Anda di halaman 1dari 12

Assertiveness

Ns. Innez Karunia Mustikarani, M.Kep

STIKES Kusuma Husada Surakarta


Definition

Perilaku asertif adalah perilaku sesesorang dalam hubungan


antar pribadi yang menyangkut, emosi, perasaan, pikiran
serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas dan
jujur, tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain,
tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Now...
Asertif mungkin dapat dipahami dengan baik bila
membandingkan asertif dengan 2 gaya dalam
merespon suatu situasi, yaitu:
pasif atau tidak peduli dan agresif atau
menyerang

 ‘Ini hanya pendapat saya, tapi…’


‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat Anda?
Kerjakan saja sendiri!

Mana yang termasuk pasif, agresif, dan asertif ???


Perilaku Pasif
 Respon pasif bertujuan untuk menghindari konflik
dengan cara apapun.
 Ciri-ciri:
o Mengatakan hal-hal yang tidak tidak sesuai dengan apa yang
mereka pikirkan karena takut orang lain tidak setuju.
o Individu yang pasif “bersembunyi” dari orang lain dan
menunggu orang lain untuk memulai percakapan.
o Meletakkan kepentingan atau keinginan orang lain di atas
dirinya.
o Dalam hubungan dengan orang lain, mereka cenderung
gelisah, khawatir bagaimana orang lain akan bereaksi kepada
mereka dan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk disetujui.
o Memandang diri mereka sendiri sebagai korban manipulasi
oleh orang lain.

Contoh perilaku pasif, antara lain:


1. ‘Ini hanya pendapat saya, tapi…’
     

2. ‘Maaf mengganggu waktu anda, tapi…’


     

3. ‘Bila anda berpendapat demikian, kita akan…’


     
Perilaku Agresif
 Ciri-ciri:
o Selalu “menang” dengan cara mendominasi atau mengintimidasi
orang lain.
o Memajukan kepentingan/sudut pandangnya sendiri tetapi tidak
peduli atau “kejam” terhadap perasaan, pemikiran, dan
kebutuhan orang lain.
o Memberikan efek yang menguntungkan hanya jangka pendek.
o Dipakai oleh seseorang dengan sudut pandang yang menyimpang
misalnya bahwa mereka merasa dirinya terus menerus dalam
situasi yang terancam, diserang secara personal, atau merasa
diganggu oleh orang lain yang menghalangi usahanya. Individu
seperti itu mudah marah dan frustasi. Bukannya secara rasional
menganggap suatu kejadian sebagai kekecewaan, orang yang
agresif meresponnya dengan kemarahan. Bukannya membantu
menyelesaikan masalah, mereka malah “meluapkan apa yang
ada di dalam dada” meningkatkan kemarahan dan serangan.

 Contoh perilaku agresif dalam mengeluarkan


pendapat, antara lain:
1.  Kerjakan saja sendiri!
2.  Bodoh!
3.  Pasti kamu tidak percaya!
Perilaku Asertif
 Tujuan perilaku asertif adalah untuk mengkomunikasikan
sesuatu pada suasana saling percaya.
 Ciri-ciri:
o Konflik yang muncul dihadapi dan solusi dicari yang
menguntungkan semua pihak.
o Individu memulai komunikasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat menyampaikan kepedulian dan rasa
penghargaan mereka terhadap orang lain.
o Perilaku asertif mengharuskan kita untuk menghormati
orang lain sebagaimana kita menghormati diri sendiri.
o Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
o Mendengarkan pendapat orang lain dan memahaminya.
o Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
o Mempertahankan hak diri.

 Contoh perilaku asertif, antara lain:


1. ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat Anda?
2. ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini.
Bagaimana efeknya terhadap Anda?’
Assertiveness
techniques
 Memberikan umpan balik
 Umpan balik berfokus pada reaksi Anda sendiri bukan
maksud orang lain.
“Ketika kamu [lakukan atau katakan]___saya merasa___.”
 Umpan balik bersifat spesifik bukan umum.
 Umpan balik difokuskan pada penyelesaian masalah.
 Umpan balik disampaikan secara pribadi.
 Meminta umpan balik dari orang lain  kritik, saran
dr orang lain
 Menentukan batasan  Bertindak asertif dengan
menentukan batasan tidak berarti bahwa Anda berhenti
berkata “ya” terhadap semua permintaan.
 Membuat permintaan  Kita harus percaya bahwa
orang lain akan dapat merespon permintaan kita secara
asertif, termasuk berkata “tidak”. Kita tidak perlu
bereaksi berlebihan ketika seseorang menolak
permintaan kita dengan cara yang asertif.
Lanjut...

 Berlaku persisten  menjamin bahwa hak-hak Anda


dihargai.
Sering ketika kita telah menentukan batasan atau telah
berkata “tidak’, kemudian orang-orang tersebut akan
membujuk untuk mengubah pikiran. Jika kita mengulangi
lagi menyatakan keputusan kita dengan santai, kita telah
bertindak asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa
menyerah.

 Reframing adalah cara melihat peristiwa, ide-ide,


konsep dan emosi untuk mencari alternatif solusi yang
lebih positif atau belum dieksplorasi/ dipikirkan lebih
mendalam.

 Mengabaikan provokasi  Mengabaikan komentar


yang bersifat mencela dari orang lain dan tetap fokus
pada penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar
tidak meningkat ke arah yang dapat merusak hubungan.

 Merespon kritik
UNSUR-UNSUR ASERTIF

Unsur-unsur dalam komunikasi asertif, antara lain:


1)   Terbuka dan jelas
Upayakan berkomunikasi secara jelas dan spesifik.
Misalnya: “Saya menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada
beberapa bagian yang bisa ditingkatkan (bahasa halus dari
diperbaiki)”, “saya punya pendapat yang berbeda yaitu….”
2)   Langsung
Berbicara langsung dengan subyek yang bersangkutan, jangan
membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
3)   Jujur
Berkata jujur agar dapat dipercaya
4)   Tepat dalam bersikap
Pastikan memperhitungkan nilai sosial dalam berbicara.
5)   Tanyakan umpan balik
Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa anda lebih
mengutarakan pendapat daripada perintah.
Misalnya: “Apakah sudah jelas? Atau ada pertanyaan?”
How to build assertiveness?
Cepat dan
tanggap
memberikan
penghargaan dan
rasa hormat
terhadap
kehadiran orang
lain

Menunjukkan
sikap ramah
kepada semua
orang, tanpa
terkecuali

Anda mungkin juga menyukai