Anda di halaman 1dari 47

Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis

Penyakit Dalam dengan Daftar Obat Formularium Nasional di


Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati
Periode Januari - Maret 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

Saifurrohman
03422116280

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA
2019
Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis
Penyakit Dalam dengan Daftar Obat Formularium Nasional di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati
Periode Januari - Maret 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kesehatan Bidang Farmasi

Disusun Oleh :

Saifurrohman
03422116280

AKADEMI FARMASI IKIFA


JAKARTA
2019

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Saifurrohman

NIM : 03422116280

Tanda Tangan :

Tanggal : 5 September 2019

ii
AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA
PROGRAM D III ILMU KEFARMASIAN

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

Nama : Saifurrohman
NIM : 3422116280
Judul : Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN
Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
dengan Daftar Obat Formularium
Nasional di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kramat Jati
Periode Januari - Maret 2019.

DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

Ivan Santoso., S.Si., M.Farm, Apt. Leonov Rianto., S.Si., M.Farm, Apt.

iii
AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA
PROGRAM D III ILMU KEFARMASIAN

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis


Penyakit Dalam dengan Daftar Obat Formularium Nasional di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati
Periode Januari - Maret 2019

Oleh:

SAIFURRAHMAN
NIM : 03422116280

Dipertahankan di hadapan Penguji KTI


Program DIII Farmasi Akademi Farmasi IKIFA
Pada tanggal 5 September 2019

Mengesahkan,

Direktur Akademi Farmasi IKIFA

Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt.

Penguji KTI: Tanda Tangan

1. Fitri Savitri, S.Pd., M.Pd. …………….


2. Yanthy Susanti, S.Si., M.Farm., Apt. …………….
3. Ivan Santoso., S.Si., M.Farm., Apt. …………….
4. Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt. …………….
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Akademi Farmasi IKIFA, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:

Nama : Saifurrohman

NIM : 03422116280

Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Akademi Farmasi IKIFA Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right)atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam


dengan Daftar Obat Formularium Nasional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Farmasi IKIFA berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 5 September 2019
Yang menyatakan

Saifurrohman

v
Dipersembahkan kepada Orang Tua tercinta Bapak Acep Setiawan dan Ibunda
Khalifa serta semua sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Ahli Madya Kesehatan di Bidang Farmasi. Bersama ini
penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt. Selaku Direktur Akademi
Farmasi IKIFA yang juga merupakan Pembimbing KTI yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta
pengarahan yang dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ivan Santoso, S.Si., M.Farm., Apt. selaku Pembimbing KTI yang
telah bersedia meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam memberikan
bimbingan serta pengarahan yang dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
3. Semua dosen Akademi Farmasi Ikifa Jakarta yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
4. Seluruh pegawai RSUD Kramat Jati yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk melakukan pengambilan data.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis.

Jakarta, 5 September 2019

Penulis

vii
Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis
Penyakit Dalam dengan Daftar Obat Formularium Nasional
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati
Periode Januari - Maret 2019

ABSTRAK
Pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, pemerintah menetapkan jenis obat
yang akan digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam Formularium
Nasional. Tujuan utama pengaturan obat dalam Formularium Nasional adalah
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan
efisiensi pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat yang rasional. Pada tahun
2016 terdapat 857 rumah sakit pemerintah dan 9.799 Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama milik Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), sehingga wajib
menggunakan Formularium Nasional dalam rangka kendali mutu dan kendali
biaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan
Kefarmasian Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 atas kesesuaian
penggunaan Formularium Nasional di fasilitas kesehatan dapat dilihat bahwa
kesesuaian penggunaan Formularium Nasional pada Rumah Sakit berkisar
+70,66% dan kesesuaian penggunaan Formularium Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebesar
+70,77%. Padahal, Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor: HK.02.03/I/2318/2015 yang
mengatur kepatuhan penggunaan Formularium Nasional, standar kepatuhan
penggunaan Formularium Nasional ditetapkan ≥80%. Sebagai Rumah sakit milik
pemerintah maka Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati bertugas melayani
Pasien JKN, poliklinik spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati merupakan Poliklinik yang paling ramai mendapat kunjungan pasien
JKN, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persentase Kesesuaian
Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam dengan Daftar
Obat Formularium Nasional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019. Metode penelitian ini bersifat Non-
eksperimental dengan mengambil data sekunder yang berasal dari lembar resep.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase peresepan obat pasien JKN
Poliklinik Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019 yang sesuai dengan daftar obat
Formularium Nasional adalah 88.15%. Maka dapat disimpulkan bahwa peresepan
obat pasien JKN Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kramat
Jati sesuai dengan standar Formularium Nasional.

Kata kunci: Formularium Nasional, Kesesuaian, Peresepan, Standar, Rumah Sakit


Umum Daerah Kramat Jati.

viii
Conformity in Prescribing Medication for JKN Patients in
Internist Polyclinic Compared to National Formulary Medications
List in Pharmacy Installation of Kramat Jati Regional Public
Hospital for the Period of January - March 2019

ABSTRACT
In the National Health Insurance System, Government determines the types of
medicines to be used in health care facilities in the National Formulary. The main
purpose of regulating medicines in the National Formulary is to improve the
quality of health services, through increasing the effectiveness and efficiency of
therapy with the result that rational medication use can be achieved. In 2016 there
were 857 government hospitals and 9,799 First Level Health Facilities owned by
the Regional Government are collaborate with the health insurance provider
agency (BPJS Kesehatan), so they were required to use National Formulary in
order to control the quality and cost. Based on research conducted by the
Directorate of Pharmaceutical Services at the Ministry of Health in 2015 on the
suitability of the use of National Formulary in health facilities, it can be seen that
the suitability of the use of National Formulary in hospitals ranges from +
70.66% and the suitability of the use of National Formulary in First Level Health
Facilities in District / City Health Office + 70.77%. In fact, based on the
Regulation of the Director General of Health Efforts of the Ministry of Health of
the Republic of Indonesia Number: HK.02.03 / I / 2318/2015 which regulates
compliance with the use of National Formulary, the standard of compliance for
the use of National Formulary is set at ≥80%. As a state-owned hospital, the
Kramat Jati Regional Public Hospital is assigned to serve JKN patients, the
Internist Polyclinic in Kramat Jati Regional Public Hospital is the most visited by
JKN patients, then this study aims to determine the Percentage of Conformity in
Medication Prescribing of JKN Patient in the Internist Polyclinic Compared to
National Formulary Medication List in Pharmacy Installation of Kramat Jati
Regional Public Hospital Period of January - March 2019. This research method
is non-experimental, by taking secondary data from prescription sheets. The
results showed that the percentage of medications prescribing for JKN patients in
the Internist Polyclinic at the Pharmacy Installation of Kramat Jati Regional
Public Hospital for the January - March 2019 period in accordance with the
Natonal Formulary medications list is 88.15%. It can be concluded that the
prescription of JKN patients in the Internist Polyclinic in Kramat Jati Regional
Public Hospital is in accordance with the National Formulary standards.

Keywords: National Formulary, Conformity, Prescribing, Standards, Kramat Jati


Regional Public Hospital.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... v
HALAMAN PERUNTUKAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................... 1
B. PERUMUSAN MASALAH ..................................................... 4
C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................... 4
D. MANFAAT PENELITIAN ...................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. RESEP........................................................................................ 5
B. RUMAH SAKIT ....................................................................... 5
C. INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ............................. 7
D. SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL ............................ 7
E. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL ................................. 7
F. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ............. 8
G. FORMULARIUM NASIONAL............................................... 11
H. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRAMAT JATI ......... 11
I. LANDASAN TEORI ................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 13
A. METODE PENELITIAN ......................................................... 13
B. KERANGKA KONSEP ........................................................... 13
C. DEFINISI OPERASIONAL .................................................... 13
D. JENIS PENELITIAN ............................................................... 14
E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ................................. 14
F. ALAT DAN BAHAN KERJA .................................................. 14
G. LANGKAH KERJA ................................................................. 14
H. PROSEDUR PENELITIAN..................................................... 14
I. POPULASI DAN SAMPEL ..................................................... 16
J. TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................ 16
K. RANCANGAN ANALISIS DATA .......................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 17

x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 20
A. SIMPULAN ............................................................................... 20
B. SARAN ....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................................................... 22

xi
DAFTAR TABEL

III. 1. Kerangka Konsep ..................................................................................... 14


III. 2. Definisi Operasional................................................................................ 14
IV. 1. Jumlah total dan persentase peresepan obat pasien JKN Poliklinik
Spesialis Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi RSUD Kramat Jati
periode Januari-Maret 2019 .................................................................... 17

xii
DAFTAR GAMBAR

IV. 1. Persentase peresepan obat pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit


Dalam di Instalasi Farmasi RSUD Kramat Jati Januari–Maret 2019 ...... 18

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. CONTOH RESEP YANG SESUAI FORMULARIUM


NASIONAL ............................................................................ 22
LAMPIRAN 2. CONTOH RESEP YANG TIDAK SESUAI
FORMULARIUM NASIONAL ............................................ 23
LAMPIRAN 3. FORMULARIUM NASIONAL ............................................. 24
LAMPIRAN 4. CONTOH ISI DAFTAR OBAT FORMULARIUM
NASIONAL ............................................................................ 25
LAMPIRAN 5. HASIL PENELITIAN BULAN JANUARI 2019 .................. 26
LAMPIRAN 6. HASIL PENELITIAN BULAN FEBRUARI 2019 ................ 27
LAMPIRAN 7. HASIL PENELITIAN BULAN MARET 2019 ..................... 28
LAMPIRAN 8. DATA REKAPITULASI HASIL PENELITIAN BULAN
JANUARI-MARET 2019 ....................................................... 29
LAMPIRAN 9. DAFTAR OBAT YANG DIRESEPKAN DOKTER
SPESIALIS PENYAKIT DALAM YANG TIDAK SESUAI
FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD KRAMAT JATI
BULAN JANUARI-MARET 2019 ....................................... 30
LAMPIRAN 10. SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA KARYA TULIS
ILMIAH .................................................................................. 31

xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Singkatan dan Arti Pemakaian pertama kali


Lambang pada halaman

UUD Undang - Undang Dasar 1


RI Republik Indonesia 1
UU Undang – Undang 1
SJSN Sistem Jaminan Sosial 1
Nasional
BPJS Badan Penyelenggara 2
Jaminan Sosial
JKN Jaminan Kesehatan Nasional 2
Fornas Formularium Nasional 2
≥ Lebih dari atau sama dengan 3
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah 3
R/ Tanda pembuka resep dokter 5
PBI Penerima Bantuan Iuran 8
DJSN Dewan Jaminan Sosial 8
Nasional

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan
diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat 1 Deklarasi
menyatakan, setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas
pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan
sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau
keadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di
luar kekuasaannya. (1)
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-
5 juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub
dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992
yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU
36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya,
setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program
jaminan kesehatan sosial. Untuk mewujudkan komitmen global dan
komiten konstitusi di atas, maka pemerintah Indonesia bertanggung jawab
atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat. Maka pada tahun 2004,
dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Undang-undang ini mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk Indonesia, termasuk Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan melalui suatu Badan

AKADEMI FARMASI IKIFA 1


Penyelenggara Jaminan Sosial. UU No. 24 Tahun 2011 mengenai Jaminan
Sosial Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS yang terdiri atas BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk JKN akan diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014. (1)
Hingga 31 Desember 2017 perkembangan cakupan kepesertaan JKN
mencapai 72,97% dari total populasi Indonesia. (5) Dengan semakin
bertambahnya peserta JKN, maka pihak fasilitas kesehatan dituntut
memberikan pelayanan yang efektif dan pada saat yang sama harus cermat
dalam mengatur efisiensi pelayanan untuk pasien JKN.
Pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, pemerintah menetapkan
jenis obat yang akan digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam
Formularium Nasional (Fornas). Fornas berisi Daftar obat terpilih yang
dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
acuan dalam pelaksanaan JKN. Fornas disusun oleh Komite Nasional
Penyusunan Formularium Nasional, dimana dalam penyusunannya
didasarkan pada bukti ilmiah terkini, berkhasiat, aman, bermutu, dengan
tetap mempertimbangkan cost efectiveness. (2)
Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas adalah meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi
pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat rasional. Bagi tenaga
kesehatan, Fornas bermanfaat sebagai “acuan” bagi penulis resep,
mengoptimalkan pelayanan kepada pasien, memudahkan perencanaan, dan
penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan adanya Fornas
maka pasien akan mendapatkan obat terpilih yang tepat, berkhasiat,
bermutu, aman dan terjangkau, sehingga akan tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu obat yang tercantum
dalam Fornas harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. (2)
Pada tahun 2016 terdapat 857 rumah sakit pemerintah dan 9.799
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sehingga wajib menggunakan
Fornas dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya. Berdasarkan

AKADEMI FARMASI IKIFA 2


penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 atas kesesuaian penggunaan
Fornas di fasilitas kesehatan dapat dilihat bahwa kesesuaian penggunaan
Fornas pada Rumah Sakit berkisar +70,66% dan kesesuaian penggunaan
Fornas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Dinkes Kab/Kota
sebesar +70,77%. Padahal, Berdasarkan Peraturan Dirjen Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor: HK.02.03/I/2318/2015
yang mengatur kepatuhan penggunaan Fornas, standar kepatuhan
penggunaan Fornas ditetapkan ≥ 80%. (3)
Sebagai Rumah sakit milik pemerintah maka RSUD Kramat Jati
bertugas melayani Pasien JKN. RSUD Kramat Jati berawal dari
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dengan Pelayanan Rawat Inap, Rawat
Jalan dan Pelayanan IGD 24 Jam. Diresmikan tanggal 2 April 2015
sebagai rumah sakit umum kelas D berdasarkan Peraturan Gubernur
nomor 1024 tahun 2014. Sebagai RS kelas D mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan paripurna bersendikan
upaya kuratif, rehabilitative, dan promotif, serta melaksanakan upaya
rujukan. (4) Berdasarkan data yang didapatkan penulis, poliklinik spesialis
penyakit dalam RSUD Kramat Jati merupakan poliklinik yang cocok
untuk dilakukan penelitian karena merupakan Poliklinik yang paling ramai
mendapat kunjungan pasien JKN dengan 88,27% pasien JKN dari total
520 pasien pada bulan Oktober 2018, lalu mendapat kunjungan 89,64%
pasien JKN dari total 560 pasien pada bulan November 2018, lalu
mendapat kunjungan 90,88% pasien JKN dari total 559 pasien pada bulan
Desember 2018.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk
membuat karya tulis ilmiah tentang “Kesesuaian Peresepan Obat Pasien
JKN Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam dengan Daftar Obat
Formularium Nasional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019”.

AKADEMI FARMASI IKIFA 3


B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
dirumuskan pada penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian peresepan
obat pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam dengan Daftar Obat
Formularium Nasional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penulisan
resep dari Persentase Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik
Spesialis Penyakit Dalam dengan Daftar Obat Formularium Nasional di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati Periode Januari
- Maret 2019.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Formularium
Nasional serta melatih kemampuan dalam mengidentifikasi dan
menganalisa resep pasien JKN.
2. Bagi Rumah Sakit
Menjadi bahan pertimbangan untuk usulan revisi Formularium
Nasional selanjutnya dan pertimbangan dalam perencanaan,
pengadaan, dan pendistribusian obat serta monitoring dan evaluasi
pelayanan di rumah sakit.
3. Bagi Akademik
Menambah pustaka di Akademi Farmasi IKIFA mengenai
peresepan obat pasien JKN dan dapat menjadi referensi untuk
penelitian-penelitian berikutnya.

AKADEMI FARMASI IKIFA 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun
elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan bagi pasien. (6)
Suatu resep yang lengkap harus memuat : (7)
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan
2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal.

B. RUMAH SAKIT
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks,
menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan
difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik
dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang
semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. (8)
2. Tugas Rumah Sakit
Pada umumnya tugas rumah sakit ialah menyediakan
keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

AKADEMI FARMASI IKIFA 5


983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan. (8)
3. Fungsi Rumah Sakit
Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai
berbagai fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan,
pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan. (8)
Secara tradisional, maksud dasar keberadaan rumah sakit
adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka.
Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit melakukan
pendidikan terutama bagi mahasiswa kedokteran, perawat, personel
lainnya. Penelitian juga merupakan fungsi penting. Dalam zaman
modern ini fungsi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
masyarakat juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi, empat fungsi
dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian,
dan kesehatan masyarakat. (8)
4. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati
RSUD Kramat Jati berawal dari Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati dengan Pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan
Pelayanan IGD 24 Jam. Diresmikan tanggal 2 April 2015 sebagai
rumah sakit umum kelas D berdasarkan Peraturan Gubernur nomor
1024 tahun 2014. Sebagai RS kelas D mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan paripurna bersendikan
upaya kuratif, rehabilitative, dan promotif, serta melaksanakan upaya
rujukan. (4)

AKADEMI FARMASI IKIFA 6


RSUD Kramat Jati berlokasi di Jalan Raya Inpres No. 48, Kelurahan
Tengah Kecamatan Kramat Jati – Jakarta Timur dengan luas tanah
5.500 m2. Melayani Instalasi Gawat Darurat, spesialis dasar seperti :
Spesialis Kandungan, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam dan
Spesialis Bedah serta penunjang lainnya. (4)

C. INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) dapat didefinisikan sebagai
suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah
pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kompeten secara professional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian. (8)

D. SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL


Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah program Negara
yang bertujuan untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak apabila
terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya
pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan
pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun. (9)

E. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL


Jaminan kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah. (1)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional.

AKADEMI FARMASI IKIFA 7


Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam
sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak. (1)
1. Kepesertaan
a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu. (1)
2. Pembiayaan
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang
dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau
Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (pasal 16, Perpres
No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). (1)
3. Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket
INA CBG’s. (1)

F. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum
yang dibentuk dengan UU BPJS untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. UU No. 24 Tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu: (9)
1. BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.
2. BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua,
dan jaminan pensiun.
BPJS bertanggung jawab kepada Presiden. Organ BPJS terdiri dari
Dewan Pengawas dan Direksi. Anggota Direksi BPJS diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. Presiden menetapkan Direktur Utama. BPJS

AKADEMI FARMASI IKIFA 8


diawasi oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. Pengawasan
internal dilaksanakan oleh organ BPJS, yaitu Dewan Pengawas dan sebuah
unit kerja di bawah Direksi yang bernama Satuan Pengawas Internal.
Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh badan-badan di luar BPJS, yaitu
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (9)
Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai penyelenggara
program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, BPJS
Kesehatan bertugas: (9)
1. menerima pendaftaran Peserta JKN;
2. memungut dan mengumpulkan iuran JKN dari Peserta,
Pemberi Kerja, dan Pemerintah;
3. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
4. mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan Peserta;
5. mengumpulkan dan mengelola data Peserta JKN;
6. Membayarkan manfaat, dan/membiayai pelayanan kesehatan
sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial;
7. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program
jaminan sosial kepada Peserta dan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, BPJS Kesehatan
berwewenang untuk: (9)
1. menagih pembayaran iuran;
2. menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka
pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek
likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil
yang memadai;
3. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan
Peserta dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya;
4. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai
besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;

AKADEMI FARMASI IKIFA 9


5. membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
kesehatan;
6. mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi
Kerja yang tidak memenuhi kewajibannya;
7. melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang
menangani ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau
dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
8. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program jaminan sosial.
Dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak untuk: (9)
1. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program
yang bersumber dari dana jaminan sosial dan/atau sumber
lainnya;
2. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
program jaminan sosial dan DJSN setiap 6 bulan.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban untuk: (9)
1. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
2. Mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk
sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
3. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan
elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan
dan hasil pengembangannya;
4. Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UU
SJSN;
5. Memberikan informasi kepada Pesertamengenai hakdan
kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;
6. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur
untuk mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya;

AKADEMI FARMASI IKIFA 10


7. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo
jaminan hari tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun;
8. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak
pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
9. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar
praktikum aktuaria yang lazim dan berlaku umum;
10. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku dalam penyelenggaraan jaminan sosial;
11. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi
keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada
Presiden dengan tembusan kepada Dewan Jaminan Sosial
Nasional.

G. FORMULARIUM NASIONAL
Formularium Nasional (Fornas) berisi daftar obat terpilih yang
dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam
rangka pelaksanaan JKN. Jenis obat yang ada dalam Fornas adalah obat
essensial yang dapat mengobati sekitar 80 persen penyakit di fasilitas
pelayanan kesehatan. (2)
Fornas disusun oleh komite nasional penyusunan formularium
nasional, dimana dalam penyusunannya didasarkan pada bukti ilmiah
terkini, berkhasiat, aman, bermutu, dengan tetap mempertimbangkan cost
effectiveness. Sesuai amanah UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN,
Fornas direvisi setiap 2 tahun. (2)
Bagi tenaga kesehatan, Fornas bermanfaat sebagai “acuan” bagi
penulis resep, mengoptimalkan pelayanan kepada pasien, memudahkan
perencanaan dan penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan. (2)

AKADEMI FARMASI IKIFA 11


H. LANDASAN TEORI
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Direktorat
Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 atas
kesesuaian penggunaan Fornas di fasilitas kesehatan dapat dilihat bahwa
kesesuaian penggunaan Fornas pada Rumah Sakit berkisar +70,66% dan
kesesuaian penggunaan Fornas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
di Dinkes Kab/Kota sebesar +70,77%, tidak memenuhi standar kepatuhan
yang diatur Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Nomor: HK.02.03/I/2318/2015 yang mengatur kepatuhan penggunaan
Fornas ≥80%. (3)
Pada penelitian lain yang dilakukan pada resep pasien BPJS rawat
jalan di satu Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Bandung pada bulan
Januari 2016, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu satu bulan, terjadi
53.502 kali peresepan obat, dimana terdapat 38.124 kali peresepan obat
Fornas dan 15.378 kali peresepan obat Non Fornas. Penggunaan obat yang
sesuai dengan Fornas baru mencapai 71,26%. (10)

AKADEMI FARMASI IKIFA 12


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini Deskriptif Kuantitatif dengan mengambil
data sekunder yang berasal dari lembar resep Poliklinik Spesialis
Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat
Jati Periode Januari - Maret 2019.

B. KERANGKA KONSEP
Tabel III.1 Kerangka Konsep

Kesesuaian Peresepan Obat Pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit


Dalam dengan Standar Daftar Obat Formularium Nasional di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kramat Jati.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel III.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Hasil ukur Skala ukur
Operasional Ukur
1.Kesesuaian Kesesuaian Buku 1. Sesuai Nominal
Peresepan Peresepan Obat Fornas 2. Tidak Sesuai
Obat Pasien yang ditulis oleh
JKN dengan dokter untuk
Standar Pasien JKN
Daftar Obat Poliklinik
Formularium Spesialis Penyakit
Nasional Dalam dengan
Standar Daftar
Obat
Formularium
Nasional

AKADEMI FARMASI IKIFA 13


D. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Non-eksperimental, untuk
mengetahui tingkat kesesuaian peresepan obat pasien JKN melalui data
sekunder berupa tanda pembuka resep pada setiap lembar resep pasien
JKN Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019.

E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Instalasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kramat Jati selama periode Januari 2019 - Agustus 2019.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Buku Fornas 2018
2. Website e-Fornas
3. Lembar Resep
4. Microsoft Excel

G. LANGKAH KERJA
1. Melakukan uji pendahuluan
2. Melakukan penelitian
3. Mengolah data
4. Membahas dan menyajikan hasil.

H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Melakukan uji pendahuluan
a. Membuat surat pengantar
b. Mengajukan surat pengantar kepada institusi lokasi penelitian
c. Melihat data kunjungan pasien seluruh Poliklinik di RSUD Kramat
Jati bulan Oktober hingga Desember 2018

AKADEMI FARMASI IKIFA 14


d. Memperoleh data Poliklinik Penyakit Dalam adalah poli dengan
persentase kunjungan pasien JKN terbanyak bulan Oktober hingga
Desember 2018
e. Melihat data kunjungan pasien JKN Poliklinik Penyakit Dalam
bulan Oktober hingga Desember 2018
f. Menghitung total kunjungan pasien JKN Poliklinik Penyakit Dalam
selama bulan Oktober hingga Desember 2018 dan membuat
persentase
2. Melakukan penelitian
a. Mengumpulkan resep pasien JKN Poliklinik Penyakit Dalam bulan
Januari hingga Maret 2019
b. Mengamati resep dan menjumlahkan R/ dalam resep
c. Mengkategorikan obat pada R/ dalam resep berdasarkan daftar obat
Fornas
d. Mencatat dan membuat daftar obat Non Fornas yang ditemukan
pada R/ dalam resep
3. Mengolah data
a. Membuat tabel untuk data obat pada R/ yang ditemukan dalam
resep berdasarkan daftar obat Fornas. Hitung jumlah R/ sesuai
Fornas, hitung R/ Non Fornas, dan jumlahkan R/ Keseluruhan, lalu
buat persentase.
b. Membuat tabel untuk data nama obat Non Fornas yang ditemukan
pada R/ dalam resep. Hitung jumlah, lalu buat persentase.
4. Membahas dan menyajikan data
a. Membuat diagram dari hasil penelitian
b. Menterjemahkan diagram
c. Membuat kesimpulan

AKADEMI FARMASI IKIFA 15


I. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tanda pembuka
resep pada lembar resep pasien JKN Poliklinik Spesialis Penyakit
Dalam di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah kramat Jati.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik
purposive sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan dan persetujuan
Apoteker Penanggung Jawab di Instalasi Farmasi. Sampel yang
diambil adalah tanda pembuka resep pada lembar resep pasien JKN
dari Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah kramat Jati periode Januari-Maret 2019.

J. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dokumentasi data sekunder berupa lembar resep pasien JKN
Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati periode Januari-Maret 2019.

K. RANCANGAN ANALISIS DATA


Data dianalisa menggunakan analisis univariat, yaitu nilai jumlah
tanda pembuka resep yang sesuai daftar obat Formularium Nasional dibagi
dengan total keseluruhan jumlah tanda pembuka resep yang diperoleh, lalu
dikalikan seratus persen, sehingga diperoleh hasil berupa persentase. lalu
dapat disimpulkan sesuai atau tidaknya peresepan obat pasien JKN
Poliklinik Spesialis penyakit Dalam RSUD Kramat Jati terhadap standar
Formularium Nasional.

AKADEMI FARMASI IKIFA 16


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap peresepan obat pasien JKN


Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Kramat Jati Periode Januari – Maret 2019 diperoleh data
sebagai berikut :

Tabel IV.1. Jumlah dan persentase tanda R/ pembuka resep pasien JKN
Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam berdasarkan daftar obat
Formularium Nasional di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD
Kramat Jati Periode Januari – Maret 2019.

Jumlah Sesuai Fornas Tidak Sesuai Fornas


Tanda R/
Bulan Tanda R/ Tanda R/
Pembuka Persentase Persentase
Pembuka Pembuka
Resep (%) (%)
Resep Resep
Januari 2019 2500 2254 90,16% 246 9,84%

Februari 2019 2383 2057 86,32% 326 13,68%

Maret 2019 2011 1769 87,97% 242 12,03%

Total 6894 6080 814


% Rata-rata 88,15% 11,85%

AKADEMI FARMASI IKIFA 17


Tidak sesuai Fornas Sesuai Fornas

100.00%
90.16% 87.97%
90.00% 86.32%

80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 13.68% 12.03%
9.84%
10.00%
0.00%
Jan-19 Feb-19 Mar-19

Gambar IV.1 Persentase tanda pembuka resep pada resep obat pasien JKN
Poliklinik Penyakit Dalam berdasarkan Fornas di Instalasi
Farmasi RSUD Kramat Jati Periode Januari – Maret 2019.
Setelah penulis melakukan penelitian kesesuaian peresepan obat pasien
JKN Poliklinik Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi RSUD Kramat Jati
Periode Januari – Maret 2019, maka diperoleh 1603 lembar resep dengan 6894
tanda R/ pembuka resep, dengan rincian pada Januari 2019 terdapat 589 lembar
resep dengan 2254 R/ yang sesuai Fornas dan 246 R/ yang tidak sesuai Fornas,
Februari 2019 terdapat 544 lembar resep dengan 2057 R/ yang sesuai Fornas
dan 326 R/ yang tidak sesuai Fornas, Maret 2019 terdapat 470 lembar resep
dengan 1769 R/ yang sesuai Fornas dan 242 R/ yang tidak sesuai Fornas. Dari
data tersebut dilakukan perhitungan rata-rata persentase R/ yang sesuai dengan
Fornas adalah 88,15% dan yang tidak sesuai dengan Fornas adalah 11,85%.
Walau hasil penelitian ini memenuhi standar Formularium Nasional,
namun tetap perlu adanya sosialisasi yang berkelanjutan dan dialog antara
dokter dengan pihak rumah sakit agar para dokter lebih berkomitmen dalam
menuliskan resep obat pasien JKN yang sesuai Formularium Nasional, karena
sekecil apapun tindakan meresepkan obat di luar Formularium Nasional untuk
pasien JKN akan tetap merugikan pasien sebagai konsumen asuransi BPJS

AKADEMI FARMASI IKIFA 18


kesehatan karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk obat tersebut di
luar biaya premi yang sudah dibayar. Tindakan tersebut juga merugikan pihak
rumah sakit karena dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit sehingga berpotensi
menurunkan minat pasien untuk berkunjung kembali ke rumah sakit, dan
merugikan pihak BPJS kesehatan karena berpotensi menurunkan tingkat
kepercayaan dan kesediaan peserta BPJS kesehatan untuk membayarkan premi
bulanan dengan rutin dan tepat waktu.
Sebagai hasil tambahan dari penelitian, peneliti juga menghitung jenis
obat di luar daftar Fornas yang paling sering diresepkan, Tiga obat dengan
frekuensi diresepkan terbanyak yaitu Ambroksol Tablet sebanyak 228 kali,
Curcuma Tablet sebanyak 126 kali, dan Glukosamin MPL 500 mg Tablet
sebanyak 122 kali.

AKADEMI FARMASI IKIFA 19


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil rata-rata persentase
peresepan obat pasien JKN Poliklinik Penyakit Dalam di Instalasi Farmasi
RSUD Kramat Jati Periode Januari - Maret 2019 yang sesuai dengan daftar
obat Fornas adalah 88,15%. Maka dapat disimpulkan bahwa peresepan obat
pasien JKN Poliklinik Speialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Kramat Jati sesuai dengan standar Formularium Nasional.
B. SARAN
Perlu adanya sosialisasi yang berkelanjutan dan dialog antara dokter
dengan pihak rumah sakit agar para dokter lebih berkomitmen dalam
menuliskan resep obat pasien JKN yang sesuai Formularium Nasional, dan
peneliti mengharapkan akan ada mahasiswa lain yang melakukan penelitian
tentang peresepan pasien JKN di poliklinik lain di RSUD Kramat Jati atau RS
setingkat untuk memperbanyak pustaka pengetahuan tentang pelayanan
Jaminan Kesehatan di Indonesia.

AKADEMI FARMASI IKIFA 20


DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Buku pegangan sosialisasi JKN. Jakarta; 2014. h.


8,9,21,27,41

2. Kemenkes RI. Tentang Fornas. Diambil dari http://e-


fornas.binfar.kemkes.go.id/index.php/front/tentang/. Di akses pada 21
januari 2019 11:02

3. Winda, Syahdu. Formularium Nasional (FORNAS) dan e-Catalogue Obat


Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Integritas. Volume 4 Nomor 2: 2018. h. 190-
191

4. Profile RSUD Kramat Jati. Diambil dari


http://rsukramatjati.jakarta.go.id/web/. Diakses pada 26 Januari 2019
11:09

5. BPJS Kesehatan. Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017 dan laporan


Keuangan Tahun 2017. Jakarta: 2018

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017


Tentang Apotek: 2017.

7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dasar Kefarmasian Jilid I.


Jakarta: 2014. h. 74-75

8. Siregar CJP. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC: 2003. h. 8, 10, 25

9. Putri, Asih Eka. Paham SJSN. Friedrich Ebert Stiftung: 2014. h. 22-25

10. Finka khairunisa, et al. Evaluasi Penggunaan Jumlah Obat Non-


Formularium Nasional pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Satu Rumah
Sakit Umum Swasta. Bandung: Fakultas MIPA Universitas Islam
Bandung, Prosiding Farmasi Volume 2 Nomor 2: 2016. h. 430

AKADEMI FARMASI IKIFA 21


LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. RESEP POLIKLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM YANG


TIDAK SESUAI FORNAS

22
LAMPIRAN 2.RESEP POLIKLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM YANG
SESUAI FORNAS

23
LAMPIRAN 3. FORMULARIUM NASIONAL

24
LAMPIRAN 4. CONTOH ISI DAFTAR OBAT FORMULARIUM NASIONAL

25
LAMPIRAN 5. TABEL OBSERVASI RESEP BULAN JANUARI 2019

TABEL OBSERVASI RESEP


PERIODE : JANUARI 2019

No Tgl. Resep Jumlah R/ R/ Sesuai Fornas R/ Tidak Sesuai Fornas

1 1 0 0 0
2 2 143 124 19
3 3 127 114 13
4 4 137 117 20
5 5 115 97 18
6 6 0 0 0
7 7 80 60 20
8 8 68 55 13
9 9 105 94 11
10 10 86 82 4
11 11 82 75 7
12 12 97 84 13
13 13 0 0 0
14 14 73 68 5
15 15 61 61 0
16 16 117 114 3
17 17 101 94 7
18 18 134 128 6
19 19 113 109 4
20 20 0 0 0
21 21 75 68 7
22 22 56 47 9
23 23 84 83 1
24 24 95 84 11
25 25 64 60 4
26 26 132 118 14
27 27 0 0 0
28 28 72 63 9
29 29 71 59 12
30 30 102 99 3
31 31 110 97 13
Total 2500 2254 246

26
LAMPIRAN 6. TABEL OBSERVASI RESEP BULAN FEBRUARI 2019

TABEL OBSERVASI RESEP


PERIODE : FEBRUARI 2019

No Tgl. Resep Jumlah R/ R/ Sesuai Fornas R/ Tidak Sesuai Fornas

1 1 129 118 11
2 2 113 91 22
3 3 0 0 0
4 4 100 93 7
5 5 0 0 0
6 6 0 0 0
7 7 84 75 9
8 8 0 0 0
9 9 155 140 15
10 10 0 0 0
11 11 93 75 18
12 12 90 73 17
13 13 129 120 9
14 14 106 94 12
15 15 173 161 12
16 16 121 104 17
17 17 0 0 0
18 18 107 98 9
19 19 104 85 19
20 20 76 69 7
21 21 92 78 14
22 22 104 87 17
23 23 146 121 25
24 24 0 0 0
25 25 103 77 26
26 26 95 74 21
27 27 147 124 23
28 28 116 100 16
29
30
31
Total 2383 2057 326

27
LAMPIRAN 7. TABEL OBSERVASI RESEP BULAN MARET 2019

TABEL OBSERVASI RESEP


PERIODE : MARET 2019

No Tgl. Resep Jumlah R/ R/ Sesuai Fornas R/ Tidak Sesuai Fornas

1 1 123 113 10
2 2 116 107 9
3 3 0 0 0
4 4 125 104 21
5 5 107 92 15
6 6 87 83 4
7 7 0 0 0
8 8 74 67 7
9 9 0 0 0
10 10 0 0 0
11 11 97 75 22
12 12 88 64 24
13 13 124 110 14
14 14 125 100 25
15 15 93 89 4
16 16 107 105 2
17 17 0 0 0
18 18 88 73 15
19 19 88 78 10
20 20 67 61 6
21 21 45 42 3
22 22 42 38 4
23 23 0 0 0
24 24 0 0 0
25 25 44 33 11
26 26 38 25 13
27 27 75 71 4
28 28 36 27 9
29 29 102 100 2
30 30 120 112 8
31 31 0 0 0
Total 2011 1769 242

28
LAMPIRAN 8. TABEL REKAPITULASI HASIL

TABEL REKAPITULASI HASIL


KESESUAIAN DENGAN FORNAS
PERSENTASE
BULAN JUMLAH R/ R/ SESUAI R/ TIDAK SESUAI (%)

Januari 2500 2254 246 90,16

Februari 2383 2057 326 86,32

Maret 2011 1769 242 87,97

Rata-rata 88,15

29
LAMPIRAN 9. DAFTAR OBAT YANG DIRESEPKAN DOKTER SPESIALIS
PENYAKIT DALAM YANG TIDAK SESUAI
FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD KRAMAT JATI
BULAN JANUARI-MARET 2019

No. NAMA OBAT FREKUENSI


DIRESEPKAN
1 Ambroksol Tablet 228

2 Curcuma Tablet 126

3 Glukosamin MPL 500mg Tablet 122

4 Meloxicam 15mg Tablet 94

5 Oxicobal Kapsul 63

6 Lapibal 500mg Kapsul 33

7 Guaifenisin Tablet 29

8 Ambroksol Sirup 28

9 Novahexin Tablet (Bromhexin) 27

10 OBH 23

11 Piroksikam 10 Tablet 17

12 Scopma Plus Tablet 15

13 Estalex Tablet 7

14 Co Amoxyclav Tablet 2

15 Bisolvon Solution 1

16 Elkana Sirup 1

17 FG Troches 1

18 Lapibion Tablet 1

19 Lapifed Tablet 1

20 Megatic Krim 1

30
LAMPIRAN 10. SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA KARYA TULIS
ILMIAH

31

Anda mungkin juga menyukai