................................................... 97

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | ii


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan sudah harus siap 5 menit sebelum jam praktikum.


2. Dalam bekerja di laboratorium farmasi klinik dan komunitas mahasiswa
diharapkan serius mengikuti pratikum dan sebelum praktek dimulai
mahasiswa telah mempelajari dan memahami objek yang akan
dipraktikumkan.
3. Praktikan wajib membawa perlengkapan praktikum berupa : jas praktikum dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan.
4. Dilarang makan, minum dan menggunakan alat komunikasi (handphone,
gadget, etc) dalam ruangan laboratorium.
5. Tidak dibenarkan meninggalkan laboratorium sebelum praktek selesai kecuali
seizing pengawas.
6. Setelah selesai melakukan praktikum, praktikan wajib membuat laporan
praktikum dan dikumpulkan saat praktikum selesai.
7. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal karena sakit,
harus dapat mengganti praktikum pada hari lain
8. Apabila praktikan tidak dapat mengikuti praktikum karena alasan lain, harus
dikonsultasikan pada asisten/koordinator praktikum.
9. Apabila praktikan merusakkan alat-alat laboratorium, harus segera lapor ke
laboran dan diwajibkan segera menggantinya.
10. Praktikan yang melakukan kecurangan saat responsi maupun pratikum, nilai
pada praktikum tersebut adalah 0 (Nol)
11. Hal-hal yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur kemudian

Koordinator
Praktikum Farmasi Rumah Sakit

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 1


PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)

Rumah Sakit menurut Permenkes No. 72 tahun 2016 adalah institusi


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat

1. Seleksi/Pemilihan
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini
berdasarkan formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan
terapi, standar sediaan farmasi, alkes, dan BMHP yang telah ditetapkan, pola
penyakit, efektifitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti, mutu, harga
dan ketersediaan di pasaran

2. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari
kekosongan Obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu. Pengadaan dapat dilakukan melalui pembelian, produksi sediaan
farmasi dan sumbangan/dropping/hibah.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 2


4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.

5. Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan
sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin
kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi
persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi,
dan penggolongan jenis sediaan farmasi, alkes, dan BMHP.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alkes, dan BMHP dan disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First
In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
sediaan farmasi, alkes, dan BMHP yang penampilan dan penamaan yang mirip
(LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus
diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.

6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alkes dan BMHP dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Sistem distribusi
berdasarkan layout rumah sakit/ ada atau tidaknya satelit farmasi dapat
dibedakan menjadi sentralisasi (terpusat) dan desentralisasi (terbagi). Sistem
distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara sistem persediaan
lengkap di ruangan (floor stock), sistem resep perorangan, sistem unit dosis
dan sistem kombinasi.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 3


7. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemusnahan dilakukan apabila
produk tidak memenuhi persyaratan mutu, telah kadaluwarsa, tidak memenuhi
syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan dan dicabut izin edarnya.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela
oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada Kepala BPOM.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
sediaan farmasi, alkes dan BMHP. Pengendalian dapat dilakukan oleh Instalasi
Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di Rumah
Sakit. Tujuan pengendalian persediaan adalah agar penggunaan obat sesuai
dengan Formularium Rumah Sakit, diagnosis dan terapi dan memastikan
persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP. Metode
pengendalian yang dapat dilakukan oleh rumah sakit adalah metode ABC,
EOQ dan EOI, VEN serta PUT.
Cara untuk mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
adalah:
a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving)
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga
bulan berturut-turut (death stock)
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 4


9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambunganuntuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan administrasi
terdiri dari pencatatan dan pelaporan, administrasi keuangan serta administrasi
pelaporan.
Pencatatan dan pelaporan meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alkes dan BMHP. Pelaporan
dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu
tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun).
Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan
analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan,
penggunaan laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan
Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan.
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap sediaan
farmasi, alkes, dan BMHP yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak,
mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan
kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 5


PELAYANAN FARMASI KLINIK

Dalam Peraturan Menteri yang dimaksud dengan Apotek adalah sarana


pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakanpelayanan
kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
danbertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaanfarmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkanmutu kehidupan
pasien.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
kepadaapoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untukmenyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yangberlaku. Sediaan Farmasi
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dankosmetika. Obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yangdigunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi ataukeadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan,penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari
PelayananKefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis HabisPakai
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkankualitas hidup
pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 6


1. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.
Kajian administratif meliputi:
1. nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan
2. nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf
3. tanggal penulisan Resep.
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. bentuk dan kekuatan sediaan
2. stabilitas
3. kompatibilitas (ketercampuran Obat)
Pertimbangan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi dan dosis Obat
2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat
3. duplikasi dan/atau polifarmasi
4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi
klinis lain)
5. kontra indikasi
6. interaksi
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker
harus menghubungi dokter penulis Resep.

2. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat.
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1) Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaanfisik
Obat.
2) Melakukan peracikan Obat bila diperlukan

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 7


3) Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. warna putih untuk Obat dalam/oral
b. warna biru untuk Obat luar dan suntik
c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi
atau emulsi
4) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
1) Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep);
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4) Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat
5) Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-
lain
6) Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil
7) Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan)
9) Menyimpan Resep pada tempatnya
10) Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
Formulir
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 8


memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai.

3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal. Informasi meliputi dosis,
bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda pemberian, farmakokinetik,
farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu
hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat
fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1) Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
2) Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan)
3) Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi
yang sedang praktik profesi
5) Melakukan penelitian penggunaan obat
6) Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah
7) Melakukan program jaminan mutu
Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk membantu penelusuran
kembali dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan Formulir.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi Pelayanan Informasi Obat :
1) Topik pertanyaan
2) Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan
3) Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon)
4) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium)
5) Uraian pertanyaan

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 9


6) Jawaban pertanyaan
7) Referensi
8) Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Apoteker
yang memberikan Pelayanan Informasi Obat

4. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
Apoteker menggunakan three primequestions. Apabila tingkat kepatuhan pasien
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudahmemahami
Obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau
ginjal, ibu hamil dan menyusui)
2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM,
AIDS, epilepsi)
3) Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/off)
4) Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin)
5) Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
satu jenis Obat
6) Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
Tahap kegiatan konseling:
1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien
2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime
Questions, yaitu:

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 10


a. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat
Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
setelah Anda menerima terapi Obat tersebut?
3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan Obat
5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam
konseling dengan menggunakan formulir.

5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukanPelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya
untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.
Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan olehApoteker,
meliputi:
1) Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan
2) Identifikasi kepatuhan pasien
3) Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin
4) Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
5) Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan
Obatberdasarkan catatan pengobatan pasien
6) Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah dengan
menggunakan Formulir 8 sebagaimana terlampir

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 11


6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasienmendapatkan
terapi Obat yang efektif dan terjangkau denganmemaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien:
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obatyang
merugikan.
Kegiatan:
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat danriwayat alergi;
melalui wawancara dengan pasien atau keluargapasien atau tenaga
kesehatan lain
c. Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obatantara
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberianObat tanpa
indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalutinggi, dosis terlalu
rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidakdiinginkan atau terjadinya
interaksi Obat
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien
danmenentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akanterjadi
e. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisirencana
pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efekterapi dan
meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
f. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telahdibuat
oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenagakesehatan terkait
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 12


g. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat dengan
menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir

7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat
yangmerugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapiatau
memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan:
a. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
b. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
c. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasionaldengan
menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir.
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 13


PENETAPAN HARGA JUAL OBAT APOTEK STIFAR

Harga jual obat diapotek umumnya berbeda antara apotek satu dengan yang
lain dalam hal mengambil keuntungan. Tapi umumnya tetap berpedoman pada
Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Harga Netto Apotek + PPN 10% +
keuntungan (maksimal 30 %). Harga Netto Apotek yaitu harga yang diperoleh
dari distributor obat / Pedagang Besar Farmasi.
Penentuan harga obat di Apotek STIFAR :
1. Harga jual obat (tanpa diskon)
HJA = (HNA + PPN 10%) + 30%

2. Harga jual obat (dengan diskon)


Diskon ≤ 5% HJA = (HNA + PPN 10%) + 30% (diskon diabaikan)
Diskon 6%-10% HJA = (HNA + PPN 10%) + 25%
Diskon 11%-15% HJA = (HNA + PPN 10%) + 20%

3. Tuslagh resep puyer dan kapsul


Puyer / kapsul < 10 Rp 3000,-
Puyer / kapsul 11-30 Rp 5000,-
Puyer / kapsul >30 Rp 7000,-

4. Tuslagh non racikan Rp 1000,-

Keterangan
 HJA = Harga Jual Apotek
 HNA = Harga netto apotek (harga dari distributor)
 Tuslagh = Jasa tenaga kefarmasian yang dihitung per jumlah puyer, kapsul
atau banyaknya R/ dalam satu lembar resep.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 14


PRAKTIKUM I
PENGENALAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DAN INSTRUMEN
FARMASI RUMAH SAKIT

I. Tujuan
Mahasiswa mengetahui tentang Apotek dan Instrumen Perapotekan

II. Kompetensi Dasar


Mahasiswa mampu memahami tentang Apotek dan Instrumen Perapotekan

III. Teori
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan fasilitas pelayanan kefarmasian
yang digunakan sebagai saranauntuk menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.Sebagai penanggung jawab apotek, Apoteker Pengelola Apotek
(APA) harus memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan dalam
pekerjaannya dibantu oleh Asisten Apoteker (AA) yang harus memiliki Surat Izin
Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK).
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan kefarmasian diapotek, diperlukan
adanya instrumen perapotekan yang terdiri dari:
A. Faktur
Pengiriman Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi, Obat Reguler lainnya
dan alat kesehatan yang dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF) ke
Apotek harus disertai dengan Faktur / Surat Pengantar Barang.
Faktur dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat:
1. Nama Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
2. Bentuk sediaan;
3. Kekuatan;
4. Kemasan;
5. Jumlah;
6. Tanggal kadaluarsa; dan
7. Nomor batch.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 15


Dalam keterangan Faktur tersebut harus disertai dengan Nama Apoteker
Penanggung Jawab PBF, SIKA Apoteker, tanda tangan dan stempel.

B. Surat Pesanan
Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dan obat lainnya
hanya dapat dilakukan berdasarkan Surat Pesanan. Surat Pesanan hanya dapat
berlaku untuk masing-masing Narkotika, Psikotropika, atau Prekursor
Farmasi. Surat pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis
Narkotika. Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor Farmasi hanya dapat
digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau Prekursor
Farmasi. Surat pesanan Narkotika, Psikotropika atau Prekusor Farmasi
digunakan hanya untuk masing-masingnya harus terpisah dari pesanan barang
lain (tidak boleh digabungkan dengan pesanan barang lainnya).

Jenis Surat Pesanan terbagi atas lima, yang terdiri dari :


1. Surat Pesanan Narkotika
2. Surat Pesanan Psikotropika
3. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi
4. Surat Pesanan Obat – Obat Tertentu
5. Surat Pesanan Obat

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 16


1. Surat Pesanan Narkotika

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761) 588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SURAT PESANAN NARKOTIKA


Nomor : .....................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :

Mengajukan pesanan Narkotika kepada :


Nama Distributor :
Alamat :
Telp :

dengan Narkotika yang dipesan adalah:


No. Nama Obat Bentuk Kekuatan/ Jumlah
Sediaan Potensi

Narkotika tersebut akan digunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek STIFAR
Alamat Sarana : Jl. Kamboja Simpang Baru PanamPekanbaru

Pekanbaru, ..........................................
Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker
No.SIPA/SIKA/NIP

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 17


2. Surat Pesanan Psikotropika

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761) 588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA


Nomor : .....................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :

Mengajukan pesanan Psikotropika kepada :


Nama Distributor :
Alamat :
Telp :

dengan Psikotropika yang dipesan adalah:


No. Nama Obat Bentuk Kekuatan/ Jumlah
Sediaan Potensi

Psikotropika tersebut akan digunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek STIFAR
Alamat Sarana : Jl. Kamboja Simpang Baru PanamPekanbaru

Pekanbaru, ..........................................
Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker
No.SIPA/SIKA/NIP

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 18


3. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761) 588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SURAT PESANAN OBAT JADI PREKURSOR FARMASI


Nomor : .......................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :

Mengajukan pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi kepada :


Nama Distributor :
Alamat :
Telp :

dengan Obat Jadi Prekursor Farmasi yang dipesan adalah:


No. Nama Obat Bentuk Kekuatan/ Jumlah
Sediaan Potensi

Obat Jadi Prekursor Farmasi tersebut akan digunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek STIFAR
Alamat Sarana : Jl. Kamboja Simpang Baru PanamPekanbaru

Pekanbaru, ..........................................
Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker
No.SIPA/SIKA/NIP

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 19


4. Surat Pesanan Obat – Obat Tertentu

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761) 588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SURAT PESANAN OBAT – OBAT TERTENTU


Nomor : .....................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :

Mengajukan pesanan Obat – Obat Tertentu kepada :


Nama Distributor :
Alamat :
Telp :

dengan jenis Obat – Obat tertentu yang dipesan adalah:


No. Nama Obat Bentuk Kekuatan/ Jumlah
Sediaan Potensi

Obat – Obat Tertentu tersebut akan digunakan untuk:


Nama Sarana : Apotek STIFAR
Alamat Sarana : Jl. Kamboja Simpang Baru PanamPekanbaru

Pekanbaru, ..........................................
Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker
No.SIPA/SIKA/NIP

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 20


5. Surat Pesanan Obat

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761) 588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

Mengajukan pesanan Obat kepada :


Nama Distributor :
Alamat :
Telp :

SURAT PESANAN
Nomor : ...........................................

No. Nama Obat Bentuk Sediaan Jumlah

Pekanbaru, ..........................................
Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker
No.SIPA/SIKA/NIP

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 21


C. Kartu Stok
Pencatatan kartu stok berfungsi untuk:
1) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa)
2) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu)
jenis obat yang berasal dari 1 (satu) sumber dana
3) Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi
obat
4) Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan
pengadaan-distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat
dalam tempat penyimpanannya

Kegiatan yang harus dilakukan :


1) Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan
2) Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3) Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/
daluwarsa) langsung dicatat di dalam kartu stok
4) Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan

Informasi yang didapat :


1) Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)
2) Jumlah obat yang diterima
3) Jumlah obat yang keluar
4) Jumlah obat yang hilang/rusak/daluwarsa
5) Jangka waktu kekosongan obat

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 22


KARTU STOK
NAMA BARANG :
SATUAN :
Tgl. Keterangan Masuk Keluar Sisa Exp. Paraf

D. Resep dan Salinan Resep (Copy Resep)


Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberikan izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Resep asli tidak
boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien, hanya dapat
diberikan Copy Resep atau Salinan Resepnya.

Resep yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter
hewan
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 23


3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio)
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio)
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subscriptio)
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru dan / atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimalnya.

Resep yang Mengandung Narkotika tidak boleh ada tulisan ataupun tanda iter
(iterasi) yang berarti dapat diulang, m.i (mihi ipsi) yang berarti untuk dipakai
sendiri, atau u.c (usu cognitus) yang berarti pemakaian diketahui. Resep yang
mengandung narkotika harus dengan resep baru dan resep mengandung
narkotika harus disimpan terpisah dari resep lainnya. Resep yang tidak boleh
diulang adalah resep yang mengandung obat-obat narkotika, psikotropika dan
obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah/Menkes RI.

Salinan Resep (Copy Resep)


Salinan Resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek bukan hasil fotokopi.
Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli
harus memuat pula:
a) Nama dan alamat apotek
b) Nama dan nomor SIK Apoteker Pengelola Apotek
c) Tanda tangan atau paraf Apteker Pengelola Apotek
d) Tanda “det” = “detur” untuk obat yang belum diserahkan, atau tanda
“nedet” = “ ne detur” untuk obat yang belum diserahkan
e) Nomor resep dan tanggal pembuatan
Salinan resep atau resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 24


PRAKTEK DOKTER UMUM APOTEK STIFAR
Dr. Farklin FS Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Jl. Khayangan Perum Abadi No. 6A Telp. (0761)588007 Pekanbaru
Telp. (0761)53886 Pekanbaru APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIP. No. 1231/12/DU/1/2016 SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

No:
SALINAN RESEP
Pekanbaru .........................................
No : ..............................Tgl. ............
Dari Dokter: ..............................Tgl. ............
R/ Untuk : .................................................

R/

Pekanbaru, .......................

PCC
Pro: ........................................................
Umur: ...................................................... TTD dan Stempel
Alamat: .....................................................
Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt

E. Etiket
Penyerahan obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi atas dasar resep
harus dilengkapi dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna
biru untuk obat luar.
Pro: ..........................................................
Umur: .........................................................
Alamat: .........................................................
Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 25
Yang dimaksud obat dalam adalah obat yang digunakan melalui mulut dan
masuk kedalam kerongkongan kemudian keperut. Saluran pencernaan (oral),
sedangkan yang dimaksud dengan obat luar adalah obat yang digunakan
melalui kulit, mata, hidung, telinga, vagina, rektum, dan termasuk pula obat
parenteral/injeksi/obat suntik dan obat kumur.

Pada Etiket harus tercantum:


1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIK Apoteker Pengelola Apotek
3. Nomor dan tanggal pembuatan
4. Nama pasien
5. Aturan pemakaian
6. Tanda lain yang diperlukan misalnya keterangan : kocok dahulu, tidak
boleh diulang tanpa resep baru dari dokter

Etiket Obat Dalam

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru PanamTelp. (0761)588007
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213

No : ........................... Tgl. .........................


Nama Pasien : ..........................................
Nama Obat : ..........................................
Bungkus/ Tablet/ Pil/ Kapsul
........... X sehari ........... Sendok Takar (......... ml)

Sebelum/ Saat/ Sesudah Makan


HARUS DENGAN RESEP DOKTER ED:

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 26


Etiket Obat Luar

APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru PanamTelp. (0761)588007
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213

No : ........................... Tgl. .........................


Nama Pasien : ..........................................
Nama Obat : ..........................................

OBAT LUAR

HARUS DENGAN RESEP DOKTER ED:

F. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan
pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model.
Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami obat yang digunakan

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 27


DOKUMENTASI KONSELING
Nama Pasien :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Tanggal konseling :
Nama Dokter :
Diagnosa :

Nama obat, dosis dan cara pemakaian :

Riwayat alergi :

Keluhan :

Pasien pernah datang konselingsebelumnya : Ya/tidak


Tindak lanjut :

Pasien Apoteker

.................... .................

G. Catatan Pengobatan Pasien


Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pelayanan kesehatan. Catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan
kesehatan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan
informasi dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan,
tindakan medis dan lainnya.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 28


CATATAN PENGOBATAN PASIEN

Nama Pasien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :

No Tanggal Nama Dokter Diagnosa NamaObat/ Catatan


Dosis/Cara Pelayanan
Pemberian Apoteker

H. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker
dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat
kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 29


DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT

No. …..... Tanggal : …….. Waktu : …… Metode :Lisan/Tertulis/Telepon )*


1. Identitas Penanya
Nama ……………………………………… No. Telp.............................................
Status : Pasien/Keluarga Pasien/Petugas Kesehatan (…………………………....)*
2. Data Pasien
Umur : ….... tahun; Tinggi : ....….. cm;
Berat : …..... kg; Jenis kelamin :Laki-laki/Perempuan )*
Kehamilan : Ya (……minggu)/Tidak)* Menyusui : (Ya/Tidak )*
3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan :
……………………………………………………………………………................
………………………………………………………………………………………
Jenis Pertanyaan:
Identifikasi Obat Stabilitas Farmakokinetika
Interaksi Obat Dosis Farmakodinamika
Harga Obat Keracunan Ketersediaan Obat
Kontra Indikasi Efek Samping Obat Lain-lain
Cara Pemakaian Penggunaan Terapeutik …………………..
4. Jawaban
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5. Referensi
………………………………………………………………………………………
6. Penyampaian Jawaban : Segera/Dalam 24 jam/Lebih dari 24 jam )*
Apoteker yang menjawab :
...................................................................................................................................
Tanggal : ……………………………… Waktu : ………………………………….
Metode Jawaban : Lisan/Tertulis/Telepon )*

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 30


IV. Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap instrumen apotek yang terdiri dari:
1. Faktur
2. Surat Pesanan
3. Kartu Stok
4. Resep
5. Salinan Resep (Copy Resep)
6. Etiket
7. Konseling
8. Catatan Pengobatan Pasien
9. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 31


V. Laporan

APOTEK STIFAR APOTEK STIFAR


Jl. Kamboja Simpang Baru Panam Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761)588007 Pekanbaru Telp. (0761)588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213 SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016 SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SALINAN RESEP SALINAN RESEP

No : ..............................Tgl. ............ No : ..............................Tgl. ............


Dari Dokter: ..............................Tgl. ............ Dari Dokter: ..............................Tgl. ............
Untuk : ................................................. Untuk : .................................................

R/ R/

Pekanbaru, ....................... Pekanbaru, .......................

PCC PCC

Pro: .......................................................... Pro: ..........................................................


Umur: ......................................................... Umur: .........................................................
Alamat: ......................................................... Alamat: .........................................................

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 32


APOTEK STIFAR APOTEK STIFAR
Jl. Kamboja Simpang Baru Panam Jl. Kamboja Simpang Baru Panam
Telp. (0761)588007 Pekanbaru Telp. (0761)588007 Pekanbaru
APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt APA : Tiara Tri Agustini, M.Farm., Apt
SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213 SIPA: 19881231/SIPA/14.71/2014/2213
SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016 SIA: 31/03.20/BPTPM/X/2016

SALINAN RESEP SALINAN RESEP

No : ..............................Tgl. ............ No : ..............................Tgl. ............


Dari Dokter: ..............................Tgl. ............ Dari Dokter: ..............................Tgl. ............
Untuk : ................................................. Untuk : .................................................

R/ R/

Pekanbaru, ....................... Pekanbaru, .......................

PCC PCC

Pro: .......................................................... Pro: ..........................................................


Umur: ......................................................... Umur: .........................................................
Alamat: ......................................................... Alamat: .........................................................

Laboratorium Farmasi Klinik & Komunitas | 33

Anda mungkin juga menyukai