OLEH
OLEH
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun oleh :
dr. Niniek Yusida, Sp. Pk., M.Sc. Ardy Prian N, S.Pd Bio.,
M.Si..
ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun oleh :
Pada tanggal :
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan
iii
MOTTO
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Nasional Surakarta.
pembaca terhadap konsep yang ada. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak
lepas dari bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari pihak-pihak yang terlibat
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan anugerah-Nya
2. dr. Niniek Yusida, Sp. Pk., M.Sc.selaku kepala instalasi laboratorium RSUD
3. Ardy Prian N, S.Pd Bio., M.Si.. selaku Clinical Teacher yang telah
Kerja Lapangan.
v
4. Yuli Mardiyastuti, S.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
Kerja Lapangan.
Lapangan.
6. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat baik moral maupun
7. Sahabat dan rekan mahasiswa seperjuangan dan semua pihak yang ikut
Lapangan.
ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PESETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
MOTTO iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan 2
C. Waktu Pelaksanaan 2
D. Profil Lahan PKL 3
1. Profil RSUD Karanganyar 3
a. Sejarah 3
b. Lokasi 5
c. Visi 5
d. Misi 5
e. Motto 5
2. Gambaran Umum RSUD Karanganyar 6
3. Sumber Daya Manusia 6
4. Jenis – Jenis Pelayanan Rumah Sakit di RSUD
Karanganyar 7
5. Profil Laboratorium 8
PEMERIKSAAN BTA
BAB II TINJAUAN PROSEDUR 11
A. Ilustrasi Prosedur 11
B. Uraian Prosedur 11
1. Prosedur pemeriksaan sputum dengan pulasan
Ziehl-Neelsen 11
a. Prosedur Pembuatan Sediaan Dahak 11
b. Prosedur Pewarnaan 12
c. Pelaporan Hasil 14
C. Identifikasi 14
D. Pembatasan Masalah 14
E. Rumusan Masalah 14
BAB III ANALISIS 15
A. Tinjauan Teori 15
B. Analisis SWOT 15
1. Strength 16
2. Weakness 16
3. Opportunity 17
vii
4. Threat 17
C. Pembahasan 17
BAB IV PENUTUP 22
A. Simpulan 22
B. Saran 22
Daftar Pustaka
viii
A. Tinjauan Teori 41
B. Analisis SWOT 55
1. Strength 55
2. Weakness 55
3. Opportunity 55
4. Threat 55
C. Pembahasan 55
BAB IV PENUTUP 57
A. Simpulan 57
D. Saran 57
Daftar Pustaka
ix
BAB III ANALISIS 82
A. Tinjauan Teori 82
B. Analisis SWOT 87
1. Strength 87
2. Weakness 87
3. Opportunity 87
4. Threat 87
C. Pembahasan 88
BAB IV PENUTUP 90
A. Simpulan 90
B. Saran 90
Daftar Pustaka
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat pada masa kini terutama
berkarakter. Maka dari itu wajib dilaksanakan suatu kegiatan guna melatih
sebelum terjun langsung dalam dunia kerja, sebagai wadah untuk menerapkan
teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan dalam dunia kerja yang
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Ahli Madya.
semua teori yang selama ini telah didapat dalam perkuliahan dan
C. Waktu Pelaksanaan
a. Sejarah
yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak Narjo Adirejo selaku Bupati
tidur) sebanyak 34 buah, dan mulai saat itu nama Rumah Sakit menjadi
yaitu dr. Tan Tiauw An selaku Kepala DKR Kabupaten Karang anyar
dan yang kedua dr. Migoeno sebagai kepala RSU Kartini, bidan baru
infeksi dan penyakit diare. Penyakit ini memuncak pada tahun 1970an
di Kabupaten Karanganyar.
maka pada tanggal 11 Maret 1995 RSUD pindah di jalan Yos Sudarso,
Tahun 2009.
b. Lokasi
c. Visi
d. Misi
e. Motto
lahan parkir dengan luas 5000 m2, daya listrik sebesar 350 Kva, Generator
sebesar 250 Kva dan 80 Kva, Pengelolaan limbah berupa IPAL dan
Insenerator, sumber air didapatkan dari PAM dan sumur dalam, sarana
Status Kepegawaian PNS sebanyak 416 Orang dan Non PNS sebanyak 103
e. Ners 28 Orang
g. Bidan 61 Orang
h. Kefarmasian 22 Orang
i. Apoteker 7 Orang
k. Administrasi 3 Orang
l. Kesehatan Lingkungan 7 Orang
m. Gizi 4 Orang
n. Fisioterapi 11 Orang
o. Radiografer 7 Orang
r. TU 19 Orang
s. Sopir 5 Orang
t. Keuangan 20 Orang
d. Pelayanan Bedah
f. Pelayanan Intensif
g. Pelayanan Radiologi
j. Pelayanan Elektromedik
k. Pelayanan Farmasi
l. Pelayanan Gizi
m. Pelayanan Transfusi Darah
p. Pelayanan Limbah
t. Pelayanan Laundry
5. Profil Laboratorium
a. Laboratorium
b. Visi
c. Misi
d. Motto
e. Tujuan Laboratorium
profesional.
f. Cakupan Pemeriksaan
APTT.
Direktur
Analis
Bagian Diklat RSUD Karanganyar. 2009. Pofil RSUD Karanganyar. Hal 1-16.
OLEH :
ADHE KURNIAWATI PUTRI
NIM A102.10.001
TINJAUAN PROSEDUR
A. Ilustrasi Prosedur
dengan bahan pemeriksaan yang mudah didapatkan dan cara kerja yang tidak
saluran kemih, diabetes mellitus dan skrining terhadap status kesehatan umum
dengan metode dipstick atau carik celup dan metode standar (Indranila, K. S.,
B. Uraian Prosedur
terhadap warna urin, kejernihan urin dan bau urin. Pemeriksaan kimia urin
dilakukan untuk menilai berat jenis, pH, glukosa, protein, benda keton, darah,
untuk menilai unsur-unsur sedimen urin yang terdiri dari unsur organik yaitu
sel eritrosit, sel leukosit, sel epitel, sel silinder, dan unsur anorganik lain.
dengan stik urin metode carik celup dan dapat mengetahui adanya kristal atau
pemeriksaan terbagi menjadi tiga yaitu faktor pra analitik, faktor analitik, dan
a. Urin yang digunakan adalah urin pagi, yaitu urin yang pertama kali
dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari
urin yang dikeluarkan pada waktu siang hari sehinggal baik untuk
pemeriksaan sedimen urin, berat jenis, protein dan baik juga digunakan
sehingga urine tidak dapat dipakai untuk penetapan ureum. Glukosa akan
dicerai oleh bakteri sehingga hilang dari urin. Bahan pengawet digunakan
bahan pengawet urin yang dipakai secara universal untuk menghindari urin
a. Toluene
Pengawet ini banyak dipakai karena sifatnya all around yang
dalam keadaan dingin. Baik dipakai untuk pengawet glukosa, aseton dan
urin.
b. Thymol
c. Formaldehida
lainnya. Jumlah yang harus diberikan adalah hingga pH urin tetap lebih
e. Natrium karbonat
Pengawet ini khusus digunakan untuk mengawetkan urobilinogen
(Ariyadi, 2016).
(2-8 0C), kecuali apabila waktu perjalanan yang diperlukan kurang dari 1
2. Faktor analitik
Cara kerja pemeriksaan urinalisa rutin metode dipstick atau carik celup
c. Menuangkan cairan bagian atas urin dengan gerakan cepat dan tepat,
sebanyak 2 tetes secara terpisah ke atas kaca objek dan tutup dengan
kaca penutup
40x
(Gandasoebrata, 2013).
C. Identifikasi
Pemeriksaan urinalisa rutin menggunakan dipstick atau metode carik celup
didapatkan hasil pada parameter blood atau darah dan leukosit hanya
mengeluarkan hasil positif (+) atau negatif (-) saja. Untuk bkristal urin dan
unsur-unsur lain tidak dapat terbaca dengan metode dipstick, oleh karena itu
sesungguhnya pada parameter blood dan leukosit, serta mengetahui kristal dan
D. Pembatasan Masalah
E. Rumusan Masalah
ANALISIS
A. Tinjauan Teori
Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisa. Ekskresi
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam
sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin (Corwin,
2000).
2012).
yang biasa dilakukan, antara lain metode dipstick atau carik celup dan metode
standar.
1. Pemeriksaan Carik Celup atau dipstick
mudah dan spesifik. Carik celup berupa secarik plastik kaku yang pada
sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai sembilan kertas isap atau bahan
terhadap salah satu zat yang mungkin ada dalam urin. Adanya dan
banyaknya zat yang dicari ditandai oleh perubahan warna tertentu pada
bagian yang mengandung reagen spesifik, skala warna yang menyertai carik
b. Hilangkan terlebih dahulu kelebihan urin yang melekat pada strip carik
lain berat jenis, pH, glukosa, protein, benda keton, darah, bilirubin,
reagen celup atau stick urin melalui analisis kimia urin. Uji kimia yang
a. Blood (darah)
dapat terjadi karena urin encer, pH alkalis, dan urin dibiarkan terlalu
b. Glukosa
kertas berisi dua mcam enzim yaitu enzim glukosa oksidase (GOD) dan
menjadi biru. Semakin banyak glukosa yang terdapat pada urin maka
warna pada strip carik celup akan menjadi warna biru yang lebih tua.
c. Bilirubin
Reaksi yang terjadi pada cara ini adalah reaksi diazotisasi antara
bilirubin dalam urin dan semacam senyawa diazo pada carik celup.
Warna yang terjadi pada reaksi tersebut ditentukan oleh jenis senyawa
bilirubin yang telah teroksidasi tau mengalami hidrolisis tidak dapat lagi
d. Urobilinogen
e. Keton
f. Protein
h. Leukosit esterase
Isi lapisan test adalah indoxyl ester dan diazonium salt dan akan
menjadi ungu.
i. pH
j. Berat Jenis
Ion H+ yang dihasilkan tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam
urin. Pada urin dengan berat jenis rendah, ion H+ yang dihasilkan lebih
indikator bromthymol blue berubah warna menjadi biru tua sampai hijau
pada urin dengan berat jenis rendah dan hijau kekuningan jika berat jenis
urin tinggi.
(Gandasoebrata, 2013).
dengan mikroskop.
Gambar 4. Mikroskop
(Dokumentasi pribadi)
Urin yang dipakai adalah urin segar yang pekat yang memiliki berat
jenis 1023 atau lebih tinggi, urin yang pekat lebih mudah didapatkan bila
memakai urin pagi. Urin segar adalah urin yang baru saja dikeluarkan dan
pandang. Unsur-unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu organik dan
non organik:
a. Organik
1) Sel epitel
Sel ini berinti satu, ukurannya lebih besar dari leukosit, dan
skuamosa lebih banyak dilihat pada urin wanita dan berasal dari
vulva atau dari uretra bagian distal. Sel epitel gepeng mempunyai
transisional.
2) Leukosit
3) Eritrosit
pecah karena itu. Sel eritrosit memiliki nilai normal 0-1 sel/ LPB.
b) Silinder berbutir : ada dua bentuk yaitu dengan butir halus dan
c) Silinder lilin : tak berwarna atau sedikit abuabu, lebih lebar dari
d) Silinder fibrin
8) Spermatozoa.
9) Potongan-potongan jaringan.
haematobium.
b. Non organik
a) Dalam urin asam : asam urat, natrium urat, dan kalsium sulfat.
b) Dalam urin asam atau netral atau yang agak basa : kalsium
kalsium fosfat.
sulfinanid.
1. Strength (kekuatan)
pemeriksaan mudah didapatkan dan cara kerja dengan metode carik celup
atau dipstick merupakan metode yang sangat cepat, mudah dan spesifik.
tubuh manusia.
2. Weakness (kelemahan)
3. Opportunity (kesempatan)
umum.
4. Treat (ancaman)
hasil (menjadi positif palsu atau negatif palsu) apabila tidak dilakukan
C. Pembahasan
ketelitian hasil dari suatu pemeriksaan harus memperhatikan faktor pra analitik,
faktor analitik dan faktor post analitik. Pemeriksaan urin rutin dianjurkan
menggunakan urin pagi untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya karena urin
pagi adalah urin yang pekat dan harus cepat dilakukan pemeriksaan supaya
urinalisa rutin biasa dilakukan dengan metode carik celup atau dipstick. Pada
memberikan hasil positif atau negatif saja. Pemeriksaan dengan metode carik
selup didapatkan hasil negatif palsu pada lekosit esterase apabila terdapat
konsentrasi protein yang tinggi (lebih dari 500 mg/dL), glukosa lebih dari 3
g/dL, asam oksalat dan asam askorbat. Hasil positif palsu pada lekosit esterase
dapat terjadi apabila terdapat formalin dalam wadah urin, urin yang sangat pekat
palsu pada nitrit dapat terjadi akibat kontaminasi pada sampel urin (Suwardewa,
misalnya kristal urin, sel eritrosit, leukosit, sel epitel, sel silinder, dan unsur
PENUTUP
A. Simpulan
pemeriksaan yang cepat, mudah dan sensitif. Untuk mendukung hasil dengan
mendapatkan hasil kuantitatif unsur yang terkandung dalam urin serta dapat
mengetahui adanya kristal urin, bakteri dan unsur-unsur lain yang terdapat di
B. Saran