Anda di halaman 1dari 51

SOP DAN LO

PEMBERIAN OBAT ORAL


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
PRODI DIII KEPERAWATAN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung, Cipocok
Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik :
poltekkesbanten@gmail.com
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
OBAT ORAL

Pengertian
Pemberian obat oral dilakukan melalui mulut dan ditelan. Obat-obatan oral
tersedia dalam berbagai jenis yaitu pil, tablet, bubuk, kapsul dan sirup. Pemberian
obat oral dapat diberikan selama pasien masih dapat menelan dan
mempertahankan obat dalam perut .
Tujuan
1. Memberikan pengobatan kepada pasien dengan efek sistemik, lokal atau
keduanya
2. Pemberian obat rute oral, sublingual dan bukal merupakan rute yang cocok
dan nyaman bagi pasien yang kesakitan

Indikasi Pasien yang masih dapat menelan dan mempertahankan obat dalam perut
Persiapan pasien  Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat oral
 Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual atau muntah,
inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi gastrointertinal
terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising usus, dan suction lambung.
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Baki /tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :

 Identitas pasien*

 Jenis obat atau nama obat*

 Dosis obat*

 Waktu/jam pemberian*

 Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan *

3. Gelas obat sekali pakai/gelas pengukur/ sendok


4. Segelas air atau sari buah atau makanan ringan
5. Obat yang diperlukan
Persiapan
1. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
lingkungan
2. Pastikan penerangan/cahaya cukup
3. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
4. Atur posisi pasien , duduk atau posisi miring

Prosedur Tindakan Tahap Pra Interaksi


1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis
2. Siapkan ruangan
3. Tetapkan tujuan dilakukan prosedur
4. Siapkan alat-alat dan obat

5. Cuci tangan*

Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat oral
 Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual
atau muntah, inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi
gastrointertinal terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suction lambung.
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien, duduk atau posisi miring

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya
3. Berikan obat langsung kepada pasien dan tetap bersama pasien sampai
obat benar-benar diminum/ditelan. Jika merasa tidak pasti apakah obat
telah ditelan, minta pasien untuk membuka mulutnya.
Berikan obat dengan tepat:
4. Bila tablet : tawarkan pasien pilihan air atau sari buah dengan obat akan
diminum, pasien mungkin yang berkeinginan untuk memegang obat
ditangan atau dicangkir obat sebelum meminumnya.
5. Bila pemberian sub lingual: minta pasien untuk menempatkan obat di
bawah lidah dan biarkan larut sempurna. Ingatkan pasien untuk menelan
tablet. Bila pemberian dengan bukal minta pasien menempatkan obat
pada membrane mukosa pipi sampai larut sempurna. Hindari pemberian
cairan sampai obat larut sempurna
6. Bila obat berbentuk bubuk campur dengan cairan di sisi tempat tidur dan
berikan kepada pasien untuk diminum.
7. Jika pasien tidak mampu memegang obat, letakkan dengan perlahan obat
dibibirnya dan dengan perlahan masukkan ke dalam mulut pasien
8. Bila tablet atau kapsul jatuh ke lantai, buang dan ulangi persiapan dari
awal
9. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
10. Sesudah di cek, kembalikan kartu obat untuk persiapan pemberian obat
berikutnya
11. Evaluasi perasaan pasien
12. Simpulkan hasil kegiatan

Tahap Terminasi
13. Beri salam
14. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

15. Cuci tangan*

16. Dokumentasi hasil pemeriksaan

Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan


keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
PRODI DIII KEPERAWATAN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung, Cipocok
Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik :
poltekkesbanten@gmail.com
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT ORAL

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat oral
 Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual
atau muntah, inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi
gastrointertinal terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suction lambung.
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien , duduk atau posisi miring
8. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
9. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada
pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya
10. Berikan obat langsung kepada pasien dan tetap bersama pasien
sampai obat benar-benar diminum/ditelan. Jika merasa tidak pasti
apakah obat telah ditelan, minta pasien untuk membuka mulutnya.

Berikan obat dengan tepat:


 Bila tablet: tawarkan pasien pilihan air atau sari buah dengan
obat akan diminum, pasien mungkin yang berkeinginan untuk
memegang obat ditangan atau dicangkir obat sebelum
meminumnya.
 Bila pemberian sub lingual: minta pasien untuk
menempatkan obat di bawah lidah dan biarkan larut
sempurna. Ingatkan pasien untuk menelan tablet. Bila
pemberian dengan bukal minta pasien menempatkan obat
pada membrane mukosa pipi sampai larut sempurna. Hindari
pemberian cairan sampai obat larut sempurna
 Bila obat berbentuk bubuk campur dengan cairan di sisi
tempat tidur dan berikan kepada pasien untuk diminum.
11. Jika pasien tidak mampu memegang obat, letakkan dengan perlahan
obat dibibirnya dan dengan perlahan masukkan ke dalam mulut
pasien
12. Bila tablet atau kapsul jatuh ke lantai, buang dan ulangi persiapan
dari awal
13. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
14. Sesudah di cek, kembalikan kartu obat untuk persiapan pemberian
obat berikutnya
15. Evaluasi kembali respon pasien terhadap obat dalam 30 menit

16. Simpulkan hasil kerja

17. Beri salam

18. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula


19. Cuci tangan*
20. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
( )
SOP DAN LO

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAVENA)

Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh


Pengertian
darah vena
1. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
2. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
Tujuan 3. Memperkecil terjadinya kerusakan jaringan
4. Memasukan obat dalam jumlah besar

Diberikan kepada pasien yang mendapatkan terapi obat yang diberikan secara
Indikasi
intravena
1. Pasien diberitahu maksud dan tujuan tindakan
Persiapan pasien 2. Mengatur posisi pasien

1. APD: Sarung tangan, dll


2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril
4. Bak spuit
5. Kapas alkohol dalam kom / alkohol swab
6. Desinfektan / bethadine
7. Manset / torniquet
Persiapan alat 8. Perlak dan pengalas
9. Obat sesuai program terapi
10. Bengkok
11. Gergaji ampul (bila perlu)
12. Plester
13. Buku injeksi/daftar obat
14. Baki

Persiapan 1. Dekatkan alat-alat

lingkungan 2. Pasang sampiran

Prosedur Tahap Pra Interaksi


Tindakan 1. Melakukan verifikasi data*

2. Menyiapkan alat

3. Mencuci tangan*

4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
4. Meletakkan manset / torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk

5. Memakai sarung tangan/ handscoon*

6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam


keluar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi steril
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
9. Menusuk vena dengan kemiringan sudut 30 derajat dan lubangi jarum
menghadap atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Melepas torniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester luka
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Melepaskan handscoon secara terbalik dan taruh di bengkok

Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Merapihkan pasien
3. Membereskan alat
4. Berpamitan

5. Mencuci tangan*

6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAVENA)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2

1. Melakukan verivikasi data


2. Siapkan alat
- APD: Sarung tangan, dll
- Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
- Jarum steril
- Bak spuit
- Kapas alkohol dalam kom / alkohol swab
- Desinfektan / bethadine
- Manset / torniquet
- Perlak dan pengalas
- Obat sesuai program terapi
- Bengkok
- Gergaji ampul (bila perlu)
- Plester
- Buku injeksi/daftar obat
- Baki

3. Mencuci tangan*

4. Menyiapkan obat dengan benar

5. Menempatkan alat di dekat pasien

6. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

7. Menjelaskan prosedur

8. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan

9. Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan

10. Memasang perlak dan alasanya

11. Membebaskan daerah yang akan di injeksi

12. Meletakkan manset / torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk

13. Memakai sarung tangan/ handscoon*

14. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah


dalam keluar) biarkan kering

15. Mempertahankan vena pada posisi steril

16. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat

Menusuk vena dengan kemiringan sudut 30 derajat dan lubangi


18. jarum menghadap atas

19. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit

20. Melepas torniquet

21. Memasukkan obat secara perlahan

22. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas

23. Menutup daerah tusukan dengan plester luka

24. Membuang spuit ke bengkok

25. Melepaskan handscoon secara terbalik dan taruh di bengkok

27. Melakukan evaluasi tindakan

26. Merapihkan pasien

27. Membereskan alat

28. Berpamitan dan mengucapkan salam

29. Mencuci tangan*

30. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

JUMLAH

TOTAL NILAI

PERSENTASE

Keterangan :
 Nilai 2 : Tndakan dilakukan sempurna
 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Niali 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali

Penilai / Observer

(……………….…)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAMUSKULAR)

Pengertian Intramuskular adalah cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot


Tujuan 1. Melaksanakan fungsi kolaboratif dengan dokter
2. Memberikan efek sistemik
3. Penyerapan atau absorbsi obat yang cepat
Indikasi Pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
Persiapan pasien 1. Pasien diberi tahu maksud dan tujuan tindakan
2. Mengatur posisi pasien
3. Membebaskan daerah penyuntikan dari pakaian
Persiapan alat 1. Bak suntik (bak instrumen ukuran kecil)
2. Spuit (ukuran 2-5 ml untuk dewasa ;1-2 ml untuk anak)
3. Jarum suntik (2,5-3 cm untuk dewasa; 1,25-2,5 cm untuk anak-anak)
4. Kapas alkohol dalam kom/alkohol swab
5. Nierbekken/bengkok
6. Sarung tangan bersih
7. Perlak dan alas perlak
8. Baki obat
9. Kartu obat atau buku pemberian obat
10. Obat sesuai program terapi
11. Gergaji ampul (jika diperlukan)
12. Pelarut obat
Persiapan 1. Dekatkan alat-alat
lingkungan 2. Pasang sampiran
Prosedur Tindakan Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verifikasi data pasien*

2. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien

3. Cuci Tangan*

4. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam sebagai pendakatan kepada pasien
2. Memperkenakan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan waktu lamanya tindakan
5. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
6. Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan
tindakan
7. Menanyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan tindakan
Tahap Kerja

1. Cuci tangan*

2. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan


3. Memasang perlak dan pengalas
4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi

5. Memakai sarung tangan/handsoon*

6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi
7. Lakukan penyuntikan pada daerah berikut.
1) Pada daerah paha dengan cara, anjurkan pasien untuk berbaring
terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
2) Pada vetrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring
tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang
akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
3) Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi
8. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (90˚̊)
9. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Jika tidak ada darah yang
tertarik dalam spuit, tekanlah spuit hingga obatmasuk secara perlahan-
lahan sampai habis.
10. Tarik spuit yang telah digunakan, letakkan dalam bengkok
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Rapikan klien dan alat
3. Mengakhiri kegiatan dan memberikan salam

4. Cuci tangan*

5. Pencatatan kegiatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat


Referensi Lestari, Yuni dkk. 2018. Kebutuhan Dasar Manusia SMK/MAK Kelas XII.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAMUSKULAR)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Mengucapan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelasan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Menanyaan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan
5.
tindakan
6. Menanyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan tindakan

7. Cuci tangan*
8. Mengatur posis pasien
9. Memasang perlak dan alas
10. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi

11. Memakai sarung tangan/handscoon*


Perisa tempat yang akan dilakukan penyuntkian (perhatkian lokasi
12.
penyuntikan)
Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan
13.
injeksi
14. Lakukan penyuntikan pada daerah berikut.
1. Pada daerah paha dengan cara, anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
2. Pada vetrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring
tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi
yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
3. Pada daerah deltoid ( lengan atas) dilakukan dengan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi

15. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (90 derajat)
16. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Jika tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit, tekanlah spuit hingga obat masuk secara
perlahan-lahan sampai habis
17. Tarik spuit yang telah digunakan, letakkan dalam bengkok
18. Evaluasi respon lien
19. Rapikan klien dan alat
20. Mengakhiri kegiatan dan memberikan salam

21. Cuci tangan*


22. Dokumentasi hasil kegiatan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRACUTAN)

Pengertian Injeksi intracutan (IC) adalah memasukan obat berbentuk cairan kedalam
lapisan kulit menggunakan jarum suntik,biasanya dilakukan dibagian atas
lengan bawah.
Tujuan  Membantu dalam menentukan diagnosa suatu penyakit seperti
tiberculintes.
 Mendapat reaksi setempat untuk alergi pada obat-obatan tertentu (skin
tes)
 Menghindari dampak obat sebelum diberikan
 Mendapat/menambah kekebalan tubuh imunisasi/vaksinasi

Indikasi  Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux)


 Pasien yang melakukan imunisasi atau vaksinasi
 Menegakkan diagnosa penyakit

Persiapan pasien  Identifikasi pasien dengan prinsip 5B ,benar obat,benar dosis,benar


pasien,benar cara/rute pemberian,benar waktu
 Kaji riwayat alergi
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasang sampiran atau jaga privacy pasien
 Atur posisi pasien senyaman mungkin

Persiapan alat  Buku daftar pemberian obat pasien


 Handscoon atau sarung tangan steril disposibel
 Spuit insulin 1mL dnegan ukuran 2,5-2,7 dengan panajng jarum 1/4 -
5/8 inci
 Bak instrumen
 Bengkok
 Kom kecil
 Kapas alkohol atau disinfektan yang bukan alergen
 Obat dalam vital atau ampul
 Pena atau alat tulis

Persiapan  Jaga privacy klien


lingkungan  Memberi penerangan yang cukup
 Mengatur posisi pasien. Minta klien untuk mengekstensikan siku dan
menyangganya dan lengan bawah pada permukaan rata.
Prosedur Tindakan  Cuci tangan*

 Identifikasi pasien dengan 6B ,benar pasien,benar obat,benar


dosis,benar waktu pemberian obat, benar cara/rute pemberian

obat,benar kadaluarsa obat*

 Pasang handscoon*

 Hisap obat yang akan diberikan dari dalam ampul atau vital kedalam
spuit yang telah tersedia sesuai kebutuhan
 Tentukan lokasi yang akan di injeksi di leengan bawah: bagian depan
lengan bawah sepertiga dari lekukan siku pada kulit yang sehat,jauh
dari pembuluh darah untuk mantoux, dan lengan atas: tiga jari dibawah
sendi bahu ditengah-tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG
 Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol atau dengan
disinfektan non alergen,dengan cara sirkulen dari arah dalam keluar
 Pegang kapas alkoholoh dan disinfektan non alergen dengan tangan
non dominan
 Dengan ujung jarum menghadap ke atas tusukkan jarum injeksi
dengan sudut 15-20 derajat terhadap permukaan kulit
 Masukan obat secara perlahan
 Cabut jarum sesuai dengan sudut masuknya
 Tidak dilakukan pengurutan
 Usap daerah dengan pelan menggunakan kapas alkohol jangan
ditekan
 Pada tahap ini selesai untuk melakukan injeksi intracutan dengan
tujuan BCG
 Namun,untuk mantoux buat lingkaran pada bula hasi injeksi dengan
menggunakan alat tulis dengan diameter 5cm
 Observasi kulit terhadap reaksi kemerahan dan bengkak atau reaksi
sistemik (10-15 menit)
 Kembalikan posisi klien
 Bereskan alat

 Lepaskan handscoon*

 Cuci tangan*
Referensi https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/06/sop-cara-injeksi-intracutan-
ic.html?m=1

https://www.perawatkitasatu.com/2019/07/injeksi-intrakutan-ic-definisi-
tujuan.html?m=1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRACUTAN)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Tahap Kerja

 Cuci tangan*

 Identifikasi pasien dengan 6B ,benar obat,benar dosis,benar


pasien,benar cara/rute pemberian,benar waktu,benar
kadaluarsa obat*

 Pasang handscoon*

 Hisap obat yang akan diberikan dari dalam ampul atau vital
kedalam spuit yang telah tersedia sesuai kebutuhan
 Tentukan lokasi yang akan di injeksi di leengan bawah:
bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku pada
kulit yang sehat,jauh dari pembuluh darah untuk mantoux,
dan lengan atas: tiga jari dibawah sendi bahu ditengah-
tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG
 Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol atau
dengan disinfektan non alergen,dengan cara sirkulen dari
arah dalam keluar
 Pegang kapas alkoholoh dan disinfektan non alergen dengan
tangan non dominan
 Dengan ujung jarum menghadap ke atas tusukkan jarum
injeksi dengan sudut 15-20 derajat terhadap permukaan kulit
 Masukan obat secara perlahan
 Cabut jarum sesuai dengan sudut masuknya
 Tidak dilakukan pengurutan
 Usap daerah dengan pelan menggunakan kapas alkohol
jangan ditekan
 Pada tahap ini selesai untuk melakukan injeksi intracutan
dengan tujuan BCG
 Namun,untuk mantoux buat lingkaran pada bula hasi injeksi
dengan menggunakan alat tulis dengan diameter 5cm
 Observasi kulit terhadap reaksi kemerahan dan bengkak
atau reaksi sistemik (10-15 menit)
 Kembalikan posisi klien
 Bereskan alat
 Lepaskan handscoon*

 Cuci tangan*
2 Tahap Terminasi
  Evaluasi perasaan klien
  Simpulkan hasil kegiatan
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
 Akhiri kegiatan

 Cuci tangan*
3 Dokumentasi
 Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan.
JUMLAH
TOTAL NILAI
PERSENTASE

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (SUBCUTAN)

Pengertian Pemberian obat subkutan adalah cara memberikan obat dengan menyuntik
di area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.

Tujuan Memberikan obat kepada pasien melalui jaringan subkutan

Indikasi 1. bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar,


2. tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral
3. tidak alergi.
4. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang
bagian atas.

Persiapan pasien 1. Pastikan kebutuhan klien dalam pemberian obat SC


2. Sampaikan salam
3. Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan.

Persiapan alat 1. Daftar obat


2. Alat tulis
3. Perlak dan Pengalas
4. Bak spuit
5. Kapas alcohol
6. Sarung tangan
7. Piala ginjal
8. Obat injeksi
9. Ampul
10. Vial
11. Spuit

Persiapan 1. Jaga privasi pasien


lingkungan 2. Pasang sampiran

Prosedur Tindakan 1. Fase Pra interaksi


 Cocokkan pesanan dokter dengan kartu obat, laporkan bila

ada ketidakjelasan*

 Pahami kerja obat, pertimbangkan pemakaian dosis aman,

maksud pemberian efek samping obat yang akan diberikan *

 Kaji apakah klien mampu dan mau mengikuti petunjuk*

 Kaji tanda-tanda vital dan kesadaran pasien


 Siapkan obat sesuai dosis untuk setiap klien periksa tanggal

kadaluarsa*

 Hitung dosis perhatikan obat yang belum bisa dipakai klien *

 Mencuci tangan*

2. Fase Orientasi
 Membawa obat ke kamar klien, sekali lagi lakukan cek nama

obat, dosis, cara pemberian, waktu, dan tanggal pemberian *

 Memberikan salam dan memperkenalkan diri


 Cek identitas klien: cek nama klien pada gelang atau papan,
identitas kalau ada, menanyakan dan memanggil nama klien
 Jelaskan pada klien rencana pemberian obat,tujuan,cara
pemberian,waktu dan nama obat, minta tanda tangan apabila
perlu persetujuan pemberian obat.

3. Fase Kerja
 Tutup tirai untuk member privacy pada klien

 Pakai sarung tangan*

 Ambil obat sesuai dengan prosedur yang benar dari


menyiapkan obat ampul atau vial.
 Berikan posisi yang tepat sesuai dengan lokasi yang dipilih.
a. Lengan atas bagian luar,
b. Bagian anterior paha duduk atau berbaring dengan kaki
rileks,
c. Abdomen posisi terlentang atau semi recumbent,
d. Daerah scapula pasien telungkup atau duduk.
 Pasang perlak dan pengalas, dekatkan piala ginjal.
 Bersihkan daerah suntikan dengan kapas atau alkohol, gosok
melingkar dari dalam keluar. Biarkan alkohol kering dan
pegang kapas untuk digunakan waktu mencabut jarum.
 Buka tutup jarum dengan tangan kiri.
 Cubit atau gerakkan daerah yang akan disuntikkan.
 Pegang spuit dengan tangan kanan diantara ibu jari dan
telunjuk. Suntikkan jarum dengan sudut 45¬0-900, tergantung
turgor jaringan dan panjang jarum.
 Setelah jarum masuk, lepaskan jaringan yang dipegang, dan
gunakan tangan kiri untuk memegang ujung barel.
 Aspirasi untuk memastikan masuknya jarum. Bila ada darah,
cabut jarum, obat dan spuit dibuang dan menyiapkan obat
baru lagi.
 Bila tidak ada darah, suntikan obat perlahan-lahan.
 Cabut jarum cepat dengan sudut sesuai waktu masuk.
 Masase hati-hati dengan kapas alkohol(jangan masase pada
pemberian heparin atau insulin).
 Buang spuit dab jarum tanpa penutup di sharp container.
 Ambil perlak dan pengalas dari klien.
 Lepaskan sarung tangan dan taruh di piala ginjal.
4. Fase terminasi
 Melakukan evaluasi kepada klien setelah melakukan tindakan
(Tanya apa yang klien rasakan saat pemberian obat).
 Merapikan klien kembali, member posisi yang nyaman untuk
klien.
 Membereskan peralatan.

 Mencuci tangan*

 Berpamitan.
 Cek kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien
setelah diberikan injeksi subcutan, terhadap reaksi alergi
maupun efek samping.
 Catat waktu, dosis, dan nama semua obat yang diberikan
dalam daftar obat dan beri tanda tangan sebagai bukti obat
diberikan.
 Bila klien tidak mau diberi injeksi dermal, laporkan secara
lengkap.
 Catat bila muncul reaksi setelah pemberian injeksi

Referensi https://www.perawatkitasatu.com/2019/06/injeksi-subkutan-sc-definisi-
tujuan.html?m=1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (SUBCUTAN)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
FASE PRA INTERAKSI
1. Cocokan pesanan dokter dengan kartu obat, laporkan bila ada

ketidakjelasan*
2. Pahami kerja obat, pertimbangkan pemakaian dosis aman, maksud

pemberian efek samping obat yang akan diberikan*


3. Kaji apakah klien mampu dan mau mengikuti petunjuk
4. Kaji tanda-tanda vital dan kesadaran pasien
5. Siapkan obat sesuai dosis untuk setiap klien, pariksa tanggal

kadaluarsa*
6. Hitung dosis perhatikan obat yang belum bisa dipakai klien *
7. Mencuci tangan*
FASE ORIENTASI
1. Membawa obat ke kamar klien, sekali lagi lakukan cek nama obat,

dosis, cara pemberian, waktu, dan tanggal pemberian *


2. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
3. Cek identitas klien, cek nama klien pada gelang atau papan identitas
kalau ada, menanyakan dan memanggil nama klien
4. Jelaskan pada klien rencana pemberian obat, tujuan, cara
pemberian, waktu dan nama obat, minta tanda tangan apabila perlu
persetujuan pemberian obat
FASE KERJA

1. Tutup tirai untuk memberi privacy pada klien


2. Pakai sarung tangan (handscoon) *
3. Ambil obat sesuai dengan prosedur yang benar dari menyiapkan
obat ampul atau vial
4. Berikan lokasi yang tepat sesuai dengan lokasi yang dipilih
e. Lengan atas bagian luar,
f. Bagian anterior paha duduk atau berbaring dengan kaki rileks,
g. Abdomen posisi terlentang atau semi recumbent,
h. Daerah scapula pasien telungkup atau duduk
5. Pasang perlak dan pengalas, dekatkan piala ginjal
6. Bersihkan daerah suntikan dengan kapas atau alkohol, gosok
melingkar dari dalam keluar. Biarkan alkohol kering dan pegang
kapas untuk digunakan waktu mencabut jarum
7. Buka tutup jarum dengan tangan kiri
8. Cubit atau gerakkan daerah yang akan disuntikkan
9. Pegang spuit dengantangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk.
Suntikkan jarum dengan sudut 45-0-900, tergantung turgor jaringan
dan panjang jarum
10. Setelah jarum masuk, lepaskan jaringan yang dipegang, dan
gunakan tangan kiri untuk memegang ujung barel
11. Aspirasi untuk memastikan masuknya jarum. Bila ada darah, cabut
jarum, obat dan spuit dibuang dan menyiaokan obat baru lagi.
12. Bila tidak ada darah, suntikan obat perlahan-lahan
13. Cabut jarum cepat dengan sudut sesuai waktu masuk
14. Masase hati-hati dengan kapas alkohol ( jangan masase pada
pemberian heparin atau insulin)
15. Buang spuit dan jarum tanpa penutup di sharp container
16. Ambil perlak dan pengalas dari klien
17. Lepaskan sarung tangan dan taruh di piala ginjal
FASE TERMINASI
18. Melakukan evaluasi kepada klien setelah melakukan tindakan (tanya
apa yang klien rasakan saat pemberian obat)
19. Merapikan klien kembali, memberi posisi yang nyaman untuk klien
20. Membereskan peralatan
21. Mencuci tangan*
22. Berpamitan
23. Cek kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien setelah
siberikan injeksi subcutan, terhadap reaksi alergi maupun efek
samping
24. Catat waktu, dosis, dan nama semua obat yang diberikan dalam
daftar obat dan beri tanda tangan sebagai bukti obat diberikan
25. Bila klien tidak mau diberi injeksi dermal, laporkan secara lengkap
26. Catat bila muncul reaksi setelah pemberian injeksi
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna ( )
Nilai Batas Lulus : 75
SOP DAN LO
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (KULIT)

Obat topikal adalah memberikan obat pada kulit dengan cara


Pengertian
mengoleskannya.
Tujuan
1. Mengobati infeksi, abrasi atau iritasi
2. Mengurangi iritasi kulit local
3. Mempertahankan hidrasi permukaan kulit
4. Melindungi permukaan kulit
5. Membuat anestesi lokal

Indikasi Pasien yang memerlukan bantuan untuk proses pemberian obat


Persiapan pasien 1. Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
2. Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat
3. Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
4. Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
5. Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat
1. Troli
2. Perlak
3. Bengkok (nierbekken)
4. Air DTT dalam kom
5. Sarung tangan
6. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
7. Kassa balutan dan plester (sesuai kebutuhan)
8. Lidi kapas
9. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang
mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray aerosol)

Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.

2. Cuci tangan*

3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien


4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka
area yang akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit.

8. Gunakan sarung tangan(handscoon)*

Prosedur Tindakan Tahap pra interaksi


1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis

2. Siapkan ruangan(handscoon)*

3. Tetapkan tujuan dilakukan prosedur


4. Siapkan alat-alat dan obat
 Ambil kartu obat dari kotak obat
 Cocokan kartu obat dengan status pasien, periksa keakuratan
serta kelengkapan tertulis dari dokter, perhatikan nama
pasien, nama dan dosis obat , cara dan waktu pemberian
serta waktu kadarluarsa obat, laporkan setiap ketidakjelasan
pesanan

Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap
obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Pasang sarung tangan
3. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
4. Lepaskan pakaian pasien pada daerah yang akan diobati.
Pertahankan daerah/bagian tubuh yang lain tertutup
5. Tinjau kembali kekuatan, waktu pemberian dan tempat pengolesan
obat.
6. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh
7. Cuci area yang sakit,debris dan kulit yang mengering (gunakan
sabun yang tidak menyebabkan kering pada kulit)
8. Bersihkan luka dengan pengoles berujung kapas atau spatel lidah
9. Keringkan kulit atau pajanan pada udara yang kering

10. Pasang sarung tangan (jika diindikasikan) *


11. Oleskan obat topikal oles sewaktu kulit masih lembab (jika kulit
sangat kering dan mengelupas)

Krim, Salep, dan Lotion Berbahan Minyak


• Letakkan satu sampai dua sendok teh obat di telapak tangan
kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua
tangan
• Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
• Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah
pemberian

Spray Aerosol
• Kocok wadah dengan keras
• Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray
menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
• Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
• Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
• Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan
yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.

• Cuci tangan*

Lotion Mengandung Suspensi


• Kocok wadah dengan kuat
• Oleskan sejumlah kecil lotion pada kain balutan atau alas dan
gunakan gunakan pada kulit dengan mengusapkannya secara
merata meliputi
• Jelaskan pada klien bahwa area yang diolesi akan terasa dingin dan
kering.
• Pastikan bahwa seluruh permukaan kulit mongering
• Taburkan lotion pada lipatan kulit , seperti diantara kaki atau
dibawah lengan
• Taburi area kulit secara lembut dengan menggunakan dispenser
sehingga area kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut san
tipis
• Tutup area kulit dengan membalutnya (jika ada indikasi)

Bubuk (Powder)
• Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
• Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari
atau bagian bawah lengan
• Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
• Tutup area kulit dengan balutan sesuai program dokter
• Atur posisi pasien senyaman mungkin, pakaikan kembali pakaian
pasien

12. Evaluasi perasaan pasien


13. Simpulkan hasil kegiatan

Tahap Terminasi
14. Beri salam
15. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

16. Cuci tangan*

17. Dokumentasi hasil pemeriksaan

Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan


keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (KULIT)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin

8. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat


9. Pasang sarung tangan
10. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya.
11. Lepaskan pakaian pasien pada daerah yang akan diobati.
Pertahankan daerah/bagian tubuh yang lain tertutup
12. Tinjau kembali kekuatan, waktu pemberian dan tempat pengolesan
obat. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh. Cuci area
yang sakit,debris dan kulit yang mengering (gunakan sabun yang tidak
menyebabkan kering pada kulit)
13. Bersihkan luka dengan pengoles berujung kapas atau spatel lidah
14. Keringkan kulit atau pajanan pada udara yang kering
15. Pasang sarung tangan (jika diindikasikan) *
16. Oleskan obat topikal oles sewaktu kulit masih lembab (jika kulit sangat
kering dan mengelupas)
Krim, salep, dan lotion berbahan minyak

 Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak


tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara
kedua tangan
 Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
 Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah
pemberian

Spray aerosol

 Kocok wadah dengan keras


 Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray
menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
 Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien
untuk memalingkan wajah dari arah spray.
 Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
 Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan
yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.

 Cuci tangan*

Lotion mengandung suspensi

 Kocok wadah dengan kuat


 Oleskan sejumlah kecil lotion pada kain balutan atau alas dan
gunakan gunakan pada kulit dengan mengusapkannya secara
merata meliputi
 Jelaskan pada klien bahwa area yang diolesi akan terasa dingin
dan kering.
 Pastikan bahwa seluruh permukaan kulit mongering
 Taburkan lotion pada lipatan kulit , seperti diantara kaki atau
dibawah lengan
 Taburi area kulit secara lembut dengan menggunakan dispenser
sehingga area kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut
san tipis
 Tutup area kulit dengan membalutnya (jika ada indikasi)

Bubuk (Powder)

 Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh


 Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu
jari atau bagian bawah lengan
 Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
 Tutup area kulit dengan balutan sesuai program dokter
 Atur posisi pasien senyaman mungkin, pakaikan kembali pakaian
pasien

17. Lepas sarung tangan (bila digunakan)*


18. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
19. Sesudah dicek, kembalikan kartu obat untuk persiapan pemberian obat
berikutnya
20. Evaluasi perasaan pasien
21. Simpulkan hasil kerja
22. Beri salam
23. Cuci tangan*
24. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
25. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (MATA)

Pemberian obat-obat/cairan tertentu kedalam mata dengan cara


Pengertian
meneteskan/mengoleskan pada mata
Tujuan
1. Untuk memberikan tindakan pengobatan mata sesuai program terapi
2. Untuk mencegah kekeringan pada mata
3. Untuk mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
4. Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi ma

Indikasi Pasien yang memerlukan bantuan untuk proses pemberian obat


Persiapan pasien 1. Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
2. Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat
3. Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
4. Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
5. Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat
1. Baki/tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :

 Identitas pasien*

 Jenis obat/nama obat*

 Dosis obat*

 Waktu pemberian*

 Tanggal dipesan dan ttd yang memberikan*

3. Salep mata/obat tetes mata


4. Pipet
5. Bengkok
6. Kom steril
7. Kapas steril/gauze steril
8. Tisu
9. Gunting dan plester
10.Pinset steril/sarung tangan steril
11.Penutup mata jika diperlukan
Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.

2. Cuci tangan*

3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien


4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Gunakan sarung tangan

Prosedur Tindakan Tahap pra interaksi

1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis


2. Siapkan ruangan
3. Tetapkan tujuan dilakukan prosedur
4. Siapkan alat-alat dan obat

5. Cuci tangan*

Tahap Orientasi

1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat
pada pasien/keluarga
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien sehingga kepala menengadah (hiperekstensi)
dengan posisi disamping pasien

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Pasang sarung tangan (handscoon)*

3. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara


membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
4. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab
steril dari sudut mata kearah hidung. Jika terlalu kotor basuh
dengan air hangat.
5. Ambil tisu atau kapas bersih, letakkan diatas tulang pipi. Dengan
perlahan buka konjungtiva dengan cara menekan bagian bawah
tepat diatas tulang orbita.
6. Minta pasien melihat keatas
7. Teteskan atau oleskan obat mata
 Jika obat tetes : teteskan sesuai pesanan dokter pada
permukaan konjungtiva. Pegang penetes masa 1-2 cm
diatas sakus konjungtiva.
 Jika obat salep : pegang aplikator salep. Pijat tube hingga
obat keluar. Berikan aliran tipis pada kelopak mata bawah
8. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengedipkan mata atau
menggerakan mata secara sirkuler (jika obat salep)
9. Bersihkan sisa obat yang ada di sekitar mata dengan kapas basah
10. Tutup mata dengan kasa steril dan plester (bila perlu) tanpa
menyebabkan tekanan pada mata

11. Lepas sarung tangan*

12. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis


13. Evaluasi perasaan pasien
14. Simpulkan hasil kegiatan

Tahap Terminasi
15. Beri salam
16. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

17. Cuci tangan*

18. Dokumentasi hasil pemeriksaan

Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan


keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (MATA)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien sehingga kepala menengadah (hiperekstensi)
dengan posisi disamping pasien

8. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat


9. Pasang sarung tangan*
10. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya.
11. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab steril
dari sudut mata kearah hidung. Jika terlalu kotor basuh dengan air
hangat.
12. Ambil tisu atau kapas bersih, letakkan diatas tulang pipi. Dengan
perlahan buka konjungtiva dengan cara menekan bagian bawah tepat
diatas tulang orbita.
13. Minta pasien melihat keatas
14. Teteskan atau oleskan obat mata
 Jika obat tetes : teteskan sesuai pesanan dokter pada
permukaan konjungtiva. Pegang penetes masa 1-2 cm diatas
sakus konjungtiva.
 Jika obat salep : pegang aplikator salep. Pijat tube hingga obat
keluar. Berikan aliran tipis pada kelopak mata bawah

15. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengedipkan mata atau


menggerakan mata secara sirkuler (jika obat salep)
16.
Bersihkan sisa obat yang ada di sekitar mata dengan kapas basah
17. Tutup mata dengan kasa steril dan plester (bila perlu) tanpa
menyebabkan tekanan pada mata
18. Lepas sarung tangan
19. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
20. Evaluasi perasaan pasien
21. Simpulkan hasil kerja
22. Beri salam
23. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
24. Cuci tangan*
25. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (HIDUNG)

Pemberian obat ke dalam rongga hidung dengan cara meneteskan atau


Pengertian
menyemprotkan ke dalam rongga hidung
Tujuan
1. Untuk mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
2. Untuk mengencerkan secret dan memudahkan drainase dari hidung

Indikasi Pasien yang memerlukan bantuan untuk proses pemberian obat


Persiapan pasien 1. Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
2. Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat
3. Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
4. Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
5. Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat
1. Baki/tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :

 Identitas pasien*

 Jenis obat/nama obat*

 Dosis obat*

 Waktu pemberian*

 Tanggal dipesan dan ttd yang memberikan*

3. Obat yang dibutuhkan


4. Tisu wajah
5. Bantal kecil (bila perlu)
6. Speculum hidung
7. Pinset anatomi dalam tempatnya
8. Korentang dalam tempatnya
9. Pipet
10.Bengkok
11.Plester
12.Kasa atau balutan

Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.

2. Cuci tangan*

3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien


4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Gunakan sarung tangan

Prosedur Tindakan Tahap pra interaksi

1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis


2. Siapkan ruangan
3. Tetapkan tujuan dilakukan prosedur
4. Siapkan alat-alat dan obat

5. Cuci tangan*

Tahap Orientasi

1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat
pada pasien/keluarga
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi dengan kepala lebih rendah dari bahu.
Misalnya dengan mengganjal bahu dengan bantal, mengatur posisi
dorsal rekumben atau memposisikan kepala menggantung di
pinggir tempat tidur dan ditopang dengan satu tangan perawat atau
dapat juga dengan posisi berbaring dengan kepala ekstensi pada
tepi tempat tidur.
Tahap Kerja

1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat


2. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
3. Identifikasi pada catatan medis untuk menentukan sinus mana
yang akan diobati

4. Pasang sarung tangan*

5. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekan pada
sinus
6. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan reaksi yang akan
timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau
sensasi tersedak ketika obat menetes ke dalam tenggorokan
7. Instruksikan pasien untuk menghembuskan udara, kecuali
dikontraindikasikan (misal risiko peningkatan tekanan intrakranial
atau hidung berdarah)
8. Berikan tetesan obat setiap lubang hidung (sesuai dosis)

Obat Tetes
a. Atur posisi telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
 Faring posterior – tekuk kepala pasien ke belakang
 Sinus ethmoidal atau sfenoid – tekuk kepala ke
belakang di atas pinggiran kasur atau tempatkan
bantal di bawah bahu dan tekuk kepala ke
belakang
 Sinus frontal dan maksilaris – tekuk ke belakang di
atas pinggiran tempat tidur atau kepala
ditengokkan ke sisi yang akan diobati
 Sangga kepala pasien dengan tangan non
dominan
c. Instruksikan pasien untuk bernapas melalui mulut
d. Pegang alat tetes 1 cm diatas nares dan masukkan
sejumlah tetesan (sesuai dosis) melalui garis tengah tulang
ethmodidal
e. Minta pasien tidur telentang selama 5 menit
f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang
berair
g. Instruksikan pasien untuk tidak menghembuskan napas
dari hidung selama beberapa menit

Obat Semprot
a. Atur posisi tidur telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
 Tekuk kepala pasien ke belakang
 Sanggah kepala dengan tidak dominan
 Bagi pasien anak-anak jaga kepala dalam posisi
tegak
c. Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
d. Instruksikan pasien untuk menarik napas ketika semprotan
masuk ke dalam saluran hidung

9. Bantu pasien mengambil posisi yang nyaman setelah di absorpsi


10. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5-10 menit agar
obat tidak keluar

11. Lepas sarung tangan*

12. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis


13. Evaluasi perasaan pasien
14. Simpulkan hasil kegiatan

Tahap Terminasi
15. Beri salam
16. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

17. Cuci tangan*

18. Dokumentasi hasil pemeriksaan

Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan


keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (HIDUNG)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi dengan kepala lebih rendah dari bahu.
Misalnya dengan mengganjal bahu dengan bantal, mengatur posisi
dorsal rekumben atau memposisikan kepala menggantung di pinggir
tempat tidur dan ditopang dengan satu tangan perawat atau dapat juga
dengan posisi berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat
tidur.

8. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat


9. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya.
10. Identifikasi pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang
akan diobati
11. Pasang sarung tangan*
12. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekan pada
sinus
13. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan reaksi yang akan
timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau
sensasi tersedak ketika obat menetes ke dalam tenggorokan
14. Instruksikan pasien untuk menghembuskan udara, kecuali
dikontraindikasikan (misal risiko peningkatan tekanan intrakranial atau
hidung berdarah)
15. Berikan tetesan obat setiap lubang hidung (sesuai dosis)
16. Obat Tetes
a. Atur posisi telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
 Faring posterior – tekuk kepala pasien ke belakang
 Sinus ethmoidal atau sfenoid – tekuk kepala ke
belakang di atas pinggiran kasur atau tempatkan bantal
di bawah bahu dan tekuk kepala ke belakang
 Sinus frontal dan maksilaris – tekuk ke belakang di atas
pinggiran tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi
yang akan diobati
 Sangga kepala pasien dengan tangan non dominan
c. Instruksikan pasien untuk bernapas melalui mulut
d. Pegang alat tetes 1 cm diatas nares dan masukkan sejumlah
tetesan (sesuai dosis) melalui garis tengah tulang ethmodidal
e. Minta pasien tidur telentang selama 5 menit
f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair
g. Instruksikan pasien untuk tidak menghembuskan napas dari
hidung selama beberapa menit

Obat Semprot
a. Atur posisi tidur telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
 Tekuk kepala pasien ke belakang
 Sanggah kepala dengan tidak dominan
 Bagi pasien anak-anak jaga kepala dalam posisi tegak
c. Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
d. Instruksikan pasien untuk menarik napas ketika semprotan
masuk ke dalam saluran hidung

17. Bantu pasien mengambil posisi yang nyaman setelah di absorpsi


18. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5-10 menit agar
obat tidak keluar
19. Lepas sarung tangan*
20. Evaluasi perasaan pasien
21. Simpulkan hasil kerja
22. Beri salam
23. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
24. Cuci tangan*
25. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (TELINGA)

Pemberian obat kedalam telinga dengan bagian luar dengan cara


Pengertian
meneteskan atau irigasi.
Tujuan
Membersihkan rongga telinga dari nanah, kotoran telinga atau benda asing
Indikasi Pasien yang memerlukan obat untuk telinga
Persiapan pasien 1. Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
2. Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat
3. Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
4. Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
5. Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat
1. Baki /tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :

 Identitas pasien*

 Jenis obat atau nama obat*

 Dosis obat*

 Waktu/jam pemberian*

 Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan *

3. Obat yang dibutuhkan


4. Alat irigasi telinga
5. Air hangat
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Handuk
9. Pinset telinga
10. Bengkok
11. Lidi kapas steril
12. Korentang steril
13. Lap atau tisu

Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.

2. Cuci tangan*

3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien


4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat

6. Gunakan sarung tangan (handscoon)*

Prosedur Tindakan Tahap pra interaksi

1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis


2. Siapkan ruangan
3. Tetapkan tujuan dilakukan prosedur
4. Siapkan alat-alat dan obat

5. Cuci tangan*

Tahap Orientasi

1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat
pada pasien/keluarga
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien dengan posisi berbaring miring dengan telinga
yang sakit menghadap ke atas atau posisi duduk

Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien
untuk menyebut namanya
3. Letakkan perlak dan alasnya dibawah bahu pasien, kemudian
bersihkan liang telinga dengan kapas lidi steril
4. Isi pipet dengan obat yang dibutuhkan
5. Dengan tangan non dominan, luruskan lubang telinga dengan
menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa) atau
ke bawah pada anak-anak
6. Letakkan ujung irigasi pada bagian depan liang telinga jangan
sampai menutupi rongga telinga
7. Lakukan penyemprotan dengan hati-hati tapi agak kuat dari bagian
depan liang telinga
8. Tampung cairan yang keluar (bila pasien duduk)
9. Lakukan penyemprotan beberapa kali sampai bersih
10. Bersihkan lubang telinga dengan kapas lidi dan bagian sekitar
telinga dibersikan dengan handuk
11. Teteskan obat yang telah diisi pada pipet pada dinding saluran
telinga untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
Apabila obat salep, oleskan salep pada kapas lidi lalu masukan
atau oleskan obat tersebut pada liang telinga
12. Bersihkan bekas obat dengan kapas bulat, pertahankan posisi
kepala sekitar 2-3 menit
13. Rapikan pasien
14. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
15. Evaluasi perasaan pasien
16. Simpulkan hasil kegiatan

Tahap Terminasi
1. Beri salam
2. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula

3. Cuci tangan*

4. Dokumentasikan hasil pemeriksaan


Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan
keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (TELINGA)

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
 Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
 Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
 Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
 Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
 Mengkaji tanda-tanda vital pasien
 Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
6. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya.
7. Letakkan perlak dan alasnya dibawah bahu pasien, kemudian
bersihkan liang telinga dengan kapas lidi steril
8. Isi pipet dengan obat yang dibutuhkan
9. Dengan tangan non dominan, luruskan lubang telinga dengan menarik
daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa) atau ke bawah
pada anak-anak
10. Letakkan ujung irigasi pada bagian depan liang telinga jangan sampai
menutupi rongga telinga
11. Lakukan penyemprotan dengan hati-hati tapi agak kuat dari bagian
depan liang telinga
12. Tampung cairan yang keluar (bila pasien duduk)
13. Lakukan penyemprotan beberapa kali sampai bersih
14. Bersihkan lubang telinga dengan kapas lidi dan bagian sekitar telinga
dibersikan dengan handuk
15. Teteskan obat yang telah diisi pada pipet pada dinding saluran telinga
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
Apabila obat salep, oleskan salep pada kapas lidi lalu masukan atau
oleskan obat tersebut pada liang telinga
16. Bersihkan bekas obat dengan kapas bulat, pertahankan posisi kepala
sekitar 2-3 menit
17. Rapikan pasien
18. Evaluasi perasaan pasien
19. Beri salam
20. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
21. Cuci tangan*
22. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI

Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )

Anda mungkin juga menyukai