Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN

PROGRAM P2 KESWA
KABUPATEN BANYUMAS

dr. ARIF SUGIONO


KEPALA BIDANG P2P DINAS KESEHATAN KAB BANYUMAS
PENDAHULUAN

2
UU no 35 tahun 2009 tentang
Narkotika

Tujuan: mencegah, melindungi, dan


menyelamatkan bangsa Indonesia
dari penyalahgunaan narkotika
Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Sesuai
Standar Bagi Psikotik Akut Dan Skizofrenia
PMK NO 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut dan Skizofrenia meliputi:
– Pemeriksaan kesehatan jiwa;
– Edukasi

Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data
RISKESDAS terbaru yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2. Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi:
– Pemeriksaan status mental
– Wawancara
3. Edukasi kepatuhan minum obat.
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
INDIKATOR RPJMN/RENSTRA 2020-2024
KESWA NAPZA
No Output Indikator Target

2020 2021 2022 2023 2024

a. Orang dengan gangguan jiwa Persentase ODGJ berat yang 45 60 75 90 100


(ODGJ) berat yang mendapat mendapatkan pelayanan
pelayanan

b. Layanan pencegahan dan Penyalahguna Napza yang mendapatkan 9500 10000 10500 11000 11500
penyalahgunaan NAPZA pelayanan rehabilitasi medis

c. Layanan Penderita Depresi Persentase penderita Depresi pada 10 20 30 40 50


pada penduduk ≥ 15 tahun penduduk ≥ 15 tahun yang mendapatkan
pelayanan
d.. Layanan Penderita Gangguan Persentase penderita Gangguan Mental 10 20 30 40 50
Mental Emosional (GME) pada Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun
penduduk ≥ 15 tahun yang mendapatkan pelayanan
Kerangka Kerja
• Deteksi dini keswa
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa Lansia
lansia
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of • (demensia/ de-
presi, dll)
Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan Dewasa

kesehatan dan kegiatan LP/LS • Deteksi dini (SRQ&


ASSIST) melalui
Posbindu & Pandu
• Cegah pasung &
Pelayanan bagi remaja repasung
n
i dupa • Deteksi dini: Skrining
h
ma ke Pelayanan bagi
ta SDQ dan ASSIST
r i per anak SD • Posbindu di Sekolah,
a
00 0h
1 Penjaringan anak seko-
Pelayanan
lah
Pelayanan bagi balita
Persalinan, • Life skill remaja
Pemeriksaan nifas & bagi bayi Deteksi Dini keswa anak usia
Kehamilan neonatal sekolah
Pelayanan • Pemantauan
PUS & WUS
perkembangan
• Deteksi Dini Keswa Anak
•Pola asuh dan tumbuh
•Deteksi dini Keswa Bu-
kembang anak
•Konseling lin, Bufas dan Buteki •Deteksi dini pd gg 8

Pranikah•Deteksi Dini Keswa perkembangan anak


Ibu Hamil
•Stimulasi Janin
dalam Kandungan
GAMBARAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

9
Ke s e h a t a n Jiwa d a la m An g ka
KESEHATAN ADALAH KEADAAN SEHAT, BAIK SECARA FISIK, MENTAL, SPIRITUAL MAUPUN SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN EKONOMIS
Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia semakin memprihatinkan, Berikut kondisi kesehatan jiwa di
Indonesia dalam angka:

Lebih dari 19 juta penduduk usia ≥ 15 tahun mengalami


GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL

Rp730 miliar dana


BPJS untuk
gangguan jiwa (2016)
Sumber data: Riskesdas 2018, SRS 2016, BPJS, WHO
Dukungan Terhadap SPM
Indikator
Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga Indikator
SPM

Deteksi dini
Gangguan
Mental dan
Perilaku

Pelayanan
UKM ODGJ

11
DITJEN YANKES – WORKSHOP PIS-PK
Tidak terkait 2018 dengan Indikator PIS-PK
langsung
Prevalensi Berdasar Riskesdas 2018

0,25%

Prevalensi 4,4%

7,7%

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00% 8.00% 9.00%

Skizofrenia/ Psikotik Depresi GME


PDSKJI | PDSKJI.org [Internet]. Pdskji.org. 2020 [cited 29 September 2020]. Available from:
http://pdskji.org/home
Dalam presentasi dr Feranindhya Agiananda, Sp.KJ(K). Dukungan Psikologis bagi Tenaga Kesehatan dan
Masyarakat di Era Pandemi COVID-19. Departemen Psikiatri RSCM – FKUI. 2020
MASALAH KESEHATAN JIWA PADA MASA PANDEMI COVID-19

Sebelum Selama Setelah


Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-19

 Kelompok orang tanpa  Kelompok orang tanpa  Kelompok Orang Dengan


masalah kesehatan jiwa & masalah kesehatan jiwa & Masalah Kesehatan Jiwa
napza napza menunjukkan mengalami remisi/menjadi
 Kelompok Orang Dengan ODGJ
gejala masalah keswa
 Kelompok Orang Dengan
Masalah Kesehatan Jiwa  Kelompok Orang Dengan
Gangguan Jiwa
 Kelompok Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa mengalami remisi/gejala
Gangguan Jiwa mengalami gangguan berkelanjutan
 Kelompok beresiko  Kelompok Orang Dengan  Kelompok beresiko
masalah kesehatan jiwa & Gangguan Jiwa masalah kesehatan jiwa &
napza lainnya mengalami relaps napza lainnya menjadi
14

ODMK/ODGJ
DAMPAK PANDEMI
PANDEMI BERKEPANJANGAN KELOMPOK YANG LEBIH RENTAN MENGALAMI MASALAH
KESEHATAN JIWA

• Perempuan
• Risiko finansial di masa depan • Tanpa dukungan sosial
• Perubahan besar dari rencana hidup • Krisis kondisi finansial dan lingkungan hidup
• Perubahan kehidupan dan rutinitas • Mereka yang bekerja lebih panjang selama minimal 3 hari
• Kekuatiran pada orang tua dan anak-remaja berturut-turut
• Risiko infeksi Covid-19 • Mereka yang telah memiliki masalah kesehatan jiwa
• Beban tugas yang besar sebelum pandemi
• Perawat, peserta didik, dokter umum, bidan
MASALAH KESEHATAN JIWA YANG PALING • Mereka yang bekerja di layanan intensif dan layanan
BANYAK TERJADI COVID-19
• Pasien terkonfirmasi Covid -19
Depresi 31.4% • Pasien dengan Penyakit Tidak Menular

Anxietas 31.9%
Distres 41.1%
Insomnia 37.9%
ESTIMASI PREVALENSI INDIVIDU DENGAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENURUT PREVALENSI PROVINSI DI
JAWA TENGAH

5,000.00
4,500.00
4,000.00 Jumlah: 87.350 Kasus
3,500.00
3,000.00
2,500.00
2,000.00
1,500.00
1,000.00
500.00
-
S P S L I K I L I S L
ANG BE CA MA GA GAN ANG ANG ARA PAT EN TEN MA ANG LAL DA GIR GGA ARA GAN RJO YAR GEN DU ORA OBO UNG ANG EJO ANG RTA GAN GA TIGA ANG
E A E L P UM KLA DE AR YO KEN NO LIN EG ON HA AN SRA KU BL OS GG AT OR MB AKA ON TE LA EL
AR BR CIL NYU T BO A GEL JE B N L O G B W E R AL TA SA AG
M O M
R PE MA E M BO O A ON AN
SE BA G
K SE W RB JAR EKA SUK RAN W M UR R SU EK KO TA M
A U N P P
O T P BA KA T E
O TA A P KO OT
A
K K O T K
K

Sasaran ODGJ Skizofrenia dan Psikotik Akut (estimasi prevalensi provinsi)

Prevalensi Jateng: 0,25%


Penduduk Jateng 2020: 34.940.078
Berdasar Surat Dirjen P2P Tanggal 22 Juli 2019 No. KJ.01.02/1/2307/2019 tentang Sasaran SPM Kesehatan Jiwa
CAPAIAN LAYANAN SPM ODGJ BERAT
2680 2767
3000 2720 2696 2720
2511

2500

2000

1500

1000

500
93.7 99.1 101.7
0
2019 2020 2021

Target Dilayani Persentase


JML TEMUAN & LAYANAN ODGJ BERAT KABUPATEN BANYUMAS tahun 2021
140 131
TOTAL KASUS 2767
120 110
Skizofrenia : 2721 kasus
Psikotik Akut : 21 kasus
102
99 99 98
96
100 93
90
85 85 85 83
82 80
78
80 74 72 72 72
71 71
63 61
60 59
56 55
60 51 49 49
48 46
45
41 41
38 36
40
22
19
20

0
I gI II I I II II I II
tan u h n m
as g a lo
en sen elar
w
as
r aja b ir
en n g en r aI u r II
r a II k
pi n a
Se
la
m ara yu a ra Raw r an j eba u m g le
ati k
L um un c a nj
e
b an r ad U ta
T im Uta m
b
o u ib a n b K G a n P k r m r o a
ert S Aj B Aj
i
K em
K ar Pe em Su B at
u
k ert
erto e rto T
ok K
w w
o ok ok
r r r w r w
Pu Pu Pu Pu
PELAYANAN KASUS PASUNG TAHUN 2021

Sisa 2

MD 6

Pasung yang dibebaskan 8

Jumlah pasung dilayani 18


0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Tersisa 2 orang tidak bisa diterima di Panti rehabsos karena:


1 disabilitas mental dan fisik,
1 lainnya sudah tua > 65 th
JUMLAH KASUS ODGJ 2021 - JUNI 2022
3000
2660

2500

1916
2000

1500

1000

500
176 134 107 145 66 93 13 10
34 16 14 9 2 8 1 1
0
SKIZORENIA CAMPURAN(ANSI PSIKOTIK AKUT DEPRESI PENYALAHGUNA SOMATOFORM GANGGUAN BUNUH DIRI 2 BABY BLUS
DAN DEP) NAPZA KEPRIBADIAN

2021 2022 (sd JUNI)


MENGATASI MASALAH
KESENJANGAN
DALAM KESEHATAN JIWA
UU Keswa,
Kebijakan Keswa
yang menjadi bagian
STIGMA & HAM SISTEM KESEHATAN

• Penguatan Promotif dan Preventif


KUALITAS PROMOTIF & Kesehatan Jiwa
YANKESWA PREVENTIF • Penguatan Keswa di Yankes Primer
• Peningkatan Mutu, Akses dan
ketersediaan Fasyankes Rujukan
AKSES DAN • Peningkatan Upaya Pemberdayaan
KETERSEDIAAN Masyarakat

Kesehatan jiwa masih belum menjadi agenda prioritas


• Investasi pemerintah di bidang kesehatan jiwa masih rendah,
• Menurunkan stigma, diskriminasi dan
termasuk SDM keswa meningkatkan kualitas hidup ODMK/
• Pembiayaan kesehatan jiwa <2% dari anggaran kesehatan ODGJ
Poin Deteksi Dini Keswa Napza
a.Penemuan kasus secara dini / Deteksi dini masalah keswa dan Napza antara
lain: gangguan Depresi dan Cemas, Gangguan Psikotik akut dan Skizofrenia,
Penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),
Masalah Kesehatan jiwa anak dan remaja, dan masalah Kesehatan jiwa lainnya
b.Konseling / Pendampingan penderita gangguan jiwa dan napza antara lain:
gangguan depresi dan cemas, gangguan psikotik akut dan skizofrenia,
penyalahgunaan napza (alkohol dan zat psikoaktif lainnya), dan masalah keswa
lainnya
c.Melakukan pengobatan dasar dan memberikan rujukan bila diperlukan
d.Memiliki tenaga kesehatan (dokter dan perawat)
e.Melakukan pencatatan dan pelaporan
f. Melakukan promosi kesehatan jiwa kepada masyarakat
Poin Pelayanan ODGJ Berat

Pengertian. Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat merupakan penderita


Skizofrenia dan Psikotik Akut.

Mekanisme pelayanan. Melakukan Deteksi Dini, Pemeriksaan Kesehatan


Jiwa (Pemeriksaan status mental dan wawancara), Memberikan pengobatan
dasar dan melakukan rujukan, Memberikan Edukasi kepatuhan minum obat.

Standar Pelayanan. Pelayanan Kesehatan dilkukan oleh minimal 1 orang


Dokter Umum, /Spesialis Kedokteran Jiwa/Psikolog Klinis dan/atau 1 orang
Perawat/Perawat Spesialis Keperawatan Jiwa.
Tujuan Pencegahan & Penanggulangan Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza

• Terselenggaranya perlindungan HAM bagi ODMK/ ODGJ


• Peningkatan pengetahuan dari seluruh pemangku kepentingan
keswa
• Pelayanan kesehatan jiwa yang berkualitas di setiap tingkat
• Skema pembiayaan yang memadai untuk semua bentuk upaya
kesehatan jiwa
• Kerjasama dan koordinasi lintas sektor di bidang upaya kesehatan
jiwa
• Terselenggaranya sistem monitoring dan evaluasi
KEGIATAN UPAYA P2
MASALAH KESEHATAN JIWA NAPZA
Kegiatan
Advokasi/ • Advokasi
sosialisasi • Sosialisasi Advokasi pada pemangku kebijakan

• Nakes, Faskes,
Surveilans • Pasung, ODGJ, ODMK, Pertemuan Surveilans Data
Napza

• TPKJM dan Tim DKJPS


• Lintas Program (Penjaringan
Pertemuan Koordinasi Dinkes Prov,
Anak Sekolah, Tatalaksana
Kemitraan Penanggulangan Bencana) DKK dan LP/LS
• Pemberdayaan Masyarakat Fasilitasi Tehnis
(DSSJ)

Peningkatan • Pelatihan, Orientasi, Peningkatan Kapasitas Deteksi Dini


kapasitas Pertemuan (Deteksi dini, (SDQ, SRQ, ASSIST) dan Tatalaksana
SDM DPKJS)
Gangguan Jiwa dan Napza

Skrining Keswa di Masy
Deteksi dini
(Posbindu) Pelaksanaan Deteksi Dini Keswa dan
keswa dan •
Skrining Keswa di PKTP Napza
Napza (Pandu) 26
Hambatan dan Solusi Pengelolaan
Orang Dengan Gangguan Jiwa

NO PERMASALAHAN SOLUSI KEGIATAN


1. Pemahaman masyarakat kurang Pemberian informasi tentang Penyuluhan
tentang ODGJ, masih dianggap Orang Dengan Gangguan Jiwa Pemberian Informasi
stigma di masyarakat (ODGJ) berat Media KIE

2. Pemahaman keswa dan pemberian Peningkatan kemampuan Penguatan


informasi dari Nakes kurang Nakes Kapasitas/Orientasi/Training

3. Persediaan obat Gangguan Jiwa Koordinasi Pengadaan obat Seleksi obat Keswa
masih kurang Obat Program Keswa Pedoman Keswa di FKTP

4. Kurangnya koordinasi antara Koordinasi dan Dukungan TPKJM (SK TPKJM KAB Banyumas
petugas kesehatan, Koordinasi LP/LS Pemerintah No 167 Tahun 2022)
Tindak lanjut Pedoman DKJPS
(Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial)
RENCANA KE DEPAN
1. Perbaikan sistem pelaporan dan pendataan  SISKEWA
2. Melengkapi pedoman/panduan yang dibutuhkan dalam
implementasi program/layanan keswa
3. Meningkatkan pengetahuan/keterampilan keswa bagi SDM
kesehatan dan non kesehatan
4. Meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana layanan
kesehatan jiwa
5. Edukasi dan peningkatan peran serta masyarakat  TPKJM
6. Memperkuat regulasi dan kebijakan yang mendukung
kolaborasi lintas sektor
PENUTUP

29
TANTANGAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN JIWA
Masih besarnya stigma dan diskriminasi

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang


kesehatan jiwa

Kurangnya koordinasi lintas sektor di


lapangan
Masih diperlukan penataan sistem
informasi/data

Diperlukan optimalisasi dalam pelaksanaan


regulasi/dasar hukum
30
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai