17.11.1001.3510.036
FAKULTAS PSIKOLOGI
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri, yang memerlukan interaksi dengan lingkungannya agar danat memenuhi
kebutuhannya. Manusia perlu berhubungan dengan orang lain untuk bertahan hidup
dan beradaptasi dengan lingkungan, agar mampu berkembang optimal dan
menyelesaikan tugas perkembangannya. Selama hidupnya manusia akan selalu
mengalami perkembangan yang dimulai masa prenatal hingga masa dewasa. Masa
dewasa terbagi atas tiga tahap, yaitu masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan
dewasa akhir. Pada masa dewasa awal, individu diharapkan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, mampu menyelesaikan masalahnya dengan mandiri, serta
mampu menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Orang dewasa selama
masa perkembangannya harus memiliki kemampuan berperilaku asertif, karena jika
orang dewasa kurang memiliki kemampuan berperilaku asertif, perkembangan orang
dewasa yang bersangkutan akan kurang optimal. Kemampuan berperilaku asertif
adalah kemampuan individu dalam menyatakan pikiran dan perasaannya dengan
tegas, berani menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Orang yang asertif memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungan
sekitarnya serta memiliki komunikasi yang menyenangkan dengan orang lain karena
orang yang asertif mampu berkomunikasi dengan sikap yang sopan, halus. baik, jujur,
dan tidak menyinggung orang lain sehingga orang lain merasa mendapat perlakuan
yang menyenangkan.
Mahasiswa yang sudah memasuki masa dewasa awal seringkali mengalami
masalah yang berkaitan dengan kemampuan berperilaku asertif. Pada masa ini
individu biasanya akan diharapkan menekuni bidang yang diminatinya dan
memperoleh kesuksesan dalam kariernya. Apabila mahasiswa tidak memiliki
kemampuan berperilaku aserif, mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya, akan memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang
lain, akan mengalami konflik dengan orang lain karena kurang mampu
mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan baik, dan kurang mampu
mempertahankan hak-hak pribadinya, dan akan cenderung agresif atau nonasertif.
Orang yang asertif mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan tetap menghargai
orang lain tanpa menyerang lawan bicaranya, sedangkan orang yang agresif
menunjukkan superioritas dalam berkomunikasi, menyerang pribadi lawan bicaranya
baik secara fisik maupun secara psikologis. Mahasiswa dalam pergaulannya sekarang
ini sangat jarang berperilaku asertif. Mereka tidak berani mengungkapkan perasaan
atau pikirannya dan kurang mampu untuk bersikap tegas dalam menolak sesuatu yang
tidak sesuai kepada orang lain atau pun mahasiswa menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan menolak sesuatu dengan cara yang salah atau dengan agresif, seperti
dengan membentak yang membuat orang lain dapat merasa tersinggung, tidak
dihargai. dan diremehkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan konflik dan
merengganggkan hubungan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
METOD
A. DEFINISI OPERASIONAL
Perilaku asertif kemampuan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan
keyakinan yang disertai kemampuan untuk menerima pendallat, perasaan dan
keyakinan orang lain, secara langsung, jujur dan dengan cara yang sesuai yaitu
dengan tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
B. RANCANGAN AITEM
Skala Asertif disusun berdasarkan karakteristik Perilaku Asertif yang
dikemukaan oleh Alberti dan Emmons (2008) sesuai dengan aspek-aspeknya antara
lain sebagai berikut :
Aitem
Aspek Perilaku Rencana Proporsi
Indikator Perilaku Asertif yang
Asertif Aitem (%)
dibuat
Mengambil keputusan 2 2 4,5 %
Inisiatif 2 3 6,8 %
Bertindak sesuai Percaya Diri 2 2 4,5 %
dengan
keinginannya Memiliki tujuan dan
2 3 6,8 %
sendiri berusaha mencapainya
Berpartisipasi dalam
2 2 4,5 %
pergaulan
Mengungkapkan rasa tidak
2 2 4,5 %
setuju
Mampu Rasa marah 2 2 4,5 %
mengekspresikan Afeksi 2 3 6,8 %
perasaan jujur Mengakui perasaan takut
dan nyaman 2 2 4,5 %
atau cemas
Mengekspresikan
2 2 4,5 %
persetujuan
Mampu menolak 2 2 4,5 %
Mampu
Menanggapi kritik, celaan,
mempertahanka 2 3 6,8 %
dan kemarahan
n diri
Mempertahankan pendapat 2 3 6,8 %
Mengemukakan pendapat 2 2 4,5 %
Mampu
Mengadakan suatu
menyatakan 2 2 4,5 %
perubahan
pendapat
Menanggapi pelanggaran 2 3 6,8 %
Kemampuan untuk
menyatakan kritik secara
adil tanpa mengancam,
Mempertahankan
memanipulasi, 4 6 14,2 %
hak orang lain
mengintimidasi,
mengendalikan, dan
melukai orang lain
Total 36 44 100 %
C. BLUE PRINT
Skala yang telah dirancang ini terdiri dari 41 aitem yang mencerminkan
perilaku asertif dan dapat dikategorikan sebagai berikut :
Mengambil keputusan 1 2 2
Inisiatif 3 4,5 3
Bertindak sesuai Percaya Diri 10 9 2
dengan
keinginannya Memiliki tujuan dan
6,7 8 3
sendiri berusaha mencapainya
Berpartisipasi dalam
33 12 2
pergaulan
Mengungkapkan rasa
13 14 2
tidak setuju
Mampu Rasa marah 15 16 2
mengekspresikan Afeksi 17 18,19 3
perasaan jujur Mengakui perasaan
dan nyaman 20 21 2
takut atau cemas
Mengekspresikan
22 23 2
persetujuan
Mampu menolak 24 25 2
Mampu Menanggapi kritik,
26,27 28 3
mempertahanka celaan, dan kemarahan
n diri Mempertahankan
29,40 30 3
pendapat
Mengemukakan
32 31 2
pendapat
Mampu
Mengadakan suatu
menyatakan 11 34 2
perubahan
pendapat
Menanggapi
35 36,43 3
pelanggaran
Kemampuan untuk
menyatakan kritik
secara adil tanpa
Mempertahankan mengancam, 37,
41,42 6
hak orang lain memanipulasi, 38,39,44
mengintimidasi,
mengendalikan, dan
melukai orang lain
Total 23 21 44
D. PEMBUATAN AITEM
Sakala ini dirancang untuk mengukur Perilaku Asertif Pada Mahasiswa.
Rancangan jumlah aitem Perilaku Asertif yang akan digunakan dalam uji coba adalah
sebagai berikut :
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Netral 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Referensi