Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Nama Anggota Kelompok 6 :


1. M. Apri Maulana
2. Anicah Sovianti
3. Evatasari
4. Pupiawati
5. Santi Damayanti
6. Sumenah
7. Yuni Yulianti

Dosen Pengampu : Ema Hikmah,Skp,M.Kep


Pengertian Perilaku Asertif

Alberti dan Emmons (dalam Yasdiananda, 2013), bahwa perilaku asertif adalah
suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan,
dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai
hak-hak serta perasaan pribadi dan pihak lain. Perilaku asertif adalah kemampuan
individu untuk mengekspresikan perasaan positif maupun negatif dan pikirannya
secara tegas dan bebas dengan tetap memperhatikan perasaan orang lain atau
dengan kata lain mempertahankan hak sendiri tanpa mengganggu hak orang lain
(Wahyudi, 1999).
Teknik Perilaku Asertif

● Rasional strategi
Yaitu konselor memberikan rasional/menjelaskan maksud penggunaan strategi. Konselor
memberikan overview tahapan-tahapan implementasi strategi.
● Identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan
Yaitu konselor meminta klien menceritakan secara terbuka permasalahan yang dihadapi dan
sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul.
● Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif serta mengeksplorasi target
Yaitu konselor dank lien membedakan perilaku asertif dan perilaku tidak asertif serta
menentukan perubahan perilaku yang diharapkan.
● Bermain peran, pemberian umpan balik serta pemberian model perilaku yang lebih baik
Klien bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Konselor member umpan
balik secara verbal
Teknik Perilaku Asertif

● Melaksanakan latihan dan praktik


Klien mendemonstrasikan perilaku yang asertif sesuai dengan target perilaku yang
diharapkan.
● Mengulang Latihan
Klien mengulang latihan kembali tanpa bantuan pembimbing.
● Tugas rumah dan tindak lanjut
Konselor member tugas rumah pada klien, dan meminta klien mempraktekkan perilaku yang
diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari.
● Terminasi
Konselor menghentikan program bantuan.
Teknik Mendengar Aktif

Mendengar aktif (Active Listening) adalah mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang diperhatian
dengan apa yang dikatakan oleh pembicara atau lawan bicara.
• Senyum dan Mengangguk
Senyum dari waktu ke waktu menunjukan bahwa seseorang tersebut setuju dengan pesan pembicara
• Kontak Mata
Mempertahankan kontak mata itu rumit karena tidak semua orang merasa nyaman melakukannya, atau
menjadi orang yang menatap dalam hal itu.
• Postur Tubuh
Kita bisa bercerita banyak tentang minat seseorang pada apa yang anda katakan dengan bahasa tubuh mereka
• Mirroring
Mirroring adalah tindakan meniru ekspresi wajah pembicara, dan sering digunakan untuk menunjukkan
simpati dan persetujuan terhadap pesan mereka.
Teknik Mendengar Aktif

• Berlatih Empati
Tempatkan diri anda pada posisi orang lain. Cobalah rasakan apa yang orang
lain rasakan saat mereka berbicara dengan anda
• Hindari Gangguan
Menghindari gangguan yang akan menghambat lawan sedang berbicara
dengan kita, contohnya menonaktifkan notifikasi ponsel dan jangan terlalu
gelisah.
• Umpan balik atau penguatan positif
Umpan balik atau feedback diperlukan untuk membantu kedua belah pihak
memahami, apakah komunikasi yang dilakukan berhasil atau tidak.
Empati dan Keterbukaan Diri

A. Empati

Empati berasal dari kata empatheia yang berarti ikut


merasakan. Istilah ini, pada awalnya digunakan oleh para
teoritikus estetika untuk pengalaman subjektif orang lain.
Kemudian pada tahun 1920-an seorang ahli psikologi Amerika,
E. B. Tichener, untuk pertama kalinya menggunakan istilah
mimikri motor untuk istilah empati. Istilah Tichener menyatakan
bahwa empati berasal dari peniruan secara fisik atas beban orang
lain yang kemudian menimbulkan perasaan serupa dalam diri
seseorang (D. Goleman, 1996).
B. Keterbukaan Diri

Menurut Altman dan Taylor (dalam Morrisan, 2010) keterbukaan diri


merupakan cara untuk meningkatkan kualitas hubungan ke arah yang lebih intim.
Sedangkan, menurut Johnson (Supratiknya, 1995) menyatakan bahwa keterbukaan
diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap sesuatu yang
sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relefan
atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini.

Menurut Papu J (2002) keterbukaan diri adalah pemberian informasi


tentang diri sendiri kepada orang lain. Jadi keterbukaan diri adalah pemberian
informasi atau reaksi diri sendiri yang akrab kepada orang lain terhadap sesuatu
yang sedang dihadapi yang mencakup beberapa hal seperti pengalaman hidup,
perasaan, emosi, pendapat agar tercipta kualitas hubungan ke arah yang lebih
intim. Brooks & Emmert (Rahkmat, 2003) mengemukakan ciri-ciri orang terbuka
dan orang tertutup.
Menurut Grzelak (dalam Sears, 1999) terdapat lima fungsi
keterbukaan diri, yaitu:

Ekspresi (expression) Penjernihan diri Kebahasan sosial


(self-Clarification) (sosial Validation)

Kendali sosial Perkembangan hubungan


(sosial control) (relationship development)
Menurut Papu (2002) ada beberapa manfaat keterbukaan diri
antara lain:

Meningkatkan Mengembangkan
kesadaran diri ketrampilan
berkomunikasi

Membangun hubungan
lebuh dekat dan
mendalam
Macam Sikap Saat Menghadapi Situasi Tidak Nyaman :

Selalu berusaha Ajak bicara saat


berpikir positif evaluasi tim

Intropeksi diri Menghindari sesuatu yang


sendiri menyebabkan konflik
Manfaat Mempelajari Asertif
Beberapa manfaat penting yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari,
di antaranya:

* Mudah berteman dengan siapapun


* Selalu di hormati dan dihargai orang lain
* Meningkatkan rasa percaya diri
* Meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan
* Membantu mengatasi setres
* Tidak akan ditindas atau di manfaatkan oleh orang lain
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai