Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU

KECAMATAN JATILAWANG SEHAT

Hasil – hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai di

Kecamatan Jatilawang dapat dilihat dari pencapaian target dari setiap

program yang telah disepakati. Hasil – hasil tersebut adalah sebagai berikut

A. INDIKATOR INDONESIA SEHAT

1. ANGKA KEMATIAN ( MORTALITAS )

1.1. Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi baru lahir, berdasarkan laporan

kegiatan program KIA selama tahun 2017 tercatat ada 2

kematian bayi dari 1.158 kelahiran hidup. Bila dibandingkan

dengan Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 terhitung

masih rendah (IIS 2010 = 40 per 1000 kelahiran hidup).

Bila angka tersebut dibandingkan dengan tahun 2016

tercatat ada 5 kematian bayi dari 1.162 kelahiran hidup.

16
1.2. Angka Kematian Ibu Maternal / Angka Kematian Ibu

Melahirkan

Pada tahun 2017 terdapat 1 kematian ibu hamil, tidak

terdapat kematian ibu bersalin dan tidak terdapat kematian

ibu nifas. Angka kematian ibu (AKI) adalah 86,65 per 100.000

kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan IIS 2010 (AKI =

150/100.000 kelahiran hidup), AKI di Kecamatan Jatilawang di

bawah IIS.

2. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS )

2.1. Penyakit Menular yang Diamati

2.1.1. Malaria

Berdasarkan data laboratorium pada tahun 2017

tidak terdapat kasus malaria klinis dan malaria

denganklarifikasipemeriksaanmikroskopikatau

sebesar 0% kasus per 1.000 penduduk.

Pada tahun 2017 juga tidak terdapat kasus baik

malaria klinis maupun malaria dengan klarifikasi

mikroskopik.

17
2.1.2. TB Paru

Kasus TB Paru (Klinis dan BTA+) pada tahun

2017 tercatat 72 kasus per 100.000 penduduk,

dengan CDR 99,33%.

Kasus TB Paru Positip tahun 2016 CDR 32,46%.

Berarti di tahun 2017 tidak terjadi penurunan CDR,

dan sudah sesuai dengan target IIS 2010 CDR

sebesar 70%.

2.1.3. TB Paru Sembuh

Dari data yang ada pada tahun 2017 jumlah

kasus TB Paru yang berhasil diobati sebesar 192,59%.

Berarti telah melampaui target IIS 2010 yaitu >85%.

2.1.4. Diare

Kasus diare pada tahun 2017 tercacat 678 kasus.

Angka ini sebenarnya jauh sekali dari kenyataan

karena angka ini diambil dari kasus yang berobat di

puskesmas dan jaringannya ( pustu, polindes / PKD,

posyandu ) saja. Sedangkan kasus diare yang

berobat di paramedis, bidan, atau dokter praktek

swasta tidak terlaporkan.

2.1.5. DBD

18
Di tahun 2017 terdapat 1 kasus DBD yang terjadi

di Desa Tunjung. Menurunnya angka kejadian DBD

tahun 2017 terjadi karena pengetahuan masyarakat

yang cukup tinggi mengenai DBD, higiene sanitasi

masyarakat yang sudah baik dan kegiatan PSN sudah

rutin dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan tahun

2016 (26 kasus), berarti terjadi penurunan

kasussebesar 96,15%.

DBD ini sudah di bawah IIS 2010 sebesar <2/10.

Incidence rate 1000 penduduk.

2.1.6. AFP

Pada tahun 2017 di Kecamatan Jatilawang tidak

diketemukan kasus AFP. Demikian pula pada tahun

2016.

2.1.7.

Pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus campak

(angka kesakitan sebesar 0 per 1.000 penduduk).

Demikian pula pada tahun 2016.

2.1.8. HIV

19
Sampai dengan tahun 2017 di Kecamatan

Jatilawang belum pernah ditemukan kasus HIV.

Demikian pula untuk tahun 2016. Namun tetap harus

diwaspadai adanya fenomena gunung es.

2.1.9. Hepatitis

Untuk tahun 2017, kasus hepatitis tidak

dilaporkan. Begitu pula untuk tahun 2016.

2.1.10. Tetanus

Untuk tahun 2017, kasus tetanus tidak

ditemukan. Demikian pula untuk kasus tetanus

tahun 2016.

2.1.11. Kusta

Kasus baru kusta pada tahun 2017 tercatat 8 kasus

per 10.000 penduduk. Target tercapainya eleminasi

Kusta Tahun 2020 adalah angka prevalensi <1/10.000

penduduk ,cacat tingkat 2 diantara penderita baru

<5%, dan proporsi anak <15 tahun diantara penderita

baru <5%. Dengan demikian angka kejadian kusta

belum memenuhi target nasional eleminasi kusta. Hal

20
ini dikarenakan karena mobilitas masyarakat yang

cukup tinggi ke daerah yang endemis kusta, higiene

masyarakat yang masih kurang, serta rendahnya

pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kusta.

2.2. Penyakit Tidak Menular yang Diamati

Untuk penyakit tidak menular yang diamati dan dicatat

selama tahun 2017 terdiri dari hipertensi (2.633 kasus), Ca servik

(0 kasus), Ca Mammae (0 kasus), Non Insulin Dependent DM

(NIDDM) (37kasus), Acut Miocard Infark (4kasus), Decompensatio

Cordis (7kasus), Hipertensi Essensial (31kasus), Stroke Non

Hemorhagic (9 kasus), PPOK (16kasus), Asthma Bronchiale (7kasus),

Psikosis (3kasus).

Kasus – kasus penyakit tidak menular ini di dapatkan

dari register Rawat Jalan dan Laboratorium Tahun 2016.

3. STATUS GIZI BAYI DAN BALITA

3.1. Status Gizi Bayi Baru Lahir

Berdasarkan hasil kegiatan program gizi, pada tahun

2017 tercatat 43 bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

dari 1.105 bayi lahir hidup atau sebesar 3,9 %. Desa dengan

BBLR tertinggi adalah Desa Bantar (8 orang), Desa

21
Kedungwringin (7orang) dan Desa Pekuncen (7 orang) dari

seluruh BBLR di Kecamatan Jatilawang.

3.2. Status Gizi Balita

Pada tahun 2017 tercatat ada 4.416 balita, yang

ditimbang sebanyak 3.602 balita atau sebesar 81,6%. Ini

berarti sudah melebihi target IIS tahun 2010 sebesar 80%.

Untuk balita bawah garis merah ( BGM ) ditemukan

kasus sebanyak 35 balita atau sebesar 1% dari seluruh balita

yang ditimbang, berarti sudah di bawah target IIS yaitu

sebesar < 15%.

4. KESEHATAN LINGKUNGAN

4.1. Rumah Sehat

Berdasarkan hasil kegiatan pendataan sanitasi dasar

yang dilakukan pada tahun 2017, diketahui jumlah rumah

sehat di Kecamatan jatilawang sebanyak 15.602 atau sebesar

89,73% dari 17.388 rumah yang diperiksa.

Angka ini sudah melampaui target IIS tahun 2010

sebesar 65% untuk kategori rumah sehat pedesaan.

22
5. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

5.1. PHBS

Tahun 2017 dilakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat ( PHBS ) pada 17.437 Rumah Tangga dengan hasil :

- Jumlah Rumah Tangga dipantau 8.610 Rumah Tangga atau

49,4%.

- Rumah Tangga ber–PHBS di Kecamatan Jatilawang sebesar

8.438 atau sebesar 98%.

5.2. Posyandu

Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa di

Kecamatan Jatilawang terdapat 104 posyandu yang terdiri

dari:

- Posyandu pratama 14,4% ( 15 buah )

- Posyandu madya 12,50% ( 13 buah )

- Posyandu purnama 43,27% ( 45 buah )

- Posyandu mandiri 29,81% ( 31 buah).

Angka Posyandu aktif ( Posyandu Strata Purnama dan

Mandiri ) Kecamatan Jatilawang sebesar 73,08%. Hal ini

berarti sudah diatas target IIS tahun 2010 dimana persentase

posyandu purnama dan mandiri 40%.

23
6. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

6.1. Pemanfaatan Sarana Rawat Jalan

Jumlah kunjungan rawat jalan selama tahun 2017

sebanyak 59.509 pasien. Cakupan kunjungan Rawat Jalan

tahun 2017 sebesar 83.30%. Bila dibandingkan dengan IIS

tahun 2010 dimana cakupan kunjungan Rawat Jalan 15%,

maka cakupan kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Jatilawang

lebih tinggi.

6.2. Pemanfaatan Sarana Rawat Inap

Puskesmas Jatilawang merupakan Puskesmas dengan

tempat tidur perawatan ( Puskesmas DTP ) dengan jumlah

tempat tidur sebanyak 16 buah. Ratio tempat tidur terhadap

penduduk adalah 75,72 per 100.000 penduduk.

Jumlah kunjungan Rawat Inap pada tahun 2017

sebanyak 1.503 pasien, dengan cakupan kunjungan 2,1%. Bila

dibandingkan dengan Indikator Indonsia Sehat 2010 sebesar

1,5%, maka cakupan kunjungan Rawat Inap Puskesmas sudah

melampaui.

6.3. Sarana Laboratorium Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Jatilawang ada tiga

yaitu Puskesmas, Klinik Jatilawang Sehat dan Benz Estetika

24
Center. Dari ketiga sarana tersebut, Puskesmas dan Klinik

Jatilawang Sehat yang memiliki sarana laboratorium.

B. INDIKATOR KINERJA STANDAR PELAYANAN MINIMAL

1. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

1.1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Ibu hamil yang ada di Kecamatan

Jatilawang pada tahun 2017 adalah 1.242 dan

yang mendapat pelayanan K4 sebanyak 1.200

atau sebanyak 96,6%. Hal ini berarti cakupan

kunjungan ibu hamil K4 Puskesmas Jatilawang

lebih tinggi dari target IIS tahun 2010 sebesar

95%.

1.1.2. Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan

Dari 1.170 ibu bersalin di Kecamatan

Jatilawangtahun 2017, 1.143 atau sebesar 97,7%

ditolong oleh tenaga kesehatan, ini berarti

sudah melampaui target IIS tahun 2010 sebesar

90%.

25
1.1.3. Ibu Hamil Resiko Tinggi

Selama tahun 2017 tercatat ada 398 ibu

hamil resiko tinggi. Semua mendapatkan

penanganan, termasuk dirujuk bila dibutuhkan,

sebesar 100%. Telah sesuai dengan target IIS

tahun 2010 yaitusebesar 100%.

1.1.4. Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar ( KN3 ) selama tahun 2017 sebanyak

1.143. Prosentase cakupan kunjungan Neonatus

mencapai 103,4%. Bila dibandingkan dengan

standar IIS tahun 2010 sebesar 90% sudah

melampaui.

1.1.5. Kunjungan Bayi

Dari 1.105 bayi selama tahun 2017,

terdapat 1.413 kunjungan bayi. Prosentase

cakupan kunjungan bayi 127,9%. Angka ini

sudah melampaui target IIS tahun 2010 yaitu

sebesar 90%.

26
1.2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia

Sekolah

1.2.1. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan

Pra Sekolah

Selama tahun 2017 telah dilakukan

pemeriksaan Deteksi dini tumbuh kembang

anak pada 3.483 anak balita ( pra sekolah ) dari

3.458 anak (99.3%). Angka ini sudah

melampaui target IIS tahun 2010 sebesar 95%.

1.2.2. Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD

Pada tahun 2017 telah dilakukan kegiatan

pemeriksaan kesehatan terhadap 1.026 siswa SD

– MI atau sebsar 100%.

1.3. Pelayanan Keluarga Berencana

Dalam tahun 2017, tercatat ada 9.949 peserta

KB aktif dari 12.840 pasangan usia subur atau sebesar

77,5%. Bila dibandingkan dengan target IIS tahun 2010

sebesar 80%, maka angka peserta KB aktif belum

memenuhi target. Hal ini dikarenakan para pasangan

usia subur ingin meiliki anak lagi, kekurangan petugas

lapangan (PLKB) untuk mencatat akseptor yang

27
memasang kontrasepsi baik melalui jalur pemerintah

maupun swasta, penyuluh kurang maksimal

melaksanakan tugasnya dalam memberikan informasi

mensosialisasikan program KB ke masyrakat, serta

kurangnya KIE (komunikasi, informasi, edukasi) oleh

tenaga kesehatan sehingga partisipasi masyarakat

dalam KB berkurang.

1.4. Pelayanan Imunisasi

Dari 11 desa di Kecamatan Jatilawang, semuanya

telah berstatus sebagai desa UCI (Universal Child

Immunization) atau sebesar 100%, ini berarti telah

sesuai dengan target IIS tahun 2010 dimana semua

desa harus sudah UCI.

1.5. Pelayanan Pengobatan / Perawatan

1.5.1. Rawat Jalan

Untuk kunjungan rawat jalan pasien di

Puskesmas selama tahun 2017 ada 59.509

pasien, dengan cakupan mencapai 83,3%.

Angka ini jauh lebih besar bila dibandingkan

dengan target IIS tahun 2010 yaitu sebesar 15%.

1.5.2. Rawat Inap

28
Untuk kunjungan rawat inap pasien

puskesmas selama tahun 2017 sebesar 1.503,

dengan cakupan 2,1%. Angka ini sudah sedikit

melampaui target IIS tahun 2010 sebesar 1,5%.

1.6. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Berdasarkan register Rawat Jalan, Pelayanan

Gangguan Jiwa tahun 2017 sebanyak 138 kasus.

Bila dibandingkan dengan target IIS tahun 2010

dimana persentase kunjungan gangguan jiwa sebesar

15%, maka pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas

Jatilawang masih dibawah target. Hal ini disebabkan

kemampuan menegakkan diagnosa dari petugas

kesehatan yang masih kurang, masih lemahnya sistem

pencatatan dan pelaporan dan sebagian besar pasien

gangguan Jiwa lebih suka berobat langsung ke Rumah

Sakit.

2. PENYELENGGARAAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

2.1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

2.1.1. Balita Ditimbang ( D/S )

29
Selama tahun 2017, balita yang ada

sebanyak 4.416 balita dan yang ditimbang

sebanyak 3.602 balita atau sebesar 81,6%.

Angka ini sudah melampaui target IIS tahun

2010 yaitu 80%.

2.1.2. Balita Bawah Garis Merah ( BGM )

Dari seluruh balita yang ada, terdapat 35

balita BGM atau sebesar 1%. Berarti sesuai

dengan target IIS tahun 2010 yaitu < 15% .

2.2. Pelayanan Gizi

2.2.1. Bayi 6 – 11 bulan dapat Kapsul Vitamin A

Dari 459 bayi umur 6 – 11 bulan yang

ada, bayi telah mendapatkan kapsul vitamin A

sebanyak 450 balita atau sebesar 98%. Cakupan

ini di atas IIS tahun 2010 yaitu sebesar 95%.

2.2.2. Balita 12 – 48 bulan dapat Kapsul Vitamin A

Dari 3.504 balita usia 12 – 48 bulan yang

ada, sebanyak 3.500 balita (99,89%) mendapat

kapsul vitamin A sebanyak 2 kali yaitu pada

30
bulan Februari dan Agustus. Cakupan ini sudah

diatas target IIS tahun 2010 yaitu sebesar 95%.

2.2.3. Ibu Nifas dapat Kapsul Vitamin A

Dari 1.170 ibu nifas, sejumlah 1.143 ibu

nifas telah mendapatkan tablet Vit. A atau

sebesar 97,69%. Berarti sudah memenuhi target

IIS tahun 2010 yaitu 90%.

2.2.4. Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet Fe

Dari 1.242 ibu hamil yang ada, sebanyak

1.200 mendapat 90 tablet Fe selama masa

kehamilannya atau sebesar 96,6%. Cakupan ini

sudah memenuhi target IIS tahun 2010 yaitu

sebesar 90%.

2.2.5. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Dalam tahun 2017, terdapat 5 balita gizi

buruk, dimana semuanya telah mendapatkan

perawatan atau sebesar 100%. Berarti telah

sesuai dengan target IIS tahun 2010 yaitu

sebesar 100%.

3. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

DAN PENUNJANG

31
3.1. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar

dan Komprehensif ( PONED )

3.1.1. Akses Ketersediaan darah untuk rujukan Bumil

dan Neonatus

Di Puskesmas Jatilawang sampai dengan

tahun 2017 belum memiliki ketersediaan darah

untuk rujukan bumil dan neonatus.

3.1.2. Ibu Hamil Risti / komplikasiyang Ditangani

Selama tahun 2017 tercatat ada 398 ibu

hamil resiko tinggi. Semua mendapatkan

penanganan, termasuk dirujuk bila dibutuhkan,

sebesar 160,2%. Ini berarti sudah memenuhi

target IIS tahun 2010 yaitu sebesar 90%.

3.2. Pelayanan Gawat Darurat

3.2.1. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat

Darurat

Dari ketiga sarana kesehatan yang ada di

Kecamatan Jatilawang, Puskesmas, Klinik

Jatilawang Sehat dan Benz Estetika Center,

ketiganya mempunyai fasilitas pelayanan gawat

darurat. Prosentase sarana kesehatan dengan

32
kemampuan pelayanan Gawat Darurat yang

bisa diakses masyarakat adalah 100%. Ini berarti

melebihi target IIS tahun 2010 sebesar 90%.

3.2.2. Pemenuhan Darah di Rumah Sakit

Sampai dengan tahun 2017, di

Kecamatan Jatilawang belum ada rumah sakit

pemenuhan darah baik rumah sakit

pemerintah maupun swasta.

4. PENYELENGGARAAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

MENULAR

4.1. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan

Penanggulangan KLB dan Gizi Buruk

4.1.1. Desa Mengalami KLB yang Ditangani < 24 jam.

Selama tahun 2017 terdapat 3 kasus

Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yaitu keracunan

makanan yang terjadi di Desa Bantar 1 kasus,

serta gigitan anjing yang terjadi di Desa

Gunungwetan 2 kasus. Selama tahun 2017

kejadian luar biasa yang ditangani <24 jam

sebesar 100%.

4.1.2. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

33
Karena tidak ada desa di kecamatan

Jatilawang yang mempunyai prevalensi kasus

gizi kurang dan gizi buruk lebih dari 15%, maka

bisa dikatakan bahwa kecamatan Jatilawang

termasuk kecamatan bebas rawan gizi.

4.2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru

4.2.1. TB Paru Sembuh

Selama tahun 2017, dari 27 pasien TB

paru yang diobati, 26 pasien dinyatakan

sembuh (96,3%). Ini berarti sudah memenuhi

target IIS tahun 2010 yaitu sebesar > 85%.

4.2.2. TB Paru Positip

Kasus TB Paru Positif pada tahun 2017

tercatat 72 kasus CDR sebesar 99,3%. Cakupan

penemuan kasus ini sudah sesuai target IIS

tahun 2010 yaitu sebesar 70%.

4.3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio

Selama tahun 2017 tidak ditemukan kasus polio

usia < 15 tahun, atau AFP rate sebesar 0%. Ini berarti

34
sudah sesuai dengan target IIS tahun 2010, dimana

AFP<1%.

4.4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV /AIDS

4.4.1. Penanganan HIV / AIDS

Selama tahun 2017 tidak ditemukan kasus HIV /

AIDS.

4.4.2. IMS yang Diobati

Untuk tahun 2017 tidak ditemukan kasus

penyakit infeksi menular seksual.

4.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD

4.5.1. Penderita DBD yang Ditangani

Pada tahun 2017 terdapat 1 kasus DBD

yang ditemukan dan semua sudah ditangani,

berarti sudah sesuai target IIS tahun 2010 yaitu

sebesar 100%.

4.5.2. Incident Rate DBD

Di tahun 2017, terdapat 1 kasus DBD dengan

Incidence Rate 0% (1 kasus di Desa Tunjung).

Menurunnya angka kejadian DBD tahun 2017 terjadi

karena pengetahuan masyarakat yang cukup tinggi

mengenai DBD, higiene sanitasi masyarakat yang

35
sudah baik dan kegiatan PSN sudah rutin

dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan tahun 2016

(26 kasus), berarti terjadi penurunan kasus sebesar

96,15%.

DBD ini sudah di bawah IIS 2010 sebesar <2/10.

Incidence rate 1000 penduduk.

4.6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare

4.6.1. Penyakait Diare yang Ditangani

Selama tahun 2017 terdapat 678yang

menderita diare dan 100% sudah ditangani. Ini

sudah sesuai dengan target IIS tahun 2010

4.6.2. CFR Diare

Selamatahun 2017 terdapat 0 kasus

kematian akibat diare, CFR diare sudah

sesuai dengan CFR/Angka Kematian Diare pada

IIS tahun 2010 yaitu < 1/10.000 penduduk.

5. PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

SANITASI DASAR

5.1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

5.1.1. Institusi yang Dibina

36
Jumlah institusi yang dibina dengan syarat

kesehatan di lingkungan di Kecamatan

Jatilawang selama tahun 2017 sebanyak 56

institusi yang ada, atau sebesar 100%. Bila

dibandingkan dengan target IIS tahun 2010

yaitu sebesar 80% sudah melampaui.

5.1.2. Rumah Sehat

Rumah sehat di Kecamatan Jatilawang

mencapai 89,73% dari 17.388 rumah yang

diperiksa. Besarnya cakupan rumah sehat ini

sudah melebihi target IIS tahun 2010 yaitu

rumah sehat untuk kategori daerah pedesaan

sebesar 65%.

5.1.3. Penduduk yang Memanfaatkan Jamban

Sebesar 28.016 penduduk telah dilakukan

pemeriksaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak

25.557 penduduk atau sebesar 91,22% sudah

memiliki jamban. Cakupan ini sudah memenuhi

target IIS tahun 2010 sebesar 88%.

5.1.4. Rumah yang Memiliki SPAL

37
Dari 1.650 SPAL yang dilakukan

pemeriksaan, 1.304 SPAL telah memenuhi syarat

kesehatan (81,9%). Cakupan ini belum

memenuhi target IIS tahun 2010 sebesar 85%.

6. PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN

6.1. Penyuluhan Perilaku Sehat

6.1.1. Rumah Tangga Sehat

Berdasarkan hasil kegiatan pendataan

sanitasi dasar yang dilakukan pada tahun 2017,

dari 8.610 jumlah rumah tangga yang dipantau

jumlah rumah tangga ber-PHBS sebesar 8.438

atau 98%. Ini berarti sudah melebihi target IIS

tahun 2010 sebesar 65%.

6.1.2. ASI Eksklusif

Dari 563 bayi usia 0-6 bulan, yang

mendapatkan ASI ekslusif adalah sebanyak 280

bayi atau 49,7%. Ini berarti belum memenuhi

target IIS tahun 2010 sebesar 80%.

6.1.3. Posyandu Purnama

Terdapat 45 posyandu purnama dari 104

posyandu yang ada, atau sebesar 43,27%.

38
Cakupan ini belummemenuhi target IIS tahun

2010 yaitu sebesar 40%.

6.1.4. Posyandu Mandiri

Terdapat 31 posyandu mandiri dari 104

posyandu yang ada (29,81%). Ini sudah melebihi

target IIS tahun 2010 yaitu >2%.

7. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN (OBAT)

8.1. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

8.1.1. Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan

Dalam tahun 2017, tingkat ketersediaan

obat di Puskesmas Jatilawang mencapai 99,78%

dari kebutuhan. Ini sudah sesuai dengan target

IIS tahun 2010 sebesar 90%.

8.1.2. Ketersediaan Narkotika dan Psikotropika

Pemenuhan ketersediaan obat narkotika

dan Psikotropika mencapai 100%. Telah sesuai

dengan target IIS tahun 2010.

39
8. PENYEDIAAN PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KESEHATAN

9.1. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Pelayanan

Kesehatan Perorangan

Untuk tahun 2017, di Kecamatan Jatilawang

terdapat 39.505 atau sebesar 54,5% Peserta Jaminan

Kesehatan Pra Bayar diantaranya telah mendapatkan

pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan

menggunakan Jaminan Kesehatan. Angka tersebut

masih dibawah target IIS tahun 2010 sebesar 80%.

9.2. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Gakin

Pada tahun 2017, yang telah mendapatkan

pelayanan kesehatan di Puskesmas bagi peserta

JAMKESMAS dan KBS (Jaminan Kesehatan Masyarakat

Miskin) sebanyak 33.188 jiwa.

40

Anda mungkin juga menyukai