Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA

Dosen Pengampu : Dr. Evi Kurniasari Purwaningrum, M.Psi., Psikolog

NADIA NUR ABADI

17.11.1001.3510.036

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SAMARINDA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri, yang memerlukan interaksi dengan lingkungannya agar danat memenuhi
kebutuhannya. Manusia perlu berhubungan dengan orang lain untuk bertahan hidup
dan beradaptasi dengan lingkungan, agar mampu berkembang optimal dan
menyelesaikan tugas perkembangannya. Selama hidupnya manusia akan selalu
mengalami perkembangan yang dimulai masa prenatal hingga masa dewasa. Masa
dewasa terbagi atas tiga tahap, yaitu masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan
dewasa akhir. Pada masa dewasa awal, individu diharapkan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, mampu menyelesaikan masalahnya dengan mandiri, serta
mampu menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Orang dewasa selama
masa perkembangannya harus memiliki kemampuan berperilaku asertif, karena jika
orang dewasa kurang memiliki kemampuan berperilaku asertif, perkembangan orang
dewasa yang bersangkutan akan kurang optimal. Kemampuan berperilaku asertif
adalah kemampuan individu dalam menyatakan pikiran dan perasaannya dengan
tegas, berani menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Orang yang asertif memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungan
sekitarnya serta memiliki komunikasi yang menyenangkan dengan orang lain karena
orang yang asertif mampu berkomunikasi dengan sikap yang sopan, halus. baik, jujur,
dan tidak menyinggung orang lain sehingga orang lain merasa mendapat perlakuan
yang menyenangkan.
Mahasiswa yang sudah memasuki masa dewasa awal seringkali mengalami
masalah yang berkaitan dengan kemampuan berperilaku asertif. Pada masa ini
individu biasanya akan diharapkan menekuni bidang yang diminatinya dan
memperoleh kesuksesan dalam kariernya. Apabila mahasiswa tidak memiliki
kemampuan berperilaku aserif, mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya, akan memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang
lain, akan mengalami konflik dengan orang lain karena kurang mampu
mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan baik, dan kurang mampu
mempertahankan hak-hak pribadinya, dan akan cenderung agresif atau nonasertif.
Orang yang asertif mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan tetap menghargai
orang lain tanpa menyerang lawan bicaranya, sedangkan orang yang agresif
menunjukkan superioritas dalam berkomunikasi, menyerang pribadi lawan bicaranya
baik secara fisik maupun secara psikologis. Mahasiswa dalam pergaulannya sekarang
ini sangat jarang berperilaku asertif. Mereka tidak berani mengungkapkan perasaan
atau pikirannya dan kurang mampu untuk bersikap tegas dalam menolak sesuatu yang
tidak sesuai kepada orang lain atau pun mahasiswa menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan menolak sesuatu dengan cara yang salah atau dengan agresif, seperti
dengan membentak yang membuat orang lain dapat merasa tersinggung, tidak
dihargai. dan diremehkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan konflik dan
merengganggkan hubungan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PERILAKU ASERTIF


Menurut Alberti dan Emmons, 2008 (dalam Misnani 2016) perilaku asertif
adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan hal yang diinginkan, dirasakan,
dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-
hak serta perasaan pribadi dan pihak lain.
Bloom dkk (1975) menyatakan bahwa yang dimaksud asertif adalah usaha
individu untuk mengkomunikasikan sesuatu secara langsung dan jujur, dan
menentukan pilihan taopa merugikan atau dirugikan oleh orang lain. Oleh karenanya,
karakteristik tingkah laku asertif termasuk mengekspresikan ide-ide, kebutuhan dan
perasaan, serta mempertahankan hak individu dengan cara yang tidak melanggar hak
orang lain. Tingkah laku asertif ini biasanya bersifat jujur, langsung, ekspresif dan
meningkatkan harga diri. Pengertian ini sejalan dengan pendapat Winship dan Kelley
(dalam Solomon & Rothblum. 1985) yang menggambarkan tingkah laku asertif
sebagai pengekspresian diri secara jujur namun tanpa melanggar hak orang lain, atau
seperti yang dikemukakan Elliot dan Gramling (dalam Tomaka dkk,1999) bahwa
individu yang asertif akan dapat mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka
seeara efektif namun dengan tetap menghargai pikiran dan perasaan orang lain.

Cawood ( 1987) menyatakan bahwa asertif menggambarkan adanya


pengekspresian pikiran. perasaan, kebutuhan atau hak-hak yang dimiliki seseorang
yang bersifat langsung, jujur dan sesuai, tanpa adanya keeemasan yang tidak
beralasan, namun juga disertai adanya kemampuan untuk dapat menerima
perasaan atau pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak-hak mereka
dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Menurut Lange dan Jakubowski
(1976), asertif melibatkan usaha untuk mempertahankan hak pribadi dan
mengekspresikan pikiran, perasaan dan keyakinan secara langsung, jujur dan
dengan cara yang sesuai yaitu dengan tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Hal ini berarti bahwa pengekspresian pesan dilakukan tanpa
adanya usaha untuk mendominasi, menghina atau merendahkan orang lain. Oleh
karenanya, pada tingkah laku asertif terdapat adanya unsur penghargaan. Ada dua
bentuk penghargaan yaitu usaha untuk menghargai diri sendiri yang
menggambarkan usaha individu untuk mengekspresikan kebutuhan dan
mempertahankan haknya sekaligus adanya penghargaan teradap kebutuhan dan
hak orang lain. Lange dan Jakubowski kemudian mengemu-kakan konsep tingkah
laku asertif yang bertanggung jawab (responsible assertive behavior).
Lazarus (dalam Lange & Jakubowski,1976) mengemukakan bahwa dalam
konsep responsible assertive behavior, tingkah laku asertif tidak hanya
mempertimbangkan keterampilan individu untuk mengetahui bagaimana cara
mengekspresikan kebutuhannya, namun juga memahami kapan tingkah laku
tersebut perlu dan tidak perlu untuk dilakukan. Hal ini karena konsep tingkah laku
asertif sebenamya mengacu pada konteks interpersonal yang sesuai, yaitu bahwa
tidak semua tingkah laku asertif dapat atau perlu dilakukan dalam situasi tertentu.

B. ASPEK-ASPEK PERILAKU ASERTIF


Menurut Alberti dan Emmons (2008) antara lain:
1. Bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri. Meliputi kemampuan untuk
membuat keputusan, mengambil inisiatif, percaya pada yang dikemukan sendiri,
dapat menentukan suatu tujuan dan berusaha mencapainya, serta mampu
berpartisipasi dalam pergaulan.
2. Mampu mengekspresikan perasaan jujur dan nyaman. Meliputi kemampuan untuk
menyatakan rasa tidak setuju, rasa marah, menunjukkan afeksi dan persahabatan
terhadap orang lain serta mengakui perasaan takut atau cemas, mengekspresikan
persetujuan, menunjukkan dukungan, dan bersikap spontan.
3. Mampu mempertahankan diri. Meliputi kemampuan untuk berkata “tidak” apabila
diperlukan, mampu menanggapi kritik, celaan, dan kemarahan dari orang lain,
secara terbuka serta mampu mngekspresikan dan mempertahan pendapat.
4. Mampu menyatakan pendapat. Meliputi kemampuan menyatakan pendapat atau
gagasan, mengadakan suatu perubahan, dan menanggapi pelanggaran terhadap
dirinya dan orang lain.
5. Tidak mengabaikan hak-hak orang lain. Meliputi kemampuan untuk menyatakan
kritik secara adil tanpa mengancam, memanipulasi, mengintimidasi,
mengendalikan, dan melukai orang lain.
BAB III

METOD

A. DEFINISI OPERASIONAL
Perilaku asertif kemampuan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan
keyakinan yang disertai kemampuan untuk menerima pendallat, perasaan dan
keyakinan orang lain, secara langsung, jujur dan dengan cara yang sesuai yaitu
dengan tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.

B. RANCANGAN AITEM
Skala Asertif disusun berdasarkan karakteristik Perilaku Asertif yang
dikemukaan oleh Alberti dan Emmons (2008) sesuai dengan aspek-aspeknya antara
lain sebagai berikut :

Aitem
Aspek Perilaku Rencana Proporsi
Indikator Perilaku Asertif yang
Asertif Aitem (%)
dibuat
Mengambil keputusan 2 2 4,5 %
Inisiatif 2 3 6,8 %
Bertindak sesuai Percaya Diri 2 2 4,5 %
dengan
keinginannya Memiliki tujuan dan
2 3 6,8 %
sendiri berusaha mencapainya
Berpartisipasi dalam
2 2 4,5 %
pergaulan
Mengungkapkan rasa tidak
2 2 4,5 %
setuju
Mampu Rasa marah 2 2 4,5 %
mengekspresikan Afeksi 2 3 6,8 %
perasaan jujur Mengakui perasaan takut
dan nyaman 2 2 4,5 %
atau cemas
Mengekspresikan
2 2 4,5 %
persetujuan
Mampu menolak 2 2 4,5 %
Mampu
Menanggapi kritik, celaan,
mempertahanka 2 3 6,8 %
dan kemarahan
n diri
Mempertahankan pendapat 2 3 6,8 %
Mengemukakan pendapat 2 2 4,5 %
Mampu
Mengadakan suatu
menyatakan 2 2 4,5 %
perubahan
pendapat
Menanggapi pelanggaran 2 3 6,8 %
Kemampuan untuk
menyatakan kritik secara
adil tanpa mengancam,
Mempertahankan
memanipulasi, 4 6 14,2 %
hak orang lain
mengintimidasi,
mengendalikan, dan
melukai orang lain

Total 36 44 100 %

C. BLUE PRINT
Skala yang telah dirancang ini terdiri dari 41 aitem yang mencerminkan
perilaku asertif dan dapat dikategorikan sebagai berikut :

Aspek Perilaku Indikator Perilaku


Favorable Unfavorable Total
Asertif Asertif

Mengambil keputusan 1 2 2
Inisiatif 3 4,5 3
Bertindak sesuai Percaya Diri 10 9 2
dengan
keinginannya Memiliki tujuan dan
6,7 8 3
sendiri berusaha mencapainya
Berpartisipasi dalam
33 12 2
pergaulan
Mengungkapkan rasa
13 14 2
tidak setuju
Mampu Rasa marah 15 16 2
mengekspresikan Afeksi 17 18,19 3
perasaan jujur Mengakui perasaan
dan nyaman 20 21 2
takut atau cemas
Mengekspresikan
22 23 2
persetujuan
Mampu menolak 24 25 2
Mampu Menanggapi kritik,
26,27 28 3
mempertahanka celaan, dan kemarahan
n diri Mempertahankan
29,40 30 3
pendapat
Mengemukakan
32 31 2
pendapat
Mampu
Mengadakan suatu
menyatakan 11 34 2
perubahan
pendapat
Menanggapi
35 36,43 3
pelanggaran
Kemampuan untuk
menyatakan kritik
secara adil tanpa
Mempertahankan mengancam, 37,
41,42 6
hak orang lain memanipulasi, 38,39,44
mengintimidasi,
mengendalikan, dan
melukai orang lain

Total 23 21 44

D. PEMBUATAN AITEM
Sakala ini dirancang untuk mengukur Perilaku Asertif Pada Mahasiswa.
Rancangan jumlah aitem Perilaku Asertif yang akan digunakan dalam uji coba adalah
sebagai berikut :

No. Pernyataan SS S N TS STS


Saya mampu menentukan pilihan
1
sesuai dengan keinginan saya
Saya cukup kesulitan dalam
2 mengambil keputusan karena takut
salah
Ketika saya bertemu dengan teman
3 baru maka saya akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu
Ketika melakukan diskusi saya
4 sering tidak memiliki topik
pembahasan
Saya merasa kurang banyak memiliki
5 ide jika dibandingkan dengan teman
teman
Saya akan meminta bantuan kepada
6 teman saya jika mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas
Saya memiliki problem solving yang
7
baik
Saya lebih suka langsung
8 melaksanakan suatu hal tanpa
merencanakan nya terlebih dahulu
Saya tidak yakin terhadap keputusan
9
yang saya buat
Saya percaya diri untuk
10 menyampaikan ide saya di depan
umum
Saya suka mengajak teman saya
11
untuk ber diskusi
Saya sering memotong pembicaraan
12
teman ketika diskusi
Saya mampu mengungkapkan
13
Kekecewaan
Saya malu jika mengungkapkan hal
14 hal yang tidak sepemikiran dengan
teman saya
Saya merasa kesal jika tidak ada
15
yang sependapat dengan saya
Saya tidak berani mengungkapkan
16
kemarahan
Saya senang mendengarkan teman
17 saya curhat dan akan memberikan
perhatian
Saya tidak memberikan kesempatan
18 pada teman saya untuk
menyampaikan pendapat
Saya merasa keberatan jika teman
19
meminta tolong
Saya berani bercerita terhadap teman
20
saya apabila saya merasa takut
Saya berpura pura dalam keadaan
21 baik baik Saja meskipun sedang
cemas
Saya senang jika ada teman saya
22 yang mendapat sama dengan saya
dan saya akan mengungkapkannya
Saya enggan mengungkap kan
23 perasaan saya pada tidak setuju
dengan teman saya
Saya mampu menolak ajakan teman
24
saya tanpa takut dimusuhin
Saya tidak mampu menolak saran
25 yang diberikan teman Meskipun itu
salah
Saya senang apabila ada teman yang
26
memberikan masukan
Saya mampu menanggapi kritikan
27
dengan baik
Saya akan marah ketika ada teman
28
yang marah kepada saya
Saya akan tetap berpendapat
29
meskipun beda dengan yang lain
Saya enggan untuk mempertahankan
30 pendapat apabila berbeda dengan
yang lain
Saya tidak berani menyampaikan
31 pendapat apabila tidak diminta untuk
menyampaikan
Saya berani menolak pendapat teman
32
saya yang menurut saya salah
Saya suka memotivasi teman agar
33
terus berbuat baik
Saya rasa Lebih baik untuk
34 melupakan suatu masalah daripada
menyelesaikan nya
Saya akan meminta maaf apabila
35
saya salah
Lebih baik saya berbohong daripada
36
ketahuan berbuat salah
Saya memberikan masukan kepada
37 teman tanpa menyinggung
perasaannya
Saya menyampaikan kritik dengan
38
bahasa yang baik dan sopan
Saya menghargai setiap keputusan
39
yang dipilih oleh teman saya
Saya berusaha agar teman teman
40
menerima pendapat saya
Saya tidak suka terhadap teman yang
41
berbeda pendapat
Saya enggan untuk menyampaikan
42
saran atau kritik terhadap teman
Saya enggan menegur teman apabila
43
dia melakukan kesalahan
Saya dapat bersikap adil terhadap
44
teman saya tanpa membeda-bedakan

E. PENSKALAAN YANG DI PAKAI


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Skala likert.
Skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh subjek dengan 5
pilihan jawaban. Pernyataan dari aitem tersebut dibagi menjadi penyataan favorable
dan unfavorable.
Skor Skala Likert

Kategori Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 5 1

Sesuai 4 2

Netral 3 3

Tidak Sesuai 2 4

Sangat Tidak Sesuai 1 5

Referensi

Azwar, S. (2017). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Jurnal Psikologi. Hubungan Perilaku Asertif Dan Kesepian Dengan Kecemasan Sosial
Korban Bullying Pada Siswa Smp Negeri 27 Samarinda. Juniar Misnani
Jurnal Psikologi. Tingkah Laku Asertif Pada Mahasiswa. Anita Zukaida.
Jurnal Psikologi. Perilaku Asertif Pada Remaja. Eni Rohyanti.

Anda mungkin juga menyukai